Bloody Heart Eps 4 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Bloody Heart Episode 4 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. EPISODE SEBELUMNYA DISINI…..

Kasim Jung mencari Jung kemana-mana.

Dia menanyai pedagang apel yang memberikan apel ke Tae terakhir kali.

“Aku harus menerima bayaran, tapi dia menghilang begitu saja.”

Dia juga menanyai pemilik toko sutra yang didatangi Jung bersama Pengawal Park.

“Tidak biasanya wanita perajin melakukan ini. Dia pergi setelah berjanji membayar sutra yang rusak.”

Kasim Jung pergi.

Tanpa dia sadari, Pengawal Park mengawasinya.

Sambil mengepel, Ttong Geum menguping pembicaraan Yeon Hee dengan si pengasuh.

“Penyaringan pertama? Keponakan Tuan Park yang tinggal di paviliun?” tanya Yeon Hee.

“Jangan pergi ke dekat sana. Tempat itu dijaga ketat dan kita tak bisa melihat wajahnya.” jawab pengasuhnya.

“Kudengar dia pasti akan menjadi Ratu.” ucap Yeon Hee.

“Kau akan menerima Maksool sebagai pelayan istana?” tanya pengasuhnya.

“Dia tidak akan mempermalukanku karena cantik.” jawab Yeon Hee.

“Berkat kau, manusia rendahan itu akan tinggal di istana. Beruntungnya dia. Pasti menyenangkan menjadi dia. Pakaian baru, sepatu baru, dan makanan lezat.” ucap si pengasuh.

Ttong Geum pun sadar apa yang tengah diakukan Jung sekarang.

Tapi dia gak ngerti kenapa Jung menyamar sebagai ponakan Gye Won.

Ttong Geum dimarahi pelayan lain.

“Kudengar kau memberi tahu semua orang bahwa aku suka Kim. Kenapa kau menyebarkan kebohongan?”

“Tapi kau bilang Kim bisa diandalkan. Aku tidak mengarang apa pun.” jawab Ttong Geum.

Yeon Hee dan abangnya lewat. Ttong Geum mendengar pembicaraan mereka.

Yeon Hee : Aku akan memilih aksesoriku sendiri. Seleraku lebih bagus.

Sa Hyung : Tapi ini hadiah untukmu dari istriku. Pura-pura saja menyukainya.

Yeon Hee : Dasar budak cinta.

Ttong Geum balas memarahi pelayan itu. Dia bahkan berteriak. Yeon Hee dan Sa Hyung berhenti melangkah dan menatap mereka.

“Itu yang kau katakan! Tampaknya, kau bisa merayu pria mana pun dengan pinggulmu itu. Bahkan Yang Mulia!”

“Kapan aku…”

“Beraninya kau berpikir untuk merayu Yang Mulia sebelum pemilihan ratu? Kau pasti akan menggodanya begitu masuk ke istana. Tidak akan kubiarkan! Siapa pun yang mempermalukan Nona Yeon Hee akan menghadapiku!”

Ttong Geum menjambak pelayan itu.

Pengasuh Yeon Hee langsung menghentikan mereka. Yeon Hee marah.

Yeon Hee : Beginikah caramu mengajari juniormu?

Pengasuh : Maafkan aku, Nona. Mereka akan dihajar dan dipukuli. Kalian berdua, ikut aku.

Pengasuh menjewer keduanya.

“Tapi Ttonggeum yang memulainya!” kata pelayan itu.

Yeon Hee dan Sa Hyung keluar.

Sa Hyung : Cuacanya bagus sekali.

Yeon Hee : Kakak, apa Yang Mulia terkadang menunjukkan kasih sayang kepada pelayan istana ratu?

Sa Hyung : Tentu saja. Di Istana Ratu, dialah yang paling sering ditemui Raja selain Ratu sendiri. Kalau dipikir-pikir, Maksook sudah mekar. Yang Mulia mungkin menyukainya. Kualitas terbaik pelayan adalah kesetiaan.

