Tentangsinopsis.com – Sinopsis Longing for You Episode 1 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Episode SEBELUMNYA DISINI.
Young Woon tiba di TKP. Para polisi tengah melakukan olah TKP. Dia bertemu Jung Tae di tangga. Mereka sama-sama melihat kondisi mayat. Young Woon terkejut melihat tumit korban yang dipaku. Ternyata bukan berlubang, tapi dipaku. OMO!!
Young Woon : Modus operandinya sama dengan kasus Jaksa Ko.
Jung Tae : Jasadnya tergeletak seperti cucian. Terlalu mirip untuk menjadi kebetulan, bukan?
Sekarang, Young Woon di ruangan Sang Geun. Mereka melihat foto dua korban di layar proyektor yang ditunjukkan Young Woon.
Young Woon : Mei lalu di Galeri Seni Chungpi, dan pagi ini di Wolmok-dong. Dua korban sejauh ini. Keduanya tewas karena pendarahan hebat. Pergelangan kaki mereka disayat sesuatu. Anestesi bernama ketamin digunakan dalam kedua kasus. Kedua jasad ditemukan tergantung seperti sedang dicuci. Seolah-olah diletakkan untuk dilihat.
Sang Geun : Ini ciri khas si pembunuh.
Young Woon : Kurasa ini pembunuhan berantai.
Sang Geun : Saat kita memutuskan itu, semuanya membesar. Jangan langsung menyimpulkan.
Young Woon : Kau harus memutuskan, Pak. Kedua kasus harus digabungkan jika kita ingin memecahkannya. Biarkan aku memimpin investigasi bersama polisi.
Sang Geun : Aku mengerti kau ahli dalam pembunuhan dan kau pintar, tapi ada prosedurnya. Bagaimana jika kau menyebutnya pembunuhan berantai dan itu bukan? Aku yang akan menghadapi akibatnya.
Young Woon : Tidak mungkin tidak dan tidak akan ada akibatnya. Apa aku pernah salah? Apa aku pernah membuatmu dalam masalah?
Sang Geun : Tidak.
Young Woon : Karena kita sudah membahasnya, boleh aku minta bantuan lagi?
Sang Geun : Ada apa?
Young Woon : Tim investigasi. Aku ingin merekrut para anggotanya.
Sang Geun : Kenapa kau tidak menggantikanku saja?
Young Woon : Terima kasih.
Baek Mi Ja berjalan bersama Park Do Hyuk di koridor. Mi Ja memegang sebuah dokumen dan Do Hyuk mendorong trolley pengangkut dokumen.
Do Hyuk : Kita baru saja menutup kasus besar dan ada pembunuhan?
Mi Ja : Seharusnya kau tahu saat tersebar kabar bahwa Pak Cha menanganinya. Pembunuhan berantai adalah nilai tambah besar di peringkat kinerja. Kau harus tahu Pak Cha membantumu.
Young Joo lewat disamping Do Hyuk dengan terburu-buru.
Tapi tiba-tiba saja, hak sepatunya patah. Hampir saja dia jatuh. Young Joo pun langsung memukul-mukulkan hak nya ke lantai. Setelah itu dia memakainya lagi dan kembali berjalan.
Mi Ja : Astaga. Aku mencium bau darah di udara.
Young Joo menerobos masuk ke ruangan Young Woon saat Young Woon lagi rapat bersama tim nya.
Young Joo kesal, inikah alasanmu mengawasi kasusku?
Dua anggota tim Young Woon langsung pergi.
Young Woon menyuruh Young Joo duduk.
Young Joo makin panas, itu kau, bukan? Kau menggabungkan kedua kasus.
Young Woon : Ya. Aku baru saja mendapatkannya.
Young Woon beranjak ke mejanya dan melihat beberapa dokumen.
Young Joo : Tidak sopan mengambilnya seperti itu.
Young Joo kian marah karena Young Woon diam saja.
Young Joo : Sunbae!
Young Woon : Aku mendengarkan.
Young Joo mengikuti Young Woon ke meja rapat.
Young Joo : Aku mengerti kau sangat kompeten dan pandai menangani pembunuhan tapi kau bukan satu-satunya jaksa.
Young Woon : Aku tidak mengambil kasusmu karena tidak memercayaimu. Cobalah untuk tenang.
Young Joo : Jadi, kau mengesampingkan emosi dan menemui bos kita dan menegosiasikan semuanya sendiri?
