Bloody Heart Eps 12 Part 3

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Bloody Heart Episode 12 Part 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. EPISODE SEBELUMNYA DISINI.

Ttong Geum ada di jalan rahasia.

Jung lah yang menyuruhnya kesana.

Jung : Selagi rombongan berangkat, bersembunyilah di jalan rahasia. Saat keadaan tenang, larilah ke Desa Hutan Bambu. Saat bertemu Tuan Lim, suruh dia membawa semua orang pergi dari Desa Hutan Bambu. Mengerti?

Kasim Heo dilapori kasim junior, kalau Ttong Geum menghilang.

Kasim Heo : Dia kabur dari istana?

Kasim junior bilang, menurut para dayang, Ttong Geum menghilang setelah disuruh ambil buku di perpustakaan oleh Jung.

Kasim Heo curiga, perpustakaan?

*Fix, ketahuan si Ttong Geum. Jalan rahasia nya ketahuan. Sumpah sih, kesel bgt ama Kasim Heo ini. Semoga entar pas Raja balik, dia duluan yang ditebas ama Raja.

Ttong Geum terus berjalan. Tapi karena jalan rahasia banyak bebatuan, dia jatuh. Lentera nya juga ikut jatuh.

Saat mau berdiri, Ttong Geum menyadari ada orang lain di belakangnya. Ttong Geum merangkak secepat mungkin, berusaha mengambil lenteranya tapi dia dijambak Kasim Heo.

Kasim Heo tersenyum senang menemukan Ttong Geum.

Ttong Geum pun diseret.

Jung ingin menemui Daebi Mama, tapi langkahnya dihalangi dayang-dayang Daebi Mama.

Dayang Choi marah, beraninya kau menghalanginya. Cepat minggir!

Dayang Han keluar dan menyuruh Jung pergi. Dia bilang Daebi Mama menyuruh Jung kembali.

Jung : Sampaikan bahwa aku harus menemuinya.

Dayang Han mengumpati Jung.

Dayang Han : Lancang sekali.

Dayang Choi dan Jung kaget para dayang Ibu Suri sudah berani kepada Jung.

Dayang Han : Jika kau menolak, dia menyuruhku menyampaikan itu kepadamu.

Jung tetap ingin masuk tapi dicegah Dayang Choi.

Dayang Choi : Meski anda menemuinya, dia tak akan memberi izin.

Jung pergi, tapi tiba-tiba dia merasa mual.

Dayang Choi : Anda sakit? Apa perlu memanggil tabib?

Jung : Tidak. Aku pasti terlalu sensitif.

Jung menyuruh Dayang Choi menghubungi Kasim Jung.

Sementara Eum Jeon dia suruh mencari tahu apa Ttong Geum selamat.

Jung : Jika dia selamat, ada kain putih di pohon pertama dekat Gerbang Barat.

Jung memberikan cincinnya ke Eun Jeon.

Jung : Meski harus menyuap pengawal, kau harus memeriksanya.

Ttong Geum diseret ke hadapan Yeon Hee.

Yeon Hee : Kenapa kau bisa menjadi semenyedihkan ini?

Melihat Yeon Hee, Ttong Geum langsung minta ampun.

Yeon Hee marah, kau berani membenciku, dan kini kau memohon ampun? Binatang buas mengenali majikannya. Kau lebih buruk dari binatang buas.

Ttong Geum : Maafkan aku. Aku pantas mati atas perbuatanku.

Yeon Hee : Benar. Kau tahu kesalahanmu, jadi, akan kuberi tahu cara agar bisa hidup.

Ttong Geum : Ya. Ya, aku akan melakukan apa pun.

Yeon Hee : Kau mengirim surat anonim kepada Ibu Suri.

Ttong Geum : Itu benar, aku mengirimkannya.

Yeon Hee : Kau menulis Permaisuri Park berbohong tentang identitas dan gelarnya, lalu menggunakan nama palsu untuk profilnya. Saat tertangkap, kau bilang Permaisuri Park mencoba membunuh Paduka Raja.

