Tentangsinopsis.com – Sinopsis Queenmaker Episode 2 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Sebelumnya ADA DISINI.
I Seul bunuh diri di depan mata Do Hee. Dia melompat ke bawah dan jatuh di atas sebuah mobil tepat saat Do Hee tengah menuju mobilnya. Tangis I Seul keluar, menatap Do Hee sebelum akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya. Do Hee masih syok, dengan tangisnya yang keluar sambil menatap I Seul.
Para staf berkumpul diluar. Ho Rae mendekati Do Hee.
Ho Rae : Anda baik-baik saja, Manajer Umum Hwang?
Ho Rae dibantu seorang staf membawa Do Hee ke dalam.
Namun Do Hee menatap ke belakang, melihat bros yang tadi jatuh dari tangan I Seul.
Sekarang, di ruangannya, Do Hee membaca e-mail dari I Seul.
I Seul : Manajer Hwang, ini aku, Han I Seul. Aku ingin beritahu sesuatu untuk terakhir kalinya.
I Seul mengirimkan pesan bunuh dirinya kepada Do Hee.
I Seul : Kau benar. Semua yang kau gali soal masa laluku, sepenuhnya benar. Namun, aku tak pernah menjual tubuhku kepada pria untuk menghasilkan uang atau hidup nyaman, tak seperti spekulasi cerobohmu.
I Seul bercerita, kalau dia tak dapat pinjaman mahasiswa di semester akhir sebelum dia lulus.
I Seul : Aku kehabisan pilihan untuk mendapat sepuluh juta untuk uang kuliah selama liburan sekolah singkat. Aku tak bisa meminta bantuan ibuku. Apa pun alasannya, memang benar aku bekerja di bar.
I Seul : Jika kau bilang itu cacat fatal yang mencegahku masuk Grup Eunsung yang mulia, maka baiklah. Aku menerimanya. Namun, jika katamu aku harus tetap diam soal fakta Baek Jae Min melecehkanku secara seksual karena masa laluku, maka tidak. Aku menolak menerima itu.
Kejadian mengerikan yang terjadi hari itu, kini melekat di ingatanku, telah menghancurkan hidupku, dan aku yakin akan terus menggerogotiku selama sisa hidupku. Kudengar orang memanggilmu “Wanita Utusan Eunsung”. Kau sekali lagi menghapus kejahatan yang dilakukan bajingan Baek Jae Min tanpa jejak. Selamat. Tolong ingat ini. Satu-satunya orang di dunia yang tahu kebenaran soal yang terjadi kepadaku adalah kau, Manajer Hwang.
Do Hee pun menutup laptopnya. Dia syok.
Lalu dia menatap bros itu di mejanya.
Ternyata itu bukan bros, tapi kancing kemeja Jae Min.
Do Hee ingat saat melihat kancing kemeja Jae Min hilang satu. Saat itu, dia memarahi I Seul karena tak memeriksa hal itu. I Seul hanya diam. Jae Min meminta Do Hee membiarkan hal itu, karena dia yang ceroboh.
Kita lalu diperlihatkan flashback, saat Jae Min memperkosa I Seul.
I Seul menarik kancing kemeja Jae Min.
Flashback end…
Do Hee yang menginginkan kebenaran, akhirnya beranjak pergi.
Dia mengendarai mobilnya dengan kencang.
Do Hee pergi menemui Jae Min. Jae Min langsung berakting, seolah2 kematian I Seul bukan salahnya.
Jae Min : Aku tak percaya I Seul melakukan itu. Kau pasti terguncang.
Do Hee : Aku baik-baik saja.
Jae Min : Dia tinggalkan pesan bunuh diri? Apa pun?
Do Hee menunjukkan kancing kemeja Jae Min.
Do Hee : Ini yang dipegang I Seul sampai saat terakhirnya.
Jae Min : Kenapa dia punya…
Do Hee : Kurasa kau juga tak tahu apa-apa.
Do Hee menyimpan lagi kancing itu di sakunya.
Jae Min : Benar, kuceritakan semua yang kutahu semalam.
Do Hee : Baek Sajangnim, kau masih punya pesan yang kau terima dari I Seul?
Jae Min : Ya.
Do Hee : Boleh kulihat lagi?
Jae Min : Tentu. Namun, tangkap layar kemarin adalah semuanya.
Do Hee : Aku tahu. Namun, untuk memahami ini, kurasa akan bijak untuk memastikan faktanya.
Jae Min : Baiklah.
Jae Min menunjukkan chat-annya dengan I Seul di ponselnya.
Do Hee yang pintar, menghubungi ponsel I Seul.
Tak lama, dia mendengar dering suara ponsel.
Suara itu berasal dari saku jas Jae Min yang tergantung.
Do Hee syok, apa yang kau lakukan?
Jae Min : Apa?
Do Hee : Hal buruk apa yang kau lakukan kepada I Seul yang memaksamu mengarang pesan untuk menyembunyikannya?
Do Hee melemparkan ponsel Jae Min ke meja.
