Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 2 Part 1, Silahkan dilihat link dari full eps di tulisan yang ini. Simak juga gaes dari Episode sebelumnya baca di sini.
Kata-kata Detektif Kim membuat Joon Hyuk teringat kata-kata Kepala Na 6 tahun lalu. Detektif Kim bilang, ‘Tidak akan ada yang tahu jika mereka diam’.
6 tahun lalu Kepala Na juga mengatakan hal yang sama, kepadanya.
Kepala Na bilang, setelah beberapa insiden lainnya, insiden Produser Lee akan segera terlupakan.
Kepala Na : Tidak akan ada yang tahu jika kita diam!
Joon Hyuk lantas menyenderkan badannya ke meja biliar yang lain. Lalu dia bertanya kepada Detektif Kim, berapa nilai yang akan Detektif Kim berikan pada keahlian profesionalnya.
Detektif Kim gak ngerti maksud Joon Hyuk.
Joon Hyuk : Kau tidak bisa melakukan masse shot jika berada di bawah 300 poin. Aku tidak boleh memegang tongkat atau pena sembarangan.
Joon Hyuk kemudian mendekati meja biliar Detektif Kim. Dia mengambil bola kuning, lalu menawari Detektif Kim semangkuk gomtang. Setelah itu, dia melemparkan bola kuningnya ke Detektif Kim dan beranjak pergi.
Joon Hyuk dan Detektif Kim makan gomtang di kedai, tempat Joon Hyuk dan Produser Lee makan gomtang terakhir kali sebelum Produser Lee mengakhiri hidupnya.
Detektif Kim : Bukankah kau bilang tidak bisa makan Gomtang?
Joon Hyuk pun langsung teringat saat dia makan gomtang dengan Produser Lee terakhir kali.
Dan malam harinya, Produser Lee mengakhiri hidupnya. Dia melompat ke rel, saat kereta hendak melintas.
Flashback end…
Detektif Kim bilang, insiden itu membuat dirinya marah.
“Bagaimana pun itu bukan salahmu. Atasanmu menjebakmu demi kebaikan mereka.” ucap Detektif Kim.
Detektif Kim lalu bercerita, kalau dia dirundung karena tidak menerima suap.
Detektif Kim : Salah satu senior yang kukagumi bilang, “Kau bukan orang suci dengan integritas. Kau hanya…”
Joon Hyuk melanjutkan kata-kata Detektif Kim.
Joon Hyuk : “Kau hanya remah-remah roti.” Bung, aku sudah dengar cerita itu 500 kali. Tapi kau tidak pernah menerima suap.
Detektif Kim : Sejujurnya, aku terima beberapa kali.
Joon Hyuk kaget, apa?
Detektif Kim : Jika seorang pria gila berlari di sampingmu, kau akhirnya akan berlari dengannya. Jika tidak…
Joon Hyuk : Kau akan dicap lebih gila.
Detektif Kim mau menuangkan soju, tapi Joon Hyuk mengambil botolnya dan menuangkannya ke gelas.
Joon Hyuk : Aku sekarang reporter sampah resmi Harian Korea. Tapi dahulu aku reporter Meja Kota keren.
Detektif Kim : Lalu?
Joon Hyuk : Sersan Kim Hyun Do, kau baru saja mengakui korupsimu. Kau dalam masalah besar Eksklusif! Sersan Kim dari Stasiun Gangnam. Tidak seperti penampilannya yang jujur dan bersih, penerimaan suap secara reguler dari bar lokal mengejutkan masyarakat.
Detektif Kim : Penerimaan suap secara reguler? Jika memang sepintar itu, aku tidak akan tinggal di gubuk tanpa pemanas pada usia 50 tahun bersama si Kembar dan istriku.
Joon Hyuk : Sial. Apa yang harus kulakukan denganmu, Kawan Kim yang malang? Aku tidak bisa membelikanmu pemanas yang layak, tapi aku bisa membuat namamu bersinar.
Detektif Kim : Apa? Kau akan menulis kisahnya?
Joon Hyuk : Bukan kisah lengkap. Singkat saja. Itu seharusnya cukup.
Detektif Kim lalu berkata, gomtangnya sudah dingin dan Joon Hyuk belum makan sesuap pun.
Detektif Kim lantas memanggil ajumma yang punya kedai. Dia menyuruh ajumma memanaskan gomtangnya untuk Joon Hyuk. Tapi Joon Hyuk bilang gak usah.
Joon Hyuk lalu menatap gomtangnya.
Joon Hyuk : Kukira aku bisa memakannya. Tapi ternyata, aku masih tidak bisa.
Ya, Joon Hyuk masih merasa bersalah atas kematian Produser Lee.
Joon Hyuk mengantar Detektif Kim ke kantor polisi.
Saat mau pergi, dia melihat Kyung Woo di depan kantor polisi. Kyung Woo tertidur sambil duduk.
Joon Hyuk pun teringat saat dia mengobrol dengan Yoon Kyung di atap gedung Harian Korea.
