Tentangsinopsis.com – Sinopsis My Perfect Stranger Episode 7 Part 1 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. SEBELUMNYA DISINI.
Yoon Young bertanya ke Hae Joon begitu Hae Joon pulang. Dia tanya, jadi pria bertopi biru itu muncul?
Hae Joon tak menjawab dan teringat apa yang terjadi 3 jam lalu.
Dia sudah ambil posisi di Kedai Teh Bong Bong. Tak lama kemudian, pria bertopi biru yang ditunggunya datang. Pria itu Hee Seob. Dia terkejut. Belum hilang rasa terkejutnya, dia kembali dikejutkan dengan Bum Ryong yang tiba-tiba muncul di kedai dan menemui Hee Seob.
Hae Joon : Ada lebih banyak orang.
Yoo Seob menjemput Hee Seob di depan kedai.
Hae Joon melihat Hee Seob pergi dengan Yoo Seob.
Narasi Hae Joon terdengar, Baek Hee Seob adalah pria bertopi biru. Dialah yang kabur dari jembatan malam itu. Lalu Yoo Bum Ryong pergi ke arah yang sama dengan korban.
Hae Joon dan Yoon Young menemukan Ju Young yang duduk ketakutan di dekat sungai. Hae Joon coba menyentuh Ju Young. Namun Ju Young teriak, kalau bukan dia. Hae Joon lalu melihat seseorang yang lari dari jembatan. Dia pun langsung mengejar orang itu. Orang itu, mengenakan topi biru.
Bum Ryong berjalan ke arah penginapan, usai menemui Hee Seob di Kedai Teh Bong Bong.
Narasi Hae Joon terdengar lagi.
Hae Joon : Dia salah satu dari tiga tersangka dan pria misterius bertopi biru. Keberadaannya cocok dengan keberadaan Lee Ju Young. Sejauh ini, dia tersangka utama.
Hae Joon tak bisa mengatakan itu pada Yoon Young, bahwa pria bertopi biru adalah Hee Seob. Yoon Young terus mendesak Hae Joon untuk bicara siapa pria itu. Dia bilang, pria itu mungkin pelaku yang membunuh ibunya.
Yoon Young : Kau melihatnya di kedai teh. Benar, bukan?
Yoon Young melihat sendiri siapa pria bertopi biru itu di toko music.
Pria itu adalah Yoo Seob.
Lalu bagaimana topi biru itu bisa berakhir di kepala Hee Seob. Ternyata, Yoo Seob lah yang memberikan topi itu ke Hee Seob. Sebelumnya, Yoo Seob mengintip ke dalam Kedai Teh Bong Bong. Lalu Hee Seob datang mengejutkannya.
Hee Seob bilang dia mau menemui seorang teman. Yoo Seob juga mengatakan hal yang sama. Hee Seob mengajak Yoo Seob masuk, tapi Yoo Seob menolak dengan alasan pengap di dalam. Hee Seob lalu melihat topi Yoo Seob. Dia bilang topi Yoo Seob keren. Yoo Seob pun langsun melepas topinya dan memakaikannya ke kepala sang adik.
-My Perfect Stranger, Episode Tujuh, Jalan Bertabrakan-
Hae Joon berjalan dengan terburu-buru menuju ruangannya. Yoon Young di belakang, mengikutinya. Ruangannya terletak di dalam garasi. Ada pintu lain di dalam garasi. Begitu pintu dibuka, kita melihat ada tangga. Ruangan Hae Joon terletak di lantai atas.
Begitu masuk, Hae Joon langsung memeriksa file-file nya.
Narasinya terdengar.
Hae Joon : Mungkin aku salah soal ini sejak awal. Ada tiga tersangka pada tahun 1987. Daftar ini berasal dari polisi yang gagal menangkap pelakunya. Mencoba menemukan pelaku sebenarnya dari daftar tersangka mereka. Selama ini aku salah.
Sementara Yoon Young terdiam menatap foto ayahnya di jendela ruangan. Foto ayahnya, bersanding dengan foto Bum Ryong dan Min Soo. Di atas foto, ada tulisan ‘3 tersangka pembunuhan Woojung-ri’.
Hae Joon akhirnya melihat ke Yoon Young. Dia pun tanya, apa Yoon Young baik-baik saja?
Yoon Young mencoba kuat.
Yoon Young : Sudah kubilang aku bisa mengatasinya. Kecuali fakta bahwa mereka tersangka, ini bukan hal baru bagiku. Meski aku baru tahu lima menit lalu dan aku masih terkejut.
Namun Hae Joon tahu Yoon Young terluka dengan kenyataan itu.
Yoon Young lalu tanya darimana Hae Joon mendapatkan foto-foto itu.
Yoon Young : Bahkan aku belum pernah melihatnya. Kau pasti sudah menyelidikinya secara menyeluruh. Astaga, kau memanfaatkan kemampuan investigasimu.
