Drama Korea

Kokdu : Season of Deity Eps 5 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Kokdu : Season of Deity Episode 5 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.baca episode sebelumnya DISINI.

Besoknya, Gye Jeol yang tengah mengendarai vespanya, berpapasan dengan Yi Deun di jalan. Namun, Gye Jeol tak memperhatikan Yi Deun dan berlalu begitu saja. Yi Deun menatap Gye Jeol. Dia menghela nafas, seolah mengerti kenapa Gye Jeol begitu kepadanya, lalu beranjak pergi.

Yi Deun ke restorannya Kyung Seung. Dia mendapati Kyung Seung lagi makan sama Hong Geun dan Myung Ja.

Yi Deun yang merasa tidak enak karena mereka lagi makan, berkata akan kembali nanti.

Namun Kyung Seung langsung berdiri. Dia bilang dia sudah selesai dan menyuruh Yi Deun duduk.

Kyung Seung lalu tanya Yi Deun mau makan apa. Daging perut atau pollock. Tapi Yi Deun ingin bubur doenjang.

Kyung Seung : Astaga. Kau terus memesan bubur belakangan ini. Ada apa? Kau sakit perut?

Yi Deun : Tidak, aku suka bubur.

Hong Geun menyumpit kimchi dan berkata Yi Deun bisa kena skorbut jika makan bubur terus.

Myung Ja : Kudengar Dokter Han Gye Jeol memarahimu. Kurasa akhirnya kau sadar.

Yi Dein kaget, Gye Jeol?

Kyung Seung kesal dan mendekati Hong Geun.

Kyung Seung : Kau bahkan makan kimci sekarang? Kau tidak sakit parah! Berhentilah bermalas-malasan! Ambil bahan-bahan untuk bubur.

Kyung Seung lantas kembali duduk.

Kyung Seung : Astaga. Harus kuakui, dia agak berlebihan.

Hong Geun : Kenapa? Dia tampak seperti tipe pendiam.

Kyung Seung : Selalu orang pendiam yang harus kau waspadai! Kau tahu itu.

Myung Ja : Astaga. Dia merawat suamimu. Kau harus berterima kasih kepadanya.

Kyung Seung : Ayolah. Wanita muda yang tersenyum ke semua orang di kota kecil begini pasti akan menyebabkan masalah. Astaga. Dia terus menyentuh Hong Geun seperti ini sambil tersenyum dengan matanya sepanjang waktu.

Yi Deun marah dan membela Gye Jeol.

Yi Deun : Dokter Han tidak seperti itu.

Hong Geun : Pak Jung, kau kenal Dokter Han?

Yi Deun : Ya.

Kyung Seung : Bagaimana kau mengenalnya sampai tidak tahan mendengarku menjelek-jelekkan dia?

Yi Deun : Kami hanya… Kami saling mengenal di masa lalu.

Kyung Seung : Setelah saling mengenal, kalian tidur bersama.

Yi Deun lalu bilang kalau Gye Jeol punya pacar.

Yi Deun : Tidak sopan mengatakan hal seperti itu di belakangnya.

Mereka kaget, pacar?

Yi Deun : Benar. Dokter yang sukses dan tampan.

Myung Ja tahu siapa yang dimaksud Yi Deun.

Myung Ja : Benar. Pria yang selalu bersamanya pasti pacarnya.

Yi Deun pun datang ke RS Gye Jeol, bersama Hong Geun, Kyung Seung dan Myung Ja. Mereka ingin bertemu Kokdu karena tahu Kokdu pacarnya Gye Jeol.

Kokdu menjaga resepsionis, kalian datang untuk menemui dokter?

Kokdu lalu menunjuk Yi Deun dengan kakinya, omong-omong, Penipu. Kukira aku sudah bilang tidak mau bertemu denganmu lagi. Kau memang tidak mendengarkan.

Yi Deun : Para tetua bersikeras agar kami berjalan-jalan bersama. Aku cenderung mendengarkan orang yang lebih tua.

Kyung Seung senyum2 menggoda Kokdu.

Kyung Seung : Benar. Dia mengenalnya di masa lalu. Serta dia mengenalmu saat ini. Klinik ini penuh cinta.

Telepon di meja Kokdu berbunyi. Kokdu nya cuek.

