Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 2 Part 2, Untuk melihat daftar episodenya ada di tulisan yang ini. Bacalah Part 1 nya pada Episode sebelumnya baca di sini.
Di sebuah ruangan yang sangat mewah, CEO Park Myung Hwan sedang bermain bongkar pasang dibantu kaca pembesarnya.
Lalu tak lama, terdengar bunyi ketukan di luar pintunya. CEO Park menyuruh orang diluar masuk. Ternyata dia Kepala Na!
CEO Park : Terimalah hadiah dari Grup Namwoo. Ini anggrek.
Kepala Na menoleh ke belakang, dan melihat anggrek kecil di atas meja.
Kepala Na bilang dia akan merawatnya.
CEO Park : Kisah MP Go?
Kepala Na : Itu akan diterbitkan di koran besok pagi.
CEO Park : Apa persidangannya lusa?
Kepala Na : Ya.
CEO Park : Kau mengeluh soal tingkat baca yang rendah. Ini tepat waktu. Puji Editor Yoon untukku.
Kepala Na : Baik.
CEO Park : Tapi, apa tidak masalah? Kau tidak yakin sejak awal.
Kepala Na : Mungkin tidak baik-baik saja. Tapi panah sudah meninggalkan busur. Kami ingin memunculkan kecurigaan, bukan mengungkap fakta. Kau tidak perlu terlalu khawatir.
CEO Park : Baiklah. Editor Yoon menghubungi kejaksaan.
Kepala Na : Kita akan mendengar kabarnya besok.
CEO Park : Baiklah. Kuharap masalah lain muncul dan menutupi ini. Jika tidak, bersihkan sendiri kekacauannya.
Kepala Na : Aku akan bertindak sesuai situasi.
Kepala Na lalu mengambil anggreknya dan beranjak pergi.
Hari sudah malam. Tapi Joon Hyuk masih bekerja. Sementara semua rekannya sudah pulang.
Joon Hyuk mengunggah artikel, sesuai petunjuk yang diberikan Detektif Kim.
Selesai mengunggah artikelnya, dia meregangkan badannya.
Tapi mendadak Ji Soo muncul di depannya, membuat dia terlonjak kaget.
Joon Hyuk protes, kau mengejutkanku! Hei! Jangan menyelinap mendekatiku!
Ji Soo diam saja dan terus menatap Joon Hyuk dengan tatapan kesal.
Joon Hyuk : Hei, ada yang mau kau katakan? Aku tidak membicarakan BAP lagi.
Ji Soo : Aku juga suka ayam. Ayam Pedas.
Joon Hyuk : Apa? Ayam Pedas?
Akhirnya, Ji Soo dan Joon Hyuk pergi berdua. Mereka pergi ke kedai.
Ji Soo membuat dua gelas somaek.
Joon Hyuk dan juga pengunjung lain terkagum-kagum melihat keahlian Ji Soo dalam membuat somaek.
Ji Soo lalu menyuruh Joon Hyuk mencicip somaeknya.
Joon Hyuk terkejut, astaga. Guru, beri aku satu lagi.
Ji Soo memberi punyanya.
Ji Soo : Bagaimana menurutmu? Luar biasa, bukan?
Joon Hyuk : Aku memberimu gelar ahli Somaek Harian Korea untuk momen ini.
Ji Soo : Untuk momen ini? Maksudmu aku tidak akan menjadi reporter tetap?
Joon Hyuk : Tidak, bukan begitu. Dasar tukang pilih profesional.
Pesanan ayam pedas mereka datang.
Tapi Ji Soo minta dibungkus.
Si pelayan langsung lemas. Udah capek-capek menghidangkan, malah disuruh dibungkus.
Ji Soo : Aku penggemar blog harianmu saat junior.
Joon Hyuk : Benarkah? Terima kasih.
Ji Soo : Terlalu cepat. Tidak seperti Soo Yeon, aku antipenggemar dengan komentar mengejek.
Joon Hyuk : Kau tidak menyukaiku, bukan?
Ji Soo : Ya.
Joon Hyuk : Kenapa?
Ji Soo : Apa?
Ji Soo tertawa kesal.
Ji Soo lalu bilang kalau dia melihat Joon Hyuk bersama Soo Yeon di kedai tempat mereka sekarang minum.
Joon Hyuk : Jadi itu kau? Sudah kuduga. Karena itu?
Ji Soo : Bukan. Tapi karena perkataanmu kepadanya.
