Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 2 Part 4, Jikalau ingin lihat daftar full-nya ada di tulisan yang ini. Namun untuk Kamu yang ingin lihat dulu part ketiga Episode sebelumnya baca di sini.
Joon Hyuk di kantor polisi sekarang. Detektif sedang menanyainya.
Detektif : Kau menyadari sesuatu belakangan ini?
Joon Hyuk pun langsung teringat kata-kata Kepala Na yang didengar langsung oleh Soo Yeon.
Kepala Na : Tapi tidak tampak baik jika mempekerjakan dia, kau tahu? Dia tidak cocok dengan nama kita, Harian Korea. Aku tidak tahan jika ada satu di ruang beritaku. Tugasmu adalah memecatnya.
Detektif memanggil Joon Hyuk, Reporter Han?
Joon Hyuk langsung tersadar dari lamunannya. Tapi dia tak bisa mengatakan penyebab Soo Yeon bunuh diri. Dia bilang, dia tidak tahu.
Ponsel Joon Hyuk berdering. Telepon dari Sung Han. Detektif menyuruh Joon Hyuk menjawabnya.
Detektif Kim datang. Dia tanya siapa korbannya.
“Salah satu pemagang.” jawab rekannya.
Detektif Kim kaget.
“Dia saksinya.”
“Lalu laporannya?”
“Sudah selesai untuk saat ini.”
Detektif lalu bilang akan menghubungi Joon Hyuk lagi nanti. Setelah itu dia pergi, meninggalkan Detektif Kim dan Joon Hyuk.
Joon Hyuk sendiri masih syok.
Detektif Kim tanya, apa dia gadis yang diceritakan Joon Hyuk.
Joon Hyuk mengangguk.
Detektif Kim kaget, aku tidak tahu harus mengatakan apa. Akan kacau sekali besok.
Detektif Kim lalu menyuruh Joon Hyuk pulang dan beristirahat.
Sung Han terus menghubungi Joon Hyuk. Joon Hyuk menjawabnya.
Sung Han sendiri lagi menyetir dan terlihat panic. Dia bilang, Soo Yeon membuat mereka dalam masalah besar.
Joon Hyuk pun bilang dia di kantor polisi.
Sung Han : Apa yang kau lakukan di kantor polisi?
Joon Hyuk : Soo Yeon-i, Soo Yeon…
Joon Hyuk yang gak tahan lagi, akhirnya teriak kalau Soo Yeon melompat tepat di depan matanya.
Ji Soo lalu datang bersama detektif yang menanyai Joon Hyuk tadi.
Ji Soo gemetaran. Dengan tangis hampir pecah, dia menatap Joon Hyuk yang masih bicara dengan Sung Han.
Sung Han tanya, apa Soo Yeon benar-benar sudah meninggal?
Sung Han : Pesan bunuh dirinya asli?
Joon Hyuk : Apa? Pesan bunuh diri?
Sung Han : Dia membagikan pesan bunuh dirinya sebagai artikel daring. Bagaimana seorang pemagang melakukan itu pukul sebegitu? Kita sudah menghapusnya dari situs web kita, tapi itu sudah tersebar di internet.
Joon Hyuk tambah syok.
Para reporter mulai berdatangan ke kantor polisi. Beberapa dari mereka, masuk setelah Ji Soo masuk bersama detektif yang menanyai Joon Hyuk.
Detektif Kim menghalau mereka. Ia juga melarang mereka memotret.
Joon Hyuk diam saja menatap mereka. Dia masih syok.
Dalam perjalanan pulang, Joon Hyuk memeriksa internet. Surat bunuh diri Soo Yeon trending.
Terdengar narasi Joon Hyuk.
“Seorang reporter magang membuat pesan bunuh diri dan kontroversi terkait keasliannya muncul. Pemagang Oh membagikan pesan bunuh diri pada 21 Oktober tengah malam. Judulnya “Tanpa Hasil, Tanpa Derita”.