Hae Joon : Aku tidak punya apa-apa tentang Baek Yoo Seob. Aku punya banyak berkas, tapi aku tidak punya apa pun tentang dia. Tidak terlintas di benakku bahwa dia bisa menjadi tersangka. Pria seperti apa dia? Pamanmu, Baek Yoo Seob.
Yoon Young : Aku tidak yakin. Kupikir aku mengenalnya dengan baik sebelum aku bertemu dengannya di toko rekaman hari ini. Dia terlalu jauh untuk disebut keluarga. Namun, dia terlalu dekat untuk menjadi orang asing bagiku. Namun, wajahnya tidak seperti wajah yang kukenal yang membuatku merasa muak dan lelah.
Kita diperlihatkan flashback, saat Yoon Young yang baru pulang sekolah, menemukan pamannya sedang mencabik-cabik novelnya di kamarnya. Yoon Young marah dan mencoba menghentikan pamannya, tapi dia malah didorong.
Yoon Young teriak, sudah kubilang jangan masuk ke kamarku tanpa seizinku. Kenapa paman melakukan ini kepadaku?
Hee Seob datang dan membawa Yoo Seob keluar. Dia mendudukkan Yoo Seob di kursi roda.
Yoon Young melihat Novel Small Door favoritnya rusak. Dia pun teriak, menyuruh pamannya minta maaf.
Namun dia malah ditegur ayahnya.
Hee Seob : Jangan berteriak padanya. Kita keluarga.
Yoon Young menatap marah ayahnya, dia keluarga ayah. Ayah tidak pernah menganggapku dan ibu sebagai keluarga ayah. Ayah pikir aku tidak tahu? Itu sebabnya aku tidak menganggap ayah keluarga.
Pipi Yoon Young terluka.
Yoon Young lalu berdiri. Soon Ae pulang habis belanja. Dia pun mendekati Yoon Young.
Soon Ae : Yoon Young-ah.
Flashback end…
Yoon Young : Aku tidak yakin apakah dia pria yang dahulu kukenal. Aku tidak tahu siapa dia sebenarnya.
Hae Joon : Lantas kita harus mencari tahu. Disitulah kita akan mulai.
Sementara itu, Hee Seob yang tinggal di rumah Dong Sik, tengah memasukkan beberapa baju ke dalam paper bag kecil dengan terburu-buru. Setelah selesai, dia langsung keluar dan memakai sepatunya. Namun, dia juga memasukkan sandal biru ke dalam paper bag nya tadi.
Hee Seob buru-buru pergi tapi Hae Joon tiba-tiba datang. Hee Seob kaget melihat Hae Joon. Saking kagetnya, dia sampai jatuh.
Hae Joon menyuruh Hee Seob ikut dengannya.
Mereka bicara di luar pagar rumah Dong Sik.
Hae Joon : Bapak akan mengajukan pertanyaan sederhana. Jika kau membohongi bapak, bapak harus bicara dengan pamanmu besok pagi.
Hee Seob protes, apa? Itu tidak terdengar adil. Apa pun yang terjadi, pamanku tidak bisa…
Hae Joon : Jadi, jawab dengan jujur.
Hae Joon melihat topi biru Yoo Seob yang dipakai Hee Seob.
Hae Joon : Topi siapa itu?
Hee Seob : Topi ini? Astaga. Namun, bapak menerobos masuk ke rumahku di tengah malam. Kenapa bapak menanyakan topiku?
Hae Joon mengancam Hee Seob lagi, haruskah kita melakukan ini besok? Bawa pamanmu ke sekolah pukul 08.00.
Hee Seob langsung jawab itu punya kakaknya. Dia lalu tanya kenapa Hae Joon mau tahu.
Hee Seob : Aku meminjamnya darinya semalam dan mencobanya.
Hae Joon : Kenapa kau pergi ke gang Penginapan Woojung semalam? Katakan yang sebenarnya.
Hee Seob : Ayolah. Aku sudah menjelaskan semuanya. Aku sedang berjalan-jalan.
Hae Joon : Jika kau tidak yakin, izinkan aku bertanya lebih jelas. Siapa yang membuatmu mengubah jalurmu dan berakhir di gang semalam? Kau pergi dengan seorang pria, tapi dia menghilang. Dia membuatmu berbohong dengan payah, seperti berjalan-jalan. Siapa itu?
Hee Seob : Dia memintaku memeriksa apakah lampu di kamar lantai dua menyala.
Hae Joon : Siapa? Siapa yang memintamu memeriksanya? Bapak ingin mendengarnya darimu. Siapa yang memintamu?
Hee Seob : Itu kakakku.
Hae Joon lantas menoleh ke sampingnya.
Dia melihat Yoon Young yang jatuh terduduk. Yoon Young syok mendengar itu.
Hae Joon dan Yoon Young berjalan bersama. Sepanjang perjalanan, Yoon Young terus bicara.
