Crazy Love Ep 6

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Crazy Love Episode 6, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Episode sebelumnya baca disini.

Kangmin akhirnya dipenjara. Ia dipanggil sama sipir karena ada yang mau mengunjunginya.

Park Yangtae juga ke rumah tahanan dan melihat Segi baru saja keluar dari sana.

Gojin sendiri ada di ruangannya. Ia menulis di papan tulis besarnya menggunakan tangga. Segi datang membawakannya makan siang. Segi mengkhawatirkannya karena kakinya belum sembuh benar. Ia nggak begitu suka dengan matematika dan menanyakan yang Gojin kerjaan. Gojin mengaku hanya bersenang-senang.

Mereka memakannya bersama. Segi menunjukkan kalo itu adalah apa yang sering mereka makan dulu. Segi menanyakan Sina. Sina sendiri pergi karena urusannya sendiri tiap jam makan siang.

Segi menyinggung kedekatan mereka dan mengaku sedih karena nggak bisa bicara santai dengan Gojin. Mendadak Gojin memanggil namanya. Ia ingin mengunjungi Kangmin untuk menanyakan kenapa ia melakukan itu padanya.

Michele Lee, pak Kim dan pak Bong membicarakan alasan Gojin berubah. Pak Bong pikir karena Gojin takut karyawannya akan melakukan hal yang seperti Kangmin lakukan. Pak Kim juga merasa kalo itu benar. Michele Lee membantah dan memberitahu kalo itu karena cintanya Sina. Pria nakal menjadi selembut domba saat sedang jatuh cinta.

Mendadak Gojin mengirim pesan ke email grup perusahaan kalo mulai hari ini semua karyawan harus pulang tepat waktu, yang belum mengambil cuti tahunan bisa mengambil cuti dan tiap akhir bulan mereka harus makan bersama. Dengan catatan harus makan daging sapi. Semua karyawan senang membacanya sekaligus berpikir kalo daepyunim mereka sudah g#la.

Soyong meresmikan Baek Edu bersama beberapa orang. Park Youngtae menemuinya saat ia menemui tamunya. Ia mengucapkan selamat pada Soyong yang sebelumnya bekerja padanya. Dan ternyata ia adalah putri sulung dari Gunil group. Soyong sendiri ingin dilihat sebagai dirinya alih-alih putri Gunil group.

Park Yangtae yang adalah ketua KPEDA mengundang Soyong ke tiap acara dan menjanjikan akan memberikan penyambutan yang istimewa.

Dalam perjalanan Park Yangtae merasa sangat puas akan apa yang terjadi. Wait…kok jam tangannya seperti jam tangan orang yang melihatnya usai tabrakan. Selanjutnya Park Yangtae berencana mendekati Sina. Iapun menelpon Ma Enjong.

Sina dan Gojin mau meninggalkan perusahaan. Semua orang menyapanya dan berterima kasih. Petugas keamanan juga. Bahkan Segi juga. Gojin ampek bingung dengan apa yang terjadi. Kenapa semua orang berterima kasih padanya? Sina mengalihkan dan mengajaknya segera pergi ke dokter.

Para mantan sekretaris berkumpul. Mereka kembali membicarakan Gojin. Ahjumma kebersihan datang dan memmberitahu keg#laan yang Gojin lakukan. Mereka pikir itu karena Sina. Mereka jadi menyesal sudah mengajak Sina bergabung dengan mereka dulu. Mereka pun memutuskan untuk terus membalas dendam dengan lembut agar nggak berakhir seperti Kangmin.

Segi menemani Gojin di rumah tahanan dengan alasan mengkhawatirkannya. Dan saat Kangmin datang, ia memintanya untuk pergi karena ia mmau bicara berdua dengan Kangmin. Setelah memastikan Segi beneran pergi, Gojin lalu mengonfirmasi kalo Kangmin berkomplot dengan Sina.

Ia nyuruh Sina untuk memancingnya keluar dan ia lalu menabraknya. Lah Kangmin aja nggak tahu siapa Sina sampai Gojin memberitahu kalo Sina adalah sekretarisnya.

