Tentangsinopsis.com – Sinopsis Forecasting Love and Weather Episode 3 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya disini.
Ha kyung pergi tanpa pamit pada Si Woo. Di rumah ibu dan Taektung mengkhawatirkannya. Tetapi saat pulang Ha kyung langsung masuk kamar. Ibu kira masalahnya dengan Ki Jun belum selesai. Tae kyung mengintip Ha kyung yang menangis dia pikir Ha kyung kesal dipermalukan Ki jun.
Ha kyung merasa gila mengingat kejadian semalam bersama Si Woo. Ha kyung lalu bersin bersin.
Siaran berita cuaca pagi itu. Debu asia yang memengaruhi cuaca malam hari telah sirna dan cuaca siang ini akan lebih dekat dengan cuaca awal musim panas ketimbang musim semi. Suhu seoul siang hari ini akan naik ke 28 derajat lebih tinggi tujuh hingga delapan persen dari kemarin.
Si Woo berangkat kerja pagi itu sambil melihat lihat sekitarnya. Narasi Si woo,musim peralihan itu meragukan. Ragu untuk mengenakan pakaian tebal atau tipis. Begitu pola untuk pola makan. Sesuatu yang panas atau dingin. Maka adakalanya kita bingung apa perasaan yang sulit dijelaskan adalah kekecewaan akan musim yang sudah ada atau berdebar karena musim yang akan datang namun yang pasti adalah musim panas akan segera tiba.
Episode 3 Musim peralihan.
Yu jin bangun pagi itu terlihat bahagia. Sebelum pergi Ki jun menyiapkan sarapan untuknya.
Sementara itu di rumah Pak Um ditegur istrinya karena memakai celana pendek di depan putrinya. Pak Um pikir nggak ada yang salah diakan ayahnya. Istrinya membenarkan dia ayahnya yanh tak tinggal bersama mereka selama 14 tahun.
Ibu menanyakan mobil Ha kyung. Dia baru ingat kunci mobil terjatuh di kamar hotel. Saat Ha kyung menelepon petugas di sana bilang tidak ada kunci yang tertinggal.
Si woo sudah sibuk menanyakan data Bui (Alat untuk mengamati cuaca di laut) selama sepekan.
Si woo tiba tiba bersin. Oh myung joo langsung pakai masker. Seok Ho pikir dia kedinginan semalam. Si woo senyum sendiri ingat semalam bersama Ha kyung malah panas katanya.
Myung Joo melihat bajunya nggak ganti dia dan yang lain mikir Si woo nggak pulang semalam ya. Si woo bilang itu urusan pribadinya. Myung joo pikir si wpo banyak rahasia. Si woo lalu bilang sebenarnya dia tinggal di mes pusdiklat karena belum dapat rumah namun dia harus keluar akhir bulan ini. Jadi belum membongkar koper.
Myung Joo inget Seok Ho mungkin punya kamar kosong. Si woo langsung seneng. Seok ho bilang apartemen itu puanya bank. Si woo akan bayar sewa bulanan. Sayangnya Seok Ho nggak cocok tinggal bersama orang lain.
Ha kyung pergi kerja naik bus yang berdesak desakan. Ha kyung menyuruh Seo jin menyampaikan pada Pak Um untuk memulai rapat. Tetapi Pak Um sepertinya menunggu Ha kyung. Rapat dimulai setelah Ha kyung datang terlambat.
Ha kyung tampak gugup sampai tasnya terjatuh. Si woo membantu memberesi barang barangnya. Ha kyung memulai rapat dengan terbata bata dan rambut berantakan. Pagi itu tanggal 10 mei, Laut barat memberlakukan peringatan dini gelombang tinggi akibat kuatnya tekanan angin di selatan. Ha kyung tetiba bersin. Si woo mengambilkan tisu.
Ha kyung, saat ini dari video satelit tampak awan berputar searah jarum jam berpusat di provinsi gyeongsang utara.Di saat ini biasanya kondisi daratan..
“Bukan itu. Mohon bereskan masalah peringatan dini yang diberlakukan dua hari lalu.”
“Apa?”
“Situasi di sini heboh akibat peringatan dini gelombang tinggi.”
Para nelayan minta pencopotan larangan melaut karena musim rajungan hanya dua pekan.
Kepala polisi pantai Yoo woon cheol tetap melarang melaut sebelum peringatan BMKG dicabut. Bila ada kecelakaan akibat ombak besar tidak akan ada solusinya. Meskipun ada polisi pantai dan penjaga.
“Melihat fenomena gelombang di laut barat yang turun sampai angka 11,4 detik saat ini model numerik daerah itu…jadi…” ha kyung sepertinya ragu.
Seo jin dan Oh myung joo akan membantu mengirim ringaksan datanya. Ha kyung terdiam lama. Lalu minta maaf karena belum menganalisis datanya. Dia minta tolong Pak Um menggantikannya.
“Ketinggian gelombang masih labil. Dilihat dari tarikan angin yang jauh saat ini kurasa ombak tidak akan segera meredam.”jelas pak um.
Pak Go menanyakan pendapat prakirawan peringatan dini.