Yoon Young : Itu semua perbuatan Baek Yoo Seob. Dia kebetulan penasaran dengan kamar di lantai dua yang ditinggali Lee Ju Young. Dia meminta adiknya memeriksa itu bahkan saat Lee Ju Young tidak datang ke Kedai Teh Bong Bong. Itu artinya dia mengincar Lee Ju Young sejak awal. Selain itu, dia kabur saat kita melihatnya di sini.
Hae Joon berhenti berjalan dan menatap Yoon Young yang terus berjalan sambil bicara.
Yoon Young : Dia diam-diam mengintip Lee Ju Young, yang ada di bawah sana, dan dia berlari. Pemilik topi biru. Baek Yoo Seob jelas pelaku sebenarnya.
Yoon Young menoleh ke sampingnya. Dia terkejut Hae Joon tidak ada. Dia mencari ke belakangnya dan melihat Hae Joon.
Hae Joon : Kau mungkin akan pusing jika terlalu terburu-buru. Jika Baek Yoo Seob adalah pelakunya, kita akan menemuinya lagi besok malam karena dia perlu membunuh korban kedua.
Hae Joon lalu tanya apa Yoon Young yakin bisa menghadapi itu?
Hae Joon : Kau tidak perlu menahan perasaanmu yang sebenarnya. Wajar jika kau tertekan karena dia keluargamu.
Yoon Young tak menjawab dan beranjak pergi. Hae Joon mengikuti Yoon Young tanpa bicara lagi. Dia mengerti perasaan Yoon Young saat ini. Mereka tiba di depan rumah. Yoon Young berbalik, menatap Hae Joon.
Yoon Young : Buruk sekali aku memikirkan banyak hal. Namun, hanya itu yang bisa kusisakan untuknya. Sisa pikiranku dipenuhi pikiran untuk menyelamatkan ibuku dan kau dari pria mengerikan itu. Jadi…
Hae Joon membuka pagar dan menyuruh Yoon Young masuk. Yoon Young mengernyit heran.
Hae Joon : Kau akan membaginya dengan seluruh lingkungan? Cerita tentang ibumu dan aku?
Yoon Young pun masuk.
Yoon Young : Aku hanya bingung. Tidak ada yang lebih mengenal Baek Yoo Seob daripada aku. Informasi dan fail yang hilang. Aku akan memberimu semua yang kau butuhkan mulai sekarang.
Hae Joon : Kau bahkan tidak tahu apa yang akan kau saksikan mulai sekarang. Kau yakin bisa melakukannya?
Yoon Young : Ya. Siapa pun yang melakukan apa pun, jika itu kebenaran yang harus kuketahui, aku tidak akan pernah lari darinya. Dengan begitu, aku bisa melindungi ibuku.
Hee Seob di koridor rumah sakit. Dia terdiam melihat tempat sampah di depannya. Tak lama kemudian, dia membuang topi biru kakaknya ke tempat sampah. Setelah itu dia pergi. Seorang gadis tiba-tiba datang. Gadis yang menjinjing paper bag itu mengambil topi biru Yoo Seob dari tempat sampah. Kamera menyorot gadis itu dari kejauhan. Rambutnya panjang. Saat kamera menyorotnya dari jarak dekat, kita melihat wajahnya. Dia Mi Sook.
Mi Sook tersenyum menatap ke arah Hee Seob pergi.
Tak lama, dia mendengar suara ibunya.
“Kau di sini.”
Mi Sook menunjukkan paper bag yang dia bawa, aku membawa pakaian ganti untukmu.
Yoon Young tanya ke Hae Joon apa yang harus dia lakukan sekarang.
Hae Joon : Kau harus mencari tahu siapa korban kedua.
Yoon Young : Siapa itu?
Adegan beralih ke Soon Ae yang tidak bisa belajar dengan tenang karena Kyung Ae.
Dia melihat Kyung Ae yang berdiri di depan cermin. Kyung Ae di depan cermin, berlagak seperti Miss Korea. Dia juga memutar lagu pengiring, seolah-olah dia sedang mengikuti sebuah kontes.
Kyung Ae : Aku kontestan nomor dua, Miss Gyeonggi, Lee Kyung Ae. Tolong perlakukan aku dengan baik.
Yoon Young terduduk di tangga teras. Dia tidak percaya, tidak mungkin.
Hae Joon duduk disamping Yoon Young.
Hae Joon : Kau sama sekali tidak tahu? Dia bibi yang tidak pernah kau miliki.
*Omo, jadi korban kedua adalah Kyung Ae!!
Yoon Young : Aku diberi tahu bahwa dia mati muda karena dia lemah.
Yoon Young lalu tanya apa masih ada yang Hae Joon sembunyikan darinya.
Hae Joon : Aku sudah menunjukkan lantai dua. Itu artinya aku sudah memberitahumu semuanya.
Yoon Young : Kau juga punya rencana untuknya, bukan?
