Red Shoes Ep 7 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Red Shoes Episode 7 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain untuk cari cerita spoiler Episode sebelumnya cek disini.

Sebelumnya…

Hee Kyung diberitahu stafnya, bahwa ada wanita muda yang mengaku bahwa Lora telah menjiplak karyanya.

Staf nya mengaku khawatir kalau masalah akan timbul karena ini.

Hee Kyung : Jadi maksudmu kita harus menarik produk terbaru kita yang sudah beredar luas? Jangan cemaskan itu. Lakukan saja tugasmu. Perusahaan kita tidak akan jatuh karena satu desain.

Staf memberitahu Hee Kyung kalau kompetitor mereka, Ring, dituntut dan dimeja hijaukan terakhir kali.

Hee Kyung malah marah, lalu kenapa? Kau berharap kita akan dituntut atau sesuatu? Jangan mencemaskan hal-hal bodoh.

Hee Kyung menyuruh staf nya keluar.

Setelah itu dia mengumpat, sungguh kerdil sekali yang berani. Beraninya dia datang ke sini.

*Lo kagak tahu aja bambang kalau desain yang lo jiplak desain anak kandung lo sendiri.

Nyonya Choi duduk di dalam kafe, sendirian.

Kayaknya dia lagi menunggu seseorang.

Sembari menunggu, dia menatap sebuah foto. Itu foto masa kecil Pak Kim!! *Omo

Tak lama kemudian, seketaris Nyonya Choi datang membawa seorang pria.

Kayaknya nih ya, Nyonya Choi mengira pria yang dibawa seketarisnya adalah anak kecil yang ada di foto.

Nyonya Choi mulai bertanya pada pria itu, darimana ia berasal.

Pria itu mengatakan, mungkin dari Chuncheon.

“Kau tidak ingat di Chuncheon kau tinggal dimana?”

“Iya.”

“Kapan kau terpisah dari ayahmu?”

“Aku tidak begitu ingat tapi itu di Stasiun Seoul atau terminal bus. Kami bergandengan tangan tapi terpisah. Di sana begitu banyak orang.”

“Apa hanya ada kalian berdua saat kau dan ayahmu terpisah?”

“Ya, aku pikir kami pergi berdua karena hanya dia yang kuingat.”

“Apa kau ingat seperti apa ayahmu? Apakah dia tinggi?”

Seketaris Nyonya Choi angkat bicara.

Dia bilang, saat kita masih kecil, semua orang dewasa terlihat tinggi.

Nyonya Choi mengiyakan kata-kata seketarisnya.

Nyonya Choi lalu bertanya lagi pada pria itu, apa pria itu ingat saat dia terluka atau sakit secara kebetulan.

Pria itu langsung menunjukkan bekas luka di pergelangan tangannya.

Melihat itu, Nyonya Choi memberikan pria itu ongkos untuk pulang.

Lalu dia pergi dan melirik seketarisnya dengan kesal. Dia bilang, pria itu bukan anaknya.

*What? Jadi Pak Kim anak Nyonya Choi??

Seketaris Nyonya Choi mengejar Nyonya Choi. Dia tanya, apa Nyonya Choi yakin pria itu bukan dia.

“Kita akan tahu setelah tes DNA.”

Nyonya Choi marah, berapa kali aku katakan padamu? Tes DNA tidak akan menjelaskan apapun padaku! Aku mengatakan, aku telah mengadopsi dia. Apa kau masih tidak mengerti? Berapa banyak uangku yang kau buang sampai sekarang? Kau membawa sembarang orang padaku….

“Nyonya, itu…”

“Tapi kau bilang kau yakin? Lupakan.”

“Maafkan aku.”

“Jika aku bisa menemukan dia karena tes DNA, kenapa aku menghabiskan semua uangku dan menyuruhmu mencarinya? Pergilah dan berhenti membuatku marah.”

“Aku akan mengantarmu pulang.”

“Pergi dari hadapanku!”

Seketarisnya pun pergi.

Jin A di jalan, memikirkan wanita yang memanggil Hyeok Sang ‘Appa’.

Jin A ngomong dalam hati, Appa? Itu artinya, dia putri mereka.

Jin A menghela nafas menyadari ibunya punya putri lain.

Dari arah berlawanan, Nyonya Choi berjalan. Tapi dia tampak kesakitan.

Jin A melihat Nyonya Choi batuk-batuk, lalu tak lama, Nyonya Choi pingsan.

Jin A langsung lari menolong Nyonya Choi.

Jin A coba membangunkan Nyonya Choi, tapi Nyonya Choi tak bangun-bangun.

Jin A lantas meminta bantuan orang-orang di sekelilingnya untuk menghubungi ambulance.