Joon Hyuk : Kau khawatir narasumbernya palsu. Itu mungkin melukai si junior.
Yoon Kyung : Bodoh. Kau satu-satunya yang memahamiku.
Joon Hyuk lantas mendekati Kyung Woo.
Kyung Woo terkejut melihat Joon Hyuk. Dia berdiri dan memberi hormat pada Joon Hyuk.
Kyung Woo : Pak, eksklusif! Aku tidak tidur.
Joon Hyuk : Berita! Tidak ada yang bertanya kepadamu! Sedang apa kau di sini? Sekadar informasi, dahulu aku berada di Meja Kota.
Joon Hyuk lalu mengajak Kyung Woo minum kopi.
Kyung Woo pun pergi mengikuti Joon Hyuk.
Sekarang, mereka bicara di depan kantor polisi sambil minum kopi.
Joon Hyuk : Ini lebih sulit dari yang kau bayangkan, bukan?
Kyung Woo : Eksklusif semua orang bukanlah eksklusif. Itu motoku.
Joon Hyuk tertawa.
Joon Hyuk lalu mengatakan kalau eksklusif kelihatannya saja yang keren. Tapi tidak selalu keren mengeksposnya.
Kyung Woo : Apa maksudmu?
Joon Hyuk : Biasanya, proses pembocoran tidak legal. Jadi, tersangka mempermasalahkan itu. Yang menyebabkan narasumber bisa ditekan dan terluka.
Kyung Woo terkejut, narasumber bisa ditekan dan terluka?
Joon Hyuk menjelaskan.
Joon Hyuk : Aku yakin kau cukup pintar. Jadi, proses pembocoranmu harus jelas. Tapi kau harus memeriksa faktanya berkali-kali. Memeriksa apakah informasi itu benar, dan apa yang kau sudah melakukannya dengan benar.
Kyung Woo paham, baiklah.
Joon Hyuk : Kisah itu tidak boleh menyakiti temanmu.
Kyung Woo : Bagaimana kau tahu dia temanku?
Joon Hyuk : Kau masih junior. Bagaimana lagi kau bisa mendapatkan informasi semacam itu? Apa temanmu pegawai Geumon?
Kyung Woo : Ya. Dia juga korban penipuan perekrutan.
Joon Hyuk terkejut, korban?
Kyung Woo lalu memohon bantuan Joon Hyuk. Joon Hyuk gak mau.
Hari sudah pagi. Joon Hyuk dan Kyung Woo sedang di perjalanan menuju suatu tempat.
Mereka ternyata pergi menemui salah satu pegawai Geumon, temannya Kyung Woo itu.
Kyung Woo bilang pada temannya kalau dia ceroboh karena masih junior.
Kyung Woo : Aku melakukan ini bukan untuk menyakitimu. Jangan khawatir.
Teman Kyung Woo melirik Joon Hyuk.
Joon Hyuk : Jangan hiraukan aku.
Kyung Woo : So Hee, bisa beritahu aku narasumbernya? Kau menulisnya sendiri?
So Hee : Ya, aku… aku menulisnya.
Kyung Woo : Di mana yang asli?
So Hee cerita, kalau dia lulus tes perekrutan khusus. Itu ditawarkan kepada korban penipuan. Ia ditugaskan ke Tim SDM. Dan ternyata, meja yang didudukinya adalah milik senior SDM yang sedang diselidiki kejaksaan.
So Hee lalu menunjukkan sebuah memo yang berisi tulisan tangan.
So Hee : Tapi dari yang kulihat di berita, memo tertulis tangan tidak dianggap sebagai bukti.
Kyung Woo : Hanya satu Jaksa Go di Kota Geumon. Itu tidak terbantahkan.
Joon Hyuk : Aku tidak begitu mengerti. Kau menerima kompensasi. Mengekspos hal ini tidak akan menguntungkanmu.
So Hee : Kompensasi? Kompensasi untuk korban dan tes perekrutan khusus… Itu kesempatan pertamaku dalam tiga tahun. Tapi anehnya, aku tidak bahagia atau berharap. Semuanya tampak seperti pertunjukan untuk media. Karena marah atau semacamnya, aku asal menjawab. Skorku hanya 20 dari 100, dan mereka meloloskanku. Mereka mendiskualifikasiku saat nilaiku 90. Kau mungkin bilang aku harus bersyukur. Tapi banyak kolegaku punya masalah yang sama.
Joon Hyuk : Baiklah.
So Hee : Mereka semua korban. Ada seseorang yang masuk ilegal, tapi tidak ada pelakunya. Kami telah difitnah, dan tidak ada yang meminta maaf. Haruskah kami diam dan bekerja, berterima kasih atas kompensasinya?
Joon Hyuk : Pasti ini keputusan yang sulit. Reporter Choi juga tahu. Dia akan memanfaatkan kisahmu dengan maksimal.
Joon Hyuk kembali ke mejanya dan melihat rekan-rekannya sedang mengajari para junior.