Young Woon : Young Joo-ya, kurasa ini pembunuhan berantai. Kasus sebesar ini membutuhkan seluruh tim.
Young Joo : Ini pembunuhan berantai? Kenapa kau berpikir begitu?
Young Woon menunjukkan laporan investigasi korban.
Young Woon : Lihat. Satu, tendon Achilles yang putus. Dua, penggunaan ketamin sebagai obat bius. Tiga, jasad tergantung seperti cucian. Modus operandi, pajangan, dan obat yang digunakan identik. Kedalaman dan lebar sayatan di kedua tubuh juga sama. Dua pembunuhan identik terjadi dalam empat bulan. Kecuali negara kita tiba-tiba dikuasai oleh pembunuh psikopat, kemungkinan ini hampir nol. Kurasa tidak benar mengejar Bae Min Gyu hanya karena satu pembunuhan.
Young Joo : Kau benar. Analisismu ada benarnya. Aku mengakuinya.
Young Woon : Bagus. Mari kita tangkap pembunuh berantai itu bersama. Aku bilang kepada bosku, kita akan mengurusnya.
Young Joo : Kau yang memimpin dan aku asistenmu?
Young Woon : Aku seniormu, tapi kurasa itu tidak penting.
Young Joo : Benar. Itu tidak penting. Namun, rasanya seperti aku dihukum karena tidak benar menyelidiki.
Young Joo lalu mengungkit kata2 Young Woon kepadanya di depan ruang editing rekaman tadi.
Young Joo : Tentu saja, itu hanya karena aku merasa rendah diri.
Young Woon : Young Joo-ya.
Young Joo : Mulai sekarang, kasus ini adalah milikmu, Jaksa Cha. Aku hampir membuang waktuku berdebat dengan salah tersangka. Aku menyerah.
Young Joo beranjak keluar.
Baru keluar, dia bertemu Ki Young.
Ki Young : Apa yang terjadi? Young Woon mengubahnya menjadi pembunuhan berantai? Bukankah itu berlebihan?
Young Joo : Lalu kenapa?
Ki Young : Young Woon cenderung terlalu percaya diri. Dia belum cukup gagal.
Young Joo : Lalu kenapa?
Ki Young : Young Joo-ya, bagaimana jika kau memihakku dan mendapat perhatian?
Young Joo : Aku sungguh tidak ingin memihakmu.
Ki Young : Ayolah. Ini sebabnya kau tidak sukses.
Young Joo : Kalau begitu, itu pasti takdirku.
Young Joo masuk ke ruangannya dan langsung menutup pintu.
Ki Young kesal diabaikan Young Joo lagi.
Young Woon mulai rapat bersama tim investigasinya yang terdiri dari Jung Tae, Mi Ja dan Do Hyuk.
Young Woon : Kedua kasus ini akan digabungkan menjadi pembunuhan berantai. Ini penyelidikan tertutup lainnya, jadi, tutup mulut kalian. Kuharap kita bisa akur sampai menyelesaikan kasus ini.
Yang lain mengerti.
Jung Tae : Apa Nona Ko akan bergabung dengan kita?
Young Woon tak menjawab. Dia melemparkan minuman ke Jung Tae lalu tersenyum.
Jin Sung lagi adu panco dengan Detektif Lee.
Rekan2 sesama polisi tampak heboh mendukung jagoan mereka masing2.
Saat Detektif Lee hampir menang, ponsel Jin Sung bunyi. Jin Sung langsung keluar dari permainan. Bikin semua gondok.
Jin Sung : Jaksa Ko, ada apa?
Jin Sung lalu berkata, Young Joo menelponnya di waktu yang tepat. Dia pun pergi.
Mereka berdua bertemu di jembatan.
Young Joo protes, kau tidak melakukan tugasmu. Bagaimana bisa?
Young Woon bingung maksud Young Joo.
Young Joo nunjukin beberapa spanduk tentang dirinya yang terpajang dimana-mana.
Spanduk itu bertuliskan, semoga berhasil, jaksa dari Woojin, Ko Young Joo.
Young Joo : Seharusnya kau menurunkannya. Ini memalukan.
Jin Sung : Apa gunanya jika ibumu memasang lebih banyak?
Young Joo : Tetap saja, seharusnya kau turunkan begitu melihatnya. Cepat. Turunkan sekarang.