Ttong Geum terkejut mendengarnya.

Yeon Hee : Ibu Suri ingin kau mengatakan itu. Ingat, dan berikan jawaban itu. Dengan begitu, kau bisa tetap hidup. Kau mengerti?

Ttong Geum tertawa, setelah itu, dia meludahi Yeon Hee.

Yeon Hee : Dasar lancang!

Ttong Geum : Selama ini aku hanyalah binatang buas bagi anda, bukan? Kau membuang makananmu di toilet, dan aku mengambilnya lalu memakannya selama aku tumbuh besar. Jika aku binatang buas, maka aku akan tetap bersikap seperti itu.

Yeon Hee : Tentu. Selamat menerima pukulan. Kau akan menyadari betapa beruntungnya memiliki majikan sepertiku. Bawa dia pergi.

Pengawal membawa Ttong Geum ke sebuah ruangan.

Dia diikat di sana.

Yeon Hee : Bagaimana jika Ttong Geum menyangkal hingga akhir?

Kasim Heo : Jangan khawatir. Berurusan dengan gadis seperti itu adalah perkara mudah. Begitu dia masuk ke sana, dia akan menjual orang tua dan bahkan saudara-saudaranya.

Ttong Geum menatap Yeon Hee dengan tatapan penuh kebencian.

Di istana, para menteri kebingungan. Mereka bilang, mereka mungkin akan mengadakan pemakaman kerajaan. Mereka pesimis Raja mereka bisa selamat. Ditambah lagi, Ibu Suri melarang Jung mengawal Raja.

Menteri No : Ingat bahwa Anggota Dewan Park melarangmu datang ke kantor sebagai bentuk protes atas pemerintahan Ibu Suri.

Kepala Seketaris Kerajaan tengah menuliskan surat sesuai kalimat yang dikatakan Ibu Suri.

Ibu Suri : Jangan ajak pendukung Anggota Dewan Park. Anggota Dewan Kiri No Kyungmoon. Menteri Perpajakan Park Chanwe. Wakil Dewan Kiri Ko Inhyuk. Menteri Perdagangan Im Joyong. Tapi di hadapan pejabat lain, kau bisa mengumumkan bahwa kau tetua yang akan bekerja dengan para pejabat. Aku tak ingin melawan para pejabat. Karena Paduka Raja tak bisa hidup, aku ingin bertindak sebagai Wali Kuasa. Rakyat kerajaan, terimalah wasiat Ibu Suri.

Sekarang, para pejabat tengah membaca surat yang dikirimi Ibu Suri.

Termasuk Gye Won dan Won Pyo.

Gye Won membakar surat itu usai membacanya.

Dia sangat marah.

Ibu Suri : Ini untuk membangun kembali fondasi negara kita. Jika kau tak bergabung denganku, bagaimana kau bisa disebut abdi setia? Datanglah ke kantor kerajaan dan terima perwalian itu. Mereka yang ada di kantor kerajaan akan mendapat kesempatan untuk merekomendasikan penerus Paduka Raja. Kau akan mendapat kesempatan untuk memilih penerus Paduka Raja.

3 kantor marah.

“Bagaimana bisa dia mengirim surat seperti itu kepada para bawahan? Kapan Tiga Kantor membuat pernyataan bersama?”

Mereka lalu bertanya kepada Nam Sang, apa Kepala Kim masih sakit.

Nam Sang : Ya. Dahinya terluka parah, jadi, dia tak bisa bekerja.

Anggota 3 kantor lain tak percaya karena biasanya Kepala Kim tetap masuk bekerja meski sakit.

Won Pyo juga marah.

Won Pyo : Aku tak percaya keanehan surat ini. Ibu Suri pasti menganggap para bawahan sebagai lelucon.

Sa Hyung : Apa kau akan berada di kantor kerajaan?

Won Pyo memberikan Sa Hyung jawaban dengan merobek surat itu.

