Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 4 Part 1, Kalian bisa langsung simak daftar linknya ada di tulisan yang ini. Kalau tertarik dengan Episode sebelumnya baca di sini aja gaes.
Beberapa tahun lalu…..
Yoon Kyung, Joon Hyuk dan Se Joon sedang makan di Warung Camilan Im. Joon Hyuk masih menjadi junior saat itu.
Joon Hyuk menatap Se Joon dan tanya siapa ‘Im’ itu.
Se Joon tak menjawab.
Joon Hyuk kemudian menatap si pemilik warung.
Joon Hyuk : Apa itu kau, Bi?
Pemilik warung tersenyum dan menggeleng.
Se Joon bilang itu Joon Hyuk.
Joon Hyuk bingung.
Se Joon lalu menunjuk beberapa telur.
Se Joon : Telur rebus, 500 dapat satu. Ini setengah matang. Ini matang.
Dan Se Joon mengambil telur yang satu lagi. Dia mengibaratkan telur itu adalah Joon Hyuk.
Se Joon : Kau, tidak dewasa. Telur mentah!
Yoon Kyung : Jika pecah, kau akan menjadi telor ceplok. Setidaknya keluarlah dari cangkangmu dan jadilah anak ayam. Ini tradisi Harian Korea.
Se Joon melubangi telur mentah dengan hati-hati, lalu dia memberikannya pada Joon Hyuk.
Joon Hyuk berusaha keras agar isinya tidak menetes keluar.
Yoon Kyung gemes, makanlah! Berhentilah bersikap kekanak-kanakan dan jadilah reporter junior Harian Korea.
Joon Hyuk : Baik!
Ki Ha lalu datang dan minta maaf karena terlambat.
Se Joon berkata, Ki Ha terlihat jauh lebih baik di Meja Hiburan.
Ki Ha : Jangan memujiku. Aku hampir tidak bisa menjaga kesopananku.
Yoon Kyung : Kesopanan? Kau bukan selebritas.
Ki Ha : Kau sedih karena aku meninggalkan Meja Kota? Sudah terlambat untuk itu!
Yoon Kyung pun kesal, jangan kurang ajar. Aku tidak sedih. Ini membebaskan.
Ki Ha lalu melihat Joon Hyuk.
Ki Ha : Siapa ini? Junior?
Joon Hyuk langsung mengenalkan dirinya.
Joon Hyuk : Aku Han Jun Hyuk dari Meja Kota.
Ki Ha mau menjabat tangan Joon Hyuk. Tapi tak jadi dan dia malah meledek wajah Joon Hyuk.
Ki Ha : Kau pernah berperang?
Joon Hyuk : Tidak. Aku terlihat seperti ini sejak SMP.
Ki Ha : Kau pasti punya anak saat SMP.
Sontak yang lain ketawa.
Ki Ha : Senang bertemu denganmu. Aku setengah matang di Meja Kota. Kini aku matang di Meja Hiburan. Aku Kim Ki Ha.
Yoon Kyung : Matang? Jangan membahas itu, Bodoh!
Ki Ha : Aku hanya bercanda. Kau sangat kejam hari ini.
Se Joon : Tidak masalah kau setengah matang atau matang. Kita tidak akan pernah menetas dalam hidup kita. Kita hanyalah telur rebus.
Joon Hyuk : Ada pepatah. Hidup dimulai dengan telur.
Lalu Joon Hyuk cekikikan sendiri.
Yoon Kyung, Se Joon dan Ki Ha langsung menatapnya.
Joon Hyuk pun berhenti ketawa.
Se Joon menjewer Joon Hyuk. Dia bilang Joon Hyuk manis tapi bodoh.
Yoon Kyung memukul leher Joon Hyuk dan Ki Ha mencubit pipi Joon Hyuk.
Ji Soo bilang pada Joon Hyuk, kalau dia tahu apa yang terjadi pada Joon Hyuk 6 tahun lalu.
Dan Joon Hyuk pun tanya, bagaimana Ji Soo bisa tahu.
Ji Soo menghela nafas. Lalu dia bilang, itu laporan salah yang sangat terkenal dan insiden mengejutkan yang tak boleh mereka lupakan.
Joon Hyuk yang syok, perlahan melangkah mundur sambil menatap Ji Soo dan tanpa mengatakan apapun.
Ji Soo tanya, apa Joon Hyuk akan diam saja kali ini.
Dan Joon Hyuk pun akhirnya pergi.