Jin Sung malah teriak, semoga berhasil, Jaksa Ko Young Joo yang berasal dari Woojin!
Young Joo : Sial. Singkirkan saja semuanya.
Jin Sung tertawa, yes, sir!
Sekarang, Young Joo di kedai keluarga Jin Sung. Dia makan bersama Jin Sung dan Jin Woo.
Jin Sung : Bukankah kau sibuk dengan kasus pembunuhan?
Young Joo : Seperti yang kau lihat, aku punya waktu luang.
Young Joo lalu memegang kedua pipi Jin Woo.
Young Joo : Jin Woo-ya, ini sangat lezat. Aku tidak bisa mendapatkan yang seperti ini di Seoul.
Young Joo lalu lanjut makan.
Jin Sung : Hidup di sana menyiksamu, bukan? Aku suka di sini. Semua orang memujiku sebagai Detektif Oh, jadi, kehidupan di sini luar biasa.
Young Joo : Kau terlibat masalah lagi.
Jin Sung : Itu terlihat?
Young Joo : Ya, sangat buruk.
Jin Woo : Kakak tidak akan berhasil sebagai aktor.
Young Joo : Aku tidak punya uang. Ibumu dan ibuku adalah lintah yang mengisap setiap sen yang kita hasilkan. Aku mengambil pinjaman lain untuk tata ulang interior salonnya.
Jin Sung : Itu sudah diurus.
Young Joo : Apa?
Jin Sung menunjuk ke Jin Woo.
Young Joo pun langsung memuji2 Jin Woo.
Young Joo : Jin Woo-ya, kau baik sekali. Kau memberi makan seluruh keluarga.
Jin Woo : Aku tidak keberatan. Kita keluarga.
Young Joo : Kakak yang menghancurkan hidupmu bukanlah keluarga. Dia musuh bebuyutanmu.
Jin Sung protes, bisakah kau tidak melakukannya?
Jin Woo lalu tanya, apa Young Joo ada masalah.
Young Joo : Ya, karena aku tidak tahan dengan seseorang.
Jin Sung : Kenapa? Apa ada yang menyusahkanmu? Aku tidak akan membiarkan siapa pun meremehkanmu.
Young Joo : Hei, Oh Jin Sung. Kau satu-satunya pengawalku.
Jin Sung : Tunjukkan dia kepadaku sekarang dan aku akan memukul wajahnya.
Young Joo : Benarkah?
Jin Sung : Ya, ayo pergi sekarang.
Young Joo menyentil dahi Jin Sung.
Sontak lah Jin Sung tertawa melihat itu.
Young Joo lalu cerita.
Young Joo : Pak Cha si jaksa. Dia pikir dia sangat pintar. Dia akan bilang dia menciptakan planet Bumi.
Jin Sung bingung, apa ada bumi lain di luar sana?
Jin Woo : Dia sudah gila.
Young Joo : Terserah. Mari minum untuk kita malam ini.
Tim Young Woon masih rapat. Mereka meminta bantuan profiler.
Profiler : Selain mereka berdua wanita, kedua korban tidak punya kesamaan. Pekerjaan, kelompok usia, dan latar belakang mereka berbeda. Ke tempat mereka dibunuh. Satu tempat adalah galeri seni, yang sulit dimasuki, dan satu lagi kafe, yang terbuka untuk siapa pun. Menurutku pembunuhnya sangat berani.
Young Woon : Ada sesuatu di tanda tangannya?
Profiler : Aku memeriksa pembunuhan dalam sepuluh tahun terakhir dan tidak menemukan hal serupa. Ini unik. Korban dibiarkan menggantung, seperti cucian. Bukan hanya itu kejam, memotong tendon menunjukkan si pembunuh suka pergelangan kaki. Potongannya cepat dan tepat, jadi, pembunuhnya punya gerakan cekatan dan halus seorang ahli.
Usai rapat dengan profiler, Young Woon kembali rapat berempat dengan Mi Ja, Do Hyuk dan Jung Tae.
Young Woon : Kau mendengar perkataan profiler itu. Apa ada orang mencurigakan tertangkap kamera atau di antara saksi?
Jung Tae : Kami menganalisis rekaman kamera terkait, tapi sejauh ini nihil, dan tidak ada saksi juga.
Young Woon : Baiklah. Mari kita selidiki pembunuh terpidana yang cocok dengan profil. Tentang senjata pembunuhan. Buka halaman terakhir.
Mereka melihat dokumen masing2.
