Kokdu : Season of Deity Eps 6 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Kokdu : Season of Deity Episode 6 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.baca episode sebelumnya DISINI.

Gye Jeol panic Kokdu tiba2 jatuh dan tak sadarkan diri. Karena Kokdu tak bernapas, Gye Jeol melakukan tindakan CPR. Namun, Kokdu tetap tidak kembali. Gye Jeol nangis, dan berteriak membangunkan Kokdu.

Gye Jeol : Profesor. Profesor, bangunlah. Bangunlah, Profesor!

Kokdu berada di suatu tempat.

Dia bertanya2, apa dia kembali ke neraka.

Gye Jeol mencoba mendengarkan denyut jantung Kokdu.

Gye Jeol : Aku tidak bisa merasakan denyutnya.

Gye Jeol makin panic.

Gye Jeol : Bangunlah, Profesor. Aku bicara terlalu kasar. Kau tidak boleh menghilang.

Akhirnya, Gye Jeol memanggil nama Kokdu.

Gye Jeol : Kokdu, kembali. Kembalilah, Kokdu! Aku tidak peduli Profesor Do atau Kokdu. Aku tidak akan mengomel lagi. Kembalilah. Kembalilah, Kokdu.

Kokdu pun sadar dan langsung memegang tangan Gye Jeol. Gye Jeol membeku sesaat melihat Kokdu udah sadar lagi. Kokdu minta Gye Jeol menepati janji. Kokdu lantas merasa sakit di dadanya. Kokdu pun tanya, apa yang sudah Gye Jeol lakukan padanya. Gye Jeol membantu Kokdu berdiri.

Gye Jeol masih cemas dan takut, kau baik-baik saja, Kokdu? Apa ada yang sakit?

Kokdu : Tidak. Kau membunuhku dan menghidupkanku kembali. Kau memang berbakat.

Gye Jeol nangis.

Gye Jeol : Kukira kau benar-benar mati! Yang benar saja!

Melihat Gye Jeol nangis, Kokdu bicara dalam hatinya bahwa hari itu akan datang suatu hari nanti. Hari dimana Gye Jeol akan membiarkannya hidup melalui kematian. Kau membuatku takut. Dasar gadis beracun.

Kokdu dan Gye Jeol mulai beranjak. Sepanjang berjalan, Gye Jeol terus memeluk Kokdu.

Kokdu : Kakiku tidak terluka. Apa kau harus melakukan ini? Katakan yang sebenarnya kau mencoba mengurusku atau menikmati kasih sayang fisik?

Gye Jeol : Mau kutunjukkan tulang leher pertamamu dari jarak sedekat ini? Itu akan sangat berdampak.

Kokdu : Hei, bunuh saja aku sekali sehari. Mati tidak selalu menyenangkan.

Gye Jeol : Kau bilang kau raja neraka. Entah itu neraka atau dunia ini bukankah kematian sama dengan kehidupan bagimu?

Kokdu pun berhenti berjalan dan melepas pelukan Gye Jeol.

Kokdu menatap Gye Jeol.

Kokdu : Benar. Dahulu begitu tapi melihatmu lagi seperti ini aku juga senang berada di dunia ini.

Gye Jeol : Jika senang berada di sini, kau harus berhati-hati Jantungmu berhenti dua kali. Ini masalah besar.

Kokdu : Masalah dengan jantungku dimulai darimu. Kau yang harus berhati-hati.

Gye Jeol : Aku masalahnya Benarkah? Kenapa?

Tak lama, Gye Jeol malah pasang muka imut dan kegeeran.

Gye Jeol : Kecantikanku yang membuat jantung berhenti?

Kokdu sebal, kesalahpahamanmu akan membuat jantungku berhenti.

Kokdu beranjak pergi.

Kokdu dan Gye Jeol duduk di sebuah kursi. Di depan mereka, banyak stand2 jualan.

Kokdu : Kini aku mengerti kenapa orang-orang berakhir di neraka karena frustrasi.

Gye Jeol : Aku salah bicara untuk membuatmu tertawa.

Kokdu : Itu lebih seperti pernyataan konyol.

Gye Jeol : Apa kedua hal itu sangat berbeda?

Kokdu : Salah bicara adalah kesalahan. Pernyataan konyol adalah delusi. Kau tidak membuat kesalahan. Kau mengalami delusi yang hampir membunuhku.

Gye Jeol : Apa kau punya gelar doktor dalam bahasa Korea? Kenapa kau tiba-tiba mengkritik pilihan kataku?

Kokdu : Apa pun itu, jaga saja ucapanmu.

Gye Jeol : “Jaga ucapanku?” Kenapa kau tiba-tiba mengatakan itu?

Kokdu : Satu kata darimu membuatku bolak-bali antara neraka dan tempat ini.

Gye Jeol : Maksudmu kau pingsan karena perkataanku Karena terkejut?

Gye Jeol geer lagi, ayolah. Tidak mungkin, bukan?

