Bloody Heart Eps 6 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Bloody Heart Episode 6 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. EPISODE SEBELUMNYA DISINI…..

Raja sudah mengambil keputusan. Dia memutuskan untuk menyelamatkan Jung.

Raja : Aku pergi ke kediaman Selir Park. Informasi bahwa Selir Park adalah keponakan Anggota Dewan Kiri Park Gye Won, terbukti benar.

Won Pyo terdiam mendengarnya.

Raja teringat saat tadi dia pergi menemui Jung.

Raja : Berada di dekatmu menguntungkan Anggota Dewan Park. Aku tak bisa membiarkannya. Mulai hari ini, aku tak berutang kepadamu.

Jung tak mengerti, kau tak berutang kepadaku?

Raja : Kehancuran keluargamu selalu menjadi beban di hatiku.

Tangis Raja menyeruak keluar. Hatinya sakit tapi dia terpaksa melakukan itu pada wanita yang dicintainya.

Jung ingin menghapus tangis Tae, tapi Tae memalingkan wajahnya dan marah.

Tae : Ini kemurahan hatiku yang terakhir! Ini akan menjadi kali terakhir aku melihatmu. Aku akan mengabaikan dan mengejekmu. Aku akan menyiksamu. Jadi, pergilah.

Flashback end…

Raja juga menghukum Jung karena sudah menunjukkan kecemburuan dan mengganggu ketertiban istana. Dia menghukum Jung dengan caranya sendiri. Semua dayang dan pelayan yang melayani Selir Jung akan dicambuk. Itulah hukuman bagi Jung. Raja juga mengatakan, meski Nyonya Seo berbohong, tapi Nyonya Seo udah menebus kesalahan dengan kematian.

Menteri No terkejut mendengarnya.

Malam itu juga, semua dayang dan pelayan yang melayani Jung dihukum cambuk.

Semua kesakitan dan menjerit. Tapi tidak dengan Dayang Choi yang berusaha tegar menahan sakitnya.

Raja berdiri diluar istana. Kasim Heo cemas, dia menyuruh Raja masuk karena angin malam cukup dingin.

Kasim Heo : Aku takut Anda akan terserang flu.

Tapi Raja bergeming.

Hujan turun.

Kasim Heo langsung menyuruh pelayan mengambil payung.

Kasim Heo : Yang Mulia. Berlindunglah dari hujan.

Raja masih bergeming.

Jung nangis di kamarnya.

Raja bergeming dibawah derasnya air hujan yang turun. Dia juga tak kalah sedihnya.

Raja akhirnya kembali ke kamarnya, ditemani Kasim Jung.

Raja : Aku harus mengeluarkan Nona Jung dari istana secepat mungkin.

Kasim Jung : Mungkin ini jebakan Anggota Dewan Park.

Raja : Aku tahu. Tapi jika Nona Jung tetap di sini, dia akan berada dalam bahaya. Cari orang yang bisa dipercaya. Kau harus menemukannya.

Kasim Jung prihatin menatap Raja.

Paginya, Eum Jeon lari-lari ke kamar Dayang Choi.

Eum Jeon : Nyonya!

Dayang Choi membuka pintu sambil merangkak.

Dayang Choi : Kenapa kau berisik sepagi ini?

Eum Jeon : Ini gawat. Aku tak bisa menemukan Selir Park.

Dayang Choi kaget, dia menghilang? Kau tak tahu keberadaannya?

Eum Jeon : Tidak. Dia terlihat meninggalkan kamarnya sendirian tadi pagi. Aku khawatir dia melompat ke kolam.

Dayang Choi cemas. Dia hendak mencari Jung tapi Jung keluar dari ruangan di sebelah kamar Dayang Choi membawa baki berisi obat-obatan.

Jung : Jika semua orang melompat ke kolam karena hal seperti itu, kolam akan dipenuhi mayat.

Jung menatap Dayang Choi.

Jung : Sekarang giliranmu.

Jung ingin mengobati Dayang Choi.

