Tentangsinopsis.com – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Season 2 Episode 1 Part 3, Untuk cari tahu full bagian recap langsung saja gaes di tulisan yang ini. Jika Kalian ingin menemukan cerita Episode Sebelumnya baca disini.
Songwon dan Gabin sedang tidur. Ami menggunakan kesempatan itu untuk ke toilet. Nggak berselang lama Yusin menyusul. Ami tersenyum melihat Yusin. Yusin menyinggung teman Ami yang pakai topi terlihat nggak asing.
Ami memberitahu kalo namanya Nam Gabin, aktris musikal. Kenapa tak bilang? Tanya Yusin. Ami menjawab karena dia selebritas. Ia lalu menanyakan kenapa Yusin pergi ke Jeju? Yusin memberitahu kalo wali kelasnya waktu SMA jatuh sakit. Dia tinggal di Jeju.
Yusin menanyakan tempat Ami menginap. Hotel Pyoseon. Jawab Ami. Yusin sendiri di Hotel Jungmun. Ia bertanya apa Ami pulang besok? Ami memberitahu lusa. Seseorang di toilet barusan keluar. Yusin meminta Ami untuk mengirim pesan saat pulang. Ami mengiyakan. Mereka lalu berpisah.
Ibu sedang di kamarnya mandangin foto ayah di meja. Ia teringat detik saat ayah hampir meninggal. Sambil megangin dadanya ia menatap marah ke ibu karena ibu nggak mau noloongin.
Mendadak senyum ayah di foto perlahan hilang. Ibu bangkit. Ia nggak mau melihatnya dan membalikkan fotonya.
Ada yang datang. Ibu turun dan melihatnya. Ahjumma yang melihatnya duluan melalui interkom ngasih tahu kalo itu Piyoung. Ibu tahu-tahu kembali ke kamar dan mengembalikan foto ayah ke posisi semula.
Setelahnya ibu menyambut Piyoung yang datang bersama Jia. Kamu kesepian karena ayahmu tak di rumah? Jia memberitahu kalo ia menelpon ayahnya tadi dan disuruh tidur di rumah Nenek.
Piyoung mau mengajak ibu makan di restoran dekat rumah yang baru buka karena berpikir ibu belum makan malam tapi ibu menolak. Ia mau makan di rumah saja. Jia lalu pergi mau pergi menyapa kakek.
Ibu bangga lihatnya. Padahal nggak disuruh.
Songwon mau makan bersama Ami dan Gabin. Songwon bilang kalo mereka harus makan dageumbari di Jeju. Biar aku yang traktir. Dageumbari itu jenis ikan? Tanya Ami. Songwon mengiyakan.
Gabin memberitahu kalo dulu sulit ditemukan, tapi sekarang sudah diternak.
Songwon memesan satu paket dageumbari. Pelayannya menebak kalo mereka dari Seoul. Songwon membenarkan. Selain itu ia juga memesan minuman barli fermentasi yang belum lama difermentasi.
Ami merasa nggak sabar dengan makanannya. Songwon memberitahu kalo kakaknya mengajak makan malam di rumah besok. Gabin menyuruhnya untuk merayakan ulang tahun pernikahan bersama keluarga. Ami membenarkan. Ia mengajak mereka untuk jalan-jalan di pantai. Pantainya terlihat sangat indah tadi.
Bagaimana kalo terbawa arus? Canda Gabin. Songwon menyarankan agar mereka berenang di kolam renang hotel. Pasti ada kolam air hangat. Sudah malam, nggak akan ada yang mengenalimu. Gabin mengangguk. Sudah lama nggak berenang malam.
Makanan mereka datang. Ami senang banget. Ada banyak makanan. Gabin merasa akan kenyang hanya dengan makan itu. Pelayan meletakkan kimchi di depan Songwon. Songwon nggak suka sama baunya dan memindahkannya di depan Gabin. Ia lalu menanyakan minuman barli fermentasinya?
Pelayan mengiyakan. Hidangan utama belum keluar, kan? Mau sup kaldu atau sup pedas? Songwon dan yang lain memesan sup pedas. Ketiganya mulai makan. Songwon mengambil gurita. Kakaknya menyuruhnya makan gurita kalo ada. Bagus untuk kesehatan.
Gabin ikut makan gurita seperti Songwon. Mendadak Songwon merasa muak. Ia pingin muntah dan pergi. Ami dan Gabin khawatir.
