Hush Ep 10 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 10 Part 2, Yuk gaes baca juga selengkapnya untuk daftar link ada di tulisan yang ini. Pastikan Kalian juga harus mengetahui kalau tersedia juga Episode sebelumnya baca di sini.

Pria yang bersama Ji Yoon, menaruh tanaman yang mereka bawa ke atas meja.

Tanaman itu berasal. dari Grup Nammoo. Ada tulisan dari Grup Nammoo, bahwa “Grup Nammoo mengharapkan kesuksesanmu”.

Ji Yoon : CEO Nam berhasil mendapatkannya dari Tiongkok. Siapa namanya?

Pria itu menjawab, Cymbidium.

Ji Yoon : Cymbidium… Itu nama pusat kebugaranku.

Ji Yoon tertawa. Tapi kemudian, dia kembali bersikap elegan dan mengatakan bahwa tanaman itu bernama Cymbidium.

CEO Park : Aku tidak tahu banyak soal anggrek.

Ji Yoon mau menjelaskan soal tanamannya tapi pria yang bersamanya keburu menjelaskan duluan bahwa itu tanaman langka yang hanya ditemukan di Yunnan, Sichuan, dan Guizhou.

Pria itu mau mengatakan harganya tapi dipotong oleh Ji Yoon.

Ji Yoon : Pak Oh, keluarlah.

Pak Oh mengerti dan langsung keluar.

Ji Yoon : Dia terobsesi. Dia pria yang baik, tapi kurasa dia selalu meninggalkan akal sehatnya di rumah.

CEO Park : Bagaimana kabar CEO Nam?

Ji Yoon : Jangan memancingku. Dia tenggelam dalam kecemasannya, rasanya seperti rumah duka. Upah minimum naik dan penyintasan bisnis kecil… Tidak ada solusi jika tidak ada yang menyerah. Jadi, kritiknya mengincar perusahaan besar. Mereka tidak bisa menyalahkan siapa pun selain pemilik bisnis besar. Itu sebabnya perekonomian kita kacau…

CEO Park hanya diam saja menatap Ji Yoon, menunggu Ji Yoon selesai mengoceh.

Ji Yoon lalu sadar dan cengengesan.

Ji Yoon : Aku bicara di luar posisiku, bukan? Aku harap kau paham benar soal ini. Manajemen bukanlah badan amal. Kau tahu, bukan? Ini bukan masalah satu atau dua sen. Ini masalah pandangan.

Joon Hyuk ke ruangan barunya.

Tapi tak lama, Sang Kyu datang membawa barangnya. Sontak dia kaget.

Sang Kyu : Kenapa? Selagi kau mendaki ke sini, haruskah aku terjebak di bawah? Aku bukan Redaktur Meja lagi. Panggil aku Direktur.

CEO Park masih bersama Ji Yoon. CEO Park : Maksudmu, No Gain, No Pain mengacaukan pandangan? Aku tidak tahu kau membicarakanku.

Ji Yoon : Bukan begitu. Tapi… Apa yang akan kau lakukan dengan No Gain, No Pain?

CEO Park : Aku menemukan pria yang tepat untuk itu.

Sang Kyu menyombong. Dia menunjukkan papan namanya sebagai Direktur Perencanaan dan Koordinasi.

Sang Kyu : Dan kau…

Sang Kyu melemparkan kartu nama pada Joon Hyuk. Joon Hyuk membacanya. Itu kartu namanya, sebagai Manajer Strategi.

Sang Kyu : Manajer Strategi di bawahku. Jadi, layani aku dengan baik. Aku mendengar perkataanmu. Kau akan menyingkirkan No Gain, No Pain. Kurasa kau benar-benar ingin naik ke sini.

Joon Hyuk tertawa, aku bekerja keras demi diriku sendiri. Aku sudah di sini, jadi, bantulah aku.

Joon Hyuk menunjukkan proposal No Gain, No Pain.

Sang Kyu sewot, menurutmu kau bisa melakukan ini? Dengar baik-baik. Ini bukan apa-apa dibandingkan tugas lamamu. Kau mungkin dipecat karena ini.

Lalu Ji Yoon dan Pak Oh masuk. Sang Kyu menyambut Ji Yoon, CEO An…

Tapi Ji Yoon nya berjalan ke arah Joon Hyuk.

Ji Yoon : Hai, Reporter Han. Aku An Ji Yoon dari V News. Ini sekretarisku, Pak Oh.

Pak Oh mengenalkan diri, aku Oh Min Ho.

Joon Hyuk : Senang bertemu denganmu.

Sang Kyu : CEO An…

Ji Yoon nyuruh Sang Kyu diam.