Sa Hyung pergi.

Yeon Hee mikir sendiri, kesetiaan?

Pengawal Park melapor ke Gye Won kalau Kasim Jung mencari Jung.

Gye Won : Kasih sayang Yang Mulia kepadanya lebih dalam dari dugaanku. Terus awasi Kasim Jung.

Dayang Kepala Han membawa cenayang ke kamar Ibu Suri.

Ibu Suri : Kudengar kau berbakat.

Cenayang : Roh yang kulayani memiliki kekuatan besar, Yang Mulia. Aku hanya mendengarkan dia.

Ibu Suri : Maka beri tahu aku apa yang saat ini dia katakan.

Cenayang : Dia memberitahuku bahwa keinginan hatimu akan terpenuhi.

Ibu Suri : Prediksi yang gagal akan mengorbankan nyawamu. Jawab aku lagi. Apa yang dia katakan?

Cenayang gemetaran memberitahu Ibu Suri.

Cenayang : Keinginan hatimu hanya akan setengah terpenuhi. Yang Mulia, aku hanya menyampaikan kata-kata roh!

Ibu Suri : Roh yang kau sembah pasti keluar untuk menghabisimu. Karena aku Ibu Suri, lebih sulit bagi seleksi untuk tidak berjalan sesuai keinginanku. Kita lihat saja nanti.

Dua pelayan menyeret si cenayang keluar dari kamar Ibu Suri.

Ibu Suri : Apa ada keluhan tentang cenayang di kamarku yang merupakan pertanda kehancuran? Seolah-olah ada yang berani. Aku yakin Penasihat Park akan mencegah kabar ini tersebar. Bagaimana aku bisa bertahan hidup jika tak menemukan hiburan di dalam tembok ini?

Ttong Geum merangkak masuk ke kamarnya. Wajahnya penuh luka.

Ttong Geum melihat ada akar tanaman disampingnya. Dia memakannya. Wajahnya kalut.

Ttong Geum teringat masa lalunya saat Jung datang menyelamatkannya.

Saat itu, Ttong Geum berada di ladang, dikelilingi mayat-mayat.

Ttong Geum masih hidup. Dia yang kesakitan, mencoba merangkak untuk menyelamatkan dirinya.

Lalu seorang wanita datang. Wanita itu mengenakan penutup muka. Wanita itu Jung.

Ttong Geum siuman dan mendapati dirinya berada di sebuah kamar.

Ttong Geum keluar dan melihat ada banyak sekali makanan.

Ttong Geum langsung makan, seperti orang kelaparan.

Jung datang dan menyuruh Ttong Geum hati-hati karena buburnya panas.

Jung : Ada banyak makanan, jadi, pelan-pelan saja. Ini dibuat hanya untukmu. Bagaimana kau bisa menghabiskannya jika makan banyak?

Ttong Geum : Untukku? Semua untukku?

Jung : Ya, ini semua untukmu. Kau akan makan dengan baik, minum obat, dan sembuh, ya?

Flashback end…

Tangis Ttong Geum pecah. Ttong Geum yang sadar Jung dalam masalah, berjanji akan membantu Jung sebisanya.

Calon Ratu dibawa ke istana. Ada Yeon Hee dan Jung.

Kasim Jung menghampiri Tae yang menunggunya di halaman istana.

Tae : Apa yang kau temukan?

Kasim Jung : Sepertinya terjadi hal buruk, seperti katamu. Aku sudah mengirim utusan, tapi tak mungkin mengetahui kapan para perajin akan tiba di desa.

Tae mulai cemas. Dia teringat perdebatannya dengan Jung saat Jung meminta ikut dengannya.

Tae bilang Jung tak bisa ikut. Jung yakin bisa.

Tae : Aku tidak mau! Duniaku adalah tempat yang tak bisa kau tinggali.

Bersamaan dengan itu, calon Ratu melintas.

