Drama Korea

Longing for You Eps 1 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Longing for You Episode 1 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.

Malam itu, terjadi pembunuhan di Galeri Seni Chungpi.

Besoknya, pihak berwenang melakukan olah TKP.

Media beramai-ramai memberitakan pembunuhan itu. Korbannya adalah Yoo, seorang direktur galeri seni di pusat Kota Seoul. Para penyidik mencurigai Bae, suami Yoo. Bae tidak pernah akur dengan Yoo. Polisi berencana memanggil Bae.

Sebulan berlalu…. Media kembali memberitakan pembunuhan Yoo. Sudah sebulan sejak pembunuhan direktur galeri. Namun, mereka belum menemukan petunjuk tentang pelakunya. Kemampuan jaksa untuk menyelidiki kini dipertanyakan.

Sekarang sudah empat bulan, tapi pihak berwenang masih belum membuat kemajuan atas penyelidikan kasus pembunuhan Yoo. Orang-orang bertanya-tanya apakah Bae mendapat perlakuan khusus karena dia putra seorang anggota dewan. Jaksa telah mengumumkan bahwa mereka berencana memanggil tersangka utama, Bae, sekali lagi. Kemampuan pihak berwenang untuk menyelidiki kini dipertanyakan lagi.

Sekarang, kita ke ruangan Jaksa Kepala. Jaksa Yang Hee Joo tengah protes pada Jaksa Kepala Yang Ho Chul. Dia bilang, ini tidak benar. Dia tidak terima karena Jaksa Kepala Yang ingin menambah satu jaksa lagi. Jaksa Kepala yang kekeuh dengan keputusannya. Dia bilang, dia tak bisa membiarkan organisasi mereka dipermalukan lagi.

Hee Joo kesal, appa!

Jaksa Kepala Yang memperingatkan Hee Joo bahwa mereka sedang di kantor. Jaksa Lee Sang Geun menenangkan Hee Joo. Dia bilang, Jaksa Kepala Yang memikirkan baik-baik untuk membuat keputusan menambah satu jaksa lagi.

Tiba2, pintu diketuk dari luar.

Jaksa Kepala Yang langsung berdiri, dia pasti sudah datang.

Lalu dia menyuruh seseorang diluar masuk.

Seorang gadis masuk.

Jaksa Kepala Yang : Jaksa Yang, dia akan bekerja denganmu mulai hari ini. Ini Jaksa Ko Young Ju.

Hee Joo kesal melihat Young Joo.

Hee Joo : Ternyata kau!

Young Joo : Ya. Aku tidak sabar bekerja denganmu.

Oh Jin Woo sibuk menangkap ikan dengan jala.

Tiba-tiba, seseorang mengawasinya dari pinggir pelabuhan.

Jin Woo lantas menoleh karena merasa ada yang melihatnya tapi dia tak menemukan siapa pun.

Jin Woo lalu pergi dengan mengendarai vespa nya.

Para detektif lagi makan jjajangmyeon di kantor. Detektif Oh Jin Sung tiba-tiba protes mereka makan jjangmyeon, sambil menatap rekan-rekannya.

Jin Sung : Astaga, kenapa kau makan jjajangmyeon setelah minum sebanyak itu semalam? Perutmu pasti terbuat dari baja. Perutmu pasti baja, bukan hati baja.

Rekannya yang duduk di tengah balas mengatai Jin Sung lemah. Lalu dia tanya apa Jin Sung pemilih makanan? Setelah itu dia berkata, peminum sejati bisa menyembuhkan pengar dengan berbagai hidangan.

Jin Sung : Kalian para peminum sejati silakan sembuhkan pengar kalian. Aku tidak bisa makan ini. Astaga, perutku sakit.

Jin Woo datang bawa makanan.

Jin Woo : Kakak banyak minum kemarin. Aku menangkap stone flounder pagi ini.

Jin Sung : Benarkah? Coba kakak lihat.

Jin Sung melihat makanan yang dibawa adiknya.

Jin Sung : Astaga. Kau menangkap ikan langka. Bagus. Ini tampak luar biasa. Melihat ini saja sudah cukup untuk menghilangkan pengar kakak.

Jin Sung langsung melahap makanan yang dibawa adiknya.

Jin Woo : Jangan melebih-lebihkan.

Jin Sung : Kakak tidak melebih-lebihkan. Bau amis ini bisa menghilangkan pengar kakak dalam sekejap.

Jin Woo : Pelan-pelan. Kakak bisa sakit perut.

Rekan Jin Sung yang tadi ngatain Jin Sung lemah, menatap heran Jin Sung.

“Astaga. Lihat dia, mengurus kakaknya. Kasih sayang kakak beradik kalian membuatku menangis.”

Detektif Lee : Kita harus menyalahkan diri karena tidak punya adik.

Jin Sung : Ini pas sekali. Sungguh. Siapa yang makan jjajangmyeon setelah minum-minum?

Detektif Lee : Boleh aku minta sesuap?

Detektif Lee langsung mencicipi makanan yang dibawa Jin Woo.

Setelah itu, dia membagi-bagikannya ke rekan yang lain.

Jin Sung mengantarkan adiknya keluar.

Jin Woo : Jangan terlalu banyak minum. Mengerti? Kakak bukan Superman.

Jin Sung : Kakak baik-baik saja. Kau mengurus kakak seperti kakak suamimu. Pengar kakak sudah hilang.

Jin Sung lalu merangkul Jin Woo, lalu dia sendawa di dekat telinga Jin Woo.

Jin Sung : Lihat? Kakak mencerna semuanya.

Jin Woo : Astaga, bau.

Jin Sung : Seperti kau tidak pernah saja.

Jin Sung : Kau harus pergi sekarang.

Jin Woo : Pulanglah lebih awal. Aku akan memasak makan malam yang lezat.

Jin Sung : Ya, Sayang.

Jin Woo pun pergi.

Jin Sung lantas berbalik setelah Jin Woo pergi. Tapi, dia terkejut karena rekannya yang ngatai dia tadi, tahu-tahu udah ada di depannya. Kata rekannya, ada keributan di dalam dan mereka yang ribut mau Jin Sung yang bisa menangani.

