Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 2 Part 3, Silahkan simak cerita lengkap di tulisan yang ini. Untuk melihat Part keduanya pada Episode sebelumnya baca di sini.
Joon Hyuk balik ke mejanya, tapi dia gelisah karena memikirkan Soo Yeon.
Jae Eun berdiri. Dia kesal karena para pemagang belum juga kembali.
“Mereka memanfaatkan hari terakhir mereka. Anak muda zaman sekarang tidak tahu cara bersikap.”
Joon Hyuk menatap Jae Eun.
Jae Eun tanya, apa? Apa aku salah bicara?
Tak lama, para pemagang kembali.
Jae Eun mau memarahi mereka, tapi Joon Hyuk langsung menyuruh mereka ke ruang rapat.
Jae Eun makin kesal.
Ji Soo menatap Joon Hyuk. Dia menunggu kata-kata dari Joon Hyuk.
Soo Yeon masih terguncang dengan yang didengarnya tadi di restoran.
Joon Hyuk masih diam, memikirkan apa yang harus dia bilang pada para juniornya.
Joon Hyuk : Naega… naega…
Joon Hyuk menghela nafas. Dia bingung gimana harus ngomongnya.
Joon Hyuk : Dulu aku berpikir, tapi suatu hari, aku berhenti. Karena kau selalu kalah. walaupun berpikir. Sebagai senior, aku ingin menasihati kalian. Jangan berpikir sama sekali. Tapi…
Joon Hyuk melangkah mundur.
Joon Hyuk : Kalian akan berpikir. Kenapa? Karena kalian punya hasrat. Kepala dan aku adalah artefak dingin. Kalian baru mulai mendidih. Jadi… Ini akan sulit, tapi pertahankan semangat kalian. Apa pun yang mereka katakan, jangan kehilangan semangat kalian. Mendidihlah makin panas.
Joon Hyuk lalu bilang, itu satu-satunya nasihat yang bisa ia berikan. Ia minta maaf, lalu beranjak keluar.
Tangis Soo Yeon pun pecah. Ji Soo mendekat dan memeluk Soo Yeon.
Joon Hyuk masih gelisah. Jae Eun dan Dong Wook saling melirik. Jae Eun menyuruh Dong Wook bicara.
Tapi Ki Ha bicara duluan.
Ki Ha : Orang bilang bukan yang kuat yang bertahan.
Dong Wook melanjutkan, yang bertahan hidup yang kuat.
Ki Ha : Ya, tapi yang bertahan, mereka sekadar melewatinya. Mereka menahannya.
Dong Wook bingung maksud Ki Ha, apa?
Ki Ha : Di hutan, penyintasan itu kesuksesan.
Joon Hyuk mendekati Ki Ha.
Joon Hyuk : Penyintasan yang terkuat? Ini bukan Serengeti.
Ki Ha : Di mana-mana di dunia ini seperti hutan. Kau dan aku, kita mencari nafkah di hutan ini. Sudah cukup jika kita bisa mempertahankan pekerjaan. Jangan berpura-pura baik atau kuat.
Joon Hyuk yang sudah tak tahan lagi, akhirnya pergi.
Malam harinya, Yoon Kyung dan tim nya makan-makan atas keberhasilan Kyung Woo.
Joon Hyuk ikut bersama mereka.
Melihat Joon Hyuk yang menyendiri, Yoon Kyung mendekatinya.
Yoon Kyung : Kenapa kau menikmati kesendirian?
Joon Hyuk : Dahulu aku bekerja dengan kalian dan kini aku merasa seperti orang asing.
Yoon Kyung : Bodoh. Ceraikan mejamu dan kembalilah. Kami selalu punya tempat untukmu.
Mereka lalu bersulang dan minum soju bersama.
Joon Hyuk mendengus kesal, sambil melepas dasinya. Melihat itu, Yoon Kyung tahu ada sesuatu.
Joon Hyuk cerita, bahwa dia disuruh memecat Soo Yeon.
Yoon Kyung : Apa maksudmu? Siapa dia?
Di ruangannya, Kepala Na sedang membaca artikel tentang skandal MP Go yang dirilis Kyung Woo.
Kepala Na lalu melirik jamnya dan menghubungi seseorang.
“Sudah kau periksa? Baiklah.” Lalu sambil menelpon, dia mulai mengetik sebuah judul.
“Koreksi untuk laporan permintaan MP Go Soo Do.” tulisnya.
Yoon Kyung kesal setelah mendengar cerita Joon Hyuk soal Soo Yeon.
Yoon Kyung : Na Sung Won, dasar monster! Pemagang itu mendengarnya secara langsung? Kenapa kau tidak langsung menolaknya?