Kita lalu diperlihatkan flashback sebelum Soo Yeon bunuh diri.
Saat Joon Hyuk menelpon Soo Yeon, ternyata Soo Yeon tengah mengetik pesan bunuh dirinya. Soo Yeon bilang ke Joon Hyuk, ini hari terakhirnya, jadi ia mau menyelesaikannya.
Ji Soo kemudian datang membawa gimbap buatannya.
Hanya beberapa menit, Ji Soo hendak pulang. Ia tanya ke Soo Yeon, apa Soo Yeon mau ditunggui.
Soo Yeon : Tidak, kereta bawah tanah akan segera berhenti. Terima kasih untuk gimbap.
Ji Soo : Baik, aku akan pergi. Teruskan kerja baikmu.
Soo Yeon tersenyum. Senyum terakhirnya pada Ji Soo.
Setelah Ji Soo pergi, Soo Yeon kembali membaca pesan bunuh dirinya.
Pesan dari Joon Hyuk masuk.
Joon Hyuk : Masih di kantor? Maaf karena aku tidak cukup baik untuk membelamu.
Soo Yeon nangis. Soo Yeon lalu membalas pesan Joon Hyuk.
Soo Yeon : Tidak, Pak. Kau juga memberiku banyak kenangan indah.
Usai membalas pesan Joon Hyuk, Soo Yeon mengunggah pesan bunuh dirinya.
Ji Soo masih di depan lift sambil memeriksa internet, tapi lift tak mau terbuka karena dalam perawatan.
Ji Soo akhirnya melewati tangga darurat.
Soo Yeon berdiri di depan jendela, tempat bunga Soo Soo tumbuh.
Dia membuka jendela. Angin seketika menghantam dirinya.
Soo Yeon memejamkan matanya. Tak lama, dia membuka matanya. Tekad bunuh dirinya sudah bulat.
Soo Yeon lantas mengirimkan pesan ke Joon Hyuk.
Soo Yeon : Sudah selesai. Siap untuk pergi. Pak, terima kasih untuk semuanya. Dan maaf.
Soo Yeon lalu mencicipi gimbap dari Ji Soo.
Dia bilang, itu gimbap terenak yang pernah dia makan.
Soo Yeon nangis, sambil menikmati sepotong gimbap Ji Soo.
Kamera menyorot ponsel Soo Yeon di tepi jendela, di dekat gimbap Ji Soo.
Joon Hyuk menelpon. Tapi tidak dijawab Soo Yeon.
Ji Soo kembali ke atas, dia merasa sesuatu yang aneh.
Soo Yeon mau melepas sepatunya, tapi tidak jadi. Ia lalu mengencangkan tali sepatunya.
Ji Soo terus berjalan diantara Meja. Saat itulah Soo Yeon bunuh diri. Ji Soo terkejut mendengar suaranya.
Angin menjatuhkan gimbap Ji Soo ke lantai.
Hari sudah pagi.
Joon Hyuk di dalam taksi, di tepi sungai. Ia masih membaca pesan bunuh diri Soo Yeon.
Soo Yeon : Jika kau tidak berjuang untuk apapun, tidak akan ada penderitaan.
Joon Hyuk membuka jendela taksi dan menghela nafas. Lalu dia meminta supir taksi mengantarnya ke Harian Korea.
Garis kuning sudah terpasang di depan lokasi bunuh diri Soo Yeon.
Para detektif sedang bekerja, menyelidiki.
Joon Hyuk turun dari taksi dan melihatnya. Dia lalu menghela nafas dan beranjak masuk.
Di kantor, karyawan heboh menonton berita bunuh diri Soo Yeon.
“Reporter magang di Harian Korea, Oh, bunuh diri. Polisi menemukan jasadnya pagi ini di gedung Harian Korea. Jasadnya dibawa ke Rumah Sakit Gangbuk dan dimasukkan ke kamar mayat pukul 14.30. Rumah duka sedang disiapkan.”