Di dalam, seorang wanita tengah ribut dengan seorang pria tua. Wanita itu adalah pemilik bar. Dan si pria tua adalah petani. Si wanita pemilik bar menyerakkan isi goni yang dibawa si petani, sambil mengomel.

Pemilik bar : Kau tahu berapa utangmu kepadaku? Bisa-bisanya kau berpikir untuk melunasi utangmu dengan ini! Kau membuatku gila!

Si petani bergegas memunguti cabe2nya yang diserakkan pemilik bar.

Petani : Ayolah. Ini juga uang. Kenapa kau meremehkan uangku?

Jin Sung masuk dan tanya apa yang terjadi.

Pemilik bar : Sudah kubilang aku ingin menuntut pria tua ini. Tulis berkasnya sekarang.

Jin Sung : Lagi? Berapa utangnya kepadamu?

Pemilik bar : Dia berutang 1.500 dolar.

Jin Sung kaget, lalu dia menyuruh si pemilik bar mundur.

Jin Sung mendekati si petani. Dia juga membantu si pak petani memunguti cabe.

Jin Sung : Astaga, Pak. Kau pasti sibuk bertani. Namun, kurasa kau masih punya waktu untuk minum.

Petani : Aku minum saat hujan. Aku minum dua gelas saat ada petir. Aku minum tiga gelas saat ada guntur. Begitulah kejadiannya.

Jin Sung : Benar. Tidak ilegal untuk bertani saat mabuk. Namun, jika kau tidak melunasi utangmu, kau akan diborgol.

Petani : Hanya cabai ini yang kumiliki. Aku akan membayarnya dengan ini.

Pemilik bar kesal, astaga. Aku…

Jin Sung meliriknya, menyuruhnya diam.

Petani : Namun, dia tidak mau barter.

Jin Sung : Kau suka minum di barnya. Namun, jika kau terus tidak membayar tagihanmu, itu dianggap penipuan. Beri aku uang tunai sekarang.

Petani : Kalau begitu, suruh dia menuntut atau membunuhku. Lakukan apa pun yang dia inginkan. Hanya ini yang kumiliki!

Pemilik bar udah gak tahan lagi. Dia mau menghajar si pak petani tapi dicegah para detektif.

Pemilik bar : Dengarkan aku. Sudah kubilang aku tidak butuh cabai apa pun. Berikan uangku. Bayar tagihanmu!

Jin Sung mengancam si pak petani.

Jin Sung : Jika kau terus melakukan ini, akan kutelepon putra sulungmu di Seoul. Aku akan bilang kau bahkan tidak bisa membedakan cabai dan uang.

Jin Sung mulai menelpon. Pak Petani menghentikan Jin Sung.

Pak Petani : Jangan lakukan itu. Baiklah. Maafkan aku.

Jin Sung pun menemui si pemilik bar yang menunggu diluar.

Jin Sung : Kau tahu dia selalu melakukan ini. Ini salahmu karena memberinya minuman. Ini bukan yang pertama bagimu. Kau mencoba menciptakan keajaiban?

Pemilik bar : Benar, bukan? Aku bahkan tidak menghasilkan cukup uang untuk membayar uang sewa. Aku harus menutupnya. Haruskah aku mulai mengelola rumah judi?

Jin Sung : Rumah judi?

Pemilik bar yang sadar dia keceplosan, mau pergi. Tapi Jin Sung langsung menahannya.

Jin Sung : Kurasa para pemain datang ke sini untuk piknik.

Pemilik bar : Bagaimana aku tahu?

Jin Sung : Kapan mereka akan tiba di sini?

Jin Sung memasang muka imut, merayu si pemilik bar agar buka mulut.

Kita ke rumah judi, dimana Bu Hong Young Hee tengah asyik berjudi dengan teman-temannya. Bu Hong menang banyak. Lagi senang-senangnya menang judi, Jin Sung dan kawan-kawannya datang.

Detektif yang mengatai Jin Sung tadi adalah si Kepala Tim.

Kepala Tim : Semuanya, jangan bergerak! Jika bergerak, kau akan kehilangan tanganmu.

Namun Bu Hong malah terus memasukkan uang di atas meja ke dalam tasnya. Jin Sung yang melihat itu, menyuruh Bu Hong berhenti. Tapi Bu Hong terus memasukkan uang ke dalam tas. Melihat itu, Jin Sung pun mendekati Bu Hong. Namun, betapa terkejutnya Jin Sung saat melihat Bu Hong.

Jin Sung : Eomma?

Bu Hong cengengesan melihat putranya. Lalu dia menyapa Detektif Lee yang mengambil gambar.

Rekan2 Jin Sung kesal melihat ada Bu Hong di sana.

Mengetahui Jin Sung adalah putra Bu Hong, si pemilik rumah judi langsung menyandera Bu Hong dengan pisau.

Kepala Tim berusaha menenangkan pemilik rumah judi.

Pemilik rumah judi : Lebih baik aku mati daripada kembali ke penjara. Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau mengejarku. Benar, bukan?

Jin Sung turun tangan, letakkan pisaunya saat kuminta baik-baik.

Tapi si pemilik rumah judi terus mengancam Bu Hong.

Kesal, Jin Sung mendekat. Si pemilik rumah judi mengarahkan pisau ke Jin Sung. Jin Sung pun meraih pergelangan tangan si pemilik rumah judi. Pisau yang dipegang pemilik rumah judi langsung terjatuh. Bu Hong bukannya pergi, malah diam di tempat. Akibatnya dia disandera lagi. Jin Sung tak kenal takut. Dia menendang tangan si pemilik rumah judi. Bu Hong yang terlepas, langsung lari.

Jin Sung memukuli si pemilik rumah judi dan melampiaskan amarahnya yang dia tujukan buat ibunya.

Jin Sung : Kau datang ke rumah judi setelah semua masalah yang kau timbulkan? Kau tidak tahu malu atau tahu diri.

Kepala Tim langsung menjauhkan Jin Sung dari si pemilik rumah judi.

Jin Sung dan Kepala Tim membawa si pemilik rumah judi ke klinik Dokter Chu.