Sa Hyung tak setuju, abeoji!

Won Pyo : Aku harus mencari tahu siapa yang tertipu. Paduka Raja sedang memulihkan diri. Tapi, Penerus? Kenapa Ibu Suri sekonyol ini?

Won Pyo bergegas pergi. Sa Hyung mengikuti. Tapi mereka bertemu Yeon Hee.

Yeon Hee : Apa ayah mau pergi ke kantor kerajaan?

Won Pyo : Ayah ingin bertemu Anggota Dewan Park.

Yeon Hee : Kenapa? Semua bawahan harus pergi ke kantor kerajaan.

Won Pyo : Ayah harus menghentikan Ibu Suri.

Yeon Hee : Ayah akan melakukan itu?

Won Pyo : Ayah bertanggung jawab atas keamanan istana. Ayah tak bisa lagi memaafkan tindakan Ibu Suri.

Won Pyo pergi. Yeon Hee tak sepakat dengan ayahnya. Dia berusaha mencegah.

Yeon Hee : Jangan pergi, Ayah.

Sa Hyung : Selir Cho!

Yeon Hee : Tolong aku.

Gye Won ke balai istana. Di sana, para pejabat sudah berkumpul.

Ibu Suri yang duduk di singgasana Raja, menyuruh kasim membuka tirainya.

Ibu Suri : Aku tak peduli soal tirai. Aku akan memerintahmu. Ini perintah pertama di hari pertamaku.

Para pejabat menunggu perintah.

Ibu Suri : Ada sesuatu yang mengganggu lanskap tamanku. Hilangkan sawah itu dari tamanku.

Para pejabat terkejut mendengar perintah itu, tapi mereka menurut demi bisa merekomendasikan penerus Raja.

Gye Won menatap kecewa Ibu Suri. Dia yakin ada yang memprovokasi Ibu Suri.

Jung dapat laporan dari Dayang Choi kalau Raja tiba dengan selamat di istana terpisah.

Jung lega.

Jung : Minta seseorang menemui Kepala Kasim Jung. Katakan aku akan mencari jalan keluar, jangan cemas dan lindungi Paduka Raja.

Eum Jeon datang, sambil berteriak memanggil Jung.

Eum Jeon : Yang Mulia Permaisuri!

Dayang Choi memarahi Eum Jeon karena buat keributan.

Eum Jeon panic, aku harus apa? Tak ada kain putih di Gerbang Barat. Kurasa Ttong Geum belum sampai.

Jung dan Dayang Choi terkejut mendengarnya.

Dayang Choi : Kau yakin penjaga sudah memeriksa semuanya?

Jung : Ya. Bagaimana ini? Sepertinya dia masih di istana. Ada yang bilang dia diseret oleh kasim. Itu pasti benar.

Darah tampak mengalir dari sela2 pintu ruangan tempat Ttong Geum disekap.

Astaga… Ttong Geum terbaring tak berdaya di lantai! Jari-jari Ttong Geum bergerak. Tubuh Ttong Geum penuh darah.

Ayah Hyekang tengah berjudi.

Ayah Hyekang : Akankah hidupku yang malang berubah hari ini? Ayah Maitreya akan memenangkan semuanya hari ini!

Lalu Pengawal Park dan orang2nya datang.

Pengawal Park mengancam mereka semua dengan pisau.

Pengawal Park : Siapa Ayah Maitreya?

Sontak ayah Hyekang takut.

Kasim Heo, kasim junior dan Dayang Han mengantar Hyekang keluar.

Kasim Heo : Hati-hati di jalan.

Hyekang pamit dan beranjak pergi.

Kasim Heo : Apa benar dia bertahan sepuluh hari tanpa setetes air pun?

Dayang Han : Aku tak tahu.

Kasim Heo : Jika dia hidup, itu artinya dia benar-benar seorang Maitreya. Tapi aku belum pernah melihat penipu yang menyebut dirinya Maitreya.

Kasim Heo menyuruh kasim junior mengikuti Hyekang.