Ki Seok ke RS dan tanya dimana pasien bernama Choi Sook Ja dirawat.

Petugas di meja resepsionis memeriksa.

Ki Seok bergegas lari ke IGD.

Di sana, Nyonya Choi belum sadarkan diri.

Ki Seok mencoba membangunkan neneknya. Dia bilang, dia ada di sana.

Jin A yang menunggui Nyonya Choi, terkejut mengetahui Ki Seok adalah cucu dari nenek yang ditolongnya.

Ki Seok akhirnya menatap Jin A dan terkejut melihat Jin A di sana.

Ki Seok tidur di lantai, disamping neneknya.

Nyonya Choi sudah pulang ke rumah.

Ki Seok tersentak saat Nyonya Choi miring ke samping, menghadapnya.

Ki Seok bangun dan memegangi neneknya.

Neneknya pun bangun, kau masih bangun?

Ki Seok : Tidak, aku sudah tidur. Bagaimana perasaanmu?

Nyonya Choi : Apa kata dokter? Apa aku akan segera mati?

Ki Seok : Ya, jika kau menolak melakukan apa yang dikatakan dokter dan bersikeras pulang ke rumah.

Nyonya Choi bilang bahkan orang sehat bisa sakit mencium baru rumah sakit sepanjang waktu.

Ki Seok meminta neneknya agar tidak pergi kemana-mana sendirian.

Nyonya Choi duduk dan memberikan foto kecil Pak Kim ke Ki Seok.

Nyonya Choi bilang, itu foto pamannya Ki Seok.

Ki Seok terkejut.

Nyonya Choi : Dia mungkin tidak sedarah dengan mendiang ayahmu, tapi dia tetap pamanmu. Dia anak yang kuadopsi sebelum ayahmu lahir. Dia anak yang baik. Segera setelah ayahmu lahir, kakekmu mencampakkannya di pinggir jalan Seoul. Dia bilang, dia tidak membutuhkan orang lain karena kami sudah memiliki seorang anak. Setelah kehilangan satu-satunya anakku yang berharga dan menantuku, semuanya menjadi jelas. Itu terjadi karena aku dihukum.

Ki Seok : Nenek, itu kecelakaan.

Nyonya Choi : Tidak. Aku dihukum. Aku membuang anak laki-laki yang tidak bersalah hanya karena dia bukan darah dagingku. Aku tidak boleh mati, sampai aku menemukan Myung Jun, pamanmu. Bagaimana bisa aku menghadapi hukuman untuk semua dosaku di kehidupan berikutnya?

Nyonya Choi lalu meminta Ki Seok menyelamatkannya bagaimanapun caranya.

Ki Seok menggenggam tangan neneknya dan berkata kalau neneknya tidak akan mati.

Ki Seok : Tapi kau tidak boleh keras kepala ingin pulang ke rumah dan menentang nasihat dokter seperti yang kau lakukan kemarin.

Nyonya Choi lalu teringat wanita yang menolongnya kemarin.

Dia tanya, apa wanita itu bekerja di restoran mereka.

Paginya, Jin A sarapan bersama Ok Kyung dan Sun Hee.

Ok Kyung : Astaga, itu bagus. Mereka mengatakan seseorang memiliki setidaknya satu kemampuan. Aku pikir Yu Kyung benar-benar idiot, tapi aku rasa tidak. Dia memberimu pekerjaan.

Sun Hee ingin tahu apa itu restoran mewah.

Sun Hee : Mereka bilang kau akan menerima banyak tip di Restoran Jepang.

Ok Kyung : Astaga, siapa yang peduli itu restoran apa. Dia akan mendapat banyak tip terlepas dari apakah banyak orang kaya pergi kesana.

Sun Hee : Aku harus mendapatkan pekerjaan di tempat seperti itu juga. Jadi aku bisa menemukan pria kaya.

Ok Kyung : Ya Tuhan, omong kosong apa yang kau bicarakan?

Sun Hee : Aku wanita single. Aku tidak pernah kehilangan kecantikanku. Bukankah kau setuju, Jemma-ya?

Jin A tersenyum, benar bibi.

Sun Hee senang.

Dedek Gun Wook baru bangun. Dia keluar dari kamar sambil menguap dan langsung gabung sama mereka.

Gun Wook bilang, mereka berisik lagi.

Gun Wook lalu tanya kenapa Sun Hee ada di rumahnya lagi.

Gun Wook : Ini seperti kau tinggal disini.

Sun Hee : Gun Wook-ah, bibimu kesepian hidup sendiri. Haruskah aku pindah kemari?

Ok Kyung menentangnya dengan keras.