Joon Hyuk melihat Ji Soo, Joo An dan Kyu Tae. Mereka terguncang, terutama Ji Soo.
Joon Hyuk terdiam.
Ki Ha dan Se Joon mendekati Joon Hyuk.
Ki Ha : Kau bisa tidur?
Joon Hyuk : Ya
Ki Ha : Lee Jae Eun sungguh membuat pemagang itu bertugas malam?
Joon Hyuk : Pesan bunuh dirinya, tidak. Artikel mendesaknya diunggah oleh ID Jae Eun.
Joon Hyuk kemudian Yoon Kyung dan yang lain sedang rapat dengan Kepala Na.
Tak lama, Yoon Kyung keluar dan mendekati Joon Hyuk.
Joon Hyuk : Apa yang terjadi? Apa kata mereka?
Yoon Kyung : Sial. Mereka berdebat tentang pernyataan resmi kita. Kau baik-baik saja?
Joon Hyuk lalu menatap Kepala Na. Kepala Na juga menatap Joon Hyuk.
Mereka bicara di ruangan Kepala Na. Kepala Na tanya apa yang Joon Hyuk katakan pada Soo Yeon.
Joon Hyuk : Kemarin, para pemagang duduk di samping kita saat makan siang. Mereka semua mendengar perkataan anda.
Kepala Na kaget, apa? Kenapa kau tidak bilang?
Joon Hyuk : Aku tahu setelah anda selesai bicara.
Kepala Na : Kudengar kau diselidiki sebagai saksi di kantor polisi.
Joon Hyuk : Ya.
Kepala Na : Kau tidak mengatakan itu, bukan?
Joon Hyuk : Tidak.
Kepala Na : Benarkah? Bagus. Kau tidak boleh bilang dia bunuh diri karena aku. Kita semua mendengar sesuatu yang menyinggung dalam pekerjaan kita. Jika kita semua bunuh diri karena itu, tidak akan ada yang hidup.
Kepala Na lalu tanya, apa hanya para pemagang yang tahu soal itu.
Joon Hyuk mengangguk dan mengiyakan.
Kepala Na : Baiklah. Rumor tidak penting bisa membuatmu dalam masalah dan membesarkan masalah ini. Diam dan jangan katakan apa pun.
Mendengar itu, Joon Hyuk emosi. Tapi dia tidak bisa apa-apa.
Terdengar narasi Joon Hyuk.
Joon Hyuk : Diam? Kebenaran selalu berada dalam panci yang disebut diam. Kebenaran mendidih di panci yang belum terpecahkan, tidak pernah mendingin.
Joon Hyuk mengambil anggrek, hadiah untuk Kepala Na dari CEO perusahaan lain.
Dia marah dan memecahkan vas nya dengan tangannya. Kepala Na kaget. Kamera menyorot tangan Joon Hyuk yang berdarah.
Joon Hyuk lalu pergi ke jendela, tempat Soo Yeon bunuh diri.
Lalu Soo Yeon muncul di depannya. Ya, dia seolah-olah melihat Soo Yeon.
Joon Hyuk : Maaf. Aku tidak cukup baik untuk membelamu.
Soo Yeon : Tidak, Pak. Kau juga memberiku banyak kenangan indah. Terima kasih.
Joon Hyuk : Hei. Tidak ada kenangan indah bagi seorang reporter. Bersiaplah untuk aksi sungguhan. Aku akan memimpin dan melatihmu dengan baik untuk menjadi reporter sejati.
Soo Yeon : Baiklah. Kau harus melupakan semua kenangan buruk. Kembalilah menjadi Reporter Han yang aku kagumi. Yang punya buku harian junior. Janji?
Tangis Joon Hyuk pecah. Joon Hyuk kemudian mengangguk, kalau dia akan menjadi reporter beneran.
Bersambung…