Tae tak sengaja melihat Jung ada diantara para calon Ratu.

Tae langsung mengejar mereka. Calon Ratu dibawa ke aula. Tae ingin masuk. Dia mau memastikan itu Jung atau bukan tapi Ibu Suri datang.

Ibu Suri Yang Mulia, ada yang bisa kubantu? Kenapa kau tak bilang Yang Mulia menghadiri penyaringan kedua?

Dayang Kepala Han : Aku sendiri tidak menerima kabar apa pun.

Ibu Suri : Kalau begitu, apa aku harus percaya kau datang tanpa diduga?

Tae : Aku berharap bisa melihat ke dalam.

Ibu Suri : Untuk alasan apa?

Tae terdiam.

Ibu Suri : Yang Mulia, tidak pantas menghadiri acara tanpa memberi tahu tetuamu.

Tae mengalah, aku sungguh tidak pengertian. Silakan masuk, Ibu.

Tae pergi. Ibu Suri masuk ke dalam. Kasim Jung tanya apa semua baik-baik saja.

Tae : Sepertinya aku salah. Tentu saja dia tidak akan ada di sini.

Jung diperkenalkan sebagai Park Aok, putri Park Soonduk, seorang pencandu sastra.

Yeon Hee menatap Jung dengan tatapan kesal.

Ibu Suri memberitahu keputusannya pada Tae. Dia bilang dia memilih Park Aok sebagai Ratu.

Tae tertawa, maka kita punya masalah karena dia bukan wanita yang kupikirkan.

Ibu Suri : Kalau begitu, kau akan menentang keinginanku? Apa karena kau meremehkanku karena aku bukan ibu kandungmu?

Tae : Itu tidak masuk akal.

Ibu Suri : Aku yakin Yang Mulia sadar bahwa menentang orang tua adalah dasar pelengseran. Aku hanya mengingatkanmu karena perhatian seorang ibu.

Tae tak bisa menolak.

Tae : Aku akan menghormati keinginanmu, Ibu.

Won Pyo cs dan Gye Won cs bertemu di halaman istana.

Mereka saling menatap dengan tatapan dingin sebelum akhirnya masuk ke balai istana.

Para menteri berdebat.

Menteri No : Yang Mulia, aku, Menteri Kiri No Kyungmoon, berbicara kepada anda. Sudah menjadi kebiasaan untuk mengikuti keinginan Ibu Suri terkait pemilihan ratu.

Raja : Aku juga setuju dengan kebiasaan itu.

Menteri Ou : Aku, Menteri Kepegawaian Ou Hanyul, berbicara kepada Yang Mulia. Mungkinkah ada gadis lain yang menarik perhatianmu?

Tae : Aku merasa tak enak mengatakan ini, tapi Pelayan Cho yang tak sengaja kutemui tampak bijak dan terhormat selayaknya seorang ratu. Tapi ibuku tampaknya meyakini hal yang sama tentang Pelayan Park, jadi, bagaimana aku bisa melakukan ini?

Menteri No : Yang Mulia, pemilhan ratu selalu diputuskan oleh Ibu Suri.

Menteri Ou : Namun, Yang Mulia yang akan menikah. Sebagai ayah dari semua orang, dia harus memberi contoh. Rakyat tidak akan tenang jika dia tidak menyayangi istrinya sendiri.

Tae : Itu pemandangan yang kita berdua miliki. Ratu adalah ibu rakyat karena itulah dia tidak bisa membuat keputusan yang gegabah. Karena itu, aku akan mencari saran dari orang lain. Kepala Cendekiawan dari Kantor Penasihat. Aku meminta opini bersama dari Tiga Badan.

Gye Won resah, kenapa harus Kepala Cendekiawan?

Kepala Cendekiawan, Kim Chi Won, mulai beranjak menuju balai istana.

Dia bersama dua rekannya.

Sa Hyung menunggu bersama adiknya.

Sa Hyung : Dia bahkan tidak bisa dibujuk oleh Penasihat Park.