Malam harinya akhirnya Songwon mrngakui kehamilannya. Sudah delapan pekan. Gabin mengucapkan selamat. Ami menyesalkan Songwon yang nggak ngasih tahu mereka lebih awal? Gabin melihat di berita soal wanita lajang yang memilih untuk punya anak. Kamu nggak begitu, kan?
Ami mengku penasaran dengan ayah dari janinnya. Kamu nggak akan memperkenalkannya? Songwon merasa nggak nyaman. Nggak bisa dalam waktu dekat. Dia di luar negeri? Tanya Ami.
Gabin bilang nggak perlu terburu-buru. Akhirnya Songwon memberitahu kalo dia sudah berkeluarga. Namun…dia mau menceraikan istrinya dan hidup bersamaku. Bagiku, anak ini sudah lebih dari cukup. Aku merasa nggak nyaman.
Gabin juga mengakui kalo sebenarnya…situasinya sama sepertinya. Semuanya terjadi begitu saja. Nggak bisa diprediksi sama sekali. Orang tuaku pasti syok jika mengetahuinya. Dia sudah mengakhiri hubungan dengan istrinya dan meninggalkan rumah.
Ami mengaku iri dengan mereka. Pria di pesawat tadi…adalah pacarku. Situasi kita sama, tapi dia nggak mau bercerai dengan istrinya. Lama-kelamaan makin sulit. Awalnya, aku sudah cukup senang bisa bertemu dengannya. Kami bertemu di pesawat saat aku kembali ke Korea. Dia mewarisi rumah sakit milik ayahnya.
Ibu nyuruh Piyoung untuk tidur lebih cepat. Ia pasti lelah. Piyoung mengaku nggak begitu lelah karena hanya pergi ke kuil. Piyoung melihat kalo ibu mengantuk. Ibu mengaku makin memikirkan suaminya saat sudah malam. Piyoung mengaku sedih memikirkan ibu sebagai sesama wanita. Ia melihat ibu sangat menderita. Ia menyarankan agar ibu menemui orang lain untuk membantu melupakan Ayah. Ibu nggak berniat berkencan dengan seseorang? Seseorang yang serasi dengan Ibu. Kurasa ada beberapa di sekitar Ibu. Ayah nggak akan kembali hidup meski Ibu terus memikirkannya. Ayah pasti nggak ingin Ibu menderita. Ibu memperlakukan Ayah dengan sangat baik selama ini. Nggak ada wanita sebaik Ibu.
Ibu mengaku nggak tahu. Ia terus memikirkan salahnya. Apa? Memangnya apa salah Ibu? Tanya Piyoung Piyoung pikir seharusnya ibu bisa perlakukan lebih baik. Ibu pikir dia akan hidup untuk waktu yang lama dan meninggalkan dunia ini bersama pada waktu yang sama.
Piyoung melanjutkan kalo Yusin pun nggak masalah kalo Ibu menjalin hubungan dengan orang lain. Ibu nampak nggak nyangka. Piyoung memberitahu kalo Yusin khawatir karena Ibu terlihat sangat sedih. Ibu tersenyum dengarnya. Piyoung sampai nggak ngerti kenapa begitu? Ketika Ibu setahun lebih muda…
Ibu memotong dan menanyakan Piyoung mau ia menikah lagi? Piyoung pikir nggak ada salahnya. Setelah menjalin hubungan selama beberapa tahun… . Ibu nyuruh Piyoung untuk melupakannya dan menekankan kalo ia nggak terobsesi dengan pria.
Piyoung memberitahu kalo di pemakaman, rekan kerjanya mengatakan bahwa sayang sekali kalo Ibu hidup menua sendirian. Ada banyak pria berusia 60-an yang sangat kompeten dan…
Ibu menegaskan kalo ia nggak tertarik. Pria seusia ibu menginginkan wanita berusia 30-an. Ia lalu bangkit dan meninggalkan Piyoung. Piyoung membatin jangan sampai ibu mengincar suaminya. Beraninya kamu. Ia mengucapkan selamat malam ke ibu tapi ibu mengabaikannya.
Ibu ke kamarnya. Dia kesal karen Yusin nggak ngasih kabar dari kemarin.
Ami kaget karena ternyata pria yang dekat dengan Songwon menyukainya meski sepuluh tahun lebih muda. Songwon rasa sudah telanjur sayang. Gabin mengakui kalo perasaan memang menyeramkan. Ia lalu menatap Ami. Ia tahu nggak pantas mengatakan ini, tapi kuharap kamu memikirkannya sekali lagi. Ami tahu maksudnya. Namun, aku nggak tertarik dengan orang lain.