Hae Joon : Apa menurutmu hanya kebetulan aku menyewa rumah di seberang rumah mereka?
Yoon Young : Kau punya rencana selama ini?
Mereka berdua lalu menatap ke arah jendela kamar Soon Ae dan Kyung Ae.
Karena tirainya belum ditutup, mereka bisa melihat Kyung Ae dan Soon Ae.
Kyung Ae terbangun dari tidurnya dan langsung duduk. Sementara Soon Ae terjaga semalaman, karena harus belajar. Kyung Ae memikirkan sesuatu sambil nyemilin timun di wajahnya. Tak lama kemudian, dia berlari keluar dari kamarnya.
Kyung Ae ke balkon. Dia mencari sesuatu di dekat gentong. Kemudian, dia mengangkat salah satu gentong dan terkejut melihat apa yang ada di bawahnya lalu kembali menaruh gentong itu lagi. Tapi setelahnya, dia menggeser gentong itu dan mengambil sebuah amplop kuning di bawahnya.
Hae Joon dan Yoon Young mengamati Kyung Ae dari jendela.
Hae Joon : Berdasarkan pengamatanku selama sebulan, hari ini akan menjadi hari tersulit dan terumit. Itu karena orang yang harus kita selamatkan luar biasa.
Soon Ae memeriksa jawaban dari soal2 yang dia kerjakan dengan melihat kunci jawaban. Dia langsung lemas karena jawabannya banyak yang salah. Soon Ae lalu meraih novel favoritnya dari dalam tas. Dia membuka novel itu dan menghitung uangnya yang dia simpan di dalam sana. Soon Ae makin lemas karena uangnya hanya sepuluh dolar.
Kyung Ae senang lantaran dia menemukan uang simpanan ayahnya.
Lalu dia menghitung uang yang disimpan-simpan ayahnya dan berkata, dia hanya perlu menabung sedikit lagi.
Kyung Ae lantas menggoyangkan badannya, sambil berkata dia perlu menabung sedikit lagi.
Hae Joon dan Yoon Young ternganga melihat kelakuan Kyung Ae.
Hae Joon : Yang disebut bedebah dari Woojung-ri. Gadis tergila di lingkungan ini. Jangan mencoba memahami kenapa atau apa yang dia lakukan secara logis.
Kyung Ae lalu menenggak mirasnya. Sepertinya, dia menyembunyikan mirasnya di dekat gentong.
Yoon Young beranjak dari jendela. Dia duduk di sofa tempat dia biasa tidur dan melihat dokumen-dokumen di atas meja.
Yoon Young : Kau memilih tinggal di seberang rumah mereka karena kau tidak tahu apa yang mungkin dia lakukan. Jalan yang polisi temukan saat itu tidak bisa dipercaya lagi.
Hae Joon berbalik menatap Yoon Young.
Hae Joon : Ada banyak hal yang mereka lewatkan. Serta aku menjadi lebih yakin setelah kejadian semalam.
Hae Joon melhat Kyung Ae jatuh terpeleset.
Hae Joon bisa ngerasain sakitnya, astaga.
Yoon Young : Bagaimanapun, keberadaan terakhirnya yang mereka temukan adalah di Kedai Teh Bong Bong pukul 21.00 malam ini. Ini jalan yang sama dengan Lee Ju Young, bukan?
Hae Joon : Dia pasti bertemu pelakunya setelah meninggalkan kedai teh.
Yoon Young : Namun, malam ini akan berbeda karena kita akan ada untuknya. Mari tangkap pelakunya dengan sungguh-sungguh kali ini.
Hae Joon : Akan kupastikan kita melakukan itu.
Yoon Young : Namun, bagaimana dengan sekolah kita?
Hae Joon pun menghubungi Kepala Sekolah Yoon. Dia mengatakan Yoon Young demam.
Kepala Sekolah Yoon kaget, demamnya setinggi 39 derajat Celsius?
Hae Joon : Ya. Apa yang harus kulakukan? Aku satu-satunya walinya.
Hae Joon mengarahkan teleponnya ke Yoon Young.
Yoon Young langsung pura-pura batuk.
Hae Joon bicara lagi dengan Kepala Sekolah Yoon.
Kepala Sekolah Yoon : Sekolah bukan masalahnya sekarang. Bawa dia ke rumah sakit. Kau tahu RS yang ada di persimpangan, bukan? Jangan mengkhawatirkan kelas. Tetaplah di dekatnya dan rawat dia.
Kepala Sekolah Yoon menutup telepon. Ternyata ada Dong Sik di ruangannya.
Kepala Sekolah Yoon : Kurasa ini bukan hari yang tepat.
Dong Sik : Kalau begitu, aku bisa mampir ke rumah sakit.
Kepala Sekolah Yoon : Benar. Itu searah. Omong-omong, apa anak-anakmu merasa lebih baik?