“Tinggi ombak mungkin sama tetapi melihat frekuensinya yang menurun dari 14,5 ke 11,4 detik angin akan melambat dan ombak besar meredam sedikit demi sedikit.” Jelas Si Woo.
“Berarti pendapatmu berbeda dengan Pak Um?”tanya pak go. Si woo membenarkan. Seseorang melapor pada Pak Go kalau Pak kepala menelepon tanya soal peringatan di Taen.
Oh myung joo bergosip sama Seo jin. Dia merasa pak kepala pemerintah lokal menekan pak kepala. Situasinya rumit.
Pak Go, “Nona Jin apa keputusanmu? Pendapat Pak Um dan pak Si woo berbeda. Maka kepala tim harus memberi keputusan.” Ha kyung terlihat bingung. Kemudian dia memutuskan melihat dari selisih numerik gelombang akan dipantau sampai deret waktu selanjutnya. Pak Go dan yang lain setuju. Rapat selesai.
Ha kyung minta maaf pada Pak Go.
“Soal apa? Terlambat atau terbata bata?” tanya pak.go
“Kurasa gelombang yang harus dipantau lebih lanjut.”
“ Berarti tinggal dipantau saja. Apa masalahnya?”
“Maka kau pasti repot karena diprotes dari berbagai sisi.”
“Nona Jin itu urusanku. Kau tinggal menangani pekerjaan divisi utama sebagai kepala tim.”
“Baik. Maafkan aku.”
“Tidak perlu minta maaf.”
“Kerja bagus semua”
Seo jin mendekati Ha kyung memberitahu permintaannya untuk memimpin rapat sudah disampaikan pada Pak Um bahkan sampai dua kali. Ha kyung menatap Pak Um dengan cemas.
Setelahnya Si woo mendekatinya.
“Kau tak apa?”
“Soal apa? Keterlambatan terbata bata atau rasa maluku?”
“Soal flu. Kulihat kau bersin keras tadi.”
“Aku memang punya sinuaitis. Ini akibat muaim peralihan.”
Ha kyung melihat kunci mobilnya diatas meja kerja. Ha kyung tersenyum melihat si woo.
Ha kyung melihat Hpnya. Dia menjual penyaring udara di pasar tetangga senilai 300.000 won. Seseorang sepertinya ingin membelinya.
Si woo berpapasan sama Yu jin yang menegurnya karena masih di sana. Si woo memberitahu kalau sudah dimutasi secara resmi di sana. Kalau Yu jin penasaran tanya noh sama bagian personalia. Kau mau bertemu aku terus? Tanya Yu jin kepedean. Si woo membenarkan dia harus bekerja keras sebab itu mimpinya dan dia sampai kehilangan yujin demi meraih mimpinya. Kau kira kita putus hanya karena itu? Si woo tak tahu. Kau sungguh tak tahu atau pura pura tak tahu?tanya Yujin. Si woo itu sudah tak penting. Kau adalah kau dan aku adalah aku.
Rekan Yujin melihat dan kepo… Yu jin bilang Si woo prakirawan peringatan dini baru saja dimutasi ke kantor pusat..mereka bertemu saat beberapa kali meliput.
Para nelayan belum bisa melaut sebab ombak di laut barat masih labil dan terus dipantau. Tim juru bicara menjadi sibuk menanggapi telepon dari berbagai pihak yang terkait. Tim juru bicara tak bisa berbuat apa apa karena peringatan itu belum dicabut.
Di intranet BMKG mulai dibanjirj komentar negatif. BMKG dinilai menghambat dan berlebihan.
Han Ki jun lalu ke divisi utama untuk mengkonfirmasi prediksi peringatan gelombang tinggi laut barat akan dicabut. Ki Jun awalnya ragu karena tim dua yang bertugas.
Akhirnya…Ki jun berhadapan sama Ha kyung.
“Kau tahu ini ausah hari kedua pemberlakuan peringatan dini gelombang tinggi di laut barat kan?” Ki jun memulai.
“Lalu?”
“Bila memungkinkan setidaknya tolong beri prediksi kapan peringatan…”
“Rupanya kau belum menerima notula rapat ya! Kami tidak bisa menurunkn peringatan dini gelombang katena status awas akibat bahaya ombak tinggi.”
“Maka itu kami minta prediksi peringatan kapan ombak akan meredam untuk sore ini atau dini hari.. “
“Numerik prediksi kondisi laut labil. Kami tidak bisa menerbitkan peringatan tak pasti yang trrburu buru. Tunggu saja.”
“Kau pasti bisa.”
“Apa maksudmu?”
“Kau bisa memprediksi. Kau sengaja menolaknya karena masalah pribadi.”
“Jadi maksudmu aku menghambat kerja para nelayan rajungan demi menjatuhkanmu Pak Han?”
“Bukan begitu?”
“Hei Pak Han Ki jun!”
Si woo menengahi mengajak Ki jun bicara dengannya sebagai prakirawan peringatan dini. Ki jun tak menggubris.