Ji Yoon : Aku sangat mengenal Redaktur Yoon. Kami sudah melihat keburukan satu sama lain. Sekarang kita berada di perahu yang sama. Kita harus akur, ya?

Joon Hyuk : Ya. Tapi aku bukan reporter lagi. Aku seorang manajer.

Sang Kyu : Dia mengkhianati banyak koleganya. Dia harus menjadi manajer.

Yoon Kyung menatap tajam layar komputernya, membaca nama-nama personel penting di Harian Korea.

Di sana tertulis, bahwa dia diangkat menjadi Redaktur Meja Kota menggantikan Sang Kyu dan Joon Hyuk sebagai Manajer Strategi.

Ki Ha, Se Joon dan Ji Soo terdiam membaca pengangkatan personel baru itu.

Jae Eun sedikit kesal, Reporter Han mengacaukannya seperti biasa. Benar, bukan?

Se Joon : Apa yang bisa dia lakukan di sana? Dia reporter, bukan akuntan.

Dong Wook : Aku sedikit iri kepadanya. Mereka terlihat lebih baik. Kudengar mereka mendapatkan ponsel terbaru…

Dong Wook pun diam saat melihat Ki Ha menatapnya tajam.

Jae Eun menatap Se Joon. Jae Eun : Kurasa kau benar. Yang dia lakukan di sini hanya menulis umpan klik. Apa yang bisa dia lakukan di sana?

Yang diomongin lagi presentasi di depan CEO Park, Kepala Na, Sung Han, Sang Kyu, Ji Yoon dan beberapa direktur lain.

Joon Hyuk : Saat ini, “Tanpa Hasil, Tanpa Derita” punya jutaan pengikut yang diperoleh dalam waktu singkat. Terutama, setelah kecelakaan putra MP Jung dengan kurir, banyak pekerja bermediasi wadah di media sosial ditambahkan. Jumlah pengikut diduga akan bertambah.

Sang Kyu menyela, tunggu. Itu kisah pekan lalu. Kenapa kau membuat masalah?

Joon Hyuk : Untuk saat ini, peningkatannya melambat. Tapi jika masalah yang paling tidak berkaitan muncul, itu mungkin meroket lagi. Jadi, kusarankan penanggulangan ini. Kita harus memfasilitasi “Tanpa Hasil, Tanpa Derita” dan menjadikannya forum untuk menyingkap ketidakadilan.

Sang Kyu nyela lagi, apa yang kau lakukan? Kau ingin menambah pengikutnya padahal kita butuh mereka berhenti mengikutinya?

Ji Yoon : Biarkan dia selesai lebih dahulu.

Kepala Na : Lanjutkan.

Joon Hyuk : Pertama, Harian Korea Digital harus mengumpulkan kisah pekerja paruh waktu muda yang diperlakukan tidak adil dalam pekerjaan mereka dan mengunggahnya di halaman “Tanpa Hasil, Tanpa Derita.” Lalu kata kunci pertama, reporter magang, menjadi pegawai tidak tetap dan pekerjaan paruh waktu.

Setelah itu, kita salah gunakan beberapa kata kunci, seperti penyalahgunaan kekuasaan, upah minimum, dan bisnis kecil. Jika kita ubah kata kuncinya sedikit saja, orang dari kelas sosial yang berbeda akan mengikuti. Itu juga akan menciptakan beragam masalah dan debat.

Ji Yoon : Jadi, maksudmu…

Joon Hyuk : Ya. Kita menaruh banyak ikan di kolam kecil. Lalu airnya menjadi berlumpur. Di dalam air yang berlumpur itu, insiden tidak terduga terjadi.

CEO Park : Insiden? Apa maksudmu?

Joon Hyuk : Beberapa orang mungkin menangkap perbedaan yang adil sebagai diskriminasi yang tidak adil. Jika terus berlanjut, itu bisa memicu korban palsu dengan dugaan diskriminasi.

Ji Yoon paham maksud Joon Hyuk.

Ji Yoon : “Saat sumur penuh, itu akan meluap.” Itu ide yang manis.

Joon Hyuk : Untuk saat ini, mungkin terdengar berisiko. Derita demi hasil. Kita tidak bisa mendapatkan apa pun tanpa derita.

Ji Yoon berbisik pada CEO Park.

Ji Yoon : Dia lebih baik daripada dugaanku.

CEO Park : Baiklah. Mari kita coba penanggulangannya.

Semua terdiam mendengar CEO Park setuju ide Joon Hyuk.

Kepala Na menatap Joon Hyuk dengan tatapan terkejut.

Bersambung ke part 3….

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like