Hong Geun : Kau tidak menjawab teleponnya?

Kokdu : Han Gye Jeol akan menjawabnya di ponselnya. Itu sistemnya.

Hong Geun sewot, dia bekerja keras di luar sana! Kau tidak bisa membuatnya menjawab teleponnya sendiri.

Kokdu : Apa aku tahu harus bagaimana jika menjawab? Hanya akan memperburuk keadaan jika aku bantu tanpa tahu harus apa.

Hong Geun : Kenapa kau berteriak?

Myung Ja : Baguslah. Jika tidak tahu harus bagaimana, kau harus belajar.

Kyung Seung : Benar. Kau harus membantunya jika kamu pacarnya.

Kokdu bingung, “Pacarnya?”

Kokdu nunjuk dirinya sendiri.

Yi Deun menatap Kokdu dengan tatapan cemburu.

Gye Jeol datang.

Myung Ja memarahi Gye Jeol, apa kau sangat bodoh sampai memacari pria yang bahkan tidak bisa menjawab telepon?

Gye Jeol kaget, apa?

Kyung Seung : Ayolah, Myung Ja. Dia baru saja kembali dari bekerja keras.

Kyung Seung menarikkan kursi untuk Gye Jeol. Dia menyuruh Gye Jeol duduk.

Gye Jeol menatap Yi Deun dan bicara dalam hatinya.

Gye Jeol : Aku punya firasat buruk tentang ini.

Kyung Seung tanya apa pekerjaan Kokdu.

Kyung Seung : Apa dia punya rumah di Seoul? Apa kedua orang tuanya masih hidup?

Hong Geun sewot, tanyakan satu per satu. Astaga, kau menggila saat melihat pria muda.

Gye Jeol kebingungan, siapa pacarku?

Kokdu langsung bilang, kalau itu dia.

Kokdu : Pacarmu yang tahu cara menjaga jarak.

Gye Jeol melongo menatap Kokdu dan bicara dalam hatinya.

Gye Jeol : Kenapa perasaan buruk selalu benar?

Gye Jeol menatap satu per satu wajah para tetua itu. Lalu dia menatap Kokdu yang senyam senyum kepadanya.

Gye Jeol lantas berdiri. Dia menjelaskan soal pacarnya sambil menatap kesal Yi Deun.

Gye Jeol : Kami…. Profesor Do Jin Woo…

Kokdu sewot, Do Jin Woo?

Gye Jeol : Dia lulusan Universitas Johns Hopkins di Amerika. Kalian tahu Johns Hopkins, bukan?

Myung Ja : Aku hanya mendengarnya di drama TV.

Kyung Seung : Ini kali pertamaku bertemu seseorang yang kuliah di sana.

Gye Jeol : Di Pusat Medis Pilseong Seoul, satu dari tiga RS besar di Korea, dia direktur eksekutif termuda. Tahun lalu, dia juga menerima Penghargaan Dokter Muda Terbaik.

Gye Jeol bicara sambil merapatkan giginya dan menatap kesal Yi Deun.

Gye Jeol : Aku yakin mereka hanya memberikannya kepada satu orang setiap tahun.

Kokdu : Kenapa kau menyombongkan hal seperti itu?

Gye Jeol menatap Yi Deun dan bicara lagi dalam hatinya.

Gye Jeol : Aku bukan Han Gye Jeol lusuh yang dahulu kau kenal.

Hong Geun : Jika dia sangat pintar, kenapa dia tidak bisa menjawab telepon? Dia malas.

Kokdu : “Malas?”

Gye Jeol : Aku melarangnya menjawabnya. Bakat Profesor Do akan sia-sia jika dia hanya menjawab telepon.

Kokdu : Cukup. Aku bukan Do Jin Woo.

Gye Jeol merapatkan gigi menatap Kokdu dengan wajah memohon, Profesor Do. Kenapa kau melakukan ini lagi?

Kokdu : Seperti kata Han Gye Jeol, aku hilang ingatan. Aku tidak tahu siapa Do Jin Woo. Itu sebabnya aku tidak bisa menjawab telepon, tidak punya pekerjaan saat ini, tidak punya rumah di Seoul, dan kedua orang tuaku sudah meninggal.