Ji Soo kembali ke dalam. Dia terdiam, menatap sup perpisahannya. Tak lama, Joon Hyuk datang. Mereka tak saling bicara.
Ji Soo menuangkan soju.
Narasi Joon Hyuk terdengar.
“Tepat setelah kau memutuskan untuk bekerja lebih baik, hidup mengingatkanmu pada kesalahan terdahulu.”
Ji Soo membuka pembicaraan. Dia bilang, Soo Yeon tak sempat mencicipi somaeknya.
Ji Soo : Kurasa itu tidak penting. Minuman di akhirat pasti sangat lezat.
Ji Soo membuat somaek, lalu menuangkannya ke dalam 2 gelas.
Joon Hyuk mau ngambil gelas yang satu tapi Ji Soo bilang itu untuk Soo Yeon.
Ji Soo lantas menuangkan soju untuk Joon Hyuk.
Ji Soo : Aku ingin bersulang. Sebelum berpamitan.
Ji Soo lalu mulai bersulang dengan gelas Soo Yeon.
Joon Hyuk ikut bersulang dengan gelas Soo Yeon.
Ji Soo menatap gelas Soo Yeon.
Ji Soo : Jangan khawatir eonni. Bunga Soo Soo kita akan mekar lagi tahun depan. Jadi, kumohon… Maaf, tapi… Tunggu sampai saat itu. Aku belum bisa berpamitan denganmu.
Ji Soo menghela nafas, menahan tangis. Lalu dia meminum somaeknya.
Ji Soo kemudian menatap Joon Hyuk lagi.
Joon Hyuk diam saja dan meminum somaeknya.
Lalu Joon Hyuk melihat para pelayat terus berdatangan.
Narasi Joon Hyuk terdengar.
“Apa karena keinginan Ji Soo? Pesan Soo Yeon dipahami komunitas, diantara yang muda dan tua.”
Joon Hyuk kemudian melihat Detektif Kim. Detektif Kim menunjukkan sup perpisahan yang dibawanya sendiri. Joon Hyuk tersenyum dan mengangguk.
Artikel CEO Park di pemakaman Soo Yeon, muncul di internet.
Harian Korea menjadi buah bibir.
“Park Myong Hwan, CEO Harian Korea, mencemaskan keluarga Reporter Magang Oh.”
Berbagai komentar pun muncul.
“Harian Korea harus menerima kenyataan yang diciptakan Soo Yeon.”
“Reporter magang hanya makan mie gelas sehari-harinya.”
“Reporter magang “DATANG” dan “PERGI” sesuai kebutuhan.”
“Situasi Harian Korea mengungkap realitas reporter magang.”
Di kantor, Joon Hyuk cs membacanya.
Se Joon : Itu akan menghantam kita dengan keras, bukan?
Joon Hyuk : Kini mereka hanya bilang “reporter magang”. Bukan “reporter magang Harian Korea”.
Yoon Kyung : Bodoh. Kau menyerang dengan kisah yang sudah ditunggu-tunggu. Atau haruskah kukatakan sebuah obituari?
Joon Hyuk : Apa yang akan perusahaan lakukan?
Yoon Kyung : Kurasa permintaan maaf tertulis dan pengurangan gaji.
Joon Hyuk : Bukan untukku. Maksudku soal ini.
Joon Hyuk menunjuk berita CEO Park.
Se Joon : Entahlah. Kita tidak bisa berpura-pura ini tidak pernah terjadi selamanya.
Yoon Kyung : Tapi kita juga tidak bisa mengakuinya.
Joon Hyuk membenarkan.
CEO Park sedang rapat bersama para petinggi, Kepala Na, Sung Han, Je Kwon dan Seketaris Min.
CEO Park : Kita harus ke mana dari sini?
Sung Han bilang mereka harus segera merilis pernyataan resmi dan mengambil tindakan hukum terhadap media lain karena memfitnah…
Yang lain tak setuju. Dia bilang itu artinya mereka mengaku bertanggung jawab.
Kepala Na bilang, Sung Han tak sepenuhnya salah.
Kepala Na : Kita harus mengirim pesan cepat atau lambat. Kurasa kita harus memanfaatkan kesempatan ini.
Mereka berdebat. Ada yang tak setuju usulan Kepala Na.
Kepala Na : Kita harus menembus ini, bukan mengindahkannya. Ini kesempatan kita untuk mendorong tingkat baca kita.
Adegan beralih ke Joon Hyuk yang bilang kalau dia punya feeling buruk soal Kepala Na.
Se Joon : Benarkah? Kenapa?