Dong Sik : Ya. Mereka cukup sehat untuk dipulangkan, tapi aku bersikeras merawat mereka satu hari lagi di rumah sakit.
Kepala Sekolah Yoon : Bagus. Gunakan kesempatan ini untuk memberi mereka makanan yang mereka mau. Temani mereka sesering yang kau mau.
Kepala Sekolah Yoon memberi Dong Sik uang. Dong Sik segan menerimanya. Kepala Sekolah Yoon memaksa. Dia bilang, jika Dong Sik menolak, dia akan tidak nyaman saat bertemu putranya beberapa hari lagi.
Kepala Sekolah Yoon : Akulah yang menahanmu di sana malam itu.
Dong Sik : Anda tidak sengaja melakukannya.
Kepala Sekolah Yoon nyemilin jeli dari putranya.
Kepala Sekolah Yoon : Ini rasa ceri.
Dong Sik : Apa Yeon Woo kembali ke Korea?
Kepala Sekolah Yoon : Ya. Dia meneleponku. Dia ingin datang menemui ayahnya. Ini sudah tiga tahun. Kau harus bersyukur saat mereka bersikap manis kepadamu. Anak-anakmu tidak tinggal di pelukanmu selamanya.
Soon Ae yang lagi makan bersama keluarganya, terdiam melihat kakaknya yang merengek kepada ibunya. Kyung Ae bilang dia serius. Dia akan membelikan Ok Ja mantel bulu setelah jadi Miss Korea.
Ok Ja mengomeli Kyung Ae.
Ok Ja : Astaga! Ibu tidak percaya kau putri ibu. Kau pikir semua orang mampu membeli mantel bulu?
Kyung Ae : Aku tidak meminta Ibu membelikanku. Kubilang akan kubelikan. Ibu, jika aku menjadi Miss Korea…
Oh Bok : Berhenti mendesaknya dan berhentilah minum. Miss Korea? Yang benar saja.
Kyung Ae sebal, hormatilah orang yang lebih tua. Kenapa tidak ada yang memercayaiku? Mereka bilang aku punya potensi.
Hyung Man : Jika kau membahas 500 dolar lagi, ayah akan memarahimu.
Ok Ja : Kau tidak terlibat dengan orang jahat, bukan?
Kyung Ae : Ibu tidak tahu hal-hal seperti ini. Namun, bisakah ibu membantuku sedikit?
Ok Ja : Apa kau sudah gila? Kita tidak punya uang. Kita bangkrut.
Soon Ae berhenti makan. Dia menaruh sumpitnya di atas meja dan mulai bicara. Dia minta tutor matematika.
Soon Ae : Aku kesulitan belakangan ini. Ujian masuk universitas juga sebentar lagi. Aku sudah menabung, jadi, aku hanya ingin sedikit bantuan dengan uang lesnya…
Oh Bok : Bagaimana kau bisa sebodoh ini?
Orang tuanya tak menjawab. Soon Ae pun diam.
Soon Ae hendak pergi. Hyung Man yang juga mau pergi, mengejar Soon Ae.
Hyung Man : Soon Ae. Ayah akan mencarikanmu tutor begitu kita punya uang tambahan. Ayah terlambat. Semoga harimu menyenangkan, Sayang. Ya?
Hyung Man pergi.
Soon Ae lalu mendengar suara Oh Bok. Dia pun menoleh dan melihat Oh Bok dan ibunya di depan pintu. Oh Bok bilang ada beberapa buku yang harus dia beli. Ok Ja langsung ngasih Oh Bok uang. Dia juga meminta Oh Bok memberitahunya jika uang itu kurang.
Ok Ja : Jangan beri tahu kakak-kakakmu.
Oh Bok : Aku akan pergi sekarang.
Soon Ae yang melihat itu, langsung sedih dan beranjak pergi.
Oh Bok juga berangkat dan pergi duluan. Begitu Oh Bok pergi, Kyung Ae juga pergi dan mengikuti Soon Ae.
Setelah mereka semua pergi, barulah Hae Joon dan Yoon Young keluar dari rumah. Mereka mengikuti Kyung Ae.
Hae Joon : Kita tidak boleh ketahuan atau melewatkannya.
Yoon Young : Dia bekerja di salon rambut, bukan? Kalau begitu, apa dia akan bekerja?
Hae Joon : Tidak akan semudah itu. Dia bolos kerja tanpa pemberitahuan, dan tidak ada catatan tentang apa yang dia lakukan selama itu. Kita akan tahu jika mengikutinya.
Mereka pun mendadak berhenti dan bergegas sembunyi karena melihat Kyung Ae memarahi Soon Ae.
Kyung Ae : Soon Ae, tadi kau sengaja melakukannya, bukan?
Soon Ae : Apa yang kulakukan?
Kyung Ae : Kau tidak menganggap serius impian kakak. Itu sebabnya kau menyela untuk membicarakan dirimu sendiri. “Jangan sia-siakan uang kalian untuk impiannya.” “Gunakan untuk putri kalian yang pintar.” Itu yang kau katakan.