Dokter Chu memeriksa hidung si pemilik rumah judi.

Jin Sung : Dokter, bagaimana keadaannya?

Dokter Chu : Bahkan saat geng berkelahi, ada batasan yang tidak akan mereka lewati. Jadi, biar kuberi contoh. Sepertinya dia dipukuli oleh petarung seni bela diri atau oleh pria yang berada di kelas yang lebih berat darinya. Itu hina, bahkan untuk preman. Kekerasan semacam ini harus dibasmi dari akarnya.

Jin Sung : Jadi, bagaimana kondisinya?

Dokter Chu : Baiklah. Jadi, tulang hidungnya… Dengan kata lain, batang hidungnya runtuh. Dia sangat membutuhkan operasi reduksi terbuka.

Jin Sung : Gunakan istilah awam. Sial.

Dokter Chu : Hidungnya harus segera dioperasi.

Jin Sung yang kesal, beranjak pergi.

Kepala Tim menghubungi seseorang.

Kepala Tim : Hei, aku di Klinik Dokter Chu. Kirim ambulans kemari.

Dokter Chu kembali memeriksa si pemilik rumah judi.

Dokter Chu : Kurasa gangster zaman sekarang tidak ditato.

Kepala Tim : Dia bukan gangster. Dia hanya mengelola rumah judi.

Dokter Chu : Jadi, seorang penjudi?

Jin Sung ke sel, menemui ibunya. Bu Hong ditahan bersama teman2 judinya. Jin Sung membawa sebuah dokumen.

Bu Hong : Kau tidak pernah membiarkan ibu beristirahat. Tidak sekali pun. Apa kau bahkan tahu berapa banyak uang yang ibu menangi hari ini? Itu setara dengan gajimu selama tiga bulan! Dasar bodoh. Kau merusak permainan, jadi, kau harus memberi ibu uang.

Jin Sung : Nyawa ibu dalam bahaya. Namun, ibu memikirkan uang lebih dahulu?

Bu Hong : Lihat siapa yang bicara. Kau belum melakukan apa pun dengan benar. Dia menodongkan pisau ke tenggorokan ibumu. Kau tidak peduli ibu mati atau tidak. Kau hanya peduli soal menangkap pelakunya. Kau hanya fokus menangkap penjahat untuk dirimu sendiri! Seharusnya ibu mati di tempat. Astaga. Apa yang telah ibu lakukan hingga pantas hidup lama?

Jin Sung membaca catatan kriminal para pengeloda rumah judi yang dia pegang.

Jin Sung : Mereka adalah penjahat karier yang dicari di seluruh negeri karena mengelola rumah judi. Jika ibu dekat dengan penipuan atau judi, ibu akan dipenjara. Ibu terlalu banyak minum vitamin D? Ibu mau dipenjara? Ibu tidak tahu masalah apa yang Ibu hadapi.

Para pengelola rumah judi yang juga ditahan di sel sebelah, langsung menyangkal. Mereka mengaku tidak tahu.

Jin Sung makin kesal, diam! Siapa pun yang mencoba mendapatkan uang dengan mudah sama saja.

Jin Sung lalu kembali menceramahi ibunya.

Jin Sung : Ibu bukannya tidak punya uang. Kenapa ibu pergi ke sana?

Bu Hong : Ibu juga mau pergi ke dokter kulit. Apa itu kejahatan?

Jin Sung : Dokter kulit?

Bu Hong : Jang Mi bisa pergi ke dokter kulit sepanjang tahun berkat putrinya yang sukses. Kau tidak tahu bagi wanita, kulit adalah senjata mereka? Lihat kulit ibu. Penuh bintik-bintik dan noda. Bagaimana ibu bisa terlihat lebih baik daripada Jang Mi dengan ini?

Jin Sung : Jadi, ibu pergi ke rumah judi untuk pergi ke dokter kulit? Astaga.

Bu Hong : Seolah-olah kau lebih baik. Kau detektif. Namun, kau memukuli orang.

Jin Sung menatap galak Bu Hong.

Bu Hong : Kau juga akan memukuli ibu?

Jin Sung berdiri dan memukul pintu sel berkali2 dengan map kerasnya.

Kepala Tim bersama satu rekannya datang. Kepala tim membawa surat penuntutan. Ya, si pemilik rumah judi menuntut Jin Sung.

Kepala Tim : Biaya pengobatan mereka 10.000 dolar. Kau ditangkap di TKP karena menyerang mereka. Kau tahu kau harus masuk, bukan?

Jin Sung pun terpaksa masuk ke sel sebelah.

Dia kesal banget.

Bae Min Gyu ada di ruang interogasi. Dia mengirimi pesan ke seseorang dengan wajah santai, padahal istrinya baru meninggal.

Min Gyu : “Mau minum anggur malam ini?”

Lalu Hee Joo masuk dengan wajah kesal.

Diluar, Young Joo mengawasi mereka.

Hee Joo : Berat badanmu bertambah. Kematian istrimu pasti meningkatkan selera makanmu.

Min Gyu : Kau ingin aku menjadi pelakunya, bukan? Sayang sekali. Kau tidak punya bukti.

Hee Joo menunjukkan sebuah foto.

Hee Joo : Kau kenal pria ini, bukan?

Min Gyu : Tidak.

Hee Joo : Dia kekasih mendiang istrimu. Kau bahkan mendatanginya dan memukul wajahnya.

Min Gyu : Ya. Sekarang aku ingat. Aku memang memukulnya sekali. Namun, dia lebih lemah daripada dugaanku.

Hee Joo : Dia hanya pelayan bagimu, bukan? Tapi alih-alih menuruti perkataanmu, dia berselingkuh. Jadi, kau pasti sangat ingin membunuhnya. Kau mungkin muak memukulinya dengan tongkat golf. Itukah alasanmu membunuhnya?

Min Gyu : Jaksa Yang Hee Joo, kau pasti mengambil jurusan penulisan kreatif. Kurasa pekerjaan ini tidak cocok untukmu. Bagaimana jika kau berganti profesi? Mau kucarikan pekerjaan bagus untukmu? Lihat dirimu. Kau seksi.

