Red Shoes Ep 54 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Red Shoes Episode 54 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain untuk cari cerita spoiler Episode sebelumnya cek disini….

Nyonya Choi menelpon Hye Bin. Dia tanya, apa Hyun Seok sudah memberitahu Hye Bin.

Nyonya Choi : Tentang makan malam di sini. Tanya orang tuamu tentang jadwal mereka.

Bibi Ma masuk, membawakan obat Nyonya Choi. Nyonya Choi bertanya-tanya, apa yang harus mereka masak. Menurutnya, prasmanan tidak tepat.

Nyonya Choi : Ini akan luar biasa untukmu lakukan sendiri, kan?

Bibi Ma : Ya. Kalau begitu haruskah aku bertanya pada Chef So untuk membantumu?

Tae Gil terkejut saat diminta Ki Seok memasak di rumahnya. Ki Seok bilang, karena calon mertua Hyun Seok akan datang, jadi Nyonya Choi agak khawatir.

Tae Gil ingin menolak, tapi dia bingung bagaimana caranya.

Ki Seok : Tunjukkan pada kami apa yang bisa kau lakukan. Ini permintaan khusus nenek.

Tae Gil makin gak bisa menolak.

Di ruangannya, Hyeok Sang memikirkan kata-kata Hee Kyung.

Hyeok Sang : Kau pasti menjadi mudah tersinggung karena gambar-gambar aneh itu yang kau terima. Kau tampaknya mendapatkan teks aneh juga.

Hyeok Sang pun bertanya-tanya bagaimana Hee Kyung bisa tahu soal pesan ancaman yang dia terima.

Dia pun akhirnya curiga kalau itu perbuatan Hee Kyung.

Hyeok Sang mau pergi, tapi Soo Yeon tiba-tiba datang.

Hyeok Sang : Apa yang membawamu kemari?

Soo Yeon bilang dia mau membahas sesuatu sama Hyeok Sang.

Hyeok Sang menyuruh Soo Yeon duduk.

Soo Yeon bilang, hari peringatan kematian ibu sebentar lagi. Soo Yeon tanya, Hyeok Sang mau melakukan sesuatu yang istimewa atau yang seperti biasa.

Hyeok Sang : Kami hanya bisa melakukan apa yang telah kami lakukan.

Soo Yeon : Apakah kau tidak akan pergi menemuinya? Kau bahkan tidak pergi untuk Chuseok.

Hyeok Sang bilang dia sibuk.

Hyeok Sang : Apakah kau datang jauh-jauh ke sini untuk membahas ini? Kita bisa mendiskusikannya di rumah atau melalui telepon.

Soo Yeon marah, Oppa!

Hyeok Sang : Pergi jika kau sudah selesai.

Soo Yeon kecewa sama Hyeok Sang.

Soo Yeon : Kau selalu seperti ini. Apa aku orang asing? Aku satu-satunya adikmu. Apa sebenarnya yang kau pedulikan? Bisnis? Uang? Bekerja? Atau apa, ketenaran?

Hyeok Sang : Cukup.

Soo Yeon : Kau seperti itu bahkan ketika ibu masih hidup. Kau tidak pernah sekalipun membawanya ke rumah sakit ketika dia sakit. Semua energimu dihabiskan untuk mendukung Hee Kyung.

Hyeok Sang : Aku berkata untuk berhenti!

Soo Yeon : Aku merasa sangat tidak enak pada ibu. Itu menghancurkan hatiku! Dia menjalani hidupnya untukmu. Dia sakit sepanjang waktu dan perlahan meninggal karena suatu penyakit yang dokter tidak bisa mengidentifikasinya.

Hyeok Sang : Apakah itu salahku? Apa aku yang menyebabkan kematian ibu?

Soo Yeon : Kita akan mengetahuinya suatu hari nanti.

Soo Yeon yang kecewa, beranjak pergi.

Soo Yeon balik ke ruangannya. Dia kesal teringat kata-kata Hyeok Sang tadi.

Lalu tak lama kemudian, dia menangis.

Soo Yeon : Ibu yang malang. Ibu, ibu..

Ponsel Soo Yeon berbunyi. Telepon dari Tae Gil.

Mendengar suara isakan Soo Yeon, Tae Gil tanya ada apa. Apa Soo Yeon sakit.

Soo Yeon : Tidak, aku baik-baik saja.

Tae Gil : Apakah kau menangis? Siapa itu? Siapa yang membuatmu menangis? Katakan padaku. Aku akan menendang pantat mereka.

Mendengar itu, Soo Yeon sedikit terhibur. Soo Yeon lalu berkata, tiba-tiba saja dia merindukan Tae Gil.

Tae Gil tercengang mendengar Soo Yeon bilang merindukannya.

Soo Yeon tanya, Tae Gil ada di pihaknya, kan.

Tae Gil : Tentu saja. Pastinya.

Soo Yeon : Aku tidak pernah tahu betapa hebatnya memiliki seseorang di sisiku, yang memedulikanku. Terima kasih, Tae Gil-ssi.

Tae Gil : Soo Yeon-ssi.