Sina janjian dengan seseorang tapi yang datang malah Park Yangtae.

Di ruang rahasianya Gojin memikirkan tentang Kangmin dan Sina. Nggak mungkin mereka ada di waktu yang sama secara kebetulan. Detektifnya mengirim pesan gambar Sina yang sedang bersama Park Yangtae.

Dia diajak ke toko tas dan disuruh milih satu tas sebagai hadiah pertunangannya. Ia sendiri nggak tahu kenapa Gojin merahasiakannya. Apa karena dia hamil? Ternyata mereka diikuti sama detektif suruhannya Gojin.

Mendadak istrinya Park Yangtae datang. Dikiranya Sina adalah selingkuhan Park Yangtae. Park Yangtae yang ketakutan bingung mau menjelaskannya gimana. Apalagi istrinya menjambak Sina. Ia terpaksa menggigit tangannya biar istrinya melepaskan Sina.

Istrinya Park Yangtae marah karena Park Yangtae menggigitnya demi selingkuhannya. Ia mengayunkan tangannya dan mau menampar Sina. Gojin tiba-tiba datang dan menarik Sina segingga istrinya Park Yangtae menampar suaminya sendiri. Ia lalu memberitahu kalo Sina adalah tunangannya. Dan ia adalah CEO Gotop Educations.

Gojin lalu manggil karyawan toko dan memintanya untuk membungkus semua tas yang ada di rak dan menunjuk istrinya Park Yangtae yang akan membayarnya sebagai ucapan permintaan maaf. Istrinya Park Yangtae kayak nggak terima. Gojin mengejeknya yang terlalu banyak menonton sinetron.

Dikiranya cukup hanya dengan meminta maaf? Atau ia terlalu miskin untuk membayar semuanya? Ia lalu menunjukkan kamera pengawas di atas mereka. Kalo istrinya Park Yangtae nggak mau maka ia akan membawanya ke kantor berita biar perusahaan suaminya jadi terkenal.

Istrinya Park Yangtae lalu mengambil kartunya dan memberikannya pada karyawan toko. Setelahnya Gojin mengambil satu gunting dan merobek satu tas dan nyuruh karyawan toko untuk melakukan hal yang sama pada seluruh tas kemudian mengirimkannya ke Ilpum Edu. Ia menarik tangan Sina lalu membawanya pergi dari sana.

Soyong juga mau berbelanja. Ia dijemput sama karyawan toko di parkiran. Saat di lift, ia hampir saja bertemu dengan Gojin. Gojin yang melihatnya duluan dengan segap menarik Sina membelakangi Soyong baru kemudian masuk ke lift setelah Soyong pergi.

Lah habis itu Soyong malah kembali ke lift gegara ponselnya ketinggalan. Gojin yang nggak mau Soyong melihatnya bergegas memeluk Sina dengan posisi membelakangi Soyong.

Di jalan Sina ditelpon sama ahjussi temannya ayahnya Sina karena traktornya ayahnya Sina terbalik. Sina panik banget dan mengebut pulang. Gojin ampek ketakutan. Setelah sampai Sina langsung berlari menuju rumah sedang Gojin yang berusaha turun dari mobil jatuh dan nggak bisa bangun.

Rupanya ayahnya Sina nggak papa. Yang terbalik hanya traktornya saja, lah ayah sama temannya malah berdebat gegara traktor itu. Sina menyudahi pertengkaran mereka. Ia lega mereka nggak papa. Dan saat mereka mau kembali mereka melihat Gojin di pinggir jalan habis muntah-muntah. Dih Sina lupa sama Gojin.

Gojin diajak masuk ke rumah. Ayah sama temannya mengomentari wajah Gojin yang dirasanya terlalu cantik untuk ukuran wajah pria. Ayah lalu memberi Gojin sepotong apel sambil bilang “Ini manis”. Gojin jadi teringat masa kecilnya. Nenek mengupas apel yang terlalu matang dan memberinya sepotong sambil bilang “Ini manis”. Ia mengambilnya dan berterima kasih.