Jae Min : Kulakukan yang seharusnya untuk membantumu. Kau sangat sibuk belakangan ini. Aku kasihan kau membereskan kekacauan karena wanita gila dari keluarga Eun. Aku tak bisa membebanimu dengan hal sepele.
Do Hee menatap marah Jae Min.
Jae Min nya malah tertawa dan beranjak mengambil minum.
Jae Min : Maafkan aku. Aku merasa tak enak. Seharusnya aku jujur kepadamu.
Do Hee : Kau minta maaf kepadaku dan bukan kepada I Seul?
Jae Min : Sedikit uang bisa membuatnya pergi, tetapi kini kau harus menangani mayat. Aku tak tahu keadaan akan jadi tak terkendali. Gadis zaman sekarang, mereka sangat rapuh.
Do Hee : Kau serius? Karena kau… I Seul mati karena kau!
Jae Min : Manajer Hwang, ayolah. Aku tahu dia bekerja di bar. Maksudku, kau yang memanggil gadis pekerja keras itu, mengekspos masa lalunya, memerasnya, dan membuatnya naik ke atap itu. Kau melakukan semua itu. Bukankah ini yang disebut pembunuhan oleh “kelalaian yang disengaja”?
Do Hee : Apa kau tak punya malu?
Jae Min : Lihat siapa yang bicara. Pikirkan semua tindakan burukmu untuk membereskan kekacauan yang dibuat pemilik Eunsung. Kau mengayunkan pedangmu tanpa rasa bersalah, kini nuranimu pulih karena satu gadis meninggal? Astaga, kau tak punya malu?
Jae Min kembali ke mejanya.
Do Hee : Kau pikir kau akan kubiarkan lolos?
Jae Min : Tidak, lebih dari itu. Kau harus melindungiku dengan cara apa pun. Bukankah tugasmu melindungi pemilik Grup Eunsung? Itu termasuk aku. Pertahankan, Manajer Hwang.
Do Hee hanya bisa diam menatap Jae Min penuh amarah.
Jae Min menyuruh Do Hee keluar.
Diluar, Do Hee bertemu Ji Yeon yang hendak ke ruangan Jae Min.
Ji Yeon : Direktur Baek ingin bicara denganku.
Do Hee : Kau beri tahu dia? Soal masa lalu I Seul?
Ji Yeon : Ya.
Do Hee : Informasi yang didapat Tim Strategi Korporasi, jangan bocorkan ke orang luar tanpa seizinku.
Ji Yeon : Namun Direktur Baek bukanlah orang luar.
Do Hee : Kau…!
Ji Yeon : Melindungi keluarga pemilik dengan cara apa pun adalah melindungi perusahaan dan pekerjaan ribuan pegawai, dan itu turut membuat negara ini jadi hebat. Kau bilang ini tujuan mulia Tim Strategi Korporasi, benar?
Ji Yeon beranjak ke ruangan Jae Min.
Mata Do Hee pun mulai terbuka akibat insiden I Seul.
Hari sudah malam.
Do Hee berdiri di atap Eunsung, tempat dimana I Seul loncat bunuh diri.
Lalu Do Hee membayangkan, ketika I Seul berdiri dengan putus asa di bibir atap.
Lalu dia melihat I Seul melompat ke bawah.
Dia berteriak.
Melalui insiden ini, mata Do Hee pun terbuka tentang wajah sebenarnya Grup Eunsung.
Do Hee yang syok, tiba-tiba ingat peritahnya ke Ho Rae tadi.
Do Hee : Seret dia dari atap. Pakai cara Pimpinan Son. Berhati-hatilah dengan keamanan.
Do Hee pun sadar, Pengacara Oh kini dalam bahaya.
Pengacara Oh masih di atap seorang diri, dia melakukan siaran live.
Pengacara Oh : Halo, Penonton. Aku Oh Kyung Sook. Hanya kegelapan malam yang membayangi atap Toserba Eunsung. Sampai semua pegawai yang dipecat dikembalikan, kita harus terus maju. Kalian tahu? Untuk menambah semangat, aku, Oh Kyung Sook akan memberi sedikit hiburan. Semuanya! Mari tingkatkan energi dengan lagu untuk menambah semangat! Ayo nyanyikan “Bagai Batu” bersama!
Pengacara Oh mulai bernyanyi.
Dibawah, para pendemo yang menyaksikan siaran live Pengacara Oh, mulai bernyanyi dan menari, bersama Dong Joo.
Do Hee di perjalanan, menghubungi Ho Rae.
Do Hee : Mundur.
Ho Rae : Apa?
Do Hee : Mundur dari atap. Sekarang juga!
Ho Rae : Sekarang? Mereka pasti sudah tiba. Kami sudah laporkan ke Pimpinan Son.
Do Hee : I Seul belum cukup? Aku menolak membiarkan orang mati dalam pengawasanku, jadi batalkan!
Chae Ryoung merebut ponsel Ho Rae.