Joon Hyuk : Apa yang kukatakan?
Joon Hyuk lantas mengingat apa yang dia katakan terakhir kali pada Soo Yeon saat itu.
Joon Hyuk : Soo Yeon, lakukan yang terbaik sampai akhir. Kau akan mendapat imbalan.
Teringat itu, Joon Hyuk pun menjelaskan maksudnya.
Joon Hyuk : Hei, itu sesuai kedengarannya. Itu belum diputuskan, jadi, dia mungkin akan mendapatkannya.
Ji Soo : Mungkin? Reporter tidak boleh asal bicara.
Joon Hyuk : Tunggu. Apa kau… menguntitku?
Ji Soo : Apa?
Ji Soo kemudian tertawa.
Ji Soo : Seperti dugaanku. Kau pikir kau sepenting itu?
Pesanan ayam yang sudah dibungkus datang.
Ji Soo langsung berdiri dan memberikan ayam pedasnya ke Joon Hyuk.
Ji Soo : Makanlah ini dan pakai otakmu. Pikirkan siapa dirimu.
Ji Soo lalu pergi.
Joon Hyuk heran sendiri dengan sikap Ji Soo.
Joon Hyuk memberikan ayam pedasnya pada sang ayah yang sedang dirawat di RS.
Pak Han tanya, apa Joon Hyuk gak bawa soju?
Joon Hyuk : Ayah mengidap penyakit hati.
Pak Han : Kau membawakan ayah sampah ini? Sial, kini tangan ayah kotor.
Pak Han mengambil beberapa tisu untuk membersihkan tangannya.
Joon Hyuk : Sampah? Kalau begitu jangan dimakan.
Joon Hyuk mau ambil balik ayamnya, tapi langsung dihentikan Pak Han.
Pak Han : Ayah sedang memakannya!
Joon Hyuk tertawa, astaga.
Pak Han : Sepertinya kau terlalu banyak minum. Kau baik-baik saja?
Joon Hyuk : Jangan cemaskan aku. Jaga diri ayah sendiri.
Joon Hyuk lantas duduk di ranjang kosong disamping ranjang ayahnya.
Joon Hyuk : Ayah, aku hanya penasaran. Ayah orang seperti apa?
Pak Han tertawa, pertanyaan yang aneh.
Joon Hyuk : Itu karena… Seseorang menyuruhku memikirkan siapa diriku.
Pak Han : Kalau dipikir-pikir, ayah pria yang sangat bergairah. Saat sekolah memecat ayah tanpa alasan, ayah tidak kehilangan martabat.
Joon Hyuk : Benarkah? Ayah tidak marah soal itu?
Pak Han : Kenapa tidak? Aku sangat marah. Ayah ingin menyiram air selokan di kantor kepala sekolah. Tapi, setelah beberapa saat, ayah hanya takut.
Joon Hyuk : Kenapa?
Pak Han : Menurutmu kenapa? Itu semua karenamu. Kau baru masuk SMP saat itu. Apa yang bisa ayah lakukan? Demi anak ayah.
Joon Hyuk : Ayah, tidak apa-apa.
Pak Han : Jangan sombong.
Pak Han lalu bilang dia gak bisa nelan ayamnya tanpa soju.
Pak Han lalu mengelap mulut dan tangannya dengan tisu.
Joon Hyuk bangkit dan membuang tisu, juga bungkus ayam sudah kosong ke tempat sampah.
Pak Han menatap Joon Hyuk, seolah tahu Joon Hyuk punya beban pikiran.
Pak Han : Jangan terlalu banyak berpikir. Jaga dirimu.
Joon Hyuk : Apa yang harus kulakukan di antara “Jangan terlalu banyak berpikir” dan “Pikirkan siapa dirimu”?
Besoknya, artikel MP Go beredar di koran. Artikel tentang bukti perekrutan ilegal yang dilakukan MP Go yang sudah ditemukan.
So Hee di kantornya, senang membacanya.
Di kantor, Kyung Woo dipuji timnya. Dia bahkan sudah dipanggil reporter sekarang, bukan junior lagi. Rekan-rekannya minta ditraktir.
Kyung Woo : Aku akan mentraktir kalian makan barbeku, karaoke, dan sarapan besok juga. Jamuan lengkap!
Yoon Kyung memarahinya, bodoh, gajimu kecil. Aku yang traktir.
Semua senang.
Kepala Na datang. Dia bilang Meja yang akan mentraktir dan memberi Yoon Kyung kartu kredit perusahaan.