Meskipun di Amerika? Tanya Songwon. Ami membenarkan. Aku nggak bisa lepas dari perasaan ini. Dan terus terpesona. Tapi bagi Gabin berbeda. Saat bersama dengannya, aku merasa terhibur, dan stabil secara mental. Dia memang sangat perhatian.
Ami menanyakan apa Gabin akan menikahinya setelah waktunya tepat? Gabin mengiyakan. Meski aku merasa nggak nyaman sebab keluarganya hancur karenaku. Ami juga merasa nggak pantas mengatakannya tapi menurutnya Gabin terlalu baik untuknya.
Gabin mengaku nggak begitu hebat. Hanya namanya yang dikenal. Mereka akan menyerahkannya pada takdir. Dan untuk Songwon ia merasa kalo mereka seperti seperti ditakdirkan bersama.
Ami membenarkan. Ia menanyakan apa Songwon sudah membuat nama panggilan janin? Songwon menggeleng belum.
Sahyun merasa gelisah di ruang kerjanya. Entah mau nelpon siapa. Hyerong datang menanyakan nggak tidur?
Mereka bersiap untuk tidur. Hyerong mengkonfirmasi kalo Sahyun beneran akan mengakhirinya. Pekan depan? Melihat Sahyu. Hanya diam membuatnya berpikir kalo Sahyun nggak yakin. Sahyun membantah. Ia memberitahu kalo dia pergi ke Jeju. Ia akan bicara dengannya jika sudah kembali.
Hyerong heran. Katanya dia hamil? Dia pergi berlibur? Rumah kakaknya. Jawab Sahyun. Dia berasal dari Jeju? Tanya Hyerong lagi. Sahyun membantah. Keluarga kakaknya pindah ke Jeju. Hyerong bertanya dia nggak punya orang tua?
Sahyun membenarkan. Hyerong pikir orang tuanya bercerai. Atau sudah meninggal? Sahyun merasa kalo itu nggak penting.
Piyoung sedang mengikat rambut Jia. Ia menanyakan pukul berapa penerbangan ayahnya? Ayah akan tiba di Bandara Gimpo pukul 13.00. jawab Piyoung. Ia mengajak Jia untuk membeli bahan makanan setelah sarapan nanti.
Ibu keluar dengan kepala diikat. Katanya dia sakit sepanjang malam dan nyuruh Piyoung untuk mengirim pesan ke Yusin agar nggak membelikannya jeruk. Sebenarnya Piyoung malas karena Yusin juga perginya sehari doang tapi ibu terus maksa.
Akhirnya Piyoung mengirim pesan ke Yusin agar nggak beli jeruk. Jia mau mengajak neneknya ke rumah sakit tapi ibu menolak. Itu bukan penyakit yang akan sembuh kalo disuntik. Piyoung menanyakan apa yang ibu rasakan. Ibu memberitahu kalo demamnya sudah turun tapi badannya terasa seperti dipukuli. Piyoung menawarkan untuk membuatkan bubur tapi ibu menolak dan minta dipanaskan susu.
Piyoung memasukkan segelas susu ke dalam microwave. Nggak habis pikir sama tingkah mertuanya. Jia menawarkan untuk memikat ibu.
Orang tua Sahyun menemui Hyerong. Mereka dikasih minuman dari penggemarnya. Ayah dan ibu memuji rasanya. Hyerong menyinggung kalo harus tenang dan rileks kalo mau punya anak. Karena itulah ia minta pada ayah dan ibu untuk turun tangan. Ia ingin mereka menemui wanita itu dan memintanya untuk mengakhiri hubungannya dengan Sahyun. Kalo dia mau, ia ingin ayah dan ibu memindahkan rumahnya tanpa sepengetahuan Sahyun.
Ayah pikir membelikannya apartemen bukan hal yang sulit. Gimana kalo nrhrka ingin melahirkan anak itu? Hyerong menyadari kalo harusnya ia menemui wanita itu dan bernegosiasi, tapi Sahyun dan menyembunyikannya.
Dalam hati ibu membatin kalo Sahyun melakukannya karena takut Hyerong akan menjambak wanita itu. Ayah juga merasa kalo percuma menemuinya katrna hanya akan membuatnya kesal.
Hyerong sangat percaya sama ayah dan ibu tapi nggak bisa percaya sama Sahyun karena sudah menipunya. Ayah juga meyakini kalo hubunhan mryrka nggak mungkin langsung berakhir. Pasti akan tetap bertemu. Dia sangat penyayang, sama sepertiku.