Chae Ryoung : Aku yang akan urus ini. Ingatlah bagian kesepakatanmu saja.
Do Hee yang terkejut mendengar itu, langsung menginjak gasnya.
Eunsung mengirimkan para preman ke atap. Bersamaan dengan datangnya mereka, lampu di seluruh gedung Eunsung padam. Dong Joo yang melihat itu, langsung ngeh kalau Pengacara Oh dalam bahaya.
Dong Joo langsung lari, namun sebelum pergi, dia menyuruh On Sil merekam semua yang terjadi disana. On Sil pun tanya ada apa. Dong Joo tak menjawab dan meminta On Sil tak melewatkan apapun untuk direkam.
Para preman mulai bergerak ke atap. Bersamaan dengan itu, Do Hee tiba dan langsung masuk lewat pintu khusus staf. Dong Joo yang melihat itu, buru2 menyusul Do Hee namun pintunya keburu tertutup.
Dong Joo lalu mencari cara lain.
Dia melihat para preman yang bersiaga di depan akses menuju ke atap.
Pengacara Oh bingung siarannya terhenti.
Pengacara Oh : Ada apa?
Dong Joo bertarung melawan beberapa preman.
Setelah berhasil melumpuhkan mereka, dia langsung masuk ke dalam.
Pengacara Oh kesal tidak ada jaringan internet.
Dia tak punya pilihan lain selain berteriak ke bawah.
Pengacara Oh : Teman-temanku! Kalian bisa mendengarku? Aku sayang kalian!
Lalu para preman masuk. Pengacara Oh terkejut melihatnya.
Pengacara Oh melihat ponselnya. Tidak ada sinyal. Beberapa preman berniat mendekati Pengacara Oh. Pengacara Oh menyuruh mereka semua menjauh sambil melemparkan beberapa barang ke arah mereka. Dia juga mengancam akan melompat jika para preman nekad mendekatinya.
Namun, seorang dari mereka berusaha mendekati Pengacara Oh. Tepat saat itu, Do Hee datang mencegah mereka.
Do Hee : Tak dengar aku? Kubilang berhenti!
Melihat Do Hee, Pengacara Oh salah paham.
Pengacara Oh : Tunggu, kau yang membawa mereka kemari? Ya? Kau memang paling rendah. Kini kau melibatkan preman?
Do Hee : Oh Kyung Sook-ssi, berhenti bicara, dan turunlah. Sekarang!
Pengacara Oh : Kau gila? Kenapa? Tuanmu ingin aku ditangkap hidup-hidup? Lupakan. Bilang aku tak akan ke mana-mana!
Para preman ingini mendekat. Do Hee menghalangi.
Do Hee : Aku yang berwenang! Aku tak pernah beri izin untuk naik, jadi pergilah. Kalian tak dengar aku? Turun!
Seorang dari mereka diam-diam naik ke atas.
Do Hee yang menyadari itu, berusaha mencegah.
Tapi, seorang yang lagi mengeluarkan tongkatnya dan mendekati Pengacara Oh.
Dong Joo datang dan berteriak memanggil Pengacara Oh.
Do Hee yang melihat itu, bergegas melindungi Pengacara Oh.
Dia merangsek maju ke depan Pengacara Oh dan terkena pukulan tongkat si preman.
Sementara Pengacara Oh jatuh ke bawah karena tersenggol badan Do Hee, ketika Do Hee jatuh setelah dipukul.
Do Hee tak sadarkan diri.
Pengacara Oh jatuh ke matras.
Ambulans datang.
Jatuhnya Pengacara Oh, langsung menjadi buah bibir se-Korea.
“Rekaman pengacara HAM Oh melompat dari atap menggerakkan Korea dan seluruh dunia. Dengan melompat dia menyatakan perusahaan bersalah, mengakhiri keangkuhan mereka. Kekuatan dan keberanian untuk melompat dari atap itu…”
Semua memuji Pengacara Oh.
Bahkan saluran kanal YouTube Pengacara Oh sukses melampaui satu juta pelanggan karena itu.
Pengacara Oh yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan penyangga leher, mematikan televisi usai menonton beritanya. Dia kesal.
Suaminya, Kang Moon Bok, datang. Dia mengambil salah satu karangan bunga di lantai dan menaruhnya di atas meja.
Banyak sekali bunga berdatangan.
Moon Bok mengambil remote dari tangan Pengacara Oh dan menyalakan TV.
Moon Bok : Kita lihat sejauh apa kau diagungkan.
Pengacara Oh : Berhentilah menonton! Kubilang aku tak melompat.
Moon Bok : Astaga, istriku sangat rendah hati.
Pengacara Oh : Serius, sudah kubilang… Berikan itu!
Moon Bok pun ngasih remote nya ke Pengacara Oh, karena melihat Pengacara Oh kesakitan.
Lalu mereka mendengar keributan diluar.
Ternyata para reporter memaksa ingin mewawancarai Pengacara Oh. Dong Joo menghalangi.