Soon Ae : Maaf aku menyela kakak, tapi aku tidak tahu. Aku tidak memperhatikan kakak.
Kyung Ae salah paham dan makin marah karena kalimat terakhir Soon Ae.
Kyung Ae : Sekarang kau mau terang-terangan meremehkan kakak?
Soon Ae : Tidak. Bukan itu maksudku.
Kyung Ae : Hei, kau pikir kau lebih baik daripada orang lain?
Kyung Ae melihat jepit rambut Soon Ae.
Kyung Ae : Astaga, jepit rambut itu. Itu jepit rambut yang kakak bilang kepada ayah kakak inginkan. Namun, dia membelinya hanya untukmu. Apa hebatnya mendapat nilai tertinggi di sekolah? Omong-omong, ada batasan yang bisa kau dapatkan karena berada di sisi baiknya. Kau pikir ayah tidak punya uang untuk menyewa tutor untukmu?
Soon Ae : Apa maksud kakak?
Kyung Ae : Ayah tidak berniat mengirimmu ke universitas.
Soon Ae : Bagaimana kakak tahu?
Kyung Ae : Hanya kau yang tidak tahu. Hei, menurutmu apa yang dia inginkan untuk kita? Dia ingin kita menikahi seseorang dari keluarga baik-baik di usia muda dan hidup mewah. Dia ingin membuat Oh Bok belajar lebih banyak dan memiliki pekerjaan yang baik. Hanya itu keinginannya. Kau salah arah.
Mendengar itu, Yoon Young terdiam.
Soon Ae tanya, lalu? Apa kakak akan hidup seperti itu? Aku tidak akan hidup seperti yang dia inginkan. Aku bisa belajar tanpa tutor. Jika kakak butuh uang untuk menjalani hidup kakak sendiri, pakai ini. Aku tidak pernah meremehkan kakak.
Soon Ae memberikan novelnya ke Kyung Ae dan pergi.
Kyung Ae : Apa dia menyuruhku membaca ini dan menjadi lebih pintar? Dia masih menginjak-injakku.
Namun dia terdiam melihat ada uang 10 dolar di dalam novel itu.
Kyung Ae berhenti sejenak di jembatan. Dia gelisah menatap uang dari Soon Ae.
Tapi tak lama, dia melanjutkan lagi perjalanannya.
Hae Joon dan Yoon Young mau mengikuti, tapi Yoon Young berhenti berjalan karena melihat Soon Ae termenung di tepi sungai tempat mereka menemukan Ju Young duduk ketakutan. Hae Joon yang melihat itu, langsung bilang ke Yoon Young kalau dia bisa mengikuti Kyung Ae sendiri.
Yoon Young : Tidak. Dia pasti ingin aku mengikuti Kyung Ae.
Mereka kembali mengikuti Kyung Ae.
Mereka melihat Kyung Ae masuk ke telepon umum dan menghubungi seseorang.
Yoon Young : Aku membenci kakekku untuk kali pertama. Itu harapan seumur hidup ibuku. Pada akhirnya, dia tidak kuliah.
Hae Joon : Itu tidak akan terlalu langka saat ini.
Yoon Young : Hanya karena itu umum, bukan berarti tidak tragis.
Hae Joon : Aku hanya bilang dia pasti tidak tahu. Bagaimana perasaannya nanti tentang menahan putrinya.
Yoon Young lalu bertanya-tanya apa yang Kyung Ae lakukan sekarang.
Hae Joon : Apa pun yang dia lakukan, kita harus mengawasinya sampai pelakunya muncul. Kita tidak bisa menciptakan lebih banyak variabel.
Kyung Ae keluar dari telepon umum. Sebuah mobil van berhenti tepat di depan Kyung Ae. Seorang pria turun dan menghampiri Kyung Ae. Sementara pria yang satunya, tetap di kursi kemudi. Di kursi belakang, ada beberapa gadis cantik.
“Apa kabar, Gadis Cantik? Kudengar akhirnya kau mendapatkannya.” ucap pria yang turun itu.
Kyung Ae melihat gadis2 di dalam mobil.
Dia lalu tanya siapa mereka.
“Bukankah sudah jelas? Mereka akan bersiap untuk Miss Korea bersamamu.”
Pria itu lalu mengenalkan para gadis itu pada Kyung Ae.
” Dia akan menjadi juara kedua di Provinsi Jeolla Selatan. Dia akan menjadi juara pertama di Daegu. Lalu dia akan menjadi juara ketiga di Provinsi Gyeongsang Utara.”
Gadis di Provinsi Jeolla Selatan protes.
“Hei, aku membayar 500 dolar. Kau bilang aku juara kedua!”
Pria itu lalu tanya Kyung Ae mau jadi juara berapa.