Joon Hyuk lalu ingat kata-kata Kepala Na. Kepala Na menyuruh Joon Hyuk menghapus obituari Soo Yeon, kapan pun Joon Hyuk mau.
Joon Hyuk lalu bilang Kepala Na sulit dipahami.
Kembali ke Kepala Na. Kepala Na bilang dia yang memesan obituarinya.
Kepala Na : Aku tadinya tidak berniat menghapusnya. Kita tidak bertanggung jawab atas insiden ini. Masalahnya sudah mencuat. Kita harus merelakan apa yang tidak bisa diselamatkan dan mengumpulkan sebisanya.
Tetap aja usulannya ditolak. Dia bilang, masalahnya kehormatan CEO mereka.l
CEO Park menenangi mereka.
“Komisaris Kim. Cukup.”
CEO Park lalu tanya pada Kepala Na, apa maksud Kepala Na mereka harus mengisi saku mereka karena kerusakan sudah terjadi.
Kepala Na mengiyakan.
Beralih ke Yoon Kyung. Yoon Kyung bilang, masalahnya ada pada CEO bukan Kepala Na. CEO lah yang berhak memutuskan.
Se Joon : Kepala hanya tisu basah untuk CEO.
Se Joon lalu mengatakan, kalau dia belum pernah melihat wajah CEO mereka selama 24 tahun kerja di Harian Korea.
Joon Hyuk pun tanya ke Yoon Kyung, seperti apa CEO Park. *Berarti cuma Yoon Kyung ya yg tahu waahnya CEO Park. Kemaren pas di pemakaman, yang lain gk ngeliat mukanya.
Yoon Kyung bilang CEO mereka orang yang tidak terduga.
CEO Park duduk membelakangi para staf nya dan menatap lukisannya.
CEO Park : Komisaris Kim, kau bilang apa judul lukisan itu?
Komisaris Kim : Judulnya “Deja Vu” oleh Kim Jon-hyeon. Aku mengusulkannya kepada anda tahun lalu.
CEO Park : Benar, “Deja Vu”. Aku membelinya atas rekomendasimu, tapi harganya tidak naik.
Komisaris Kim : Biasanya, butuh waktu lama… Maafkan aku.
CEO Park kembali berbalik, menatap para stafnya.
CEO Park : Tidak, itu tampak bagus. Aku menggantungnya di sana karena suatu alasan. Agar kau bisa menghargainya di sini.
Komisaris Park : Apa? Terima kasih.
CEO Park : Aku sudah mengatakan filosofi manajemenku. Bagiku, Harian Korea seperti lukisan itu. Hiburan bagiku dan yang lainnya. Aku tidak akan punya masalah jika harganya turun. Tapi tidak bagi kalian, para komisaris dan pegawai Harian Korea. Pendapatan kalian adalah kehormatan dan lukisanku. Kita butuh rencana, bukan penanggulangan.
CEO Park bilang lalu bilang untuk rencananya, mereka akan menjalankan kata-kata Kepala Na.
Komisaris Kim agak kesal. Tapi dia tak bisa berkata apa-apa.
CEO Park memanggil Seketaris Min.
CEO Park : Lukisan itu…
Kembali ke Yoon Kyung lagi. Yoon Kyung bilang mereka takkan bisa memprediksi keputusan apa yang akan diambil CEO Park.
Yoon Kyung : Dia tampak cukup berhati-hati bagiku.
Se Joon bilang dia tak penasaran sama CEO mereka karena belum pernah ketemu. Dia lebih penasaran sama rencana Joon Hyuk.
Joon Hyuk tertawa, ini laporan eksplorasi.
Yoon Kyung : Apa? Laporan eksplorasi? Apa kisahnya?
Joon Hyuk : Sudah kubilang. Aku akan memeriksa ulang daftar ilegal MP Go.
Yoon Kyung : Apa Kepala akan setuju? Dia merilis ralatnya sendiri.
Joon Hyuk : Lihat siapa yang bicara. Kau juga melapor tanpa persetujuan Meja.
Se Joon : Kapten, kau tidak berhak mengatakan itu.
Yoon Kyung : Apa? Aku tidak melakukan itu.
Joon Hyuk : Tolong diam saja. Sampai selesai.
Yoon Kyung : Katakan kau sudah menyelesaikan kisahnya. Kepala tidak akan mengizinkan perilisannya.
Joon Hyuk : Kita harus merilis kisah ini sendiri di sini. Tapi jika Kepala menghentikannya, kita berusaha sebisa kita. Media sayap kiri daring atau siniar pribadi.