Di ruang meeting, Jin A lagi mencari tahu cara menyakitkan untuk membunuh seseorang.

Dia membaca artikel, tentang pasangan yang mencoba melakukan kejahatan sempurna.

Tiba-tiba, Hyun Seok datang. Jin A langsung membalikkan ponselnya.

Hyun Seok : Apa yang kau lakukan disini?

Jin A : Aku harus mencari sesuatu. Aku ingin sendiri, jadi pergilah bermain dengan Kwon Hye Bin.

Hyun Seok bilang, dia akan bermain dengan Hye Bin setelah menikah dan sampai saat itu tiba, dia ingin bermain dulu dengan Jin A.

Hyun Seok : Apa itu tadi? Maksudku, minta apa saja padaku jika kau membutuhkan bantuanku. Sebelum aku berubah pikiran. Aku bersungguh-sungguh.

Jin A : Jangan berusaha terlalu keras. Aku baik-baik saja.

Hyun Seok : Tapi kau tidak kelihatan baik-baik saja jadi aku harus berusaha keras.

Jin A : Kalau begitu, bisakah kau membunuh seseorang untukku?

Sontak lah Hyun Seok kaget mendengar permintaan Jin A.

Tapi kemudian dia tertawa dan berkata, lelucon Jin A sangat menakutkan.

Ponsel Jin A berbunyi. Telepon dari Ki Seok.

Ki Seok : Apa kau sibuk, Kim Jemma-ssi?

Jin A : Mengapa?

Ki Seok : Aku ada reuni nanti. Jika kau sibuk, aku akan pergi sendiri. Jika tidak, aku ingin mengajakmu datang denganku.

Jin A : Kau sebaiknya pergi. Jangan lewatkan reunimu hanya karena aku.

Ki Seok : Haruskah?

Jin A : Tentu saja. Dan beritahu nenek, aku akan pindah kembali ke rumahku hari ini.

Ki Seok : Kau tidak akan mampir?

Jin A : Tidak.

Tae Ha datang dan memberitahu Jin A bahwa Hyeok Sang memanggil Jin A.

Jin A pun langsung menyudahi teleponnya. Jin A mau pergi, tapi Hyun Seok menahannya.

Hyun Seok tanya, apa yang sebenarnya terjadi sampai Jin A ingin membunuh seseorang.

Jin A ; Lebih mudah menggodamu dari yang aku harapkan.

Hyun Seok : Tadi kau menggodaku? Aku sangat khawatir.

Jin A : Kau bilang aku bisa bermain denganmu sebelum kau berubah pikiran.

Jin A pun pergi.

Hyun Seok tertawa.

Hyun Seok : Dia benar-benar membuat suasana hatiku membaik.

Jin A menunggu di ruangan Hyeok Sang. Ada dua cangkir teh di depannya.

Jin A menatap cangkir milik Hyeok Sang. Tak lama kemudian, dia mengeluarkan racun dari kantongnya dan meracuni teh Hyeok Sang.

Lalu Hyeok Sang masuk. Dia minta maaf karena membuat Jin A menunggu. Dia bilang ada masalah mendesak yang harus dia selesaikan.

Hyeok Sang lalu menyuruh Jin A minum teh nya.

Saat akan minum tehnya, Hyeok Sang tanya apakah dia terlalu menyita waktu Jin A.

Jin A tersenyum mendengarnya, aku selalu bisa meluangkan waktu untukmu, Pak Ketua.

Hyeok Sang tertawa, lalu mulai minum.

Jin A dalam hati berkata, minum semuanya. Sampai semua organmu terbakar.

Tiba-tiba saja, setelah minum, Hyeok Sang merasa tercekik. Dia bahkan tak bisa bicara untuk meminta bantuan.

Jin A berdiri dan menatap Hyeok Sang dengan dingin.

Jin A : Kau harus mati! Kau tidak layak untuk hidup! Pergi ke akhirat dan bertobat di kaki ayahku! Menangislah sampai darah mengalir dari matamu dan merangkak merangkak dan mohon ampun. Itulah yang harus kau lakukan!

Hyeok Sang terkejut sambil memegangi lehernya.

Tapi ternyata, itu hanya lamunan Jin A. Lamunannya buyar saat ponsel Hyeok Sang berdering.

Hyeok Sang : Ada apa jam segini, Ju Hyung? Seharusnya sudah tengah malam di New York. Di Sini? Ya, semuanya baik-baik saja di sini. Kami punya karyawan yang hebat bekerja sangat keras untuk kami. Bisakah kau datang ke pernikahan Hye Bin? Bagus. Bibi akan sangat senang. Dia menghitung hari sampai kau datang. Oke. Hati-hati.

Hee Kyung tiba-tiba datang. Dia kaget melihat Jin A.

Jin A pun langsung pamit dan pergi.

Hee Kyung kesal, apa kau memiliki sebanyak itu untuk dibicarakan dengan Kim Jemma?

Hyeok Sang : Apakah kau cemburu lagi? Haruskah kupasang tanda di pintu, tidak boleh ada wanita masuk ke ruanganku? Hee Kyung-ah, kau pasti masih sangat mencintaiku. Kau tidak akan menceraikanku dan kau cemburu.