Hee Joo marah, pria sepertimu harus dipukul agar jera.

Min Gyu tertawa, bagaimana kalau kita mulai sekarang?

Hee Joo : Apa? Kau baru saja tertawa?

Young Joo dan mencegah Hee Joo. Min Gyu terus menertawakan Hee Joo. Hee Joo pun keluar dengan wajah kesal.

Young Joo mengambil alih.

Hee Joo mengawasi dari luar.

Young Joo : Pak Bae Min Gyu, kau mengalami disfungsi seksual, bukan?

Min Gyu mulai kesal, apa?

Young Joo : Tidak? Kurasa tidak.

Young Joo lalu membaca catatan tentang Min Gyu yang dia punya.

Young Joo : Menurut statistik, pria yang menderita gangguan seperti itu suka memamerkan kejantanan mereka dengan membual.

Min Gyu : Siapa kau?

Young Joo : Aku? Aku diberikan kasus pembunuhan seorang wanita yang menikah dengan Bae Min Gyu, putra Anggota Dewan Bae Tae Wook. Namaku Ko Young Joo. Aku seorang jaksa.

Min Gyu : Jaksa Ko Young Joo. Jadi, kasus apa itu?

Young Joo : Kasus pembunuhan seorang wanita yang menikah dengan Bae Min Gyu, putra Anggota Dewan Bae Tae Wook. Jaksa, polisi, dan pers di Korea selalu lebih peduli tentang hak pelaku daripada korban. Namun, aku sangat benci itu. Itu akan menjadi berita utama artikel tentang kasus ini. Jadi, kau sudah diberi tahu. Kau mungkin menganggap ini lelucon karena ayahmu anggota dewan. Namun, aku tidak tahan.

Min Gyu : Namun, kau tahu aku punya alibi yang kuat, bukan? Jaksa Ko atau Bu?

Young Joo : Tentu saja.

Young Joo melihat rekaman Min Gyu di bar di laptopnya.

Young Joo : Dari pukul 21.00 hingga 1.00, kau berpesta di kelab di Gangnam.

Min Gyu : Benar. Sudah berapa kali kubilang? Aku berpesta pora malam itu.

Young Joo : Baiklah.

Lalu Young Joo menunjukkan rekaman itu pada Min Gyu.

Young Joo : Kau masuk pukul 21.00 dan pergi pukul 1.00. Namun, tidak ada bukti kau berada di kelab selama empat jam.

Min Gyu : Lalu kenapa?

Young Joo : Ada pintu belakang rahasia yang hanya bisa diakses VIP. Namun, tidak ada kamera pengawas.

Min Gyu : Pintu belakang? Ada pintu belakang? Ini kabar baru bagiku.

Young Joo : Tentu saja. Benar juga. Ini tentang Nona Lee Eun Byeol. Dia menjamin alibimu tepat setelah insiden itu, tapi dia belum kembali ke Korea sejak it seolah-olah dia melarikan diri.

Min Gyu : Dia seorang aktris. Dia pasti sibuk.

Young Joo : Tentu saja. Tapi setelah menyelesaikan jadwalnya yang sibuk di luar negeri, dia kembali ke Korea pagi-pagi sekali. Kami ingin menawarinya kopi pagi, jadi, kami membawanya kemari. Kalian berdua sudah lama terpisah, bukan Aku ingin tahu apa kalian berdua menjaga cerita kalian tetap sama.

Min Gyu mulai gugup, tapi dia berusaha tetap tenang.

Eun Byeol diinterogasi oleh Yook Jung Tae.

Jung Tae : Kau di kelab dari pukul 21.00 hingga 1.00 selama empat jam. Kenapa kau tidak naik ke panggung sekali pun? Kukira kau pergi menari.

Eun Byeol kesal, sudah kubilang kami hanya tinggal di kamar. Kau belum pernah ke kelab?

Eun Byeol menatap Jung Tae dengan tatapan sinis.

Eun Byeol : Lebih tepatnya, mungkin kau tidak bisa. Detektif. Orang-orang juga menari dan bersenang-senang di kamar. Kami masih bisa mendengar musiknya.

Jung Tae : Aku bisa melihat kalian masuk bersama. Namun, tidak ada bukti Bae Min Gyu tidak meninggalkan kelab selama empat jam itu. Kau tidak memanggil pelayan ke ruangan karena ingin privasi.

Eun Byeol : Benar. Kami tidak memanggil. Namun, kenapa kau tidak bisa memercayaiku?

Jung Tae : Kau kekasih Bae Min Gyu. Jadi, kalian punya hubungan khusus. Maksudmu, kalian berdua bersama selama itu. Kami butuh bukti untuk memercayaimu.

Eun Byeol : Astaga, ini membuatku gila.

Eun Byeol menunjukkan bukti berupa video rekaman saat dia menari kayak orang gila di kamar.

Eun Byeol : Hari itu, Min Gyu merekam video itu untukku. Periksa waktu yang diambil.

Jung Tae memeriksa, tertulis pukul 23.17.

Eun Byeol : Sudah puas?

Young Joo masih bersama Min Gyu. Jung Tae lalu masuk dan membisikkan sesuatu ke Young Joo. Melihat ekspresi Young Joo dan Jung Tae, Min Gyu bisa menebak apa yang terjadi. Min Gyu langsung di atas angin.

Min Gyu : Kurasa itu tidak berjalan sesuai rencana. Apa itu Jaksa Ko Young Joo?

Young Joo masih santai.

Min Gyu : Astaga, kau tampak sangat bangga menjadi jaksa. Tingkat penuntutan dan kemenanganmu pasti tinggi.

Young Joo : Setidaknya kau cerdas.

Min Gyu : Namun, itu hanya berhasil pada orang seperti itu. Itu tidak berhasil pada orang sepertiku.

Min Gyu lalu menatap Jung Tae.

Min Gyu : Astaga, lama tidak bertemu. Kukira polisi akan melepaskan kasus ini setelah dipindahkan. Kau pasti masih menjadi pesuruh karena Nona Ko cantik.

Jung Tae yang kesal, mau membalas Min Gyu tapi dihentikan Young Joo.

