foto: Youtube/GMMTV
Tentangsinopsis.com – Sinopsis Oh My Boss Episode 7, Jika Kalian ingin menemukan cerita fullnya lihat spoiler list di tulisan yang ini. Check bacaan lengkap lain dari Episode Sebelumnya bisa baca disini.
Noom nim terus melamun saat rapat dan tidak fokus apa yang dibicarakan dan ia memandangi Rena.
Noom nim masih melamunkan apa yang ia lihat waktu itu saat rena dan Akitsuki berciuman dihadapannya.
Pulangnya, noom nim ingin curhat dengan teman-temannya tetapi ternyata mereka sibuk masing-masing sehingga ia tidak mau merepotkannya.
Tiba-tiba rena menyuruhnya untuk menstranslate pembicaraan rapat dan membuatnya terkejut karena ia tidak fokus mendengarkan sehingga salah mentranslate sebuah kata.
Rena merasa jika noom nim melakukan kesalahan besar karena dirinya bertugas dalam hal ini tetapi ia tidak fokus dalam rapat.
Rena merasa kesal karena Akitsuki membela jika noom nim wajar melakukan kesaahan saat mentranslate.
Namun, noom nim tetap meminta maaf karena kesalahannya itu dan berjanji tidak akan mengulanginya.
Setelah rapat selesai, rena menghampiri Akitsuki dan mengajaknya makan siang bersama karena ia ingin makan makanan thailand.
Akitsuki mengajak noom nim untuk ikut bersama mereka, tetapi noom merasa tidak enak ikut bersama sehingga menolaknya dengan alasan tidak enak badan.
Saat istirahat noom nim masih melamunkan apa yang telah terjadi hingga rekan kerjanya mengira jika noom nim banyak pikiran karena pekerjaan.
Akitsuki datang dan melihat noom nim, ia berniat menghampirinya tetapi Rena memanggilnya.
Rena datang memakaikan dasi yang akan ia berikan kepada Akitsuki dan hal itu dilihat oleh noom nim.
Rena memakaikan dasi itu tetapi Akitsuki memberitahu jika ia tidak suka memakai dasi. Rena tetap bersikeras memberikan dasi itu kepadanya.
Setelah itu, rena meminta tolong kepada noom nim untuk membuang kotas bekas dasi dan meninggalkannya.
Sepulang kerja, noom nim minum bersama teman-temannya. Ia terus meneguk alkohol sehingga teman-temannya sangat merasa khawatir dan penasaran alasan noom nim seperti ini.
Pinn merasa jika noom nim masih patah hati, noom nim mengatakan jika ia tidak punya pacar bagaimana ia bisa patah hati.
Pinn memberitahu jika noom nim patah hati dengan bosnya, Noom nim pun menceritakan jika bosnya itu ternyata playboy karena ia terlihat dekat bersama wanita lain yang jauh cantik darinya.
Mereka tidak menyangka dengan cerita noom nim dan merasa sedih temennya merasa sedih, tetapi pinn merasa jika bosnya tertarik dengan noom nim.
Tiba-tiba pinn terkejut melihat kejadian dramatis di depannya dan meminta teman-temannya melihatnya.
Mereka semua menghadap ke arah yang dikatakan pinn dan terkejut melihat Akitsuki bersama rena datang ke bar yang sama.
Rena mengatakan jika tidak mungkin sekretaris Akitsuki yang masih sakit ada di bar dan minum-minum.
Akitsuki hendak menghampirinya tetapi rena menyuruhnya profesional karena ia harus bertemu dengan klien dan tidak pantas menganggu karyawan di luar jam kerja.
Rena pun mengajak Akitsuki duduk di meja lain bersama orang yang akan ditemuinya.
Noom nim melirik ke arah akitsuki dan tidak menyangka bertemu dengannya bersama rena dibar ini.
Begitupun dengan akitsuki terus menghadap ke arahnya tetapi rena membuyarkannya karena harus berbicara dengan kliennya.
Kliennya memuji kecocokan mereka tetapi Akitsuki memberitahu jika mereka hanyalah partner kerja saja.