Ibu membantahnya. Mereka malah jadi ngomongin Dongmi. Hyerong memotong dan mengingatkan kalo bukan Dongmi yang penting sekarang. Ia kembali mendesak mereka untuk mrnrmui wanita itu dan memaksanya untuk janji mengakhiri hubungannya dengan Sahyun dan membelikannya apartemen tanpa sepengetahuan Sahyun. Itu harus segera diselesaikan agar ia bisa rileks dan segera hamil.
Ayah setuju dan akan melakukannya. Hyerong melanjutkan kalo ia ingin mereka selalu mengunjungi dan merawat wanita itu sampai melahirkan. Dan agar Sahyun nggak bisa menghubunginya lagi, mereka juga harus menyuruhnya untuk mengganti nomor. Mereka harus memastikannya dan membelikannya bersama.
Ayah berencana untuk membujuk Sahyun agar mau memberitahu alamatnya. Ia mau mengajaknya minum biar mau buka mulut. Ibu meremehkan kalo bisa-bisa Aya yang timbang duluan karena toleransi minuman Sahyun sangat tinggi.
Piyoung membawakan bubur buatannya buat ibu. Ibu nggak mau makan. Katanya nggak nafsu makan. Piyoung khawatir karena kebanyakan orang tua tak bisa bangun saat terjatuh di toilet.
Ibu kayak kesal disebut orang tua. Lah dikiranya masih muda? Piyoung juga bilang kalo wanita tampak lebih tua kalo nggak makan. Akhirnya ibu mau makan. Ia nyuruh Piyoung untuk pergi. Katanya mau pergi habis sarapan. Niatnya sih biar dia bisa berduaan sama Yusin. Tapi Piyoung malah nggak jadi pergi karena Yusin akan datang.
Ibu mau menyendok makanannya. Ada yang menekan bel pintu. Piyoung pikir itu Yusin. Ia keluar untuk menyambutnya. Ibu juga bersiap dan nggak jadi makan.
Yang datang adalah dokter yang disuruh Yusin untuk meriksa ibu. Piyoung senang lihatnya dan mengantarnya ke kamar ibu. Yusin mengirim pesan ke Piyoung selagi ibu diperiksa. Katanya dia langsung ke rumah sakit karena ada pasien darurat. Ia juga menunjukkannya ke ibu biar dia percaya.
Ibu kayak kesal lihatnya. Ia menanyakan kapan dia datangnya. Piyoung heran Yusin masih harus datang padahal sudah diperiksa sama dokter. Ia mau menanyakannya ke Yusin tapi ibu melarang.
Dokter sudah selesai meriksa. Tanda vitalnya baik. Piyoung memintanya untuk menyampaikannya pada suaminya. Piyoung nwnanyakan obat yang mau ibu konsumsi tapi ibu malah kesal. Dikiranya obat kayak camilan yang bisa dikonsumsi karena ingin?
Piyoung juga ngasih tahu kalo ia sudah nelpon pembantu. Ibu rasa nggak perlu karena dia benci bekerja di akhir pekan. Piyoung rasa harus karena ibu sedang sakit.
Ayah dan ibu sampai rumah. Ayah memuji solusi dari Hyerong dan berpikir kalo Sahyun bukan tandingannya. Semoga dengan makin jarang bertemu, makin renggang hubungan mereka. Nggak ada istri sehebat Hyerong. Lah tapi ujung-ujungnya ayah malah ngomingin kekayaannya dan minta ibu agar nggak boros.
Ayah senang membayangkan akan punya cucu. Ia ingin memperlakukan wanitabiyu denganngan baik biar bisa memeluk cucunya saat lahir. Antara wanita itu dan Hyerong ia yakin kalo akan ada yang melahirkan bayi laki-laki. Ia bahkan nyuruh ibu untuk mencari kuil yang bagus di gunung untuk berdoa.
Di rumah Hyerong memanaskan sup lalu memakannya bersama nasi. Kayak terpaksa banget makannya.
Sahyun berada di mobil mandangin foto USG bayinya. Dilema banget kayaknya.
Sebelumnya ia ketemu dengan Songwon. Songwon menebak kalo keluarga nya Sahyun sudah tahu. Sahyun mengiyakan.
Arwah ayah berada di depan rumah. Ia masuk saat ahjumma membuang sampah.
Bersambung…