Jung : Coba kulihat bokongmu.

Dayang Choi tak mau, anda tak boleh melakukan ini. Tolong jaga martabat anda.

Jung : Lukamu bisa terinfeksi. Paduka Raja bahkan tak mengizinkanmu menemui tabib. Kau mengalami kesulitan ini demi aku, jadi, aku akan mengobatimu.

Dayang Choi : Sudah sewajarnya pelayan dihukum mewakili orang yang mereka layani.

Jung : Itu tak berlaku bagiku. Jika kau melayaniku, biarkan aku mengobatimu.

Dayang Choi terkejut mendengarnya.

Dayang Choi : Anda tampak sangat berkecil hati. Aku khawatir.

Jung : Karena Paduka Raja? Kalau begitu, kau salah menilaiku. Jangan memperpanjang masalah ini. Lukamu harus diobati…

Dayang Choi malu, aku akan melakukannya sendiri. Tolong serahkan kepadaku.

Jung tertawa melihat ekspresi Dayang Choi.

Jung : Aku belum pernah melihatmu sebingung ini.

Semua pelayan bersujud pada Ibu Suri.

Dan Dayang Han duduk di dekat Ibu Suri.

Ibu Suri terlihat sedih karena Gye Won tak datang lagi ke istana. Dayang Han membenarkan itu.

Ibu Suri : Tak ada pesan darinya?

Dayang Han : Tidak.

Ibu Suri : Kurasa aku harus meninggalkan istana untuk sementara. Aku akan menemui istri Anggota Dewan Park sebelum pergi.

Ibu Suri pergi menemui Nyonya Yoon. Mereka bertemu di taman istana.

Nyonya Yoon : Yang Mulia, kenapa melakukan perjalanan mendadak?

Ibu Suri : Raja menyebabkan pikiranku terganggu. Aku akan tinggal di Istana Onyang untuk pemulihan. Sudah 15 hari Anggota Dewan Park tak datang ke istana. Apa yang kau sembunyikan dariku?

Nyonya Yoon : Anggota Dewan Park sedang demam tinggi.

Ibu Suri tak percaya, aku akan bertanya lagi. Apa yang kau sembunyikan dariku?

Nyonya Yoon : Aku tak akan berani merahasiakan apa pun dari anda. Itu mustahil.

Ibu Suri yang kesal, beranjak pergi.

Raja bersama Won Pyo menuju balai istana.

Raja memberitahu rencananya pada Won Pyo kalau dia akan menunjuk cendekiawan Sarim muda ke Tiga Kantor.

Won Pyo : Yang Mulia. Mereka pernah menjadi pengikut pengkhianat Yoo Haksoo. Kemunafikan mereka tak akan menguntungkan anda.

Raja : Bukankah sudah cukup lama kau menahan mereka?

Won Pyo : Para pejabat akan menentangnya.

Raja : Itu sebabnya aku ingin kau maju. Siapa lagi yang bisa mendukungku? Aku hanya punya Pangeran, keluarga mendiang ibuku.

Won Pyo : Yang Mulia. Boleh aku membuat permintaan kecil?

Sekarang, Raja rapat bersama para menteri.

Cendekiawan Kim : Yang Mulia, kenapa anda tak mencegah kepergian Ibu Suri ke Istana Onyang? Penyakit pikiran yang disebabkan oleh putranya? Itu sangat tak masuk akal. Bahkan di kalangan rakyat jelata, anak yang durhaka kepada orang tua akan dicambuk.

Raja : Semua perkataanmu benar. Aku akan segera menyiapkan prosesi kerajaan dan menjemputnya. Bersiaplah agar kita bisa berangkat besok.

Raja teringat permintaan Won Pyo tadi.

Won Pyo : Aku minta dalam prosesi kerajaan kali ini, tolong tunjukkan kepada seluruh negeri.

Flashback end…

Cendekiawan Kim bilang mempersiapkan prosesi kerajaan bukan hal mudah. Selain itu, rakyat sedang berjuang melalui kekeringan.