Joon Hyuk : Aku tahu, seharusnya aku menolaknya. Sial, waktunya…
Yoon Kyung : Aku mencemaskannya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya.
Joon Hyuk : Aku bahkan tidak tahu harus berkata apa kepadanya.
Yoon Kyung : Kau punya nomor teleponnya, bukan? Telepon dia. Suruh dia datang.
Joon Hyuk : Dia pasti sudah pulang. Jangan ganggu dia.
Yoon Kyung : Dia tidak bisa pulang dengan perasaan seperti itu. Harus minum-minum. Kau terlalu tidak peka untuk menghiburnya.
Joon Hyuk : Aku pernah bertemu dengannya di luar kantor. Sekali.
Yoon Kyung kaget, benarkah? Lantas, kau pasti punya motif tersembunyi.
Joon Hyuk : Jangan bilang begitu.
Yoon Kyung : Baik, telepon saja dia.
Soo Yeon masih di kantor saat dihubungi Joon Hyuk. Soo Yeon bilang, dia masih di kantor. Jae Eun seharusnya berjaga malam hari ini.
Joon Hyuk kesal mendengarnya, apa? Apa dia gila? Membuat pemagang melakukan tugas malam?
Joon Hyuk : Akan kulakukan untukmu sekarang. Tunggu.
Soo Yeon : Tidak, orang akan mengira aku mengadu ke seorang senior. Kau mengajariku dengan baik, jadi, aku baik-baik saja. Ini hari terakhirku, jadi, biarkan aku menyelesaikannya.
Joon Hyuk : Jika kau berubah pikiran atau ada masalah, segera hubungi aku.
Yoon Kyung keluar dan melihat Joon Hyuk sedang bicara. Dia tahu Joon Hyuk bicara dengan siapa.
Joon Hyuk bilang pada Soo Yeon, kalau dia di dekat kantor.
Yoon Kyung mendekati Joon Hyuk.
Yoon Kyung : Apa katanya?
Joon Hyuk : Lee Jae Eun sialan itu. Soo Yeon menggantikan tugas malamnya.
Yoon Kyung : Apa? Tugas malam hari dikerjakan seorang pemagang? Penyihir gila!
Joon Hyuk : Dia bilang anaknya tiba-tiba sakit selama beberapa hari. Apakah itu benar secara tata bahasa?
Yoon Kyung : Bodoh. Dia tinggal di gedung yang sama denganku. Aku melihat anaknya pagi ini. Aku tahu seluruh keluarganya. Tubuh mereka begitu kuat. Cukup kuat untuk melawan kawanan sapi.
Joon Hyuk : Dia lebih buruk dari dugaanku.
Yoon Kyung : Wanita seperti Lee Jae Eun memberikan citra buruk kepada kami, para wanita pekerja keras. Aku tidak tahan. Aku akan mengacaukannya.
Yoon Kyung mau menelpon, tapi dihentikan Joon Hyuk. Joon Hyuk bilang, Soo Yeon akan dicap sebagai pengadu jika begitu.
Joon Hyuk : Dia ingin melakukannya untuk hari terakhirnya.
Yoon Kyung mengalah. Dia bilang akan menghancurkan Jae Eun besok.
Yoon Kyung : Pergilah ke tempat biasa kita. Aku akan menemuimu di sana.
Joon Hyuk : Tidak, aku mual. Aku butuh sup pereda pengar.
Yoon Kyung : Baiklah. Kalau begitu, sampai jumpa.
Pas mau pergi, Joon Hyuk mendapat notifikasi. Dia memeriksa ponselnya. Artikel yang ditulisnya tempo hari, berbekal petunjuk Detektif Kim.
Joon Hyuk dan Detektif Kim ketemuan di warung gomtang.
Detektif berterima kasih atas kisah ‘Pinjaman Ilegal Yang Melukai Anak Muda’ yang ditulis Joon Hyuk.
Joon Hyuk : Ini bukan apa-apa. Tidak ada yang akan membacanya.
Detektif Kim : Kenapa tidak? Aku dapat surel dan telepon dari para korban seharian.
Joon Hyuk : Itu bukan karena kisahku.
Makanan datang. Dan seperti biasa, Joon Hyuk tidak memakan gomtangnya.
Detektif Kim pun tanya, kenapa Joon Hyuk bersikeras dengan tempat itu jika tak mau makan gomtang.
Joon Hyuk : Gomtang ini… hanya ada kaldu encer dan tidak ada isinya. Pada dasarnya kosong. Sama seperti perusahaan sialan ini.
Detektif Kim : Apa ada masalah?
Joon Hyuk pun cerita bahwa ada pemagang pintar di kantornya tapi perusahaan ingin dia memecatnya karena gelarnya yang tidak cukup bergengsi.