Min Gyu : Aku punya alibi yang jelas. Jadi, berhentilah memanggilku. Tangkap pelakunya, ya?

Young Joo : Baiklah, kami akan menangkapnya. Namun, dengar, Pak Bae Min Gyu. Wajahmu yang merekam video itu tidak ada di sana.

Min Gyu : Astaga, Nona Ko. Kegigihanmu memang indah.

Young Joo : Aku tidak akan menyangkalnya. Kau bisa kembali sekarang.

Min Gyu berbisik, kau cukup menakutkan. Nona Ko Young Joo.

Min Gyu pergi. Jung Tae kesal setengah mati.

Young Joo pun menemui Hee Joo.

Hee Joo : Kau yakin Bae Min Gyu pelakunya, bukan? Lalu bagaimana sekarang? Aku tidak ikut campur. Urus saja sendiri.

Young Joo : Ini curang, Yang Hee Joo-ssi. Awalnya ini kasusmu. Kau harus melihat akhirnya.

Hee Joo : Tidak. Mendengar nama Bae Min Gyu saja membuatku takut. Itu menyebalkan, menakutkan, dan entah kenapa kotor. Selesaikan untukku, ya? Kau kompeten. Kau bisa melakukannya!

Hee Joo pun pergi.

Young Joo kesal.

Young Joo lalu pergi ke ruang rekaman video dan melihat Jung Tae tengah bersama Jaksa Cha Young Woon di sana.

Young Woon : Kudengar Bae Min Gyu dengan mudah memukuli istrinya. Dia bahkan berselingkuh. Itu motif yang cukup untuk pembunuhan.

Young Joo melirik Jung Tae yang ember ke Young Woon.

Young Woon : Jadi, kedua jaksa kita punya firasat bahwa itu dia.

Young Joo kesal, sunbae, kenapa kau sangat tertarik dengan kasus kami?

Young Woon : Kasus ini terus menyeret Yang Hee Joo. Bukankah Lee Eun Byeol menyerahkan alibi baru untuk Bae Min Gyu? Meski kau bergabung untuk membantu, kasus ini bisa berakhir tidak terpecahkan. Harga dirimu tidak bisa menerima kasus tidak terpecahkan, bukan?

Young Joo : Aku sangat menghargainya. Namun, kenapa aku merasa kau hanya ikut campur?

Young Woon : Benar. Itu karena kau stres.

Young Joo : Mungkin saja.

Young Woon : Sebelum membunuh, pelaku menyuntikkan anestesi, memotong tendon Achilles, mengeluarkan darah dari tubuh, dan melipat tubuh, lalu menggantungnya seperti jemuran, ya?

Young Joo : Anestesi yang digunakan adalah ketamin. Itu digunakan untuk perawatan tidur gigi. Aku ingin membandingkan buku besar kontrol obat-obatan dari klinik gigi Bae Min Gyu. Namun, surat perintahnya tidak dikeluarkan. Mungkinkah ayah Bae Min Gyu menjadi anggota dewan tidak relevan?

Young Woon : Surat perintah yang ditolak bisa dibatalkan dengan kemungkinan besar. Kenapa tidak mencari terobosan lain daripada terus minta surat perintah?

Young Joo : Apa maksudmu?

Young Woon : Lebih dari sepuluh kasus pembunuhan tidak pecah di Seoul per tahunnya. Menemukan kasus serupa di antara itu bisa lebih cepat. Bae Min Gyu adalah suami yang kejam. Bebaskan diri dari bias bahwa dia bisa saja membunuh…

Young Joo : Sunbae, maksudmu aku menyelidiki dengan prasangka?

Young Woon : Bukan itu maksudku. Young Joo-ya, kenapa tegang sekali? Apa yang bisa kau dapatkan dari menolak tipku?

Young Joo : Aku bisa kehilangan apa dari itu?

Young Woon : Baiklah. Aku mengerti. Teruskan kerja kerasmu.

Young Woon pergi.

Young Joo pun bicara dengan Jung Tae.

Young Joo : Aku tahu kau dekat dengannya, tapi siapa sangka kau bahkan melapor kepadanya?

Jung Tae : Pak Cha sangat mencemaskanmu, Nona Ko.

Young Joo : Aku penjahat yang mengabaikan ketulusannya.

Young Woon yang mau pergi, disapa duluan oleh Reporter Park Ki Young. Ki Young melihat kacamata Young Woon.

Ki Young : Apa? Kau punya kacamata baru.

Young Woon : Bagaimana kau tahu? Aku memakai model yang sama.

Ki Young : Bisa dibilang itu karena ketajamanku sebagai reporter.

Young Woon : Astaga, sungguh ketajaman yang tidak berguna.

Ki Young : Ini penyakit pekerjaan. Benar juga. Kudengar Nona Ko menangani kasus Nona Yang.

Young Woon : Itu kasus tertutup. Jangan ikut campur.

Ki Young : Ayolah. Bukankah kita teman?

Young Woon : Aku sibuk.

Young Woon pergi.

Ki Young : Cha Young Woon. Hei!

Ki Young hanya bisa menghela nafas melihat Young Woon pergi.

Setelah Young Woon pergi, gantian Young Joo yang bertemu Ki Young. Ki Young memuji rambut Young Joo.

Ki Young : Astaga, rambutmu tampak luar biasa hari ini. Benar-benar selembut sutra.

Young Joo : Aku tidak mencucinya selama tiga hari. Hentikan sanjungan norak itu.

Ki Young : Cucilah, ya? Omong-omong, bagaimana rasanya mendukung Hee Joo? Tersangkanya putra Anggota Dewan Bae, bukan?

Young Joo : Berhentilah ikut campur.

Ki Young : Bukankah kita satu almamater? Kita harus saling membantu, bukan? Beri aku sesuatu.

Young Joo : Ini kasus tertutup. Aku tidak bisa membantumu. Tidak, aku tidak akan membantumu. Kau dan Young Woon menjadi makin bersemangat. Bukankah kau temannya? Namun, kau dengan mudah menulis artikel tentang dia. Jika menjadi dia, aku akan putuskan hubungan dengan teman sepertimu.

