Drama Korea

Alchemy of Souls 2 Eps 2 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Alchemy of Souls Part 2 Episode 2 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek Season 1 juga ya! dan Episode sebelumnya disini.

Do Joo membawa Bu Yeon ke sebuah kamar. Bu Yeon takjub melihat bagaimana luasnya kamar itu. Bu Yeon senang dan berkata pasti akan nyaman beristirahat di sana. Do Joo lantas bilang, kalau dia akan membawakan makanan untuk Bu Yeon.

Bu Yeon senang melihat banyak makanan di depannya.

Do Joo : Kuharap kau menyukainya. Beri tahu saja jika kau perlu sesuatu.

Bu Yeon : Baik.

Do Joo juga menyiapkan pakaian ganti untuk Bu Yeon.

Do Joo : Aku akan menyiapkan baju ganti untuk dipakai setelah mandi.

Bu Yeon mencoba pakaian barunya.

Do Joo : Aku tak sempat menyiapkan pakaian baru, jadi, kusiapkan pakaian yang dipakai Puan Do Hwa dahulu. Ternyata pas.

Bu Yeon : Pakaiannya cantik, ringan, dan nyaman. Apa kau bisa memberikan pakaian ini untukku?

Do Joo kaget, ini bukan pakaian baru atau yang sedang tren. Jika memang suka, kau bisa memilikinya.

Bu Yeon : Terima kasih.

Bu Yeon lantas duduk. Jiwa kepo Do Joo meronta2. Dia duduk dan mengaku tahu semua putri keluarga terpandang di Kota Pertahanan Daeho, tapi dia tak pernah melihat Bu Yeon. Bu Yeon bilang dia tak pernah keluar rumah jadi wajar saja Do Joo tak pernah melihatnya.

Do Joo : Orang tuamu pasti sangat galak.

Mendengar itu, wajah Bu Yeon berubah sedih. Bu Yeon yang sedih, lalu mengganti topic pembicaraan. Dia menanyakan orang tua Uk. Do Joo tanya apa Bu Yeon gak tahu kalau orang tua Uk sudah tiada. Bu Yeon beralasan mereka belum lama bertemu. Do Joo pun tanya, apa Bu Yeon tak tahu apa yang terjadi pada Uk tiga tahun lalu. Bu Yeon nampak bingung.

Do Joo heran, kau tak tahu apa-apa, tapi mengikutnya ke sini hanya karena diajak menikah?

Bu Yeon : Aku yang mengajaknya untuk menikah denganku. Aku yang memintanya.

Do Joo : Lalu Tuan Muda memenuhi permintaanmu?

Bu Yeon : Ya.

Do Joo : Aneh sekali. Padahal kupikir dia takkan pernah memutuskan untuk menikah lagi. Tak bisa dipercaya. Sebenarnya dia memikirkan apa?

Uk menyendiri di ruangannya. Dia minum dan memikirkan kata2 Jin.

Jin : Kudengar Jin Bu Yeon memiliki kekuatan sehebat Jin Seol Ran. Kau mau menyingkirkan batu es di dalam dirimu? Maka kau akan mati.

Uk menghela napas.

Sementara itu, seorang pemuda diserang oleh pemindah jiwa.

Pemuda itu langsung tak sadarkan diri.

Dua orang petugas menghampiri pemuda itu.

“Apa kau baik-baik saja? Kau tak apa-apa?”

Namun pemuda itu tak ingat apa yang terjadi.

“Aku di mana? Kenapa aku ada di sini?”

Pemindah jiwa tadi terus berjalan.

Dia bilang dia harus menemukan batu es.

Bu Yeon masuk ke ruangan Uk, namun dia tak mendapati Uk di sana.

Bu Yeon heran, apa ini? Katanya ada di sini.

Bu Yeon lalu melihat ada arak di atas meja.

Dia senang dan mau meminumnya namun Uk datang.

Uk : Apa yang kau lakukan? Kau mau mencuri itu?

Bu Yeon berbalik menatap Uk. Aku minta maaf. Aku terbiasa menyelinap dan mencuri makanan diam-diam.

Uk : Tinggalkan di sini.

Bu Yeon nurut dan menaruh lagi botol arak di atas meja.

Uk duduk.

Bu Yeon protes, katanya aku bisa melakukan apa pun. Aku selalu minum arak curian sendiri. Temani aku minum arak untuk merayakan pelarianku.

Bu Yeon duduk. Uk menuangkan arak ke cawan miliknya tadi dan memberikannya ke Bu Yeon. Bu Yeon senang dan langsung meminumnya. Setelah itu, Bu Yeon menuangkan arak ke dalam cawan itu dan memberikannya ke Uk.

Uk mengangkat cawannya. Dia mau meminum araknya.