Joon Hyuk : Hei, anehnya kalian tampak sangat akrab. Selamat pagi.
Semua berdiri dan menyapa Joon Hyuk. Kecuali satu orang, Ji Soo. Joon Hyuk langsung terdiam melihat Ji Soo memberinya tatapan tajam.
Ki Ha : Bukankah kau bertugas melatih para pemagang?
Joon Hyuk : Seandainya begitu. Mereka sudah sangat pintar. Aku bukan guru yang baik. Benar juga! Kau guru yang jauh lebih baik dariku.
Jae Eun dan Kyu Tae datang.
Jae Eun bilang dia membawa kudapan dan menyuruh yang lain berkumpul. Katanya, Kyu Tae lah yang mentraktir mereka.
Semua langsung berkumpul dan makan kudapan yang dibawa Jae Eun dan Kyu Tae.
Joon Hyuk memeriksa ponselnya.
Jae Eun melihat itu. Joon Hyuk mau pergi.
Jae Eun : Kau akan pergi ke Meja Kota lagi? Apa yang kau ambil dari sana? Meja Kota bukan pulau harta karunmu.
Joon Hyuk : Ya. Itu semacam pulau harta karunku. Tapi aku tidak ke sana untuk merampok. Tidak seperti seseorang.
Joon Hyuk pergi.
Jae Eun penasaran siapa yang dimaksud Joon Hyuk.
Soo Yeon senyum-senyum melihat kepergian Joon Hyuk.
Ji Soo yang melihat Soo Yeon senyum-senyum kayak gitu, langsung kesal.
Di Meja Kota, Joon Hyuk terkejut. Dia memastikannya lagi, Meja bilang boleh?
Yoon Kyung mengangguk.
Se Joon : Tiga tahun lalu, seorang jaksa berpengaruh diinvestigasi. Jaksa Go menyelanya dengan membungkam jaksa lain. Dan itu memicu kritik terhadap bagaimana Go Soo Do, jaksa yang menjadi MP, membela kaumnya sendiri.
Yoon Kyung : Kau yang pertama menulis cerita, bukan?]
Se Joon : Karena itu, Jaksa Go hampir menuntutku. Dia hampir membunuh CEO kita karena itu. Menyiksanya dengan penyelidikan pajak.
Yoon Kyung : CEO membalas dendam dengan berpura-pura membuat berita eksklusif?
Se Joon : Dia mungkin yang paling memahami situasi ini.
Joon Hyuk : Aku tidak tahu itu. Dia mungkin hanya ingin tingkat baca untuk eksklusif yang ditunggu-tunggu agar lebih banyak pengiklan datang.
Se Joon : Dia memanfaatkan kesempatan selagi ada.
Kyung Woo : Yang penting adalah hasilnya. Apa pun alasannya, itu berita eksklusif kita.
Yoon Kyung : Ya, eksklusif adalah hal baik. Tapi aku tidak bisa berhenti meragukan.
Yoon Kyung lalu berteriak kesal, sial! Aku pasti mengalami gangguan pascatrauma dengan nama “Go”. Mari kita periksa ulang daftar.
Joon Hyuk dan Kyung Woo saling melirik sambil senyum-senyum. Kyung Woo lalu memberikan catatan kuning yang tadi dia dapat dari So Hee.
Yoon Kyung : Apa ini?
Kyung Woo : Ini daftar asli yang kita punya. Ditulis oleh mantan pegawai SDM.
Yoon Kyung : Apa? Yang asli?
Yoon Kyung dan Se Joon langsung membacanya. Sumber kita menyalinnya di lembar lajur. Ini sama seperti aslinya. Ini bukan dokumen rahasia, jadi, tidak ada akuisisi ilegal.
Yoon Kyung dan Se Joon mencocokkan daftar yang asli dengan salinan yang mereka punya.
Yoon Kyung lalu melirik Joon Hyuk dan Kyung Woo, kemudian tertawa.
Yoon Kyung : Kau sibuk mendapatkan ini? Kau mau menjadi favoritku?
Kyung Woo : Tidak, sebenarnya…
Joon Hyuk : Apa maksudmu tidak? Dia benar. Dia kesulitan mendapatkannya.
Se Joon gak habis pikir, gimana bisa Yoon Kyung mendapatkan junior yang benar.
Joon Hyuk : Kau punya aku bukan? Aku seniormu di Meja Berita Sampah.
Se Joon : Benar, kau senior yang bisa diandalkan.
Yoon Kyung : Kyung Woo punya teman baik. Berita eksklusif pertamamu berkat malaikat itu. Tuliskan “Reporter Choi Kyung Woo” untuk nama peliputnya. Hilangkan “junior”.
Tentu saja Kyung Woo senang luar biasa.
Kepala Na lewat di depan Meja mereka dan melihat mereka ketawa-ketawa.
Kepala Na lalu pergi dengan wajah masam.
Kepala Na masuk ke lift. Dia menempelkan kartu kuncinya, lalu pergi ke lantai 15.
Bersambung ke part 2…