Kokdu : Bagaimana bisa aku tidak terkejut setelah mendengar kutukan itu?Bagaimana bisa aku tidak terluka. Hanya karena wajah yang kau lihat muda dan cantik jangan berasumsi hatiku yang tidak terlihat juga begitu. Seribu tahun telah merusaknya, jadi, itu sangat tua dan rapuh. Tidak mengejutkan jika aku pingsan kapan saja.

Gye Jeol : Jika kata-kataku konyol, kata-katamu pasti kasar.

Kokdu : Bahasa kasar yang merusak kesehatan mentalku “Aku malu dengan Kokdu, aku membencimu, menghilanglah. Itu bahasa yang kasar.

Gye Jeol : Maafkan aku. Bagian diriku yang dokter tahu aku tidak boleh mendesakmu.Namun, bagian manusiaku kesulitan melakukan itu. Aku akan menahan diri sedikit lagi dan berusaha lebih keras mulai kini.

Kokdu : Menahan diri sedikit lagi tidak akan cukup.

Kokdu menasihati Gye Jeol.

Kokdu : Kata-kata memiliki kekuatan untuk membunuh atau menyelamatkan orang. Jadi, jangan pernah bilang kau ingin Kokdu menghilang. Jika kau melakukannya, Kokdu yang kau tahu akan menghilang seperti buih laut.

Gye Jeol : Seperti “The Little Mermaid”? Astaga, itu terdengar seperti dongeng.

Kokdu : Semua dongeng memiliki akhir yang kejam. Itu karena manusia selalu melakukan apa yang dilarang.

Gye Jeol : Jangan khawatir. Sudah kubilang. Akhir sedih bukan keahlianku. Aku tidak akan pernah bilang aku ingin kau menghilang. Janji.

Gye Jeol mengajak Kokdu menautkan jari kelingking.

Kokdu : Aku akan memercayaimu.

Gye Jeol memberi infus pada Kokdu, padahal Kokdu udah bilang baik2 saja. Gye Jeol memberitahu Kokdu kalau dia mendaftarkan Kokdu untuk pemeriksaan sistem neurologi dan darah.

Gye Jeol : Jangan lewatkan satu pun.

Kokdu : Semuanya? Namun, aku sungguh baik-baik saja. Itu merepotkan sekali.

Gye Jeol : Ayolah. Aku tidak mau kau sakit.

Beberapa pria menerobos masuk. Kokdu dan Gye Jeol kaget melihat mereka.

Gye Jeol : Apa-apaan ini? Siapa kalian?

Salah seorang dari mereka berkata bahwa pimpinan ikut campur.

Yang dimaksud pimpinan adalah Ok Shin. Dia datang dan berlagak seperti pimpinan.

Kokdu sewot, apa kau preman? Ada apa dengan para bawahan itu?

Ok Shin : “Preman?” Benarkah?

Gye Jeol mengenali Ok Shin sebagai Pimpinan Lee Eung Chul.

Gye Jeol : Pimpinan Lee Eung Chul?

Ok Shin : Ya, itu aku. Aku Lee Eung Chul dari Grup Bulhwa.

Ok Shin lalu mamerin ke Kokdu kalau Gye Jeol mengenalinya.

Kokdu : Bagaimana kau mengenalinya? Kau bahkan tidak menonton berita.

Gye Jeol : Aku membeli saham mereka. Enam.

Gye Jeol lalu menatap Ok Shin.

Gye Jeol : Harga saham anjlok, jadi, bukankah kau bangkrut? Kenapa kau kemari, Pimpinan Lee?

Ok Shin rada kesal dibilang bangkrut.

Ok Shin : Tidak anjlok seburuk itu, kami juga tidak bangkrut.

Kokdu nya malah menahan tawa mendengar Ok Shin dikatai bangkrut.

Kokdu : Omong-omong, dia datang untuk menjemputku pulang.

Gye Jeol : Tunggu. Bagaimana kalian bisa saling mengenal? Kenapa Pimpinan yang sibuk menjemputmu?

Kokdu : Aku itu…

Ok Shin : Diam.

Ok Shin lalu menjelaskan Gye Jeol kalau sebagai konglomerat, dia harus memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan setiap pegawai. Itulah rahasia umur panjang Grup Bulhwa yang berusia 100 tahun.

Ok Shin : Kami tidak akan bangkrut. Jangan khawatir.

Ok Shin mengajak Kokdu pergi.

Ok Shin : Ayo, Pak Pegawai.

Kokdu kesal : “Ayo, Pak Pegawai”?

Ok Shin agak terdiam menatap Kokdu.

Ok Shin : Ada apa, Pak Pegawai? Silakan ikut kami.

Kokdu : “Silakan ikut kami?”

Ok Shin : keberatan ikut dengan kami?

Kokdu tiba2 merengek dan memanggil Ok Shin ‘Hyung’.

Kokdu : Kakak Eung Chul. Kenapa kau menyangkalku? Apa aku memalukan?