Joon Hyuk : Dan si berengsek tidak bertanggung jawab ini menyerahkan tugas malam kepada pemagang malang itu.
Detektif Kim : Aku hanya polisi rendahan. Tapi aku tahu tiap hidangan akan mendingin pada akhirnya. Panaskan jika dingin. Jangan dibuang.
Joon Hyuk. Tunggu. Maksudmu aku harus menghormati koki?
Detektif Kim : Tidak. Maksudku, kau tidak seperti biasanya. Kau bahkan tidak bisa memegang sendok, terjebak di masa lalumu. Alih-alih menulis kisah, kau menyalahkan orang lain.
Joon Hyuk : Kau menyuruhku melupakan masa lalu?
Detektif Kim : Tidak. Perbaiki masa lalu setiap kali kau bisa. Saat ini, kita melakukan ini.
Detektif Kim lalu meletakkan sendok ke tangan Joon Hyuk.
Detektif Kim : Peganglah. Makanlah sebelum dingin. Dapatkan kekuatan dan kepercayaan diri dan tulis kisah bertanggung jawab dengan namamu!
Joon Hyuk pun mencicipi gomtang itu. Lalu dia cerita alasannya tidak makan gomtang. Dia cerita sambil menghela nafas berkali-kali. Dia bilang dia tak makan gomtang karena takut rasanya terlalu enak. Jika rasanya enak, maka dia akan hidup dengan baik dan melupakan apa yang terjadi.
Detektif Kim : Kau tidak akan begitu. Makan dan hibur dirimu. Perbaiki yang kau inginkan dan yang kau bisa. Dia juga akan menginginkan itu untukmu.
Pada akhirnya, Joon Hyuk pun memakan gomtang itu. Detektif Kim juga menaruh kimchi ke sendok Joon Hyuk.
Soo Yeon masih di kantor saat Ji Soo datang. Ji Soo datang membawa gimbap. Dia bilang, dia membuatnya sendiri dan tidak menjamin rasanya.
Soo Yeon tersenyum dan bilang rasa tidak penting.
Joon Hyuk ke tempat biliar. Dia memberikan uang sebagai ganti rugi atas meja yang dia rusakkan. Pemilik bilang, Detektif Kim sudah membayarnya.
Joon Hyuk kaget dan langsung menghubungi Detektif Kim. Joon Hyuk bilang, aku di tempat biliar. Bukankah itu dihitung sebagai suap?
Detektif Kim teriak sampai Joon Hyuk menjauhkan ponselnya.
Detektif Kim : Hei! Kalau begitu tangkap aku!
Joon Hyuk tertawa, astaga. Aku reporter bodoh belajar banyak darimu, polisi bodoh. Terima kasih. Aku akan segera membalas dendam.
Joon Hyuk kemudian pergi. Tapi sebelum pergi, dia bilang pada si pemilik kalau dia akan melakukannya dengan benar kali ini.
Joon Hyuk setengah berlari menyusuri jalanan. Tangannya menenteng beberapa kantong plastik.
Joon Hyuk kemudian berhenti sebentar hanya untuk mengirimi Soo Yeon pesan.
Joon Hyuk : Masih di kantor? Maaf karena aku tidak cukup baik untuk membelamu.
Tak lama, balasan dari Soo Yeon masuk dan Joon Hyuk tersenyum membacanya.
Soo Yeon : Tidak, Pak. Kau juga memberiku banyak kenangan indah.
Joon Hyuk ingin membalas lagi. Dia meminta Soo Yeon bersiap untuk aksi sungguhan.
Joon Hyuk : Aku akan menjadikanmu junior yang baik. Tidak, seorang reporter sejati.
Tapi Joon Hyuk tak jadi mengirimnya. Joon Hyuk kemudian pergi.
Soo Yeon tengah mengetik sesuatu.
Joon Hyuk hampir tiba di kantor. Pesan Soo Yeon masuk lagi. Dia bilang, sudah selesai dan siap untuk pergi. Dia juga berterima kasih pada Joon Hyuk untuk semuanya.
Joon Hyuk tersenyum, lalu menelpon Soo Yeon sambil lanjut jalan menuju kantor.
Tapi tiba halaman kantor, dia dikejutkan dengan seseorang yang jatuh dari atap ke atas mobil.
Kamera menyorot kaki orang yang jatuh dari atap.
Joon Hyuk syok melihatnya. Dia mengenali sepatu yang dikenakan orang itu. Itu Soo Yeon! Soo Yeon bunuh diri!
Orang-orang mulai berkerumun. Satpam gedung langsung berlari ke arah Soo Yeon.
Joon Hyuk mematung.
Darah segar mengalir diantara puing-puing kaca mobil yang pecah.
Tangis Joon Hyuk pecah.
Bersambung ke part 4…….