Kyung Ae tampak ragu, namun pada akhirnya dia tetap memberikannya dan bilang dia mau jadi juara dua.
Sementara wajah ketiga pria, terpampang di poster yang ditempel di dinding tempat Hae Joon dan Yoon Young sembunyi. Ternyata kedua pria itu adalah buronan untuk kasus penipuan.
Pria itu menyuruh Kyung Ae masuk. Namun Kyung Ae ragu2.
Yoon Young tanya, menurut Hae Joon apa yang terjadi.
Hae Joon : Apa itu hari ini? Hari dia ditipu?
Yoon Young : Dia ditipu? Apa maksudmu?
Hae Joon : Mereka berjanji ke gadis-gadis muda bahwa mereka akan memenangi Miss Korea hanya dengan 500 dolar. Aku menyadari operasi mereka pada hari pertamaku di sini. Bahkan jika punya uang, dia harus menggunakannya untuk alkohol dan uang damai setelah pertengkaran. Jadi, dia tidak punya uang untuk ditipu.
Mendengar itu, Yoon Young marah.
Yoon Young: Namun, uang itu… Ibuku memberikan uang itu kepadanya!
Hae Joon : Tidak ada yang bisa kita lakukan.
Yoon Young : Tentu saja, ada yang bisa kita lakukan. 500 dolar cukup untuk biaya kuliahnya. Aku yakin kau berasal dari keluarga kaya. Apa kau anak tunggal?
Hae Joon : Bagaimana kau bisa mengerti? Kau tidak pernah hidup sebagai gadis.
Yoon Young pun menepuk bahu Hae Joon. Dia kesal.
Yoon Young : Itu sebabnya kau santai seperti ini.
Hae Joon : Apa maksudmu?
Kyung Ae minta uangnya dibalikin. Pria itu heran. Dia bilang, mereka harus pergi ke Seoul untuk kontes Miss Korea itu.
Kyung Ae : Kurasa aku tidak bisa melakukan ini. Aku punya adik yang bodoh, tapi pintar. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Tes bakat skolastiknya akan berakhir tahun depan. Jadi, aku akan berpartisipasi. Aku akan melakukannya tahun depan!
Tapi pria itu tak mau menyerahkan uangnya. Kyung Ae berusaha merebut uangnya, tapi dia didorong pria itu.
Yoon Young mau membantu Kyung Ae tapi ditahan Hae Joon.
Pria itu masuk ke mobil. Kyung Ae yang kesal, melompat masuk ke dalam mobil.
Sontak lah, kedua dan para gadis kaget. Mobil mulai berjalan.
Yoon Young yang melihat itu, langsung berlari menghadang mobil. Namun, mobil terus melaju. Hae Joon pun bergegas menarik Yoon Young ke pinggir. Dan mobil berhenti. Ternyata di dalam mobil itu, juga ada pria lain. Pria yang duduk disamping sopir. Kedua pria yang duduk di depan, langsung mendekati Hae Joon. Sementara pria yang duduk di belakang, mendorong Kyung Ae keluar.
Hae Joon menyuruh Yoon Young mengevakuasi Kyung Ae dulu.
Yoon Young mengerti dan bergegas lari ke Kyung Ae.
Pria yang tadi duduk di belakang, mau pergi. Tapi Kyung Ae memegang kakinya. Kyung Ae minta duitnya dikembalikan. Pria itu mau memukul Kyung Ae, tapi Yoon Young datang dan menenang pisangnya pria itu dari belakang. Sontak lah pria itu langsung kesakitan sambil memegangi pisangnya.
Pria yang lain berhasil menjatuhkan Hae Joon. Disaat yang genting, bantuan datang. Hae Joon terkejut melihat siapa yang menolong mereka. Baek Yoo Seob! Dia memukul salah satu pria yang menyerang Hae Joon, dengan kotak kayu. Yoo Seob juga melemparkan kotak kayu ke arah pria itu. Sontak lah, melihat Yoo Seob melempar kotak kayu, Hae Joon ingat sama pria bertopi biru yang melemparkan kotak kayu kepadanya saat dia mengejarnya.
Yoo Seob berhasil meringkus satu pria.
Satu pria lagi dicekik Hae Joon pakai tangkai sapu lidi. Tapi pria itu berhasil lepas dari jeratan sapu dan membuang sapu lidi ke jalan. Dia mau membalas Hae Joon tapi Yoon Young datang dan memukul pria itu dengan sapu.
Hee Seob memegangi kunci yang tergantung di lehernya sambil memandang keluar jendela kelas. Bum Ryong mengajaknya bicara. Dia bilang soal Soon Ae. Hee Seob pun langsung memasukkan lagi kalungnya ke balik bajunya dan menoleh ke Bum Ryong.
Bum Ryong : Bagaimana kau mengenalnya? Aku tidak mau bertanya karena tidak mau menyulitkanmu. Namun, rasa penasaranku menguasaiku. Kau baru pindah ke sekolah kami.
