Tentangsinopsis.com – Sinopsis Dr. Romantic Season 3 Episode 1 Part 2 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. SEBELUMNYA DISINI.
Bab 1 Break Line : Batas Air Tiba Tiba. Makin Dalam.
Negosiasi Untuk Perdamaian di Semenanjung Korea dimulai. Direktur Park Dan satu orang pria sepertinya menunggu seseorang yang sepertinya terlambat datang. Pria satunya yang tak berkacamata sudah bilang itu tidak akna mudah.
Kita membicarakan pusat layanan trauma di provinsi Gangwon, bahkan bukan Seoul. Dokter Bu Yongju juga ada di sana. Tidak akan mudah. Bagaimana haruskah aku menelepon Dokter Oh lagi? – Jika dia tidak datang setelah membuat janji artinya dia tidak tertarik. – Tetap saja aku akn menelepon sekali lagi…- lupakan saja tidak perlu. Ayo pergi.
Bukankah itu dokter Cha Jinman? Tanya Direktur Park – Benar aku pergi menemuinya baru baru ini. Sebenarnya RS Shinseong berusaha merekrutnya. – Dia berencana meninggalkan posisinya? – Astaga tapi dia takkan menerimanya.
Semua rumah sakit besar di seoul berjuang untuk merekrutnya. Aku salah satunya dan masih begitu. Selalu ada variabel yang berperan. Di mana ada kemauan pasti ada jalan. – Kau sungguh akan menemuinya? Pria itu lalu menghampiri Cha Jinman dan memberi isyarat direktur ingin menemuinya.
Kapten kapal agak terkejut saat diberitahu akan dilakukan operasi darurat di sana untuk menghentikan pendarahan dari luka tembak. Akan ada lebih banyak oramg yang membantu.
Di ruang operasi. – Ada banyak darah di peritoneum. Jadi kita membedah tanoa tahu pasti lokasi lukanya. Kata dokter Woojin. Jika benar cedera IVC, begitu dibedah kondisi organ vitalnya akan menurun. Kau dokter bedah TkV? – Ya tapi aku mendaftar militer begitu lukus ujian.
Aku tidak punya banyak pengalaman. – punya pengalaman operasi umim atau gabungan? Tanya Woojin. Dokter di kapal itu menjawab aku pernah menangani cedera aorta perut, cedera diafragma,dan kasus invasi pembuluh kanker. – Akan ada lebih banyak darah daripada dugaanmu.
Jangan bingung dan ikuti saja saat aku meminta bnatuan. Kata Woojin. – Ya. Aku akan berusaha maksimal. Insu.- Ya. Kondisi pasien stabil. Woojin minta pisau bedah. Lalu mulai membedah perut pasien. -Bovie..
Pasien mengalami penurunan tekanan darah. – Gunting klem. Pinta Woojin tenang. Darah muncrat. -Kain kasa! Darah semakin banyak keluar dibutuhkan lagi kain kasa. Monitor berdering. Gagal jantung. PEA. Kata jung insu panik. Mulai kompresi dada. Dokter di kapal terdiam.
Mulai naik sekarang? Teriak dokter Jung. Lalu melakukan CPR. Woojin minta Gunting klem, bovie. Ikat. Baiklah potong. Potong. – Tidak ada yang bisa menggantikan mu. Kata woojin pada pria itu. Bertahanlah. – Baik pak.
Master Kim dan Eunjae tiba di kapal. Petugas terkejut karena Master kim juga mendemgar ada pasien lain ynag batuk batuk di telepon tadi. Diduga kongjungtivitas pucat, dia juga mendengar rales dna mengi.
Petugas menyangkal. Pasien luka tembak satu satunya orang di kapal itu yang membutuhkan perawatan media darurat. Pintu terbuka dan Mereka melihat wanita itu batuk berdarah dan pingsan. Eunjae menghampirinya.