Se Joon setuju.
Tapi Yoon Kyung cemas.
Yoon Kyung : Jika kau akan mengerahkan semuanya…
Joon Hyuk : Aku tahu. Aku tidak bisa melakukannya tanpa sepengetahuan Ki Ha.
Yang lagi diomongin datang. Ki Ha tanya, mereka lagi ngapain jam segitu.
Joon Hyuk : Kebetulan sekali. Duduklah.
Ki Ha pun masuk dan duduk.
Joon Hyuk menatap Ki Ha dengan wajah serius.
Ki Ha marah.
Bahkan para karyawan diluar ruangan melihat mereka ribut.
Se Joon menarik tirai, menutup jendela.
Ki Ha tak setuju, laporan eksplorasi? Aku akan mengabaikannya. Hentikan.
Joon Hyuk : Kau bilang sendiri. Seluruh dunia ini seperti hutan. Benar. Kau dan aku… Kita semua mencari nafkah di hutan ini. Sudah cukup jika kita bisa mempertahankan pekerjaan. Tapi Ki Ha-ya…
Ki Ha : Jangan bicara lagi! Aku lebih suka versimu yang sebelumnya.
Ki Ha keluar. Joon Hyuk berusaha menahan Ki Ha tapi Ki Ha menepis tangannya dan pergi.
Yoon Kyung bilang wajar jika Ki Ha marah.
Joon Hyuk bilang dia mengerti tapi…
Joon Hyuk lalu menatap Se Joon dan Yoon Kyung secara bergantian.
Joon Hyuk : Kita akan melakukannya, bukan?
Yoon Kyung mengangguk dan mengajak mereka merahasiakan rencana mereka.
Joon Hyuk setuju dan mengajak mereka mulai dari manajer personalia Perusahaan Geumon dan jaksa yang bertanggung jawab.
Yoon Kyung, Se Joon dan Joon Hyuk mengantar Kyung Woo keluar.
Yoon Kyung minta Kyung Woo segera menghubunginya jika ada masalah.
Kyung Woo : Jangan khawatir. Aku akan menebusnya dengan tujuan lain. Eksklusif!
Yoon Kyung menyepak Kyung Woo.
Yoon Kyung : Jangan ada lagi salah laporan!
Kyung Woo : Baiklah. Sampai jumpa.
Dan Kyung Woo pun mulai bergerak.
Joon Hyuk ke Yoon Kyung, kau tidak memberitahunya kan?
Yoon Kyung : Tentu saja tidak. Kita harus menjauhkannya dari ini. Dia baru saja melepas lencana juniornya.
Se Joon : Kau pikir jaksa akan setuju?
Yoon Kyung : Dia setuju bertemu untuk minum kopi.
Joon Hyuk : Baik, semoga berhasil dan sampai jumpa nanti sore.
Yoon Kyung juga pergi.
Se Joon dan Joon Hyuk lantas kembali ke dalam.
Baru masuk, mereka dihadang Sung Han.
Sung Han : Aku tahu soal Joon Hyuk tapi sekarang kau juga mengendap-endap?
Se Joon : Mengendap-endap? Kurasa pikiranmu kotor. Kau pikir aku akan melakukan itu? Aku lebih suka melakukannya di depanmu.
Sung Han : Secara resmi menyatakan pemberontakan?
Se Joon : Jika kau tidak suka melihatku, pindahkan aku ke tempat lain.
Sung Han : Apa?
Se Joon : Kita semua artefak kuno. Tunjukkan belas kasihanmu untuk kaummu sendiri.
Se Joon pergi.
Sung Han menggerutu, dasar…
Joon Hyuk tanya, Sung Han lagi ngapain disana.
Sung Han : Itu karena…
Sung Han lalu marah, kenapa kau selalu menanyakan itu kepadaku? Aku berada di tempat yang seharusnya. Jangan memperlakukanku seperti penjaja.
Joon Hyuk tersenyum, ayolah. Aku tidak pernah melakukan itu.
Sung Han : Kau tersenyum? Sudah lama aku tidak melihat itu.
Joon Hyuk : Apa yang kau lakukan di sini?
Sung Han celingukan, lalu dia bilang waktunya pasi.
Joon Hyuk terkejut.
Joon Hyuk lalu kembali ke Mejanya dan melihat semua orang sedang bekerja dengan serius.
Joon Hyuk menatap Se Joon. Se Joon menggeleng.