Dong Joo : Jangan wawancarai sekarang! Tak bisa. Dia tak bisa bicara sekarang! Pengacara Oh perlu istirahat sekarang. Harap pergi. Kami akan beri tahu tanggalnya.
Dua pria melihat itu dari kejauhan. Salah satunya Ma Joong Seok.
“Apa perlu kita rekrut segera ke dalam partai?” tanya rekan Joong Seok.
“Permisi.” jawab Joong Seok, lalu beranjak pergi.
Do Hee belum sadarkan diri. Perawat memeriksa infus Do Hee.
Bersamaan dengan itu, Joong Seok masuk. Perawat bilang hanya keluarga yang boleh menjenguk.
Joong Seok mengaku sebagai keluarga. Perawat pergi.
Joong Seok menghela nafas menatap Do Hee.
Moon Bok menuangkan bubur untuk Pengacara Oh.
Pengacara Oh : Maaf.
Moon Bok menyuapi istrinya.
Pengacara Oh : Putra kita bagaimana?
Moon Bok : Dia di sekolah.
Pengacara Oh : Dia bilang apa?
Moon Bok : Aku senang dia masih bisa bicara. Apa pun alasannya, dia melihat ibunya melompat dari atap. Bahkan aku yang tinggal bersamamu selama 15 tahun, terperangah.
Pengacara Oh : Masalahnya, aku tak bermaksud melompat dari gedung itu. Bukan itu.
Moon Bok : Apa maksudmu?
Pengacara Oh : Aku terpaksa melompat. Toilet Hwang, jalang gila itu. Karena wanita itu…
Do Hee akhirnya siuman dan mendapati Joong Seok disampingnya.
Joong Seok kecewa, jadi, benar. Kau memakai kekerasan. Melihat keadaanmu, kau pasti mengarahkan mereka ke atap.
Do Hee : Pergilah. Tak ada yang perlu kukatakan.
Joong Seok : Kau memang hebat. Aku terima saat kau tak sadar perkawinan kita rusak karena pekerjaanmu dengan keluarga Eun. Namun, apa kau harus lakukan sambil mencelakai diri?
Do Hee : Biar aku istirahat.
Joong Seok : Kenapa masih setia kepada mereka? Cari yang lebih baik.
Do Hee memencet tombol.
Joong Seok hanya bisa ngelus dada melihat itu.
Media masih heboh memberitakan lompatan Pengacara Oh dan Eunsung.
“Selagi lompatan mantan Anggota Dewan Oh menjadi pembicaraan di kota ini, orang mulai memboikot Toserba Eunsung karena memecat pegawai paruh waktu dengan dukungan yang meningkat. Kritik terhadap pemilik Eunsung juga berkembang dengan pesat. Pagi ini, Wali Kota Sa Jaegon mengunjungi distrik pembangunan Sangah untuk menuntut Konstruksi Eunsung meninggalkan lokasi, menarik perhatian karena mengepos kritik Eunsung di media sosial. “
Pimpinan Son yang tengah rapat, marah menonton berita itu.
Pimpinan Son : Di mana kalian? Bajingan sombong itu meludahiku dan tak ada yang melindungiku? Sedikit pun tak ada?
Seo Jin : Maaf. Makanya kita hanya bisa memercayai keluarga. Aku akan mengurus semuanya. Harap tenang.
Chae Ryoung : Apa yang dipikirkan Sa Jaegon?
Seo Jin : Dia pikir dia cerdas. Agar terpilih kembali. Berkat kau, citra Eunsung ternoda belakangan ini. Dia mau memutus hubungan dengan kita dan cari pegangan lebih kuat.
Pimpinan Son : Dimana Do Hee?
Chae Ryoung : Dia cuti sakit.
Pimpinan Son : Cuti sakit?
Jae Min : Dia tampak terguncang setelah gadis dari timnya bunuh diri.
Pimpinan Son : Dia terbaring di ranjang pada saat begini karena satu pegawai mati?
Direktur Lim : Bu, mari kita tegur dia nanti dan bahas dahulu pekerja temporer yang dipecat? Jika kita tak bisa mengubah opini publik, bukan hanya proyek pembangunan kembali tetapi rencana…
Jae Min : Pekerjakan kembali semua.
Seo Jin : Apa?
Jae Min : Anggaplah sebagai investasiku. Kurasa taruhannya sepadan dalam situasi sulit seperti ini.
Mendengar itu, Pimpinan Son menyuruh semuanya pergi.
Para direktur pergi, kecuali Seo Jin dan Chae Ryoung. Tapi Pimpinan Son juga menyuruh mereka pergi. Keduanya kesal.
Seo Jin dan Chae Ryoung di lift.
Chae Ryoung : Tak kuduga melihatmu hari ini. Kau rusak perkawinanmu dengan berselingkuh dan mengecewakan ibu. Kau cemas?
Seo Jin : Pasti kau yang cemas. Kau mengacaukan peluangmu mewarisi Eunsung karena perilaku gilamu, jadi kau bawa suamimu.
Seo Jin lalu berbisik ke telinga Chae Ryoung, burungnya bisa berdiri?