Gye Jeol kaget mendengar itu, Hyung???!

Ok Shin panik dan menatap kesal Kokdu.

Kokdu menjulurkan lidahnya ke Ok Shin.

Ok Shin lalu bilang harga saham akan turun. Kokdu terus manggil dia kakak.

Gye Jeol : Benar. Konglomerat mana pun pasti punya anak dengan kelahiran rahasia.

Ok Shin : Ya, kami juga. Harga saham kami sudah anjlok. Namun, sebelum kami mengacau lagi karena rumor memalukan, aku akan membawa bedebah ini bersamaku. Ayo, Berengsek! Cepat!

Gye Jeol menghalangi mereka membawa Kokdu.

Gye Jeol : Harga saham mungkin penting tapi kau tidak bisa membawa orang sakit tanpa pengobatan.

Jadi singkat cerita, Kokdu kekeuh mau pergi. Gye Jeol memberi perintah, menyuruh Kokdu berbaring dan tidur.

Kokdu nurut dong, langsung naik ke kasur dan memejamkan mata. Disuruh tidur nyenyak, dia beneran tidur.

Ok Shin bahkan heran mendengar dengkuran Kokdu.

Hari sudah pagi. Kokdu lagi santai di sofanya, sambil meremin mata.

Di depannya, Ok Shin nyeritain ke Gak Shin bagaimana tunduknya Kokdu pada Gye Jeol.

Gak Shin gak percaya, Han Gye Jeol memperlakukan Tuan Kokdu seperti budak? Bagaimana mungkin?

Gak Shin lalu memutuskan tidak percaya sebelum melihat sendiri.

Ok Shin : Kau seharusnya melihatnya tunduk seperti anjing.

Kokdu : Berapa kali harus kuulangi? Ini seperti akibat dari hatiku yang penuh belas kasih. Aku tertipu oleh trikku sendiri.

Gak Shin : Bagaimanapun, dia mengirimmu ke neraka, bukan?

Ok Shin : Namun, bagaimana bisa manusia begitu mahakuasa? Bagaimana jika dia membangkitkan orang mati?

Gak Shin : Kau sudah gila? Bagaimana dia bisa menyelamatkan mereka yang dari neraka?

Ok Shin : Aku hanya khawatir. Kita tidak tahu seberapa jauh dia akan bertindak, jadi, aku khawatir. Pria itu akan menyebabkan berbagai macam keributan mulai sekarang. Serta setiap kali, dia mungkin diperintahkan untuk pergi, menutup diri, dan hancur. Itu mungkin tidak terlalu buruk.

Kokdu yang kesal, langsung menjentikkan jarinya. Badan Ok Shin seketika terikat dan mulutnya tersumpal.

Kokdu : Mendapatkan pengakuan itu sulit, dan aku harus menghadapi satu demi satu hal.

Ok Shin mencoba bicara tapi gak bisa karena mulutnya tersumpal.

Kokdu : Ada apa!

Ok Shin merengek dan menyuruh Kokdu melepasnya dengan bahasa isyarat.

Kokdu lantas berkata, dia akan menyingkirkan mulut Ok Shin jika Ok Shin bicara sembarangan lagi.

Kokdu menjentikkan jarinya lagi. Tali yang mengikat badan Ok Shin serta sumpalan di mulutnya seketika hilang.

Ok Shin lalu menyarankan Kokdu agar berpura2 menjadi Jin Woo.

Ok Shin : Jika dia percaya kau Do Jin Woo, dia tidak akan meneriakimu untuk menghilang. Akan lebih mudah mendapatkan pengakuan karena dia menyukai Do Jin Woo. Sekali tepuk, dua lalat mati Bagus, bukan?

Kokdu kesal, aku raja neraka yang tidak terkalahkan! Namun, kau ingin aku meniru manusia biasa?Apa aku salah dengar?

Kokdu lalu bilang telinganya terasa gatal. Jadi dia akan membersihkannya.

Kokdu masuk ke kamarnya.

Sampai di kamarnya, dia mengedipkan matanya.

Seketika, dia berada di ruangan Jin Woo.

Kokdu melihat2 penghargaan Jin Woo.

Lalu dia melihat foto Jin Woo yang lagi menerima penghargaan yang diberikan oleh Direktur Kim.

Kokdu lalu membaca diary Jin Woo tahun 2013.

Jin Woo : “Dokter mencoba mengambil salib orang lain dan terkadang hancur karena beratnya. Dari ‘Saat Napas Menjadi Udara’.” Namun, mereka bahkan tidak tahu apa itu salib sejati.

Kokdu : Wanita yang tidak pandai menilai karakter cenderung memercayai kata-kata ini.

Ponsel Kokdu berbunyi.

Telepon dari Wanita Jalng. Dia menolak panggilan itu dan lanjut membaca.

Bersambung ke part 2…

1 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Read More

Best Mistake Ep 7

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Best Mistake Episode 7, Nih gaes spoiler lengkap disediakan pada recap di tulisan yang ini.…