Tapi Bu Yeon bilang jika Uk minum itu maka mereka akan benar2 menjadi pasutri.

Bu Yeon : Jika kau teguk itu kita benar-benar jadi suami istri. Anggap itu arak pernikahan kita. Minum sampai habis.

Uk : Arak pernikahan?

Bu Yeon : Cepat minum.

Bu Yeon menunggu Uk meminumnya tapi Uk tak meminumnya.

Bu Yeon : Kenapa tak diminum? Ayo cepat.

Uk : Kurasa malam pertama terlalu terburu-buru. Tenang. Malam masih panjang.

Bu Yeon : Di musim panas, matahari terbit lebih cepat.

Uk : Kita menikah karena sepakat. Waktu tak penting.

Bu Yeon : Aku lebih suka malam. Malu jika dilakukan siang hari.

Uk : Rupanya kau sering mengatakan hal-hal yang tak terduga.

Bu Yeon : Tak bagus minum arak di siang hari. Aku bahkan selalu minum arak curianku di malam hari. Cepat diminum.

Uk : Baiklah. Akan langsung kuminum setelah memastikan satu hal.

Uk menutup pintu dan mematikan lampu.

Bu Yeon kaget.

Uk : Ini malam pertama kita. Katanya kau malu.

Bu Yeon udah dag dig dug. Uk lalu berdiri, dia mengambil sebuah lentera dan menaruhnya di depan Bu Yeon.

Uk : Sekarang, coba matikan lentera terakhir. Omong-omong, ini lentera yang diberikan Jinyowon karena suatu alasan dahulu. Katanya ini sejenis lentera yang takkan bisa padam. Pokoknya tak bisa dimatikan dengan meniup udara. Karena kau penyihir Jinyowon yang sangat hebat, coba matikan lentera ini dengan kekuatanmu.

Namun Bu Yeon menatap lentera itu dengan sorot mata sedih.

Uk paham, rupanya tak bisa. Kau tak bisa mematikannya? Katanya punya kekuatan luar biasa?

Bu Yeon : Saat aku kehilangan ingatan, katanya kekuatanku ikut menghilang. Selain melihat energi dengan mataku, aku tak bisa apa-apa.

Uk : Berarti kau sama sekali tak berguna. Pulanglah setelah terang. Bilang saja kehilangan arah. Kau sering melarikan diri, ‘kan?

Bu Yeon pun tanya apa Uk tahu alasan kenapa dia selalu tertangkap saat melarikan diri.

Bu Yeon menunjukkan pergelangan tangannya.

Bu Yeon : Karena ini. Mereka selalu menemukanku dengan ini.

Ada gelang yang terbuat dari benang pelacak di sana.

Para pengawal Jinyowon menemukan kapal pengantin yang dinaiki Buyeon tadi berkat benang pelacak. Jika mereka mengikuti energi dari benang itu, mereka akan dapat mengetahui dimana Bu Yeon.

Bu Yeon : Benang ini makin kencang. Kurasa mereka akan segera menemukanku.

Uk kaget, rupanya dipakaikan ini.

Bu Yeon : Penyihir Jinyowon akan datang dan tahu bahwa kaulah yang membawaku pergi. Aku akan bilang bahwa kita sudah menjadi pasangan suami istri.

Uk : Jika ada ini, kau tak bisa dikembalikan diam-diam.

Bu Yeon : Benang ini adalah relik milik Jinyowon, tak bisa diputus dengan pedang apa pun.

Bu Yeon lalu menatap Uk dengan mata berkaca-kaca.

Bu Yeon : Jang Uk, aku tak ingin kembali. Aku suka di sini. Aku juga menyukaimu.

Uk awalnya tertegun mendengar kata2 Bu Yeon.

Tapi kemudian, dia mencium gelang itu dan gelangnya putus.

Uk : Sudah. Sudah kupotong. Kau bisa pulang sekarang. Pergilah setelah terang.

Bu Yeon pun mengerti.

Bu Yeon : Aku pergi sekarang. Akan lebih malu jika ketahuan saat terang. Meski aku sudah menipumu, tapi tak semuanya bohong. Aku sungguh punya bakat yang luar biasa. Orang yang merawatku pernah bilang bahwa kekuatanku akan kembali setelah ingatanku kembali. Maaf sudah menipumu. Terima kasih sudah melayaniku. Jika aku kembali, aku takkan menyebutkan namamu.

Puan Jin bicara dengan Guru Lee di halamannya.

Puan Jin : Bu Yeon menghilang. Apa mungkin ingatan dan kekuatannya sudah kembali?

Guru Lee : Jika ingatannya kembali, dia mungkin akan lari. Karena jiwa yang ada di tubuh itu adalah jiwa Naksu.