Chae Ryoung marah dan menampar Seo Jin.
Seo Jin balas menampar Chae Ryoung.
Chae Ryoung memukuli2 Seo Jin berkali2 dengan tasnya.
Namun, dia berhenti saat tahu pintu lift akan terbuka sebentar lagi.
Chae Ryoung : Jaga sikapmu. Atau akan kuambil sisa warisanmu.
Chae Ryoung pun pergi.
Pimpinan Son dan Jae Min bicara empat mata.
Pimpinan Son : Investasi? Ini pertama kalinya kau meminta dariku secara langsung.
Jae Min : Kurasa aku tak bisa bersikap samar. Juga, kurasa kau sudah selesai menilaiku selama tujuh tahun terakhir.
Pimpinan Son : “Menilai”?
Jae Min : Aku tahu kau ingin menjadikanku politikus. Bukankah itu sebabnya kau menjadikanku menantu?
Pimpinan Son : Kau benar. Kau sudah bekerja keras selama ini.
Jae Min : Makanya aku memberi saran ini. Aku pandai bicara, mematuhi ucapanmu, bahkan hidup tenang dengan putrimu yang bermasalah. Tujuanmu adalah naik ke puncak dunia bisnis memakaiku sebagai pion. Aku yakin sudah tiba saatnya untuk mewujudkan itu. Publik sangat menyukai langkah besar. Jika kau mengembalikan semua pekerja, itu memperbaiki citra grup kita, menghentikan boikot, dan meredakan amarah publik. Wali Kota Sa, yang merajalela akan gelisah.
Pimpinan Son : Kau sudah bahas ini dengan Do Hee?
Jae Min : Belum. Ini ideku sendiri dan akan kulakukan sendiri.
Pimpinan Son : Aku suka idemu menutup satu masalah dengan yang lain. Bisa kau lakukan sendiri?
Jae Min : Kita cuma kehilangan anjing kampung. Aku masih bisa melindungi rumah kita.
Pimpinan Son berdiri. Jae Min juga ikut berdiri dengan wajah bangga karena Pimpinan Son suka idenya, tapi Pimpinan Son malah menamparnya. Dia terkejut. Pimpinan Son marah.
Pimpinan Son : Berani-beraninya kau mau buang orang yang kulindungi selama sepuluh tahun? Karena dia menolak menyembunyikan kegenitanmu? Kurang ajar! Akan kubiarkan kali ini, jadi anggaplah dirimu mujur. Namun, kemujuranmu akan habis kelak. Pikirmu kau pintar, tetapi saat kemujuranmu habis, kau bukan apa-apa. Putriku itu keberuntungan terbaik dalam hidupmu, jadi, jaga baik-baik.
Jae Min : Akan kuingat.
Pimpinan Son : Aku tahu kenapa kau mau aku berinvestasi kepadamu, dan aku ingin melihat proposal bisnismu.
Jae Min menyuruh seseorang diluar masuk.
Yang masuk, Ji Yeon.
Do Hee datang melayat ke rumah duka I Seul.
Namun tiba2, karangan bunga duka dari Grup Eunsung berdatangan.
Disusul kemudian dengan kehadiran Jae Min dan rombongannya.
Do Hee terhenyak melihat kedatangan Jae Min.
Jae Min memberikan penghormatan terakhir kepada I Seul.
Lalu dia menghadap ibu I Seul.
Jae Min : Turut berdukacita.
Ibu I Seul berterima kasih lantaran Jae Min sudah datang.
Jae Min : Seharusnya aku menjaganya lebih baik. Maafkan aku. Jangan cemaskan biaya pemakaman. Fokus saja kepada menghormati I Seul.
Jae Min pergi, namun dia berhenti sejenak di depan Do Hee.
Jae Min : Terima kasih banyak, Manajer Hwang. Tetap tegar.
Jae Min memegang bahu Do Hee.
Tentu saja, Do Hee kian terhenyak. Jae Min pergi.
Pengacara Oh ditemani Dong Joo di RS. Pengacara Oh terkejut melihat banyaknya makanan enak di depannya.
Pengacara Oh : Apa semua ini?
Dong Joo : Hanya selebritas yang menerima makanan begini dari penggemar. Kau dapat ini dari penggemarmu di seluruh negeri. Harus mulai dari mana? Abalon? Sashimi sapi?
Pengacara Oh : Aku tak mau makan.
Dong Joo : Pengacara Oh, aku melihat semuanya.
Pengacara Oh : Melihat apa?
Dong Joo : Yang terjadi di atap. Hwang Do Hee membawa preman ke atap dan mendorongmu dari gedung. Tak akan kubiarkan mereka lolos. Dahulu aku bekerja dengan orang yang ada di sana hari itu. Aku akan mengejar dan membuat mereka…
Pengacar Oh : Yoon Dong Joo. Kendalikan dirimu. Ya? Kau baru keluar dari lubang itu. Jangan kembali ke kehidupan itu. Kau preman?