Kemudian rena melihat ada meja billiard sehingga mengajak Akitsuki untuk bermain bersama. Ia minta diajari cara bermain billiard kepada Akitsuki dan melirik ke arah noom nim seolah mengejeknya.
Noom nim dan teman-temannya tidak merasa jijik dan kesal karena rena terlihat hanya ingin berdekatan dengan Akitsuki dengan meminta tolong diajari cara bermain.
Tiba-tiba Akitsuki dan rena terkejut melihat seorang laki-laki yang menghampiri meja noom nim dan teman-temannnya untuk berkenalan dengan noom nim.
Karena tidak fokus, Akitsuki menembakkan bolanya ke arah noom nim dan membuatnya terkejut.
Pinn menyuruhnya untuk tidak memperdulikan bola billiard itu dan segera pergi berkenalan degan pria itu.
Namun, Akitsuki dengan sangat marah menghampirinya dan menarik Noom nim pergi dan mengatakan jika ia perlu bicara dengannya.
Akitsuki membawa masuk noom nim ke mobilnya dan memarahinya karena minum-minum padahal ia sedang sakit.
Noom nim berbohong mengatakan jika ia sudah merasa baik setelah minum obat dan ia ingin bersenang-senang bersama teman-temannya.
Namun, akitsuki tahu jika noom nim berbohong dan menyuruhnya untuk jujur sehingga Noom nim dengan kesal mengungkapkan kebohongannya dan tidak ada salahnya jika ia pergi berpesta dengan teman-temannya padahal ia tidak peduli dengan Akitsuki yang suka memainkan wanita seperti bersama rena.
Akitsuki tertawa mendengarnya dan membuat noom nim kebingungan. Akitsuki bertanya apakah noom nim merasa cemburu karena ia dekat dengan rena.
Noom mengatakan jika ia tidak berhak cemburu karena tidak memiliki hubungan apapun dengannya tetapi ia tidak suka melihat Akitsuki dekat dengan rena.
Akitsuki memberitahu jika rena ini cuma sebatas temannya saja tidak seperti yang dipikirkan noom nim.
Kemudian Akitsuki menyuruhnya duduk diam karena ia akan mengantarnya pulang dan menyuruhnya untuk tanya jika ada hal yang membuatnya penasaran seperti ini.
Setelah mengantarnya, noom nim segera turun dan Akitsuki langsung mengejarnya.
Akitsuki bertanya apa lagi yang membuat Noom nim masih terlihat marah dan tidak mempercayainya.
Noom nim memberitahu jika hubungan Akitsuki dan rena sebatas teman maka mereka tidak mungkin berciuman.
Akitsuki menjelaskan jika saat itu tidak seperti yang dilihat dan dipikirkan oleh noom nim.
Saat itu, rena sedang membenarkan pakaian miliknya tetapi mendengar pintu ada yang hendak masuk, ia langsung bertingkah seolah-olah berciuman dengan Akitsuki dan membuat Noom nim salah paham.
Ia juga memarahi Rena karena ia sudah baik terhadapnya tetapi ia tidak suka rena bertingkah seperti ini.
Akitsuki memberitahu noom nim jika dirinya tidak mungkin mencium seseorang jika ia tidak menginginkannya. Setelah itu Akitsuki mencium Noom nim dan membuatnya salah tingkah.
Keesokkan harinya mereka menghadiri rapat seperti biasa. Namun, noom nim dan Akitsuki justru saling bertatapan tidak mendengarkan rapat.
Hal ini dilihat oleh rena dan membuatnya merasa kesal sehingga ia meminta noom nim untuk mentranslate pembicaraan rapat.
Namun, noom nim berhasil mentranslate dengan benar sehingga rapat selesai dan semua mulai pergi dari ruangan rapat.
Noom nim melihat ponselnya mendapat pesan dari Akitsuki yang menyuruhnya untuk berkonsentrasi saat rapat.
Noom nim membalas pesan itu memberitahu jika ia tidak bisa berkonsentrasi karena Akitsuki. Kemudian Akitsuki meminta noom nim untuk membuatkannya kopi karena ia sudah tidak sabar ingin bertemu noom nim.
Tiba-tiba In datang mengajak noom nim bicara. Ternyata in meminta tolong noom nim untuk memberikan berkas ke tuan mark agar ditanda tangani.