Ayah lalu menanyakan orang tuanya. Sina sedikit mudur dan menyilangkan tangannya. Ayah paham dan menyuruhnya untuk menganggapnya sebagai ayahnya. Gojin lalu memberitahukan tentang pertunangan mereka. Ayah dan temannya kaget. Nggak mau Gojin ngomong lagi, Sina pun menjejalkan apel ke mulutnya.

Di luar mereka malah melihat Suho memotret mobil Gojin. Sina menghentikannya. Gojin mengabaikan mereka dan menghampiri mobilnya. Mendadak ia melihat bayangan putih. Dan saat ia melihat ke samping, ia melihat sesosok hantu wanita. Seketika itu juga Gojin langsung pingsan.

Dan ternyata itu adalah okhi. Sina menemuinya setelah menidurkan Gojin di kamar. Di luar sedang hujan. Ia lalu menemui Okhi dan Suho. Mereka yang tadinya sangat dekat langsung berubah setelah Sina datang. Mereka membicarakan Gojin yang pingsan gegara melihat hantu. Sina bilang Gojin nggak suka film horor. Ia bahkan pernah masuk IGD gegara menonton film hantu.

Melihat mereka berdua membuat Sina jadi curiga. Jangan-jangan Suho mau ikut audisi lagi. Ia melarang dan nyuruh Suho untuk sekolah saja. Suho mengingatkan kalo hari ini adalah hari kematiannya ibu. Lah Sina lupa.

Mereka lalu mengadakan upacara peringatan untuk ibu. Keduanya menuangkan minuman lalu memberi penghormatan untuk ibu. Setelah semuanya selesai, ketiganya lalu makan bersama. Sina menasehati ayah agar beli panekuk saja mulai tahun depan biar nggak repot. Ayah mengaku nggak repot dan tetap ingin melakukannya. Secara ibu pulang juga hanya setahun sekali.

Ayah lalu mengalihkan dengan ngomongin Suho yang sekarang sudah bekerja paruh waktu. Suho yang punya sajangnim galak sebenarnya ingin berhenti. Sina menyuruhnya untuk berhenti saja kalo benar-benar nggak tahan dan jangan mentolerir.

Beda dengan Sina, ayah malah menyuruhnya untuk bertahan. Seperti kentang yang bertahan agar bisa berbuah. Ayah yang hanya lulusan SD juga bertahan dengan pekerjaannya hingga bisa mengkuliahkan mereka.

Sina malah emosi. Ia menekankan kalo Suho kan bukan kentang. Dia manusia. Kalo dia terus seperti itu nanti dia bisa mati. Lah Suho sama ayah bingung kenapa Sina bisa sampai segitunya. Sina lalu pamit mau keluar.

Gojin menemui Sina yang duduk di depan rumah. Ia ingin pergi dari sana seorang diri. Sina mengijinkan dan membiarkan setelah ia memperingatkan kalo sekarang sudah malam. Gojin tetap ingin pergi. Dan nggak lama setelahnya ia kembali lagi gegara takut lihat Okhi sama beberapa teman ayah.

Akhirnya mereka minum bersama. Mereka memanggil Gojin menantunya ayah. Mereka mengajak Gojin berkumpul dan menuangkan minuman. Gojin yang nggak mau minum mencoba menghindar. Sina lalu menariknya.

Ia punya ide untuk membuat mereka mabuk sehingga Gojin bisa pergi. Dan tiap kali mereka menuangkan minum, Gojin menuangnya ke mangkuk yang disembunyikan di bawah dan menggantinya dengan air putih.

Berkali-kali Gojin ingin pergi tapi ayah dan teman-temannya selalu menariknya kembali ke sana. Sampai akhirnya semuanya benar-benar mabuk dan Gojin bisa pergi dengan tenang dari sana.