Ji Yeon datang.
Dong Joo : Kau siapa?
Ji Yeon : Aku dari Tim Strategi Korporasi Eunsung.
Dong Joo marah, berani-beraninya kau kemari.
Pengacara Oh menghentikan Dong Joo.
Pengacara Oh : Dong Joo-ya.
Sekarang, hanya ada Ji Yeon dan Pengacara Oh. Pengacara Oh membuang buah-buahan yang Ji Yeon bawa.
Ji Yeon memungut apel yang jatuh di lantai.
Ji Yeon : Kudengar kau suka apel.
Pengacara Oh mengambil apel itu dari tangan Ji Yeon.
Pengacara Oh : Astaga. Kau kirim preman untuk menghajarku, dan kini kau bawa beberapa apel? Pikirmu ini cukup?
Pengacara Oh membuang apel itu ke lantai.
Pengacara Oh : Dengar. Tak akan kubiarkan. Ini jelas upaya pembunuhan.
Ji Yeon : Bagaimana kalau kami kembalikan pekerjaan mereka? Jika kau terima permintaan maaf kami dan tak permasalahkan hari itu, kami akan segera mewujudkannya. Jika kau berencana membawanya ke pengadilan, kami tak akan bisa menerima tawaranmu.
Do Hee minum dengan sunbae nya di sebuah kedai. Sunbae nya adalah mantan seketaris Pimpinan Son.
Sunbae : Coba ini. Akan lebih enak dari wiski pada hari begini.
Do Hee : Kau tampak segar.
Sunbae : Terima kasih. Aku cukup baik untuk mendengarkan kisahmu.
Wajah Do Hee berubah sedih.
Do Hee : Kau lihat beritanya?
Sunbae : Situasi di Eunsung pasti tegang. Keserakahan Pimpinan Son tiada habisnya. Dua putrinya makin liar setiap hari.
Do Hee : Seorang gadis dari timku tewas.
Sunbae : Jangan bilang itu ulah Baek Jae Min.
Do Hee kaget sunbae nya tahu.
Sunbae : Ternyata lebih lama dari perkiraan. Sebelum dia menikah dengan Chae Ryoung, aku memeriksa latar belakangnya. Dia menggoda seorang penyiar sampai sehari sebelum pernikahan. Aku berulang kali peringatkan Pimpinan Son untuk mengawasinya, tetapi dia tak mau dengar. Begitu dia memutuskan menerimanya ke dalam keluarga, dia menutup mata dan telinganya.
Do Hee : Haruskah kulakukan yang sama? Seperti yang kau ajarkan, seharusnya aku menutup mata, telinga, dan mulutku.
Sunbae : Hwang Do Hee, apa yang kau pikirkan? Kau menikmati hidup nyaman, tetapi kini merasa bersalah untuk meneruskan? Begitu? Merasa bertanggung jawab dia mati?
Jae Min lagi menatap fotonya bersama I Seul bersama dua orang anak saat mereka menjadi sukarelawan.
Lalu seseorang mengetuk pintu dan Jae Min bergegas menghapus foto itu.
Orang diluar masuk. Ternyata Ji Yeon.
Jae Min menawari Ji Yeon kopi. Ji Yeon mengangguk. Jae Min pun mengambilkan Ji Yeon kopi.
Ji Yeon : Aku pergi ke rumah sakit dan bicara dengan Pengacara Oh Kyung Sook. Dia tampak tergoda untuk mengembalikan semua pekerja.
Jae Min : Begitu? Terima kasih.
Jae Min menatap kalung di leher Ji Yeon.
Dia memegangi kalung itu. Tapi tak lama, tangannya berpindah ke bahu Ji Yeon.
Jae Min : Cantik kau pakai.
Ji Yeon : Boleh aku pertaruhkan segalanya kepadamu, Direktur Baek?
Ji Yeon dan Jae Min berciuman.
Sunbae tanya, apa Do Hee pikir Eunsung akan berhenti jika Do Hee berhenti.
Do Hee : Cha Sun Sunbae.
Cha Sun : Kau berhenti, dan orang secerdasmu akan menggantikanmu dan membereskan kekacauan keluarga Eun, seperti yang kau lakukan. Keluarga buruk itu tak akan berubah. Bagaimana kau akan menjatuhkan mereka sendirian?
Do Hee terdiam mendengarnya.
Seo Jin tengah berenang ketika Do Hee datang. Seo Jin pun keluar dari kolam renang. Do Hee membantunya memakai baju handuk.
Seo Jin : Aku mau menjengukmu di rumah sakit, tetapi aku dihukum. Ibu mengurungku di sini agar aku tak memperburuk keadaan. Bercerai bukanlah kejahatan. Apa aku salah?
Mereka duduk.
Do Hee : Kenapa kau mau menemuiku?
Seo Jin : Kudengar gadis di timmu bunuh diri.
Do Hee : Ya.
Seo Jin : Baek Jae Min terlibat, bukan?
Do Hee kaget dengan pertanyaan Seo Jin.