Ki Young : Young Joo-ya. Ini pekerjaan. Kalian menyelidiki, dan aku menulis artikel. Mari bersikap profesional.

Young Joo : Ya, jadi, kumpulkanlah berita seperti profesional. Berhenti bermain melawan aturan dengan menggunakan teman, alumni, dan koneksi. Berhentilah menyelidiki kasus ini. Lagi pula, itu tidak berguna.

Ki Young : Hei, baiklah. Aku tidak akan menulis artikelnya. Aku hanya penasaran.

Young Joo : Apa sahabat selama bertahun-tahun memakai parfum yang sama?

Ki Young gak ngerti maksud Young Joo.

Young Joo : Namun, kau bau parfum. Semprotkan secukupnya.

Young Joo pun pergi.

Ki Young mencium bau parfum nya dan langsung menatap kepergian Young Joo dengan wajah masam.

Kita ke RS Universitas Jinjin, dimana Jaksa Kepala Yang tengah melihat hasil rontgen nya bersama Dokter Yoo Jung Sook. Dokter Yoo tersenyum, lalu dia mengajak Jaksa Kepala Yang ke ruangannya. Di sana, Pimpinan Cha sudah menunggu.

Dokter Yoo : Aku senang hasil pemeriksaan tahun ini sekali lagi sempurna.

Pimpinan Cha : Kau harus berharap melihatku sampai usiaku 100 tahun.

Jaksa Kepala Yang : Ini semua berkat perhatian Jinjin. Kami selalu berutang padamu. Aku merasa tidak enak.

Dokter Yoo : Menjaga mereka yang bekerja untuk negara tetap sehat adalah cara kami menunjukkan patriotisme.

Jaksa Kepala Yang merendah, ayolah. Aku hanya kepala CPO. Kau terlalu memujiku.

Pimpinan Cha : Itu omong kosong. Mereka bilang terlalu rendah hati adalah kesombongan.

Mereka lalu sama-sama tertawa.

Seketaris Jung Woo No masuk. Memberitahu bahwa Anggota Dewan Bae Tae Ook datang. Dokter Yoo menyuruh Seketaris Jung membawa Anggota Dewan Bae ke ruangan VIP. Tapi Anggota Dewan Bae menerobos masuk. Seketaris Jung mau menghalangi, tapi dihentikan Dokter Yoo. Seketaris Jung mengerti dan beranjak keluar.

Dokter Yoo menyuruh Anggota Dewan Bae duduk.

Anggota Dewan Bae melihat Jaksa Kepala Yang.

Anggota Dewan Bae : Kulihat Jaksa Kepala juga ada di sini.

Dokter Yoo : Ini bagus. Kalian saling mengenal, bukan?

Jaksa Kepala Yang : Ya. Kami saling menyapa di acara publik beberapa tahun lalu.

Anggota Dewan Bae : Benar. Namun, karena kita sudah di sini, aku akan langsung ke intinya. Kenapa jaksa terus mencurigai putraku? Jaksa baru dalam kasus ini memanggil putraku lagi. Ganti jaksanya atau tolong lakukan sesuatu. Panggil Min Gyu-ku sekali lagi, dan aku tidak akan membiarkannya.

Jaksa Kepala Yang berdiri dan menatap Anggota Dewan Bae.

Jaksa Kepala Yang : Jaksa bisa memanggil siapa pun jika diperlukan. Itu pekerjaan yang dijamin secara hukum dan hak. Jangan ikut campur, Anggota Dewan Bae.

Anggota Dewan Bae makin meradang, apa itu tadi?

Dokter Yoo menyuruh Anggota Dewan Bae tenang.

Jaksa Kepala Yang lalu tanya apa dia bisa pergi sekarang.

Dokter Yoo : Tentu saja.

Jaksa Kepala Yang tertawa menatap Anggota Dewan Bae sebelum beranjak keluar.

Anggota Dewan Bae makin kesal.

Anggota Dewan Bae : Kenapa pria itu kaku sekali?

Dokter Yoo menyuruhnya duduk.

Pimpinan Cha : Jika kau menunggu di ruang VIP, kami akan mengatur pertemuan. Kenapa kau sangat tidak sabar?

Anggota Dewan Bae : Pimpinan Cha. Ini masalah putraku. Aku harus mengambil kesempatan apa pun.

Dokter Yoo : Namun, jangan karena itu berkaitan dengan putramu. Dan kami tidak akan membantu lagi dengan masalah putramu.

Anggota Dewan Bae : Apa? Dokter Yoo!

Pimpinan Cha : Anggota Majelis Bae. Putramu sudah tidak bersalah. Apa masalahnya? Ini akan segera berakhir.

Mendengar itu, Anggota Dewan Bae buru2 bersikap tenang.

Anggota Dewan Bae : Begitu rupanya. Kau benar.

Para tahanan sama2 menolak makanan. Bu Hong dan Jin Sung mencampakkan sendok mereka keluar.

Bu Hong protes, kami bukan pengkhianat yang menjual negara. Kau tidak akan memberikan ini kepada hewan.

Teman2 Bu Hong juga ikutan protes, astaga. Lalu bagaimana dengan kami yang memakannya? Apa kami pengkhianat?

Jin Sung : Hei, Detektif Lee! Beri kami yang lain. Ini tidak benar.

Bu Hong : Daging masam manis Sichuan dari Pak Wang. Nomornya 78110012.

Jin Sung : Daging Pak Wang keras belakangan ini.

Bu Hong : Begitukah? Kalau begitu, boga bahari rebus pedas?

Jin Sung : Dari The Fisherman? Makanan mereka asin. Ibu tidak bisa memakannya.

Bu Hong : Benar. Mari kita lihat. Sup tahu lembut?

Jin Sung : Bagaimana dengan gurita tumis?

Bu Hong : Sempurna. Detektif Lee! Pesan dua gurita tumis dari Dolsom. Lakukan sekarang.

Jin Sung : Yang pedas dengan cabai.

Detektif Lee : Tolong hentikan, Jin Sung. Jika terus begini, akan kubawakan makanan dari kantin.

Jin Sung : Hei, bagaimana bisa jika kau tahu seleraku? Kau membuatku sedih.