Master kim menegur dokter Jang. Apa yang kau lalukan? Masuklah. – Tapi aku dokter bedah umum. – Lalu ? – Ya pak. Katanya masuk membawa barang kelihatannya berat. Master kim menyuruh letnan memberitahu kaptennya mereka harus menaikkan helikopter.
Begitu perawatan darurat selesai mereka harus dibawa ke rumah sakit. – Tunggu tapi itu bukan…- Pergi dan laporkan sekarang! Jika tidak akan ada orang mati di sini! Teriak master Kim. Petugas akhirnya pergi.
-Cha Eunjae bagaiman kondisinya? Tanya master Kim pada Eunjae. – Tekanan darah dan detak jantung baik,tapi saturasi oksigen 93 persen. Sepertinya dia mengalami sakit dada di sisi kanan. Dispnea karena hemoptisis parah. – Bisakah kau mengendalikannya? – Ya akan kucoba. -Baiklah. Hei Jang Donghwa. – Ya. – bantu dokter Cha. – Operasi dAruratnya bagaimana? – Kapalnya terlalu kecil, kita semua tidak muat di ruangan itu. Nanti ku panggil jika kau dibutuhkan. Tetaplah di sini. – Beri dia 10 liter reservoir oksigen. Pinta Eunjae.
Master kIm masuk ke ruangan operasi pasien tertembak. – Sudah berapa lama kalina melakukan CPR? – Sepuluh menit. – Begitukah? – Mari periksa ritme jantungnya kata Dokter Jung. PEA. Lanjutkan kompresi. – Baik. Sudah sejauh mana? Tanya Master kim.-
Kami sednag menyahut di atas lokasi luka. -Baik potong. – Pengisap. Ikat. Akhirnya selesai. – Bagus euntak,irigasi. Baiklah kurasa kau mengikatnya dengan baik. Kata Master kim. – Pendarahannya tampak terkendali. Kata Woojin. – Dokter Jung kami kan memeriksa ritmenya. Detak jantung pasien kembali.
Woojin memberitahu mereka terburu buru menjahitnya karena dia mengalami gagal jntung.tapi aliran balik venanya tidak sebanyak yang diharapkan. Kita harus bagaimana? Master kim, Letaknya diatas vena ginjal. Jika menunda terlalu lama kita juga akan kehilangan ginjalnya. Sekitar sepertiga levernya juga rusak. Kata Woojin. Ini sekakmat. Bahkan aku bisa tahu tanoa pengalaman lngsung. Pasien ini akan segera…meninggal. pikir dokter di militer.
Kita akn mengabaikan lokasi luka. Ganti posisi. Kata Master kim. – Apa maksudnya? Dokter militer heran. – Pakai kateter? Tanya Euntak. – Tidak kita pakai selang endotrakeal. Yeng terbesar. – Semua orang mengeeti maksud perkataannya? Dokter militer bertanya sendiri. – Pisau nomor 11.
Tancapkan di samping dengan balon kateter dahulu. Letakkan sisi tanpa selang ke arah jantung dan pasang di tempatnya. Begitu kumasukkan selang ini segera ikat. Kau siap? Perintah master kim. – Ya pak. – Mari kita mulai. – Baiklah kita di sisi ini. Di sana potong.
Lalu sisi kanan. Ikat. Potong. Dokter militer merasa belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya. Tidak mungkin apa itu akan berhasil? – Berhasil dokter. Kata woojin. Pasiennya bertahan. Organ vitalnya juga stabil. – Oke tutupi dengan kertas film dahulu. Mari pindahkan ke RS Doldam. Kita akan langsung melakukan operasi kedua. Bersiaplah. Perintah Master kim.
Itu tidak mungkin. Kata polisi pantai. Selama 18 jm ke depan pasien ini dilarang meninggalkan kapal.
Di tempat dokter Cha. Pasien wanita batuk batuk. -Apa? Dokter Cha darah terus naik ke selang. Kata dokter Jang Donghwa. – Ada berapa banyak selang terkecil? Tanya dokter Cha. – Ada dua tabung 4.5mm. – Beri aku satu. Dokter cha memasukkan tabung itu ke mulut pasien.- bukankah itu terlalu dalam. Tanya dokter Jang. – Gunakan 3 cc untuk setiap balon.