Seo Jin : Manajer Hwang, aku tak bodoh. Aku mungkin seperti gadis kaya manja yang berfoya-foya dan menyukai pria, tetapi aku cukup pintar untuk tahu Baek Jae Min tak bisa berkuasa.
Do Hee : Perlu kita beri tahu ibumu soal apa yang sebenarnya terjadi?
Seo Jin : Tidak. Sebarkan. Buat lebih menarik dari sinetron.
Do Hee : Caranya?
Seo Jin : Kudengar gadis itu dahulu bekerja di bar. Katakanlah mereka bertemu di bar, dia sponsori, bayari kuliahnya, dan membawanya ke perusahaan istrinya. Lalu dia bawa ke luar negeri untuk bekerja sebagai alasan dan menikmati kencan mereka. Lalu dia hamil, tetapi Baek Jae Min mengkhianatinya. Dia patah hati dan melompat. Hanya cerita sekacau ini yang bisa membuat Ibu berpaling darinya.
Do Hee kesal, apa kau mencoba membunuh I Seul dua kali?
Seo Jin : Bagaimanapun dia sudah bunuh diri. Saat aku ambil alih perusahaan, bukan Chae Ryoung dan Jae Min, aku akan menjagamu. Kini Baek Jae Min menang atas ibu. kau tak lagi berguna baginya. Tak adil jika kau dipecat seperti ini.
Do Hee : Jika harus mundur, akan kulakukan. Aku berjanji setia kepada Pimpinan Son. Baik diusir atau tinggal, aku akan mengikuti perintah Pimpinan.
Seo Jin : Sudah kuduga. Ibu hebat melatih anjing kampungnya.
Mendengar itu, Do Hee makin marah.
Do Hee : Kau benar. Jadi, tolong jangan hina mendiang I Seul atau memprovokasi keluarganya. Aku mungkin akan mengincar putri majikan.
Seo Jin menyalak, layaknya anjing. Lalu dia tertawa.
Do Hee pun beranjak pergi dengan amarah di matanya.
Rumor tak sedap menimpa Walikota Sa.
“Rumor akan dana ilegal yang disimpan Wali Kota Sa. Dikabarkan bahwa selama pencalonannya, seorang pengusaha Korea-Amerika di komunitas Korea di luar negeri di mana dia diberi 600 juta won…”
Walikota Sa menyuruh seketarisnya menghubungi Pimpinan Son.
Walikota Sa : Hubungi Pimpinan Son dan ajak makan malam.
Walikota Sa bersama Pimpinan Son di sebuah restoran mewah sekarang.
Walikota Sa memotong kepala ikan, lalu mencokot kepala ikan dengan tangannya ke piring dan memberikannya ke Pimpinan Son.
Walikota Sa : Ikan sea bream sedang musim.
Walikota Sa mulai menikmati sisa ikannya dengan tangannya langsung.
Pimpinan Son tak menyentuh kepala ikannya sama sekali.
Pimpinan Son : Seharusnya aku mengundangmu dahulu.
Walikota Sa : Aku setuju. Kau tampak sibuk akhir-akhir ini, jadi kubuat pengecualian khusus hari ini.
Pimpinan Son : Aku tak mau jadi nenek tak berguna, jadi menyibukkan diri.
Walikota Sa : Apa ini perbuatanmu, Bu? Bu. Aku Wali Kota Seoul alias wakil presiden Korea. Kau masih menganggapku seperti pegawai di salah satu perusahaanmu. Kendalikan dirimu. Kenapa? Aku, Sa Jaegon, tak terintimidasi oleh ancamanmu lagi!
Pimpinan Son : Apa rencanamu? Kau mau ganti semua uang yang kuhabiskan menjadikanmu wali kota? Hentikan proyek pembangunan Distrik Sangah, dan istirahatlah.
Walikota Sa : Kau sudah menghasilkan cukup uang dengan semua bantuan dariku.
Pimpinan Son menyuruh Walikota Sa menghabiskan kepala ikan tadi.
Pimpinan Son : Habiskan ini. Aku tak suka ikan yang kepalanya terlalu besar.
Pimpinan Son beranjak ke mobilnya.
Ji Yeon membukakan pintu.
Pimpinan Son : Lanjutkan.
Ji Yeon paham, baik, Pimpinan.
Ji Yeon menggantikan posisi Do Hee sebagai Manajer Umum Tim Eunsung.
Ji Yeon menjelaskan soal istri Walikota Sa di depan para direktur, Pimpinan Son dan Jae Min.
Ji Yeon : Moon Yong Soon, istri Wali Kota Sa, terlihat memakai perhiasan 300 juta won di pameran amal bulan lalu, dan menimbulkan kontroversi besar. Perhiasan itu adalah edisi terbatas yang tak dijual di Korea.
Tentu saja, itu langsung menjadi buah bibir di kalangan publik.
Pimpinan Son kesal melihat istrinya dituduh menyelundupkan berlian.
Saluran YouTube ikut memanasi suasana terkait berlian istri Walikota Sa.