Detektif Lee : Diam.

Detektif Oh datang melihat Jin Sung.

Detektif Oh : Kau bahkan mengeluhkan makanan di dalam sana?

Detektif Oh lalu melepaskan para tahanan, kecuali Jin Sung.

Jin Sung cuma bisa melongo melihat yang lain dibebaskan, sedang dia tidak.

Bu Hong meledek Jin Sung sebelum pergi.

Bu Hong : Jin Sung, ibu akan pulang lebih dahulu. Bertahanlah sebentar lagi. Astaga, maafkan ibu.

Bu Hong terharu melihat Jin Woo membuatkannya banyak makanan. Ternyata, keluarga mereka memiliki kedai makan.

Jin Woo : Bukankah ibu selalu membuat setidaknya lima lauk?

Bu Hong : Ibu benci kenyataan bahwa kau putra ibu. Di kehidupan kita berikutnya, tolong lahirlah sebagai suami ibu.

Jin Woo : Astaga, Ibu. Mulailah makan.

Bu Hong : Baiklah.

Pi Jang Mi datang membawa tahu.

Bu Pi : Young Hee-ya, aku beli tahu organik untukmu. Ini, makanlah.

Bu Hong : Hei. Kau pikir aku akan makan itu sekarang? Lihatlah keterampilan putraku.

Bu Pi mulai duduk di sebelah Bu Hong.

Bu Pi : Orang mungkin berpikir kau memenangi medali emas. Kau tidak malu menghadapi Jin Woo?

Bu Hong : Tidak mungkin. Memangnya aku salah apa?

Jin Woo menyuruh mereka berhenti berdebat dan mengambilkan piring untuk Bu Pi.

Jin Woo : Makanlah.

Bu Pi : Jin Woo yang terbaik.

Bu Pi lalu bertanya2, apa yang akan terjadi pada Jin Sung.

Bu Pi : Apa dia akan dipecat sebagai detektif dan dipenjara?

Bu Hong : Itu urusannya.

Bu Pi : Dia bukan preman, tapi PNS. Kenapa dia memukuli orang semudah itu? Rumor telah menyebar di lingkungan bahwa keluargamu akan berakhir dengan mantan narapidana.

Bu Hong kesal, Jang Mi-ya, kau datang untuk memperburuk keadaan?

Bu Pi : Haruskah aku menelepon dan meminta Jaksa Ko Young Joo dari CPO untuk membebaskannya?

Bu Hong : Lupakan saja. Aku lebih baik mati daripada dibantu olehmu yang melepas keperawanannya di usia 17 tahun.

Bu Pi : Apa? Kau sungguh mengatakan itu? Kau pernah melihatku melepas keperawananku di usia 17 tahun?

Bu Hong : Kau sudah tidak perawan di usia 16 tahun?

Bu Pi : Aku pasti akan merobek mulutmu hari ini.

Bu Pi meremas mulut Bu Hong. Keduanya bertengkar.

Jin Woo berusaha menghentikan mereka. Tapi tidak berhasil. Bu Pi terus mencubit kedua pipi Bu Hong.

Dokter Chu datang. Barulah mereka berhenti bertengkar. Melihat Dokter Chu, kedua wanita itu mendadak bersikap manis.

Dokter Chu : Kenapa dua wanita anggun seperti kalian bertengkar?

Kedua wanita itu mengklaim kalau mereka cuma bercanda.

Bu Hong : Dokter Chu. Mau pesan apa?

Bu Pi : Young Hee. Apa ada bahan-bahan untuk hidangan laut pedas favoritnya?

Bu Hong : Tentu saja. Ada. Jin Woo. Tunggu apa lagi? Cepat buatkan semur hidangan laut pedas.

Jin Woo : Baiklah.

Di sel, Jin Sung asyik main game.

Jin Sung : Bunuh dia. Dia sangat kuat. Bunuh dia.

Detektif Oh membuka pintu sel.

Jin Sung tetap fokus main game di ponselnya.

Jin Sung : Ini belum 30 menit. Biarkan aku bermain sebentar lagi.

Detektif Oh : Keluarlah.

Jin Sung : Empat puluh delapan jam belum berlalu.

Detektif Oh : Mereka mencabut gugatannya.

Jin Sung terkejut dan menatap Detektif Oh.

Jin Sung : Siapa?

Detektif Oh : Mungkin orang yang menuntutmu.

Jin Sung berdiri dan tanya uang damainya.

Detektif Oh : Sepuluh ribu dolar. Menghalangi jalan detektif tidak akan menguntungkan mereka. Mereka ingin mengakhirinya dengan uang damai.

Jin Sung kesal, oara bedebah itu.

Detektif Oh : Tenanglah. Kita kekurangan orang.

Jin Sung pun pergi dengan wajah sangat kesal.

Dua preman judi yang dihajar Jin Sung, lagi main game di atas ranjang RS. Jin Sung datang dan menyuruh mereka diam.

Jin Sung menatap mereka satu-satu.

Jin Sung : Beop Gu.

Jin Sung memanggil si pemilik rumah judi yang hidungnya dia patahkan.

Jin Sung : Chul Min.

Jin Sung memanggil anak buah Beop Gu.

Jin Sung menyuruh Chul Min turun dari ranjang.

Jin Sung : Cepatlah, ya? Bukankah kau baik-baik saja?

Chul Min pun pindah ke ranjang Beop Gu.

Jin Sung : Karena langsung memukul, aku merasa kasihan pada hidungmu. Namun, sejujurnya, kalian pantas dipukuli. Kalau begitu, uang damai? Aku tidak bisa memberikannya kepadamu.

Beop Gu : Kami sudah mendapatkannya dan menandatangani berkasnya.

Jin Sung : Aku tahu. Namun… kembalikan itu.

Jin Sung lalu menunjukkan video saat Beop Gu mengancam ibunya.

Jin Sung : Menurut Pasal 30, Pasal 284 KUHP, jika sekelompok orang mengancam atau membawa benda berbahaya, mereka akan dihukum penjara sampai tujuh tahun atau didenda 10.000 dolar atas intimidasi khusus.