Young Woon : Garam laut dari pantai timur terdeteksi di luka korban kedua, serta jejak serutan pisau. Diidentifikasi sebagai “hagane”, baja Jepang.
Mi Ja : Garam laut dan baja Jepang. Apa artinya itu?
Do Hyuk : Bukankah baja Jepang digunakan untuk membuat pisau sasyimi?
Young Woon : Kita harus mempertimbangkan bukan hanya pisau jagal dan pisau sasyimi, tapi pisau yang dipakai untuk ikan air asin.
Jung Tae : Jika pembunuhnya memakai pisau sasyimi Jepang, mereka pasti koki ahli atau terampil. Itu bukan sesuatu yang kita pakai di rumah.
Young Woon : Pasti harganya juga cukup mahal. Cari tahu di mana itu dijual dan siapa pembelinya.
Young Woon yang lagi mencuci tangannya, menerima pesan dari Seketaris Jung.
Seketaris Jung : Kau tahu kau terlalu banyak bekerja, bukan? Direktur ingin memeriksamu. Kau akan datang atau aku harus memaksamu?
Young Woon : Aku akan datang.
Jung Tae, Mi Ja dan Do Hyuk bekerja meski rasa kantuk menghampiri mereka.
Tak lama, Young Woon kembali. Jung Tae menemukan sesuatu dan memanggil Young Woon.
Young Woon : Tayangkan.
Bersama2, mereka menonton rekaman video Eun Byeol yang tengah memasak.
Eun Byeol : Rahasia masakanku adalah…
Eun Byeol menunjukkan deretan pisaunya.
Eun Byeol : Ini dia. Pisau ini. Pacarku baru-baru ini membuatku tertarik memasak. Pacarku sangat suka memasak, dia memberiku pisau ini untuk ulang tahunku. Apa pacarku seorang koki? Bukan. Namun, dia pandai memasak dan dia juga suka memasak. Dia sangat hebat, dia bisa membuat filet ikan mentah yang dia tangkap sendiri. Kalian mau lihat?
Eun Byeol memanggil pacarnya yang lagi mencuci piring di belakangnya.
Dia menyuruh pacarnya menghadap kamera. Tapi pacarnya menolak.
Eun Byeol mendekati pacarnya dan berusaha menghadapkan wajah pacarnya ke kamera. Itu Min Gyu.
Young Woon : Kita pasti sudah memindai media sosial Lee Eun Byeol. Kenapa kita baru menemukan ini sekarang?
Jung Tae : Itu sudah dihapus saat kami memeriksa akunnya. Kurasa ada klip YouTube yang diunggah baru-baru ini. Aku mencari pisau Jepang dan algoritma merekomendasikan klip ini. Itu Bae Min Gyu. Dia menggunakan pisau sasyimi dengan cukup ahli.
Young Woon : Bisa putar ulang sedikit? Ya, berhenti di sini.
Jung Tae memberhentikan video, tepat saat video menyorot pisau Eun Byeol.
Young Woon : Mari beli pisau yang sama dan menguji bekas yang ditinggalkan pisaunya.
Do Hyuk : Kau ingin menebak senjatanya seperti itu?
Young Woon : Begitu hasilnya keluar, minta surat perintah penggeledahan untuk rumah Lee Eun Byeol, dan bawa dia masuk.
Jung Tae : Dan Bae Min Gyu?
Young Woon : Kita bisa menahannya setelah menanyai Lee Eun Byeol. Kurasa aku melihat akhirnya. Mari tetap kuat.
Semua langsung semangat.
Besoknya, Jung Tae membawa pisau yang dia dapatkan, pisau yang seperti milik Eun Byeol, ke NFS.
Lalu dia membawa hasil analisis laporan dari pisau itu ke Young Woon. Semua tegang mendengar Young Woon membaca hasilnya.
Young Woon : Kedalaman dan bentuk luka, dan penampilan permukaannya identik, seperti komponen mata pisaunya. Mungkin pisau yang sama dengan
yang dipakai dalam pembunuhan.
Mendengar itu, semua senang.
Young Woon : Geledah kediaman Lee Eun Byeol dan ambil senjata pembunuhnya.
Mi Ja : Menurutmu bagaimana perasaan Nona Ko saat dia mendengar beritanya?