Youtoubers : Pertanyaannya adalah siapa yang memberi perhiasan itu kepadanya sebagai suap.
Ji Yeon mentransfer uang ke saluran YouTube itu.
Setelah istri Walikota Sa, giliran putra kedua Walikota Sa yang dikuliti.
“Putra kedua Wali Kota Sa ditangkap karena mengadakan pesta narkoba. Saat ini belajar di Amerika Serikat, putra kedua Wali Kota Sa dituduh menyuntikkan sabu-sabu di kelab di Koreatown, Los Angeles. Fakta bahwa dia sering mengadakan pesta narkoba mengejutkan orang.”
Walikota Sa pun meminta maaf di hadapan pers kepada seluruh publik Korea dan mengundurkan diri.
Jae Min membahas hal itu dengan Pimpinan Son.
Pimpinan Son : Jadi, kini kau akan maju dan membalik keadaan?
Jae Min : Aku butuh cara masuk yang besar.
Pimpinan Son : Caranya?
Jae Min : Seperti kubilang, publik suka langkah besar.
Jae Min pun mengembalikan hak-hak pekerja Eunsung yang dirampas.
Ada Dong Joo dan Pengacara Oh juga di sana.
Para pekerja bersorak dan memuja2 Jae Min.
Jae Min : Semuanya, ini perjalanan panjang. Kalian berjuang keras untuk bertahan dan menang. Aku berjanji akan menjaga kalian seperti keluargaku sendiri. Selamat datang kembali.
Jae Min lalu memberikan bunga kepada Pengacara Oh.
Jae Min : Seharusnya aku menjengukmu lebih awal. Namun, kau tahu, aku tak bebas melakukan keinginanku.
Pengacara Oh : Aku tahu kerja kerasmu untuk ini. Aku tak akan lupa ini. Terima kasih.
Jae Min : Mari terus bekerja sama.
Para reporter mendekati Jae Min.
Reporter Kim : Benarkah kau akan mencalonkan diri dalam pemilihan sela setelah Wali Kota Sa mundur?
Jae Min : Begini… Ini bukan soal jabatan. Aku ingin melayani rakyat. Aku akan bilang begitu. Jika, kebetulan, warga Seoul memberiku kehormatan untuk menjadi wali kota, aku ingin melayani dengan segenap hati dan kemampuanku. Itu saja.
Reporter Kim : Maksudmu kau resmi mencalonkan diri?
Jae Min : Bintang acara hari ini bukan aku, tetapi kalian yang bekerja kembali. Semua orang di sini keluarga bagiku. Sekali lagi aku minta maaf. Terima kasih atas segalanya. Kita akan bersama sampai akhir.
Do Hee yang menonton di televisi sambil minum, marah.
Dia melemparkan gelasnya ke arah televisi.
Besoknya, Do Hee menemui Pimpinan Son yang lagi berburu.
Pimpinan Son : Cuti sakit yang lama.
Do Hee : Maaf, Bu.
Pimpinan Son : Tak perlu minta maaf. Kau pasti sangat terguncang. Jika kau tak meratapi kematian, itu dosa. Namun, jika kau melupakan tugasmu karena orang mati, itu dosa lebih besar. Lupakan perbuatan Jae Min. Dia ditakdirkan untuk hal lebih besar. Kita harus abaikan kesalahan kecil yang dia buat untuk meredakan stres.
Do Hee : Itu bukan kesalahan. Itu kejahatan.
Pimpinan Son : Apa maksudmu?
Do Hee : Direktur Baek tak boleh jadi wali kota. Dia monster yang merajalela, tak mampu merasa bersalah bahkan setelah gadis mati karena dia. Kau mau memberinya pedang? Tak ada jaminan dia tak akan menusukmu dengan itu…
Pimpinan Son pun menembak ke samping Do Hee.
Do Hee syok.
Pimpinan Son : Jae Min tampak kesal denganmu. Minta maaf padanya dengan tulus, dan bersiaplah untuk kampanyenya. Gadis Guk itu mengambil alih posisimu. Namun, aku tak bisa percaya siapa pun yang masih tak berpengalaman. Aku tak akan tahu apa dia akan tumbuh jadi ilalang tak guna atau memberiku panen melimpah pada waktunya. Rebut kembali posisimu. Pastikan Jae Min menjadi wali kota.
Pengawal Pimpinan Son membawakan seekor anjing. Dan dimulut anjing itu, ada seekor burung yang sudah mati.
Melihat anjing itu, Do Hee pun sadar bahwa dia sama dengan anjing itu selama ini.
Tangis Do Hee mengalir, aku menolak. Aku menolak mengikuti perintahmu.
Pimpinan Son terkejut mendengarnya.
Do Hee berbalik dan memakai kacamatanya, lalu beranjak pergi.
Dia juga mencampakkan syal Pimpinan Son dari lehernya.
Di belakangnya, Pimpinan Son mengisi peluru dan meletuskan senapannya ke arah Do Hee.
Bersambung…