Tapi Gun Wook setuju. Gun Wook bilang Ok Kyung bisa menagih uang sewa dan hidup mewah.

Ok Kyung langsung minta bayaran ke Sun Hee.

Dan Sun Hee menepuk tangan Ok Kyung.

Tiba-tiba, mereka dikejutkan dengan kedatangan dua pria yang adalah rentenir.

Ok Kyung tanya siapa mereka.

Pria itu mengaku dari Lucky Capital dan ada urusan dengan Jin A.

Jin A : Ada apa denganmu! Bagaimana bisa kau datang ke rumahku!

Pria itu tanya, kemana lagi dia harus pergi.

Dia lantas melihat-lihat rumah Jin A dan berkata tidak ada yang berharga di sana.

Jin A coba mengusir mereka, tapi dia malah didorong.

Gun Wook pun maju membela Jin A.

Gun Woo : Kenapa kau! Kau masuk tanpa izin, keluar!

Pria yang satunya bertanya, apa Gun Wook mau mati.

Gun Wook : Jangan kelewat batas.

Gun Wook mau menghajar mereka tapi dia didorong.

Ok Kyung murka, dia langsung menyerang kedua pria itu.

Sun Hee dan Jin A ikut menyerang.

Tapi Jin A didorong lagi.

Yu Kyung dan dua rekannya sedang menyiapkan tisu untuk para pengunjung.

Ki Seok datang dan tanya apa Jin A belum datang.

Yu Kyung : Masih belum.

Ki Seok langsung ke ruangannya.

Setelah itu, Yu Kyung dapat kiriman foto dari Jin A.

Yu Kyung terkejut, oh, tidak. Gun Wook ku yang malang.

Yu Kyung lalu bilang ke rekannya kalau dia harus ke kantor polisi dan bergegas lari.

Jin A, Gun Wook dan tukang pukul si rentenir ada di kantor polisi sekarang.

Wajah si tukang pukul babak belur, tapi tidak dengan Gun Wook dan Jin A.

Kayaknya sih si tukang pukul abis dihajar Gun Wook.

Polisi bilang, Gun Wook ditangkap karena melakukan penyerangan tahun lalu.

Gun Wook bilang saat itu dia sedang minum dengan temannya dan pria di meja berikutnya yang mencari masalah dengannya.

“Terlepas dari itu, kau melakukan penyerangan lagi.” ucap polisi.

Polisi menatap si tukang pukul, Lee Pil Seok.

Pil Seok mengaku dia bersih.

Gun Wook bilang Pil Seok adalah rentenir dan minta polisi menahannya.

Pil Seok gak mengaku kalau dia rentenir.

“Apa kau benar-benar rentenir?”

Pil Seok tetap gak ngaku.

Yu Kyung datang dan memeriksa keadaan Gun Wook.

Yu Kyung lalu menatap galak si rentenir.

Yu Kyung : Pria ini memukulmu?

Yu Kyung yang gak terima yayang beb nya dijahatin, mencengkram kerah Pil Seok.

Polisi mengancam akan menahan Yu Kyung juga.

Yu Kyung sewot dan bilang pria itulah yang melakukan penyerangan.

Jin A menyuruh Yu Kyung berhenti.

Semula Yu Kyung gak mau, tapi Jin A menyuruh Yu Kyung melihat Gun Wook.

Yu Kyung melihat wajah Gun Wook yang masih mulus tanpa bekas luka. Lalu dia menatap Pil Seok dan langsung melepaskan Pil Seok saat melihat wajah Pil Seok babak belur.

Pil Seok pun terjatuh di depan polisi.

Ki Seok di ruangannya membaca dokumen.

Lalu Jin A datang. Jin A minta maaf karena datang terlambat.

Ki Seok : Aku tahu kau terlambat.

Jin A minta maaf dan berjanji hal seperti itu takkan terulang lagi.

Jin A lalu memberikan Ki Seok amplop putih. Dia bilang itu ganti rugi kerusakan mobil Ki Seok.

Ki Seok menolaknya. Dia bilang dia menggosokkan tangannya dan lengan bajunya seperti yang Jin A lakukan, dan goresannya hilang.

Dia juga bilang menaruh air liurnya di sana dan mobilnya jadi seperti baru.

Jin A menahan tawa mendengarnya.

Ki Seok tanya, apa Jin A datang untuk menanyakan kondisi neneknya.

Jin A : Apa?

Ki Seok bilang neneknya meninggalkan rumah sakit setelahnya dan pulang ke rumah.

Ki Seok : Dia mengundangmu makan malam sebagai ucapan terima kasih. Apa kau senggang malam ini?

Bersambung ke part 2

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like