Jung Tae : Dia tidak akan bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia bersikeras Bae Min Gyu merekam video alibi, melakukan pembunuhan di galeri, lalu kembali ke kelab. Setelah kita punya bukti yang memberatkan, dia bisa mematahkan alibinya.
Jung Tae mengangkat telepon.
Jung Tae : Kau ingin aku meneleponnya?
Young Woon : Tidak. Aku harus memberitahunya secara langsung.
Young Woon beranjak pergi.
Mi Ja : Dia bisa cukup manis.
Young Woon tiba di Woojin, kampung halamannya Young Joo. Dia berhenti di area peristirahatan.
Young Woon : Sungguh pemandangan yang indah.
Young Woon lalu ingat masa lalunya dengan Young Joo, saat mereka masih kuliah.
Young Woon tak henti menatap Young Joo.
Young Joo yang tahu itu, balas menatap Young Woon. Young Woon langsung menurunkan pandangannya.
Young Joo : Berhentilah menatapku. Jangan menatap dengan penuh arti juga.
Young Woon : Kenapa?
Young Joo : Aku dibesarkan oleh ibu tunggal di pedesaan, dan aku hanya punya temperamen buruk. Jangan menjadikanku tokoh utama melodrama dan berpalinglah.
Young Woon : Kau terlalu percaya diri.
Young Joo : Kau terlalu banyak menonton drama.
Young Woon : Kau terlalu berprasangka.
Young Joo : Aku sudah memperingatkanmu.
Tapi Young Woon terus menatap Young Joo.
Young Joo balik menatap Young Woon. Kali ini dia tersenyum.
Flashback end…
Young Woon menghubungi Young Joo tapi tak diangkat. Akhirnya dia mengirimi pesan ke Youg Joo.
Young Woon : Aku datang ke Woojin. Telepon aku.
Jin Woo lagi sibuk dengan jalanya di tebing.
Young Woon turun ke bawah dan memotret pemandangan.
Jin Woo melihat Young Woon.
Jin Woo : Apa kau berkunjung?
Young Woon : Ya. Ini kali pertamaku di sini, dan lautnya indah.
Young Woon lalu melihat kerjaan Jin Woo.
Young Woon : Sedang apa kau di sana?
Jin Woo menunjukkan tali jalanya, ini? Aku memeriksa perangkap ikan sebelum topan.
Young Woon : Cuacanya cerah sekali.
Jin Woo : Laut memberitahuku akan ada badai.
Young Woon : Kau mengerti apa kata laut? Sungguh keahlian yang luar biasa.
Jin Woo : Laut tidak akan suka nada mengejekmu.
Young Woon menganggap remeh, baiklah.
Tapi tiba2 Young Woon terpeleset dan jatuh di atas bebatuan.
Jin Woo : Kau baik-baik saja?
Young Woon kesakitan memegangi pergelangan kakinya.
Jin Woo : Lihat. Kau membuat laut marah.
Jin Woo pun membawa Young Woon ke kedainya.
Dia memasangkan koyo ke kaki Young Woon.
Jin Woo : Kita sudah selesai.
Jin Woo lalu beranjak ke dapurnya.
Young Woon melihat kumpulan foto2 di dinding kedai, sambil terus berusaha menghubungi Young Joo.
Young Woon : Omong-omong, siapa yang memotret semua foto ini?
Jin Woo : Aku. Setiap kali aku merasa sedih atau kesal, aku dihibur oleh laut.
Young Woon menatap Jin Woo.
Young Woon : Mungkin karena kau bisa bicara dengan laut. Semua fotomu tampak hidup.
Young Woon lalu melihat kumpulan pisau Jin Woo.
Young Woon : Pisau itu keren.
Jin Woo : Benar, bukan? Pisau sangat penting bagi seorang koki.
Young Woon : Begitu rupanya.
Young Woon heran Young Joo tak juga menjawab panggilannya.
Young Woon : Di mana Ko Young Joo? Apa yang dia lakukan? Apa dia sengaja menghindari teleponku?
Jin Woo mendengar itu.
Jin Woo : Apa kau mencari Young Joo?
Young Woon : Young Joo… Kamu kenal Ko Young Joo?
Jin Woo : Ya.
Young Woon mencicipi makanan buatan Jin Woo.
Young Woon : Rasanya sangat enak.
Jin Woo : Memotret dan memasak adalah pekerjaanku.
Young Woon : Kalau begitu, kau punya dua pekerjaan?
Jin Woo : Kurasa begitu.