“Kau tahu situasi tim juru bicara saat ini. Kerja kami terhambat akibat komplain dari pemerintah lokal dan departemen terkait mau bekerja pun tidak bisa.”katanya pada Ha kyung.
“Bukankah itu tugas sepele bagi tim juru bicara?”Si woo ikut ikutan
“Apa sepele?”
“Kau tidak bisa melihat semua anggota tim Divisi Utama terus mengamati data sampai tak sempat makan siang? Kami sedang bekerja keras memikirkan skenario pertahap peringatan. Wajar tim juru bicara menerima komplain sebanyak itu. Tak sepatutnya kau datang dan mengeluh bahwa kalian kewalahan padahal semua orang juga kewalahan bekerja.”
“Kau tidak pantas ikut camour. Ini bukan urusanmu.”
“Aku prakirawan peringatan dini.”
“Maksudku aku ingin bicara dengan kepala timmu!”
Si woo menantang Ki Jun. Ha kyung menghentikannya dan minta Ki jun pergi. Tetapi Ki jun tak terima.
“Saat datang cuaca buruk kecelakaan akan memakan korban. Bukankah kau tahu itu? Tidak bisa asal hanya demi menjatuhkan seseorang. Jadi pergilah dan tunggu pengumumannya.” Kata ha kyung
“Pokoknya…”
“Pergi lalu tunggu!”
Ki jun pergi. Pak Um malah tertawa.
Ibu khawatir sama Ha Kyung sikapanya bagai orang kehilangan akal. Taekyung pikir itu wajar karena dia bertemu Ki jun di kantor setiap hari ditambah para pegawai tahu soal itu namun dia harus terus bekerja bersikap biasa seolah tak ada masalah. Ibu lalu menelepon Ha kyung tapi dianya sedang sibuk. Tae kyung nyuruh mereka membantu Ha kyung dengan berdiam diri.
Si woo yang khawatir mengantar obat untuk Ha kyung. Ha kyung bilang itu sinusitis. Si woo meraih tangan Ha kyung lalu diletakkan di dahinya.
“Apa apaan kau?”
“Aku sedang menarik perhatian atasanku.” Ha kyung menatapnya.
“ Tenang saja aku tak akan memacarimu hanya karena hanya karena kita tidur bersama sekali. Jangan lupa dimakan.”
Si woo menyuruh seorang nakodha kenalannya saat naik kapal cuaca yang sangat mengenal laut Taean untuk memantau laut.Berdasarkan kondiai lapangan katanya ombak hanya menyentuh pantai dan tengah laut tenang.
Ha kyung, “Setiap tahun ada 18 kecelakaan perahu terbalik akibat gelombang tinggi dan memakan 32 korban mayoritas korbannya adalah orang orang yang mengenal laut.”
“Angin laut sudah melewati tinggi gelombang signifikan memang agak mendekati batas. Tetapi kecepatan angin memang melemah seperti kata Pak Si Woo.” Kata Pak Um
“Jadi dengan menurunkan statusnya ke waspada kapal besar bisa berlayar kan? Maka tekanan dari atas pun akan berkurang dan kondisi nelayan akan lebih baik.” See woo.
“Setelah kapal besar melaut kapal kapal.kecil akan ikut melaut. Kau bisa mencegahnya? Kapal kapal polisi pantai yang takut tak bisa mengendalikannya.” Ha kyung.
“Jadi kau mempertahankan status awas?”
“Bagaimana menurutmu?” tanya Pak Um ke Ha kyung. Bila sulit mengambil keputusan ikuti numeriknya saja.”
“Namun situasi para nelayan tak bisa diabaikan. Sebab ini musim tangkap rajungan.”
“Kalau tidak kita percaya firasat prakirawan Lee dan turunkan statusnya satu tahap ke waspada..siapa tahu raja naga akan meredamkan ombak.”kata Pak Um.
“Kau bicara ini seolah urusan orang lain.” Tegur Ha kyung.
“Keputusan memang tugas kepala tim bukan aku.”
“Ya. Baik.
Ha kyung menghubungi tim juru bicara memberitahu hasil rapat Divisi Utama pukul 15.23. Angin dan gelombang di laut barat sudah melemah ke status waspada tetapi melihat selisih besar tinggi gelombang signifikan saat ini akan kami pantau sampai pukul 21.00 lalu memutuskan untuk menurunkan atau mencabut status peringatan. Ha kyung menutup telepon yang membuat tim juru bicara panik.
Setelahnya. Si woo menghampiri Ha kyung.
“Prakiraan cuacamu konservatif sekali.”
“Aku hanya memutuskan berdasarkan angka dan data.”
“Ada satu lagi diantara angka dam data. Firasat. Selain itu firasatku tak pernah salah.”
“Prakirawan lee.”
“Ya.”
“Prakiraan cuaca adalah sains. Jika kau ingin tetap di timku pernyataanmu harus selalu berdasarkan bukti ilmiah bukan firasat,mengerti?”
Seo jin lalu mengirimkan ke instansi terkait bahwa status awas gelombang tinghi diperpanjang mulai pukul 16.00 sampai 21.00. Di pesisir barat para nelayan kembali tak bisa melaut.