Di jalan ia diberhentikan sama polisi karena mengebut. Karena polisi mencium bau alkohol dari pakaiannya ahirnya Gojin berakhir di kantor polisi. Gojin sudah bilang kalo ia nggak minum tapi polisi nggak percaya. Sampai tesnya menunjukkan kalo dia nggak minum. Ia lalu menelpon Sina.

Sina datang nggak lama kemudian dan bilang kalo dia walinya Gojin. Akhirnya Gojin dibebaskan. Di luar Gojin mengeluhkan sikap orang desa yang katanya baik tapi enggak menurutnya karena menahan orang yang nggak bersalah. Sina yang kesal membenarkan kalo orang desa memang berhati dingin dan menyuruhnya untuk kembali ke Seoul.

Gojin sudah mau pergi tapi tahunya mobilnya kehabisan bahan bakar. Akhirnya Sina megajaknya pulang dengan naik traktor. Diam-diam mereka masuk ke rumah. Sebenarnya sih ayah lihat tapi ia membiarkan.

Sina dan Gojin ada dalam satu kamar. Gojin yang nggak mau tidur di sana hanya duduk. Sina yang tidur dengan membelakanginya memberitahu kalo teman-teman ayahnya itu orang baik. Mereka nggak menawarkan minum ke sembarang orang. Itu karena hari ini adalah hari kematian ibunya. Mereka datang untuk menghibur ayahnya.

Gojin teringat saat melihat Sina tadi di depan meja persembahan untuk ibunya. Ia teringat saat neneknya meninggal. Nggak ada yang melayat. Ia merasa kalo Sina pasti ketakutan saat ibunya meninggal di usianya yang masih 12 tahun. Sina nggak menanggapi karena sudah tidur.

Paginya saat mereka pergi, tahu-tahu mobil Gojin sudah ada di depan rumah. Ternyata Okhi yang membawanya. Dan sudah diisi bahan bakar juga. Dan di dalamnya juga ada hadiah dari ayahnya. Ternyata suami bibi termuda Okhi adalah polisi. Mereka meminta maaf karena terlambat mengenali menantu ayah.

Hadiah dari ayah adalah beberapa kardus kentang hasil sawahnya. Sepanjang jalan Gojin terus mengeluh karena kentang-kentang itu membuat duduknya nggak nyaman. Dia juga nggak suka mobilnya digunakan untuk mengangkut kentang yang harganya nggak sebanding dengan mobilnya. Dengan sombongnya ia nyuruh Sina untuk membuang kentang-kentang itu.

Sina yang kesal mendengarnya lalu menepi. Ia mengeluarkan semua kentang-kentang itu dan nggak mau naik lagi. Kentang-kentangnya jauh lebih berharga dari mobil mahalnya makanya ia membuang mobilnya.

Akhirnya Sina pergi dengan naik taksi. Setelah sampai ia menurunkan kardus-kardus kentang itu dibantu sama sopir taksi. Sebagai ucapan terimma kasih sudah dibantu ia pun memberikan sekardus pada sopir taksi itu dan sisanya dibagikan pada pejalan kaki. Setelah tinggal sekardus, Sina membawanya untuk dibawa pulang.

Saat mau menyeberang jalan di sebelahnya ia melihat seorang pemuda pengantar bunga telponan sama ibunya. Dia tampak sangat menyayangi ibunya dan ingin segera pulang untuk makan makanan buatan sang ibu. Nasib naas menimpanya. Saat menyeberang ia ditabrak sama sebuah mobil dan meninggal seketika. Sina syok melihatnya dan menjatuhkan kardus kentangnya sehingga isinya menggelinding ke mana-mana.

Sebelumnya ia merasa nggak beruntung. Kenapa ia harus mati dengan cara seperti itu? Tapi saat itu ia sadar kalo ia sangat beruntung. Ia punya kesempatan untuk berpamitan dengan orang-orang yang ia sayangi.

Gojin kembali tapi Sina sudah nggak ada. Yang ada hanya sebutir kentang yang tertinggal. Ia lalu pergi dari sana.

Bersambung…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like