Hee Seob agak terdiam mendengar itu.
Bum Ryong yang menyadari itu, langsung minta Hee Seob melupakan pertanyaannya.
Hee Seob pun langsung bilang orang yang Bum Ryong pikirkan adalah orang yang dia sukai.
Hee Seob : Gadis yang awalnya kusukai… Namun, kau tahu apa yang terjadi. Aku menyatakan perasaanku kepadanya, dan dia mencampakkanku dengan keras. Katanya dia mengencani seseorang, jadi, dia tidak bisa menerima perasaanku kepadanya.
Bum Ryong : Astaga. Kau jujur sekali. Terima kasih sudah memberitahuku.
Bum Ryong lalu tanya, Hee Seob memegang apa tadi.
Hee Seob gak mau menjawab.
Bum Ryong pun memasak Hee Seob menjawab sambil menggelitiki badan Hee Seob.
Lalu Bum Ryong tanya, haruskah dia membiarkan Hee Seob berkencan.
Hee Seob : Berkencan dengan siapa?
Bum Ryong : Soon Ae. Haruskah aku membiarkanmu memilikinya?
Hee Seob terkejut mendengarnya, apa?
Bum Ryong lalu bilang dia hanya bercanda.
Yoo Seob tanya apa Hae Joon baik-baik saja? Apa Hae Joon terluka?
Hae Joon nya diam saja dan bertanya dalam hati kenapa secepat itu Yoo Seob muncul.
Hae Joon : Aku tidak seharusnya melihatnya di sini. Jika dia tahu aku orang yang mengejarnya malam itu, apa Baek Yoo Sub terlibat sekarang karena aku atau Lee Kyung Ae? Kalau begitu, apa ini seharusnya terjadi? Atau ini insiden baru?
Yoon Young yang tak mau Yoo Seob curiga, langsung menyadarkan Hae Joon. Dia memegang bahu Hae Joon dan berkata, mereka baik-baik saja. Hae Joon lalu mengucapkan terima kasih pada Yoo Seob.
Hae Joon : Pasti tidak mudah untuk terlibat.
Yoo Seob : Aku hanya lewat dan berpikir harus melakukan sesuatu untuk membantu.
Hae Joon : hanya lewat?
Yoo Seob : Ya.
Lalu ada ajumma pemilik kedai yang datang. Mereka memuji yang dilakukan Hae Joon dan Yoo Seob. Ajumma itu lalu meminta mereka menunggu sebentar karena dia akan menghubungi polisi.
Dong Sik dan rekannya datang.
Hae Joon : Kami hanya lewat dan melihat para penipu ini. Tangkap mereka semua. Mereka mungkin terlibat dalam operasi perdagangan manusia. Kau akan dapat tangkapan bagus.
Dong Sik dan rekannya menangkap para bedebah itu.
Hae Joon dan Yoon Young celingukan, mencari Kyung Ae dan Yoo Seob yang tiba-tiba menghilang.
Para gadis langsung menyerbu si pelaku. Mereka menuntut uang mereka kembali.
Dong Sik terdiam menatap Hae Joon.
Hae Joon dan Yoon Young langsung mencari Kyung Ae dan Yoo Seob.
Yoon Young : Apa mereka benar-benar menghilang bersama?
Hae Joon : Apa kau ingat apa yang kita putuskan jika ada masalah?
Yoon Young : Ya. Aku ingat.
Hae Joon : Kalau begitu, berhati-hatilah.
Mereka lalu berpencar.
Yoon Young ingat rencana cadangan mereka semalam jika terjadi masalah.
Flashback…
Mereka berdua duduk di ruang tengah tempat Yoon Young biasa tidur. Di atas meja, ada banyak dokumen yang terkait dengan pembunuhan itu.
Hae Joon : Jika… Ini hanya pengandaian. Namun, ini tidak boleh terjadi. Namun, jika ini tidak berjalan sesuai rencana kita, atau kita akhirnya kehilangan tersangka…
Hae Joon tiba2 mimisan. Yoon Young langsung memberikan beberapa lembar tisu ke Hae Joon.
Yoon Young : Kau baik-baik saja?
Hae Joon : Ini bukan apa-apa. Mimisannya akan segera berhenti.
Yoon Young : Apa ada malam saat kau benar-benar tidur sejak tiba di sini? Dari pengamatanku, tidak.
Hae Joon : Tidur tidaklah penting.
Yoon Young : Kau bilang dunia ini penuh tragedi. Kenapa kau bertindak sejauh ini? Bagimu, mereka semua orang asing. Menyelamatkan setiap korban bukan berarti kau akan hidup nanti. Jika kau hanya perlu menemukan pelaku sebenarnya, pasti ada cara yang lebih sederhana dan mudah. Aku hanya merasa kau punya pilihan lain.
Hae Joon malah bilang tanahnya terlalu dingin.
Bersambung ke part 2…