Kyung Seung : Astaga, aku tidak tahu kau punya kisah sedih.

Hong Geun : Astaga. Makin kulihat, dokter Han tampak makin hebat. Dia seperti orang suci.

Kokdu : Aku yakin Han Gye Jeol baru tahu nama lengkap Buddha adalah Siddhartha Gautama. Dia bahkan tidak tahu apakah itu Biksu Wonhyo atau Gandhi yang minum dari tengkorak. Kenapa kau tiba-tiba memanggilnya orang suci?

Myung Ja : Kenapa lagi? Dia mengencani pria yang bahkan tidak bisa bekerja. Itulah alasannya.

Kokdu : Apa? “Aku bahkan tidak bisa bekerja?” Aku? Yang benar saja. Hei, Han Gye Jeol. Beri tahu aku. Sehebat apa aku? Katakan sendiri sehebat apa aku menurutmu.

Gye Jeol menatap Yi Deun dengan tatapan lirih.

Kokdu menemani Gye Jeol minum di dermaga.

Kokdu heran melihat Gye Jeol minum sebanyak itu.

Kokdu : Ada apa denganmu?

Gye Jeol : Kenapa lagi menurutmu? Itu karena aku merasa payah.

Kokdu : Kenapa kau merasa payah? Kau malu karena aku tidak bisa bekerja?

Gye Jeol : Ya. Kau bahkan tidak bisa bekerja, tapi kau juga tidak tahu cara membaca suasana hati orang. Aku sangat malu. Aku merasa kau hanya hidup seperti ini karena keserakahanku. Aku sangat malu. Namun, kau tahu, aku bukan hanya punya niat buruk. Jika aku menyangkal keberadaanmu, kupikir kau akan terluka dan melarikan diri. Itu sebabnya aku menerimamu sejak awal Namun… Aku sudah terbiasa denganmu hingga aku merasa sudah lupa untuk mendapatkan Profesor Do kembali. Kurasa dia sedang beristirahat jauh di lubuk hatimu terlalu lama.

Kokdu kesal, sudah lama sejak dia pindah ke akhirat. Bahkan jika dia salem yang berenang ke hulu, dia tidak akan bisa berenang kembali ke sungai itu. Do Jin Woo tidak bisa kembali. Lupakan dia.

Gye Jeol : Gunakan akal sehatmu. Tolong pikirkan baik-baik orang seperti apa dirimu. Profesor Do, kau orang yang cakap, lembut, dan sangat keren.

Kokdu : Lalu bagaimana dengan Kokdu? Apa aku pria yang tidak cakap, tidak sopan, dan menyedihkan? Astaga, biasanya aku bukan dewa yang picik. Kenapa kamu terus mencari Do Jin Woo yang sudah lama pergi?

Gye Jeol kesal dan meniup poninya.

Kokdu : Apa aku tidak cukup untukmu?

Gye Jeol : Kokdu, kau tidak nyata.

Kokdu : “Nyata?” Apa arti nyata bagimu? Kebenaran selalu sederhana. Yang nyata adalah yang kau lihat sekarang. Yang palsu adalah yang ingin kau lihat.

Lalu Kokdu memegang kedua pipi Gye Jeol.

Kokdu : Jadi, pria yang kau lihat sekarang nyata. Bukan Do Jin Woo.

Gye Jeol : Setelah ingatanmu sebagai Do Jin Woo kembali, mari kita bicara lagi tentang siapa yang nyata.

Kokdu : Kubilang Do Jin Woo tidak bisa kembali!

Gye Jeol : Kenapa tidak?

Kokdu : Kokdu hidup dan sehat sekarang. Bagaimana dia bisa kembali?

Gye Jeol : Kalau begitu, kau hanya perlu menghilang.

Kokdu : Apa?

Gye Jeol : Kokdu, kau harus menghilang. Tolong menghilang saja!

Seketika, Kokdu merasakan sakit di dadanya. Tak lama, Kokdu pun jatuh tak sadarkan diri.

Gye Jeol kaget dan panic. Dia berusaha membangunkan Kokdu.

Gye Jeol : Profesor Do!

Kokdu sendiri berasa di suatu tempat.

Kokdu bertanya2, apa dia sekarang kembali ke akhirat.

Bersambung…

Rahmi Iza