Tentangsinopsis.com – Sinopsis Doona Episode 1 Part 2, Baca episdode lainnya ada di tulisan yang ini. BACA EPISODE SEBELUMNYA DISINI.
Wonjun pagi itu dikagetkan telepon dari Koksu ngasih tahu teman ibunya melarang jadi tutor karena ada bau rokok di syalnya. Gara gara kena asap rokoknya Doona. Wonjun meyakinkan dia nggak merokok. Wonjun kesal kehilangan delapan ratus ribunya.
Paket Wonjun tiba tapi malah diduduki Doona. Kali ini wajahnya ceria dan ngajak Wonjun menyarap bareng. Doona sepertinya menunggunya. Doona tahu namanya dari bungkus paketnya.
Sejak itu Doona selalu menunggu Wonjun hanya sekedar ngajak makan. Iih Wonjun sampai merinding.
Wonjun hampir merasa gila ditambah kaget melihat Doona sudah nangkring di atas genting. Jemur saja pakaianmu jangan memedulikan aku. Katanya santai sambil mengisap menghembuskan asap rokoknya.
Doona tetiba di dekatnya. Wonjun agak panik lalu ngejelasin sweater itu hadiah ultah dari temannya. Waktu itu dia pakai karena itu hangat. Hari itu dingin. Benar? – Apa aku berkomentar? – Agar tak salah paham. – Tidak. Katamu kau bukan penggemarku. Berarti bukan.
Pakaianmu rapi sebagai mahasiswa teknik. Pacarmu yang memilihnya? – Aku tak punya pacar. Doona senyum. Aku lapar. Mau makan bersama?
Woonjun ingin tanya satu hal. Dia ngerasa nggak nyaman dengan sikap Doona yang seperti itu. Apa kau jatuh cinta padaku? Jangan seperti ini aku merasa tak nyaman. Doona tertawa. Merasa dia lucu. Sudah lama juga nggak ketawa. Doona menegaskan nggak akan pernah jatuh cinta padanya. Doona ingin berteman dengannya karena dia nggak punya temen.
Canggung Wonjun ngasih tahu lantai satu khusus perempuan dia bisa berteman sama mereka. Ternyata lantai satu Cuma Doona. Tapi Wonjun nggak murahan. Doona ngancem sambil tertawa jika dia dibunuh penguntit itu tanggungjawabnya. Jangan menggangguku. – kapan aku mengganggumu? Doona nggak peduli matahari sudah terbit dia mau buat permintaan.
Selagi Doona membuat permintaan di hari yang mulai terang itu, Wonjun mengawasinya. Wonjun seperti terpesona oleh kecantikannya. Wonjun lari terbirit sampai sampai ingin pindah kost.
JinJu mengembalikan syal Wonjun karena ada bau rokoknya. Syalnya nyangkut di antingnya. Wonjun bantu melepaskannya. Temen temen Jinju ingin tahu siapa Wonjun tapi Jinju bilang dia kenalannya membuat Wonjun heran.
Wonjun kembali membuat brosur jasa tutor. Dia berlarian di jalan dan menempelkannya. Wonjun menempelkannya di papan informasi sebuah bimbingan belajar tapi seorang sekuriti menyuruhnya menurunkannya karena dia harus bayar dan dapat cap dulu.
Wonjun jadi sedih. Dia keinget saat KookSu mengantarnya kemarin. Dia membanggakannya sebagai genius dari Yang Jin. Ternyata jadi tutor emang nggak mudah lebih tepatnya nggak mudah cari klien. Dia juga teringat ibu dan adiknya.
Wonjun senang dihubungi seseorang dikira akan dapat klien. Tapi seseorang itu menanyakan kapan kira kira mereka bisa makan bersama. Dan Doona tertawa dibelakangnya. Dia dapat nomornya dari brosurnya. Tengil juga si Doona mana wonjun lagi serius juga.
Doona tanya apa Wonjun marah dan menyilakan dia marah. Woonjun nyangkal tapi kayak nahan kesel. Bukankah kau menempelkannya untuk ditelepon? Wonjun berbalik.
Dengar. Apa ini menyenangkan bagimu? Kau pengangguran yang banyak uang dan waktu. Jadi bisa bertingkah seenaknya. Kelihatannya hidupmu begitu mudah. Ku Ucapkan selamat. Namun tak semua orang bisa sepeeti itu. Aku butuh pekerjaan dan juga harus belajar. Banyak yang harus kulakukan jadi kumohon jangan mengikuti ku dan berhenti bercanda seperti ini. Bagiku leluconmu sama sekali tidak lucu.
Awalnya aku penasaran namun amarahmu itu mengecewakan. Kau payah. Aku paham maksudmu. Kata Doona sambil berlalu. Ekspresinya datar saja.
Paginya Doona tak terlihat menunggunya di teras ataupun di tempat jemuran. Nggak enak hati Wonjun nyamperin kamarnya. Sepi. Wonjun ngajak makan bareng kapanpun setelah dia dapat pekerjaan. Tiba tiba Doona muncul di belakangnya tampak sinis.
Namun yang mengejutkan lagi Doona muncul di kelasnya pagi itu ngajak makan. Wonjun inginnya selesai kelas sambil memakaikan topinya lagi karena orang orang melihatnya. Doona tertawa menggodanya lagi.
Doona tak masalah orang mengenalinya lagipula dengan gaya seperti itu tak banyak orang mengenalinya. Wonjun pun tak tahu. Sebenarnya itu terasa tak nyata. Doona ingin meneleponnya. Wonjun membolehkan jika darurat.
Untuk berjaga jaga kuperingatkan. Kau pun jangan jatuh cinta kepadaku. Kata Doona. – Aku? Kurasa itu takkan pernah terjadi. Doona berbalik dan tertawa cantik. Tak ada yang tahu.
Di setiap kehidupan akan ada kejadian tak terduga. Kau pernah bilang kau dan aku berasal dari semesta yang berbeda. Kita yang hidup di semesta yang berbeda ini…hanya secara kebetulan duduk bersebelahan di halte yang sama.
Mungkin kamu benar tapi aku senang karena itu adalah kau.