Hee Kyung yang kesal, beranjak pergi.

Jin A kembali ke ruang meeting.

Jin A : Kwon Hyeok Sang harus dihukum. Mendengarkan. Kau perlu melakukan ini sendiri. Tapi bagaimana caranya? Haruskah aku memberi tahu polisi? Tidak. Undang-undang pembatasan sudah kadaluarsa, jadi dia tidak akan masuk penjara.

Jin A nangis.

Tiba-tiba, Hye Bin datang dan terkejut melihat Jin A nangis.

Hye Bin : Apa yang kau lakukan? Apa itu? Kau menangis?

Jin A tak menjawab Hye Bin dan memilih pergi tapi Hye Bin menahannya.

Hye Bin : Apa yang sedang terjadi?

Jin A emosi. Dia mencengkram kerah Hye Bin.

Jin A : Apa aku perlu izinmu untuk tertawa atau menangis? Haruskah aku memberitahumu semuanya jika kau bertanya? Ya, aku menangis. Mengapa? Haruskah aku memberitahumu? Karena ada seseorang yang ingin aku bunuh. Bajingan yang harus kubunuh bahkan jika aku terbakar untuk selama-lamanya.

Sontak lah Hye Bin terbelalak mendengarnya.

Jin A melepaskan Hye Bin.

Jin A : Apa? Kau takut? Jangan takut. Bukan kau yang ingin kubunuh.

Hye Bin : Kau gila.

Jin A : Aku benar-benar gila. Jadi tinggalkan aku sendiri. Aku sudah gila.

Hye Bin yang takut, langsung pergi.

Jin A menghapus tangisnya dan menghubungi Detektif Oh.

Jin A : Detektif Oh, ini Kim Gemma.

Jin A kembali ke mejanya.

Ye Eun : Kim Jemma-ssi, kau telah mendengar? Kwon Ju Hyung, kakak Kwon Hye Bin, akan segera datang ke Korea.

Jin A : Apakah dia punya kakak laki-laki?

Tae Ha : Kau tidak tahu? Anak dari istri pertama. Dia telah tinggal di AS. Ini akan menjadi tegang saat mereka berjuang untuk Lora.

So Bin : Kudengar dia lulusan Harvard dan super tangguh. Dan seorang yang gila kerja. Bagaimana jika dia membuat kita terlalu banyak bekerja?

Tae Ha : Kita harus menunggu dan melihat apakah dia berhasil sampai di sana atau tidak.

Ye Eun : Tidak akan semudah itu. Dengan temperamen Kwon Hye Bin? Dia tidak akan kehilangan perusahaan untuknya. Kupikir, Tuan Yoon akan melawan.

Jin A : Tapi putra diutamakan atas menantu.

So Bin : Masalahnya adalah bahwa putranya bukan anak ketua, tapi mendiang istri pertamanya.

Tae Ha : Tunggu. Kau benar.

So Bin : Ketika kau memikirkannya, dia tidak berhubungan dengan ketua secara biologis.

Hye Bin datang dan mereka langsung bubar.

Hye Bin : Apa yang sedang terjadi? Apakah kau berbicara tentangku?

Jin A menatap Hye Bin dan bicara dalam hati, Kwon Ju Hyung? Anak mendiang istri pertama?

Pesan Ki Seok masuk.

Ki Seok : Kau ada di mana? Aku di kantormu.

Hyun Seok datang dan menyuruh Jin A ke ruang meeting.

Jin A ke ruang meeting dan terkejut melihat Ki Seok.

Ki Seok : Apakah kau sibuk? Aku datang untuk melihat Hyun Seok tentang suatu pekerjaan.

Jin A : Betulkah? Tentang apa ini?

Ki Seok : Yah… Pemasaran. Itu benar. Aku perlu mengembangkan perusahaanku. Aku datang untuk mendapatkan sarannya pemasaran apa yang harus kita lakukan. Apa aku membuatmu tidak nyaman?

Jin A : Tidak. Beri aku beberapa menit. Ini sudah hampir waktunya pulang, jadi biarkan aku menyelesaikannya.

Tiba-tiba, Detektif Oh menelpon Jin A.

Detektif Oh : Aku sedang dalam perjalanan ke sana. Bisakah kau keluar sebentar?

Jin A : Ya, tentu saja.

Jin A langsung bilang pada Ki Seok kalau dia tidak punya waktu hari ini. Jin A bergegas pergi.

Jin A : Detektif Oh.

Jin A menunggu Detektif Oh di taman. Dia membawa amplop besar.

Tak lama Detektif Oh datang.

Detektif Oh : Maaf membuatmu menunggu. Apa maksudmu sebelumnya bahwa kau menangkap si pembunuh?

Jin A : Ya, aku menangkapnya. Deskripsi berbagai peristiwa, bukti, dan nama saksi semua ada di sini.

Jin A memberikan amplopnya.

Jin A : Orang yang membunuh ayahku dalam tabrak lari adalah Pimpinan Lora, Kwon Hyeok Sang.

Bersambung….

1 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like