Joon Hyuk lalu tanya ke Sung Han, apa mereka menghapus obituari Soo Yeon.
Sung Han : Tidak, mereka mengunggahnya. Berkat tindakan darurat, tingkat baca kita meningkat dua kali lipat sejak kemarin.
Joon Hyuk lalu menatap Ji Soo. Lantas dia melihat apa yang disalin dan ditempel Ji Soo.
Ji Soo : Bunuh diri tragis reporter magang, apa itu salah Harian Korea?
Tapi Ji Soo terlihat kesal melakukannya.
Joon Hyuk minta pendapat Sung Han. Dia bilang, bukankah itu berlebihan padahal mereka baru mengadakan pemakaman untuk Soo Yeon.
Sung Han : Masalah ini muncul tepat setelah pemakaman. “Reporter magang” dan “Harian Korea” menjadi tren kata kunci selama berjam-jam. Kukira dia membuat kita berada dalam masalah besar, tapi ternyata dia membantu kita.
Ji Soo menatap Joon Hyuk.
Joon Hyuk bilang Sung Han kelewatan.
Sung Han : Para eksekutif yang menginginkan ini, bukan aku.
Joon Hyuk : Kepala? Atau CEO?
Sung Han : Itu tidak penting. Kita harus mengambil kesempatan sekarang.
Joon Hyuk : Tapi kita tidak seperti orang lain. Kita tidak bisa menyalin dan menempel ini.
Sung Han : Jika kita diam saja, tidak akan ada yang tahu. Kau harus menjual kisahnya. Ini pilihan terbaik kita. Masalahnya sudah tersebar, jadi, kita mengumpulkan yang kita bisa.
Joon Hyuk terdiam. Lalu terdengar narasinya.
“Saat ikan masuk ke jala, para nelayan menghalangi jalan belakang dan mengangkat jaring. Kita menyebut ini “Pasi” dalam bahasa Korea.
Sung Han bersemangat.
Sung Han : Kita bisa melipattigakan tingkat baca. Semuanya, berusahalah lebih keras. Jika positif, salin dan tempel. Jika negatif, ubah untuk dapat perhatian. Teruskan!
Narasi Joon Hyuk terdengar lagi.
Joon Hyuk : Soo Yeon mengakhiri hidupnya di sini, di Harian Korea dan kami melakukan “Pasi” dengan kematian Soo Yeon sebagai umpan.
Sung Han menyuruh Joon Hyuk kerja.
Joon Hyuk marah dan mendatangi Sung Han.
Joon Hyuk : Sulit dipercaya! Kau membuat pemagang melakukan ini? Memanfaatkan bunuh diri Soo Yeon! Kau gila melibatkan para pemagang!
Sung Han membalas, apa katamu?
Se Joon memegangi Joon Hyuk dan menatap kesal Sung Han.
Se Joon : Bukan begitu cara bicara dengan Editor Meja!
Sung Han kaget dibentak Se Joon, apa?
Se Joon : Manajer Kim! Kenapa kau tidak menertibkan stafmu?
Ki Ha berdiri dan bilang akan bicara berdua dengan Joon Hyuk.
Joon Hyuk yang kesal pergi duluan.
Sung Han hanya bisa melongo menatap mereka pergi.
Se Joon menyuruh yang lain istirahat.
Yang lain pun mulai pergi.
Sung Han mau protes tapi tak bisa.
Ki Ha dan Joon Hyuk bicara di taman.
Ki Ha : Selesaikan apa yang akan kau katakan.
Joon Hyuk : Apa? Kau yang lebih tahu.
Ji Soo datang dan melihat mereka dari jauh.
Joon Hyuk : Mereka memanfaatkan kematian Soo Yeon…
Ki Ha : Tidak. Aku serius dengan perkataanmu kepadaku. Sudah cukup jika kita bisa mempertahankan pekerjaan. Lalu apa?
Joon Hyuk terdiam kesal.
Kyung Woo menemui manajer personalia Geumon di penjara.
Kyung Woo : Kau mengaku masuk secara ilegal, tapi tidak ada yang dituntut atas tindakan ilegal itu. Mungkinkah daftar itu bukan milik MP Go?
“Aku diberi tahu oleh bosku bahwa itu miliknya. Apa ucapanku penting?”
Kyung Woo tanya, bolehkah ia memasukkan itu ke kisahnya.
Pria itu bilang tidak dan minta mereka berhenti saja.
Pria itu kemudian pergi.