Yeon Hee : Kau yakin bahkan Anggota Dewan Park tak bisa membujuk Kepala Cendekiawan?

Sa Hyung : Tentu saja. Jadi, jangan khawatir dan tunggulah.

Kepala Cendekiawan Kim memberi pendapatnya.

Kepala Cendekiawan Kim : Yang Mulia. Ini adalah opini bersama dari Tiga Badan sesuai perintah.

Tae : Bicaralah.

Kepala Cendekiawan : Pemilihan ratu ini harus dibatalkan.

Tae : Kami dalam proses membuat keputusan, jadi, kenapa kau bilang harus dibatalkan?

Kepala Cendekiawan : Yang Mulia, bahkan belum tiga tahun sejak mendiang Ratu meninggal. Pemilihan ratu baru yang tergesa-gesa bukan cara yang tepat untuk menghormati pernikahan kalian. Selain itu, sudah tradisi agar Ratu berasal dari keluarga bangsawan yang kurang beruntung. Tapi yang menghadiri penyaringan ketiga semuanya dari keluarga bangsawan yang kaya akan kekuasaan. Prosesnya yang tidak adil adalah alasan kedua. Hasil dari kemungkinan pergeseran kekuasaan ke keluarganya adalah alasan ketiga. Kami sarankan batalkan pemilihan dan ikuti tradisi.

Di kamarnya, Ibu Suri sewot.

Ibu Suri : Dia mempermasalahkan masa berkabung tiga tahun yang belum berakhir? Apa Tiga Badan sudah gila? Tidak ada raja yang pernah tetap tidak menikah selama itu.

Kepala Dayang Han : Masalah ini telah berubah.

Ibu Suri : Apa Penasihat Park mengatakan sesuatu?

Kepala Dayang Han : Dia sangat khawatir dengan fakta bahwa Yang Mulia mencoba mengulur waktu.

Ibu Suri : Mengulur waktu? Untuk apa?

Kepala Dayang Han : Apa mungkin, jika putri Menteri Perang melahirkan anak…

Ibu Suri : Yang Mulia tidak punya anak, jadi, anak laki-laki akan menjadi putra sulungnya. Dia berani menunjukkan penghinaannya kepadaku seperti ini. Ke Istana Raja!

Kasim Heo memberitahu pesan Ibu Suri ke Tae.

Kasim Heo : Yang Mulia, Ibu Suri telah mengungkapkan kemarahannya dan meminta prosesnya segera diselesaikan.

Won Pyo tak setuju Yang Mulia, Tiga Badan menekan nilai-nilai yang tak masuk akal. Tradisi tidak bisa diprioritaskan saat tidak ada pewaris takhta. Tolong pertimbangkan beban dan prioritas masalah ini.

Menteri No setuju, membatalkan proses seleksi yang berlangsung belum pernah terjadi. Yang Mulia, tolong pertimbangkan saran Ibu Suri dan pilih Pelayan Park.

Menteri Ou sewot, Yang Mulia sudah mengatakan dia menyukai orang lain, jadi, kenapa dia harus mempertimbangkan perkataan Ibu Suri?

Menteri No dan Menteri Ou berdebat lagi.

Tae : Cukup! Pemilihan ratu adalah acara abad ini. Jangan tergesa-gesa memutuskan. Itu sebabnya kau akan tetap di kantor sampai kita bertemu.

Semua terkejut Raja ingin Kepala Cendekiawan tetap di kantor.

Setelah dari balai istana, Gye Won menemui Ibu Suri.

Ibu Suri : Sudah kubilang berkali-kali bahwa Yang Mulia tidak sama. Kau yakin aku dipengaruhi kebencianku terhadap mendiang Ratu Inyoung.

Gye Won : Maafkan aku.

Ibu Suri : Kenapa Yang Mulia memperpanjang keputusannya?

Gye Won : Mungkin agar para pejabat menyerah.

Bersambung ke part 3…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like