Kua bisa melakukan itu bukan? – Dokter bedah umum bisa mengurus balon kateter. Pasien mengeluarkan darah dari mulutnya. – kain kasa. Sisi ini berdarah. – Kau memasukkan itu ke paru parunya? – Ya satu selang di salah satu paru paru. Yang satunya diletakkan diatas. Itu menjaga pernapasan dari paru paru yang tidak berdarah.
Jika menjadi dokter bedah TKV kau akn tahu betapa sensasional dam fantastisnya perawatan ini. Akan bagus jika ada selang lumen ganda tapi lita tidak punya. Kata Eunjae. Sudah 98 persen. Bagus. Sedot kedua sisi dan gunakan setengah kekuatan dengan kantong ambu. Kau bisa melakukan itu bukan? Tanya Eunjae. – Kenapa kau terus menanyakan itu? Dokter Jang protes. – Ada banyak dokter residen yang bahkan tidak tahu cara melakukan ini. – Aku bisa melakukannya.
Lengannya baik baik saja? Tanya Eunjae pada pasien pria di sana..- Aku baik baik saja. Pelurunya hanya menggores ku. – Baiklah. Lalu pada pasien anak. – Kau baik baik saja. Siapa namamu? Bocah itu malah menggeser duduknya berpaling muka dari eunjae.
Master Kim bersama kapten yang menuangkan secangkir kopi untuknya. Kau tidak punya waktu untuk ini kapten. Kata master kim. Jika kami tidak bertindak dan segera mengoperasi pasien akan mati. – Perintah dari atas sama seriusnya dengan nyawa manusia. Pasien itu akan tetap di kapal ini sampai pukul 18.00 besok. Jelas si kapten – Sebagai orang mati? Cecar master kim. – Kau bilang dia sudah melewati krisis. – Jika terus begini dia akna harus menghadapi lebih banyak krisis. Dia akan terus mengalami gagal jantung dan melakukan CPR tidak akan berpengaruh banyak.
– Kudengar kau dokter berbakat. – Jika tidak bisa mengoperasi tepat waktu berbakat atau tidak itu tidak penting. – Kau pasti sudah tahu sekarang tapi orang orang itu adalah pembelot dari korea utara. – Ya. Lalu? – Kau tahu ada konferensi di Seoul bukan? – Lalu kenapa? – Proses untuk membahas kebijakan perdamaian di semenanjung korea sedang diadakan di Seoul. Jika timbul masalah pembelot Korea Utara. Menurutmu apa yang akn terjadi? – Haruskah Seorang dokter mempertimbangkan semua itu?
-Intinya ada situasi politik yang sedang dihadapi negara. – Bahkan di medan Perang sudah sewajarnya jika kita merawat yang terluka dari pihak manapun mereka berasal. Selain itu mereka rela mempertaruhkan nyawa dan pergi ke selatan demi bertahan hidup.
Mereka bahkan hanya warga sipil. Membahas omong kosong keadaan politik pada situasi ini bukankah itu curang? – Jaga omonganmu. Gertak letnan Eunho. – Aku hanya ingin kita tetap fokus pada pekerjaan kita! Balas Maste Kim. Si letnan terdiam. – Kapten kau dan aku bekerja keras siang dan malam agar kita bisa menyelamatkan nyawa orang. Lantas lita harus menyelamatkan nyawa pria itu dahulu. Situasi politik itu urusan para politikus. Bukankah begitu? Benar bukan?
Kapten lalu menghubungi atasannya. Lalu memberitahu sampai perwakilan Korea Utara kembali ke Pyongyang oramg oramg itu tidak boleh masuk ke wilayah korea selatan. – Sial.. Namun semua itu di level resmi. – lalu bagaimana dengan level tidak resmi? Tanya master kim. Kita bisa berbuat sejauh apa? Kapten masih diam.