Noom nim menolak permintaan ini dan menyuruh in saja yang memberikannya tetapi in terus memintanya karena tuan mark sendiri yang meminta agar noom nim yang memberikan berkas.
In sangat bergantung kepadanya karena jika tidak tuan mark akan membatalkan kontrak dan hal ini membuat noom nim serba salah.
Ting dan Ging ternyata mendengar pembicaraan mereka dan tidak menyangka noom nim harus memberikan berkas ke tuan mark
Noom nim datang membawakan kopi yang diminta oleh Akitsuki. Namun, akitsuki masih mengeluh jika kopi yang dibuatnya pahit.
Akitsuki meminta noom nim untuk mencobanya sendiri tetapi saat dicoba, ia merasa jika kopi yang dibuatnya ini sudah manis.
Tiba-tiba Akitsuki mencium pipinya dan mengatakan jika yang manis adalah noom nim. Hal itu membuat noom nim tersipu malu.
Ia teringat jika harus menemui tuan mark sehingga ia memberitahu Akitsuki jika dirinya ingin mengkonsultasikan sesuatu.
Namun, tiba-tiba rena datang dan bertanya apa yang dilakukan mereka berdua disini. Akitsuki bertanya apa yang mau didiskusikan noom nim tadi.
Karena ada rena disana, noom nim memutuskan untuk mencari alasan lain dan tidak memberitahu tentang suruhan tuan mark.
Noom nim pun datang dengan rasa takut menemui tuan mark untuk meminta tanda tangannya. Namun, tuan mark merasa kesal karena noom nim selalu terlihat muram jika bertemu dengannya,
Noom nim meminta maaf karena seharusnya ia tidak boleh muram dihadapan klien dan meminta tuan mark untuk segera menanda tangani berkas yang ia bawa.
Tuan mark merasa kesal karena noom nim terlihat buru-buru dan bertanya apakah ia takut Akitsuki marah karena dirinya makan malam bersamanya. Tuan mark terus menyuruh noom nim sadar jika Akitsuki suka bermain dengan wanita.
Disisi lain akitsuki mencari noom nim dan bertanya kepada salah satu karyawannya. Ting memberitahu jika noom nim sedang menemui tuan mark untuk meminta tanda tangan berkas.
Akitsuki merasa marah karena itu bukan tugas noom nim sehingga ia bertanya siapa yang menyuruhnya.
Tiba-tiba In datang menyapa mereka dengan ceria, ting memberitahu jika in yang menyuruh noom nim.
Dan hal itu membuat in langsung terdiam karena dimarahi oleh bosnya.
DIsisi lain noom nim hendak pergi dan tidak peduli tuan mark menandatangani berkas yang ia bawa tetapi tuan mark mengejarnya.
Tuan mark menariknya paksa dan mengatakan ia belum menyuruh noom nim pergi. Tuan mark berusaha memaksa untuk mencium noom nim sehingga Noom nim berteriak meminta tolong
Tiba-tiba Akitsuki datang menarik tuan mark dengan sangat marah.
Ia berusaha memukul tuan mark dan mengancamnya untuk tidak memperlakukan wanita seperti itu dan tidak menyentuk wanita miliknya.
Dan Akitsuki sudah tidak peduli lagi dengan kontrak mereka.
Kemudian akitsuki menarik noom nim pergi dari sana. Noom nim meminta maaf karena kejadian ini.
Akitsuki sangat khawatir sehingga memarahinya karena jika ia datang terlambat maka noom nim dalam bahaya.
Noom nim memberitahu jika ia sebenarnya juga merasa takut dan tidak mau tetapi ia tidak mau merusak kontrak dengan tuan mark dan membuat timnya kecewa.
Tiba-tiba akitsuki meminta noom nim sebagai pacarnya dan membuat noom nim terkejut dan mengiyakannya. Akitsuki bertanya apa tidak ada yang ingin dikatakan noom nim.
Noom nim pun meminta Akitsuki untuk menjaganya dengan baik, Ia memegang hidungnya seperti kebiasannya dengan artian ia merasa gugup karena hal ini.