Sementara itu, Joon Hyuk bilang ke Ki Ha kalau memang benar mereka hanya anjing yang memakan apapun yang diberikan majikan mereka.
Joon Hyuk : Tapi kita anjing jenis lain yang disebut reporter. Sebagai reporter….
Yoon Kyung di depan gedung kejaksaan. Dia menerima pesan dari jaksa dan berubah kesal.
Dia lalu menghubungi jaksa. Rupanya jaksa membatalkan temu janji mereka. Yoon Kyung tanya alasannya tapi panggilannya malah diputus.
Joon Hyuk melanjutkan kalimatnya.
Joon Hyuk : Sebagai reporter kita bisa disalahkan karena tidak menjadi anjing penjaga yang baik. Apa tidak apa-apa jika kita dicintai karena menjadi anjing piaraan patuh? Mulut dan telingaku sudah ditutup selama enam tahun. Aku duduk saat majikan bilang “duduk”, berbaring saat dia bilang “berbaring”. Sejujurnya, aku merasa tenang. Aku tidak perlu berpikir. Jadi, aku sudah menjadi apa? Kita sudah menjadi apa? Anjing piaraan patuh sudah dipromosikan dan mereka menggonggong. Bagaimana denganmu dan Se Joon? Kau bahkan menyalin dan menempel salah ketik. Apa benar-benar cukup jika kita bisa mempertahankan pekerjaan? Pemagang kita meninggal! Kau sungguh tidak keberatan mengomersialkan kematiannya?
Ki Ha terdiam.
Joon Hyuk terus bicara.
Joon Hyuk : Katakanlah. Apa aku berpura-pura baik? Berpura-pura kuat? Tidak. Pada hari pertamaku, kau… Kau seniorku. Dan kau memberitahuku apa yang harus kita lakukan. Aku baru mengatakannya lagi kepadamu.
Joon Hyuk memberikan catatan kecilnya ke Ki Ha.
Ki Ha melihatnya dan teringat hari itu.
Saat itu tahun 2006. Joon Hyuk kebingungan dimana meletakkan catatan aset bersihnya.
Dia membolak balik bukunya dan tak lama menemukannya.
Ki Ha datang dan menghampiri Joon Hyuk.
Ki Ha : Junior, duduk dan lakukan pekerjaanmu.
Joon Hyuk : Baiklah.
Ki Ha : Kapten menyiksamu, bukan?
Joon Hyuk : Sama sekali tidak.
Ki Ha : Kau tidak serius. Aku pindah ke Meja Hiburan hanya untuk menghindarinya.
Joon Hyuk : Begitu rupanya. Jadi, di Meja Hiburan, apa kau…
Ki Ha : Apa? Apa aku melihat banyak selebritas?
Ki Ha lalu tertawa, kau seorang reporter. Dewasalah.
Ki Ha lantas tanya, apa yang mau Joon Hyuk lakukan di hari pertama Joon Hyuk.
Ki Ha : Apa yang harus kau lakukan? Pikirkan itu. Jika ingin bertemu dengan selebritas, kau harus menjadi reporter hiburan.
Ki Ha lalu melihat buku catatan Joon Hyuk.
Ki Ha : Bukankah Kapten Yang membelikanmu buku catatan reporter?
Ki Ha pun memberikan buku catatannya.
Ki Ha : Ambil ini. Aku hanya menggunakan beberapa halaman.
Joon Hyuk senang dan bilang buku catatannya keren sekali.
Ki Ha : Penuhi dengan cepat dan beli yang baru. Begitulah kau menanggalkan lencana juniormu, Bung.
Joon Hyuk : Apa? Bung?
Ki Ha : Kau lulusan universitas Y? Jurusan hukum?
Joon Hyuk : Ya. Jadi, kau juga?
Ki Ha : Ya, aku jurusan filosofi. Tapi kau masuk dua tahun sebelum aku.
Joon Hyuk kaget, kalau begitu…
Ki Ha : Kalau begitu apa? Saat di Roma, ikuti orang Roma.
Ki Ha lalu pergi.
Flashback end…
Ki Ha duduk dan membaca catatannya di halaman pertama.
“Keberanian datang dari tindakan dan ketakutan datang dari keraguan. Tanggal 1 Maret 2007.”
Setelah membaca itu, Ki Ha menghela nafas, lalu meninggalkan bukunya di dekat tas Joon Hyuk dan pergi.
Joon Hyuk berbalik dan terdiam menatap buku catatan itu.
Ji Soo kemudian datang, mendekati Joon Hyuk.
Bersambung ke part 2…………..