Hyekang diikuti beberapa pasukan. Sudah bisa ditebak dong itu anak buahnya Gye Won.

Hyekang yang tahu diikuti, terus berjalan. Sampai akhirnya dia berhenti melangkah.

Hyekang : Siapa kau?

Anak buah Gye Won dan Hyekang bertarung.

Tapi karena Hyekang sendirian, dia kalah.

Tepat saat itu, seseorang berpakaian hitam datang menolong Hyekang.

Anak buah Gye Won langsung pergi. *Kasim Jung?

Gye Won ditemani Pengawal Park menemui ayah Hyekang yang mereka kurung di sebuah ruangan.

Ayah Hyekang : Aku menjual anak itu saat masih kecil. Bagaimana mungkin aku tahu perbuatannya? Aku memang ayahnya, tapi bagaimana aku tahu?

Gye Won : Kau tak punya informasi lain? Artinya aku tak membutuhkanmu lagi.

Anak buah Gye Won lantas mengancam ayah Hyekang dengan pedang.

Ayah Hyekang ketakutan dan bercerita.

Ayah Hyekang : Ada beberapa orang lain yang mungkin tahu! Jika kau menemukan penjudi yang membelinya, kau akan tahu siapa yang mengambil dan membesarkannya.

Gye Won : Jadi, dia dibesarkan orang lain?

Ayah Hyekang : Benar, ada pria yang membawa anak itu dari pejudi.

Flashback…

Hyekang kecil dikejar-kejar para penjudi. Hyekang lari ke hutan, tapi dia terjatuh.

Si penjudi berhasil mendapatkannya. Si bos penjudi hendak memotong kaki Hyekang, tapi seseorang datang menyelamatkannya.

Flashback end…

Gye Won : Siapa pria itu?

Ayah Hyekang : Aku sungguh tak tahu!

Tapi karena takut mati, ayah Hyekang memberi tahu bahwa yang membawa Hyekang memiliki luka besar di tangan.

Flashback….

Pria yang menolong Hyekang, tengah bertarung dengan para penjudi.

Salah seorang penjudi hendak menebask Hyekang, tapi pria itu melindungi Hyekang. Dia menjadikan dirinya tameng, dan tangannya tersabet pisau penjudi.

Flashback end…

Ayah Hyekang : Aku yakin dia punya bekas luka besar. Dia terluka hingga nyaris kehilangan tangannya demi menyelamatkan anak itu.

Gye Won pun sadar, pria itu adalah Kasim Jung.

Kasim Jung menatap Hyekang.

Kasim Jung : Aku sudah menyuruhmu melindungi tubuh bagian bawah. Kau tetap saja lalai.

Kasim Jung berjongkok dan bertanya apa Hyekang baik-baik saja.

Omo.. Kasim Jung memanggil Hyekang dengan nama Siwol!

Hyekang tersenyum menatap Kasim Jung, tentu saja, abeoji.

Raja akhirnya sadar.

Bersambung…

Next episode ya guys..

Gye Won marah, apa anda yang menipu Ibu Suri, Yang Mulia!

Raja yang baru bangun, menemui Siwol. Ya, Kasim Jung membawa Siwol ke tempat Raja beristirahat.

Raja : Saat kau menyamar, bukankah Permaisuri Park diserang?

Siwol mengaku, itu perintah Ibu Suri.

Ibu Suri mengancam Won Pyo.

Ibu Suri : Kau tak punya pilihan, Menteri Cho. Menjadi pengkhianat bersama putrimu, atau membunuh Anggota Dewan Park dan Permaisuri Park.

Jung menerobos masuk ke kantor kerajaan.

Ibu Suri marah, kau berani masuk ke kantor kerajaan hanya karena seorang pelayan? Usir dia!

Dayang Ibu Suri ingin menyeret Jung, tapi Jung mengaku tengah mengandung anak Raja.

24 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Read More

Snowdrop Ep 3

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Snowdrop Episode 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Untuk…