Lalu Jin Sung melemparkan surat keluhannya pada Beop Gu.

Jin Sung : Ini keluhan. Mari kita buat kesepakatan. Atau tidak.

Beop Gu dan Chul Min tak berkutik.

Habis menemui Beop Gu dan Chul Min, Jin Sung pulang ke rumahnya. Pulang2, dia marah-marah dan melemparkan beberapa dus ke lantai. Jin Woo sampai kaget dibuatnya.

Jin Sung : Bukankah sudah kakak bilang jangan ikut campur? Kau pikir kakak bercanda? Beraninya kau membayar mereka. Apa kau sekaya itu? Sampai kapan kau akan membereskan kekacauan kakak? Apa kau bodoh? Hidupmu berantakan karena kau terus menjalani hidup itu. Kau putra Buddha atau mengelola badan amal? Katakan saja kau membenci kakak dan ibu. Minta kau ingin kuliah, punya mobil, atau belajar di luar negeri. Mengamuklah seperti orang lain. Atau bakar saja rumah ini! Sekali lagi kau bertindak kelewatan, kakak akan membunuhmu.

Jin Sung lalu mengembalikan uang Jin Woo, yang tadi Jin Woo pakai untuk uang damai.

Jin Woo diam saja.

Jin Sung tambah ngamuk, lakukan sekarang!

Jin Woo : Jika menjadi aku, kakak akan melakukan hal yang sama.

Bu Hong keluar dan terkejut melihat ribut-ribut.

Bu Hong : Apa yang terjadi?

Jin Woo mau membereskan dus2 yang tadi dilempari Jin Sung.

Jin Sung makin marah, jangan lakukan itu. Jangan berani menyentuhnya.

Bu Hong : Kau sudah gila? Kalau begitu, bersihkan.

Jin Sung : Ibu saja! Kenapa ibu selalu menyuruhnya? Apa aku putra tunggal keluarga ini sementara dia pelayan? Apa ibu membayarnya dengan layak karena bekerja di restoran? Sejak kami kecil, ibu pilih kasih dan bersumpah tidak akan menguliahkannya. Jadi, dia sengaja gagal ujian. Apa ibu tahu dia suka belajar? Bersikap pilih kasih lagi mulai hari ini, dan semua orang akan mati.

Bu Hong : Namun, kau tetap putra sulung keluarga ini.

Jin Sung : “Putra sulung”? Jangan bercanda denganku. Aku tidak akan pernah mengadakan upacara leluhur untuk ibu. Aku tidak percaya diri sebagai putra sulung. Aku juga tidak kompeten atau cocok untuk itu. Bicara tentang putra sulung lagi, mari lihat apa yang akan kulakukan.

Jin Sung pergi.

Bu Hong melirik Jin Woo.

Bu Hong : Jin Woo, kau pasti menyimpan uang. Kau menyelamatkannya. Jin Sung bersikap seperti itu karena malu. Namun, dia pasti merasa bersyukur.

Jin Woo : Ibu. Aku akan pergi ke Seoul sebentar. Izinkan aku meminjam mobil.

Bu Hong : Kenapa?

Jin Woo : Ini hari terakhir pameran foto yang ingin kulihat. Aku sangat ingin melihatnya, tapi terus menundanya.

Bu Hong : Maafkan aku.

Jin Woo : Aku akan kembali pagi-pagi sekali, jadi, siapkan makan malam Kak Jin Sung untukku.

Bu Hong : Kelaparan tidak akan membunuhnya.

Jin Woo merengek, ibu.

Bu Hong : Astaga. Kau paling menyayangi kakakmu dan memotret, bukankah begitu?

Jin Woo : Ya.

Bu Hong menepuk2 pipi Jin Woo.

Bu Hong : Astaga. Hati-hati di jalan.

Jin Woo melajukan mobilnya, menuju Seoul.

Seseorang, mengetik di laptop. Menulis laporan aktivitas Jin Woo.

Rabu, 10 Agustus 2022. Tanggal 10 Agustus, J menyelamatkan anak SMP yang jatuh ke air saat bermain di laut. Setelah topan. Dunia akan indah, jika ada orang seperti J. Rabu, 7 September 2022. J pergi dua hari ke Seoul untuk mengikuti pameran foto.

Jin Woo pergi ke kafe Molko. Hari sudah malam. Dia membawa paper bag.

Jin Woo duduk di sebuah sudut. Dia tampak seperti menunggu seseorang.

Tak lama, dia pun beranjak meninggalkan kafe.

Jin Woo lalu mendatangi sebuah rumah mewah.

Dirinya tertangkap kamera CCTV.

Besoknya, seorang wanita masuk ke Kafe Molko. Wanita itu terus berjalan ke lantai atas dan masuk ke sebuah ruangan. Tak lama, dia keluar dari ruangan itu dan sudah memakai seragam pelayan. Saat mau turun, dia tak sengaja melihat ceceran darah di anak tangga disampingnya.

Wanita itu penasaran. Dia mendongak ke atas, untuk mencari sumber darah. Dan dia langsung menjerit melihat mayat wanita bergelantungan di railing tangga. Tumit korban berlubang.

Orang dari Peternakan Sunshine mengantarkan bahan makanan ke sebuah rumah mewah.

Rumah itu ternyata kediaman Young Woon.

Dokter Yoo baru menyiapkan sarapan dibantu para pelayannya. Tak lama, Young Woon turun dan ingin minum kopi tapi dilarang sang ibu.

Dokter Yoo : Tidak. Kau harus memperhatikan detak jantungmu hari ini. Menjauhlah dari kopi.

Young Woon : Terkadang aku meminumnya, dan itu tanpa kafein.

Dokter Yoo : Tidak.

Young Woon : Baiklah. Ibu terlalu ketat.

Mereka mulai duduk.

Dokter Yoo : Ayahmu terlambat.

Young Woon : Tidak apa-apa. Aku bisa menunggu.

Tapi tak lama, Young Woon menerima telepon dari detektif.

Dia kaget, apa? Aku harus melihatnya sendiri.

Young Woon bergegas pergi.

Dokter Yoo menatapnya dengan heran.

Bersambung ke part 2…

Rahmi Iza