Young Woon : Kalau begitu, kau pasti pria terkaya di kota ini.
Jin Woo mengambil mangkuk bekas makan Jin Woo.
Tak lama, Young Joo datang bersama Jin Sung.
Young Joo kaget Young Woon datang.
Young Woon : Aku terus meneleponmu, tapi kau pasti melewatkannya karena sedang mandi.
Young Joo : Namun, apa yang kau lakukan? Apa kau sudah menangkap pembunuh berantainya?
Jin Sung : Apa ini orang yang mengaku dia menciptakan bumi sendiri?
Young Woon : Apa?
Jin Woo : Dia bilang tidak bisa menghubungimu, jadi, aku menyajikannya makanan.
Young Joo : Begitu rupanya.
Jin Sung mengenalkan diri, aku Oh Jin Sung.
Young Woon juga, aku Cha Young Woon.
Young Joo : Keren sekali. Ini Jaksa Cha, lulusan terbaik Sekolah Hukum Seoul dan lulus ujian advokat pada percobaan pertama. Dia lulusan terbaik di Institut Pelatihan Yudisial, dan dia memiliki tingkat penuntutan 100 persen. Bahkan di antara jaksa, dia dikenal sebagai bangsawan Kantor Pusat…
Young Woon : Hei, Ko Young Joo.
Young Joo terus bicara, bukan hanya itu, dia putra tunggal Grup Jinjin, yang menjadi kontributor sosial terbaik sepuluh tahun beruntun. Dia target kecemburuan dan iri hati dari semua koleganya. Dia Cha Young Woon, pria yang terlalu bagus untuk jadi nyata. Namun, apa yang dilakukan pria hebat ini di tempat terpencil ini?
Young Woon : Jaksa Ko Young Joo, aku butuh bantuanmu.
Young Joo : Bantuan apa yang kau butuhkan dari jaksa yang berprasangka sepertiku?
Young Woon : Kau benar. Kami menemukan bukti tentang senjata bahwa itu mungkin Bae Min Gyu.
Young Joo : Benarkah?
Young Woon : Ya. Jadi, mari kita kembali ke Seoul dan memecahkan kasus ini bersama, Ketua Tim Ko Young Joo. Kita berdua akan menjadi ketua tim. Kita harus menangkap pelakunya.
Young Joo : Begitukah? Itu lumayan.
Young Joo langsung semangat.
Young Joo lalu bilang pada Jin Sung bahwa liburannya sudah berakhir dan dia meminta Jin Woo mengirimkan makanannya lewat paket. Setelah itu, dia menarik Young Woon pergi.
Jin Sung jadi kesal, kenapa berandal itu harus datang ke sini sekarang? Apa mungkin dia menyukai Ko Young Joo?
Ssementara Jin Woo terdiam melihat Young Joo pergi sama Young Woon.
Jung Tae menginterogasi Eun Byeol lagi. Dia menunjukkan bukti pisau yang dia sita dari kediaman Eun Byeol.
Jung Tae : Ini satu set berisi empat. Namun, pisau sasyiminya hilang. Di mana pisau sasyiminya?
Eun Byeol : Aku menghilangkannya.
Jung Tae : Di mana?
Eun Byeol : Itu sudah lama. Apa itu tahun lalu? Kurasa aku menghilangkannya saat ada perampok.
Jung Tae : Bae Min Gyu memberimu set pisau ini sebagai hadiah, bukan?
Eun Byeol : Aku tidak begitu ingat…
Jung Tae kesal, dengar, Nona Lee Eun Byeol! Kau membual soal mendapatkan ini sebagai hadiah dari Bae Min Gyu, kekasihmu, di akun YouTube-mu.
Eun Byeol : Baiklah. Aku mendapatkannya sebagai hadiah dari Min Gyu. Namun, aku kehilangan pisau itu saat perampok masuk.
Jung Tae : Perampok mencurinya?
Eun Byeol : Ya.
Jung Tae : Hari apa perampok itu masuk?
Eun Byeol : Itu… Itu…
Young Woon dan Young Joo di perjalanan.
Young Joo : Hanya pisau sasyimi yang hilang dari setnya? Padahal itu senjata pembunuhnya?
Young Woon : Ya, dan kurasa Lee Eun Byeol mengklaim itu dicuri.
Young Joo : Nona Lee mungkin berkata jujur.