Kepala Na : Kerja bagus, Editor Yang.
Yoon Kyung : Bukan, itu kinerja Reporter Choi.
Kepala Na mendekati Kyung Woo dan memujinya. Dia bilang Kyung Woo pintar.
Kepala Na : Tujuan debut sangat langka.
Kyung Woo merendah, aku tidak berbuat banyak, berkat bantuan sempurna.
Kepala Na : Bersenang-senanglah.
Kepala Na pergi.
Joon Hyuk hanya terdiam di pojokan menatap mereka sambil mengemut lolipopnya.
Yoon Kyung menatap Joon Hyuk. Dia tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.
Joon Hyuk tersenyum, kemudian pergi.
Di depan lift, Joon Hyuk ketemu Kepala Na.
Kepala Na : Kudengar kau membantunya.
Joon Hyuk : Apa? Tidak juga.
Kepala Na : Jangan terlalu rendah hati. Aku ingin mentraktirmu secara terpisah. Mari makan siang hari ini.
Kepala Na masuk ke lift. Dia mengajak Joon Hyuk naik juga, tapi Joon Hyuk gak mau. Kepala Na naik sendirian.
Joo An mengajak yang lain makan siang.
Soo Yeon bilang, itu hari terakhir mereka jadi mari pergi ke tempat mewah.
Kyu Tae : Baik, aku yang traktir.
Soo Yeon : Tidak, kau selalu membayar. Hari ini giliranku.
Joo An : Kita bisa membagi tagihannya.
Kyu Tae : Kita bukan orang asing bagi satu sama lain.
Ji Soo : Ya, tidak masalah jika kau mampu.
Kyu Tae : Tentu saja, Ji Soo yang paling keren dari kita semua.
Joo An, Kyu Tae dan Soo Yeon beranjak keluar.
Ji Soo mengecek dompetnya.
Ji Soo : Aku tidak keren, hanya tidak punya uang. Aku hanya bisa berpura-pura.
Ki Ha di lobby, tak sengaja melihat Joon Hyuk pergi dengan Kepala Na.
Joon Hyuk dan Kepala Na mau pergi makan siang.
Mereka makan siang di restoran tertutup.
Kepala Na tanya kabar pemagang.
Joon Hyuk : Semua orang cerdik dan pintar.
Kepala Na : Aku khawatir dengan perekrutan buta. Tapi reaksi pegawai lebih baik dari yang diharapkan. Kurasa aku akan terus melakukan ini. Tapi ada satu hal yang menggangguku.
Joon Hyuk : Menggagumu?
Kepala Na : Oh Soo Yeon. Termasuk Meja Kota, dia mendapat poin terbanyak dari semua Meja. Aku harus mempekerjakan tetap setiap pemagang kali ini. Oh Soo Yeon menonjol dengan pengalamannya. Tapi tidak tampak baik jika mempekerjakan dia, kau tahu? Dia tidak cocok dengan nama kita, Harian Korea.
Joon Hyuk : Perekrutan buta ada gunanya. Merektut berdasarkan potensi. Bukan gelar dan latar belakang.
Kepala Na : Jurnalisme tidak seperti pekerjaan lain. Coba pikirkan posisiku. Reporter dengan latar belakang payah? Tidak ada yang menganggapnya serius.
Joon Hyuk : Tapi kampusnya dianggap bergengsi di area itu.
Kepala Na : Maka dia bisa menjadi reporter untuk koran lokal. Semua orang reporter dengan kartu nama yang tepat. Faktanya tidak berubah. Latar belakang adalah kemampuan dan potensi dirimu.
Joon Hyuk : Lagi pula kita tidak membiarkan mereka bekerja sebagai reporter sungguhan.
Joon Hyuk terdiam.
Joon Hyuk lantas menoleh ke samping dan terkejut melihat Ji Soo dan Soo Yeon.
Ya, Ji Soo cs ternyata juga makan di sana.
Ji Soo menatap tajam Joon Hyuk.
Dan Soo Yeon nangis.
Kepala Na yang tak tahu ada mereka di sana, menyuruh Joon Hyuk memecat Soo Yeon.
Kepala Na : Aku tidak tahan jika ada satu di ruang beritaku.
Kepala Na pergi.
Joon Hyuk kembali menatap Soo Yeon. Soo Yeon nangis. Joon Hyuk gak tahu harus bagaimana.
Bersambung ke part 3…