Raja marah, lalu bagaimana? Apa kau lebih suka jika aku menjadi putra yang durhaka?

Cendekiawan Kim terdiam.

Ttong Geum sedang mengikuti Dayang Kim menuju istana Yeon Hee.

Dia berpakaian pelayan istana.

Ttong Geum lalu melihat pejabat berjubah merah dan biru melintas.

Ttong Geum : Jubah merah adalah pangkat tertinggi. Mereka yang berjubah biru memegang pangkat tertinggi kedua.

Dayang Kim : Berhentilah melihat-lihat jika tak ingin tersesat.

Ttong Geum : Baik, Nyonya. Astaga, aku bisa tersesat di tempat ini.

Ttong Geum berhenti sejenak.

Ttong Geum : Ttong Geum datang, Nona.

Yeon Hee merias dirinya sambil bicara pada Ttong Geum.

Yeon Hee : Jika kau datang ke istana sedikit lebih cepat, aku akan mengajakmu. Sayang sekali. Omong-omong, selagi semua orang sibuk menyiapkan prosesi kerajaan, tak ada yang tahu kegiatan Selir Park. Apa kau tak penasaran?

Ttong Geum : Tentu saja aku penasaran. Aku akan berlari dan mencari tahu.

Yeon Hee : Apa kau bisa melakukannya?

Ttong Geum :Aku berutang kepada anda karena membawaku ke istana. Setidaknya itu yang bisa kulakukan untuk anda. Aku pelayan anda tugasku adalah mengatasi kegelisahan anda.

Yeon Hee : Kalau begitu, pergilah.

Ttong Geum bergegas pergi.

Dayang Kim cemas, jika tertangkap, dia akan mendapat masalah. Dayang Choi sangat tegas. Dia tak akan menunjukkan belas kasih. Dia pelayan yang anda sayangi dari kediaman anda. Aku takut anda terganggu.

Yeon Hee tertawa mendengarnya.

Yeon Hee : Dengarkan ucapanmu. Kau bersikap konyol.

Ttong Geum yang diluar, menguping.

Yeon Hee : Itulah tujuanku membawanya ke sini. Bukankah orang rendahan bangga jika terluka demi majikan mereka?

Ttong Geum mulai melangkah pergi.

Ttong Geum : Tentu saja. Aku tahu semua rahasia kotormu.

Jung di perpustakaan. Tak lama kemudian, Kasim Jung datang.

Kasim Jung : Kudengar para perajin di Desa Hutan Bambu dipenjara. Jika kau melakukan ini demi mereka, aku akan mencari cara untuk menyelamatkan mereka. Jadi, kau harus kabur sebelum situasi semakin berbahaya. Jika kau berada dalam bahaya di istana, Paduka Raja juga akan mengambil risiko. Mengeluarkanmu dari tempat ini bukan tugas mudah, tapi Paduka Raja bersedia mengambil risiko. Jadi, tolong pergilah.

Jung : Apa kau yakin bisa menyelamatkan para perajin?

Kasim Jung hanya diam menatap Jung.

Semua dayang dan pelayan Jung menunggu di depan perpustakaan.

Ttong Geum mengintip mereka.

Tapi Ttong Geum bergegas menyembunyikan diri saat Dayang Choi menatap ke arah mereka.

Tak lama, Jung keluar membawa beberapa buku dan memberikannya ke Eum Jeon.

Ttong Geum melihat Jung pergi bersama dayang dan pelayan.

Jung berhenti sejenak dan menatap sekelilingnya.

Ttong Geum nangis melihat Jung.

Ttong Geum yang gak tahan lagi, hendak berteriak memanggil Jung tapi Kasim Jung langsung menutup mulutnya.

Jung menoleh karena merasa ada yang memanggilnya tapi dia tak melihat Ttong Geum.

Kasim Jung : Kenapa kau di sini?

Ttong Geum kaget melihat Kasim Jung.

Bersambung ke part 2…

1 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like