Young Woon : Namun, kenapa pencuri meninggalkan set pisau mahal dan hanya mengambil pisau sasyimi? Itu tidak bisa dipercaya.
Young Joo : Itu benar.
Young Woon : Aku yakin kita akan tahu lebih banyak saat menanyai Nona Lee.
Young Joo : Tentu. Fakta selalu meninggalkan jejak.
Young Woon lantas berterima kasih pada Young Joo.
Young Joo : Untuk apa?
Young Woon : Karena memercayai dan langsung bergabung denganku.
Young Joo : Siapa bilang aku memercayaimu? Aku hanya ingin menangkap pelakunya.
Young Woon dihubungi Jung Tae.
Jung Tae : Jaksa Cha, di mana kau sekarang?
Young Woon : Aku akan kembali sekarang.
Jung Tae sendiri habis memeriksa laporan pencurian pisau Eun Byeol yang hilang.
Jung Tae : Pisau Lee Eun Byeol benar-benar dilaporkan dicuri. Untuk saat ini, itu benar-benar dicuri di atas kertas.
Young Woon lalu meminta sopirnya berhenti sebentar di area istirahat.
Mereka turun. Young Woon menyudahi pembicaraannya dengan Jung Tae.
Young Woon : Jika keadaan seperti ini, akan sulit mendapatkan surat penangkapan untuk Bae Min Gyu.
Young Joo : Tetap saja, bukankah itu penuh harapan?
Young Woon : Apa maksudmu?
Young Joo : Kita tahu apa senjata pembunuhnya. Kita bisa mencari tahu setiap orang yang membeli pisau itu. Jika Bae Min Gyu pelaku sebenarnya, aku yakin kita akan menangkapnya. Dan kau menyelidiki kasus ini. Selain itu, kau pria yang cakap. Aku lebih marah kepadamu karena aku tahu kau mampu.
Young Woon tertegun mendengar kata2 Young Joo.
Young Joo : Omong-omong, sesuatu yang manis akan bagus untuk stres, bukan? Aku akan memesan.
Young Joo masuk untuk memesan sesuatu.
Sementara Jin Woo, masih memikirkan Young Woon. Dia ingat saat tadi Young Joo mengenalkan siapa Young Woon kepadanya dan Jin Sung.
Young Joo : Dia lulusan terbaik Sekolah Hukum Seoul dan lulus ujian advokat pada percobaan pertama. Dia lulusan terbaik di Institut Pelatihan Yudisial, dan dia memiliki tingkat penuntutan 100 persen. Dia putra tunggal Grup Jinjin, yang menjadi kontributor sosial terbaik sepuluh tahun beruntun.
Hari sudah malam. Dua siswi melintas membahas makan malam.
“Hei, kau mau makan semur kimchi sebelum kita belajar? Aku lapar.”
Tapi tiba2, mereka dikejutkan dengan mayat yang bergelantungan di gazebo.
Mayat itu, adalah siswi seperti mereka.
Sontak mereka ketakutan dan langsung menghubungi seseorang.
Jin Sung lagi minum2 sendirian. Dia masih kesal sama Young Woon yang tiba2 datang membawa pergi Young Joo.
Jin Sung : Lalu kenapa jika dia jaksa bangsawan? Siapa yang peduli soal itu?
Si pemilik kedai, keluar dari dapur sambil terus berusaha menghubungi seseorang.
Jin Sung yang melihat itu, tanya ada apa.
Pemilik kedai : Si berandal Hye Ju ini belum kembali. Dia bahkan tidak menjawab teleponnya. Membesarkan gadis itu sangat merepotkan. Jika kau menikah, jangan pernah punya anak perempuan.
Jin Sung : Tidak, aku akan punya putri yang mirip denganku. Namun, aku bahkan tidak tahu apa aku bisa menikah.
Pemilik kedai : Omong-omong, kenapa kau minum minuman keras hari ini?
Jin Sung : Benar, bukan? Minuman keras bukan gayaku. Aku akan melihat-lihat lingkungan dalam perjalanan masuk.
Jin Sung beranjak tapi tiba2 dia menerima telepon.
Dia kaget.
Jin Sung pun langsung lari ke TKP. Di sana, sudah ada polisi yang melakukan olah TKP.
Jin Sung bertemu Detektif Oh.
Jin Sung : Apa yang terjadi?
Jin Sung lalu mencoba melihat mayat siapa itu.
Dan dia kaget menyadari itu mayat Hye Ju!
Bersambung………….