Puan Jin marah, tubuhnya milik Bu Yeon! Dalam tubuh itu mengalir darah putri sulung Keluarga Jin.

Guru Lee : Makanya, kau mengurung dan menikahkannya hanya untuk melanjutkan garis keturunan? Setelah melahirkan anak, bagaimana dengan tubuh yang berjiwa Naksu itu? Mau disingkirkan lagi? Kau sudah melupakan janjimu padaku saat memohon untuk menyelamatkan tubuh yang ditemukan tiga tahun lalu di Danau Gyeongcheondaeho?

Puan Jin terdiam dan teringat ketika Mudeok ditemukan dari Danau Gyeongcheondaeho 3 tahun lalu. Namun tubuh Mudeok mengeras dan menghitam seperti batu dan susah dikenali.

Guru Lee : Tak kusangka dia masih hidup meski tak ada energi air tersisa dan mengeras sampai susah dikenali.

Puan Jin meminta Guru Lee menyelamatkan Mudeok. Dia bilang, Mudeok adalah putrinya yang hilang selama ini.

Guru Lee menatap tubuh Mudeok.

Guru Lee : Pantas dia tak kehilangan kendali meski menampung jiwa Naksu yang kuat. Ternyata pemilik tubuhnya adalah penyihir perempuan Jinyowon.

Guru Lee lalu mengatakan bukan Naksu yang mengambil alih tubuh Mudeok lewat ritual pemindahan jiwa, tapi tubuh Mudeok yang mengurung jiwa Naksu.

Puan Jin : Dia memanggilku dengan sebutan “ibu”. Di dalam tubuh ini, masih ada jiwa Bu Yeon yang tersisa.

Guru Lee : Kau harus memutuskan. Satu-satunya cara menyelamatkan tubuh ini adalah memakai energi Naksu yang tersisa di dalam tubuh. Namun, jiwa Jin Bu Yeon menahan kekuatan tersebut. Untuk menggunakannya, jiwa Jin Bu Yeon harus disingkirkan, dan menyelamatkan jiwa Naksu.

Puan Jin : Jadi, aku harus memilih untuk menyelamatkan jiwa Naksu daripada jiwa putriku sendiri?

Guru Lee : Jika tidak, keduanya akan mati. Apa pilihanmu? Menyelamatkan tubuh ini dengan mempertahankan jiwa Naksu, atau membiarkannya mati dan mempertahankan jiwa putrimu? Aku akan mengikuti keputusanmu.

Puan Jin memilih menyelamatkan tubuh Mudeok dengan mempertahankan jiwa Naksu.

Ketika Guru Lee mencoba menyelamatkan tubuh Mudeok, tangan Mudeok yang mengeras dan menghitam seketika bergerak.

Sekarang, Mudeok dalam masa pemulihan.

Tubuh mengeras dan menghitam Mudeok mulai pulih, namun dengan wajah Naksu.

Guru Lee dan Puan Jin bicara diluar usai menyelamatkan tubuh Mudeok.

Guru Lee : Karena dia kembali hidup dengan kekuatan Naksu, energi air akan mengaliri wajah dan melakukan pembentukan ulang. Dia akan berubah menyerupai Naksu. Tubuh dan jiwa harus serupa supaya tak hilang kendali.

Puan Jin : Berarti aku harus hidup melihat wajah itu sebagai putriku?

Guru Lee : Ini adalah pilihanmu. Aku menggunakan seluruh kekuatan Naksu hanya untuk menyelamatkan tubuh putrimu. Karena mendapatkan tubuh baru, dia akan kehilangan ingatannya. Meski jiwa Naksu terselamatkan, dia kehilangan seluruh kekuatan, juga ingatannya. Karena hilang ingatan, dia akan mengira kau sebagai ibunya dan menerima bahwa dirinya adalah Jin Bu Yeon dengan mudah.

Puan Jin : Dia bisa membuka pintu Jinyowon dengan darah putriku dan melihat energi dengan matanya. Namun, dia tak punya kekuatan lain. Padahal dahulu putriku menggunakan semua relik dan artefak yang ada di Jinyowon seperti mainan. Apa dia kehilangan semua kekuatannya?

Guru Lee : Tubuh Bu Yeon kehilangan kekuatan, sedangkan jiwa Naksu kehilangan ingatan. Tubuh dan jiwa jadi satu supaya tak saling selaras. Jika kekuatan tubuhnya kembali, ingatannya mungkin juga akan kembali. Kau tak keberatan?

Puan Jin : Lebih baik dia tetap seperti ini daripada ingatan Naksu kembali.

Guru Lee : Kalau begitu, apa kau akan terus mengurungnya?

Puan Jin : Itu adalah pilihanku juga. Jika akhirnya aku tak tahan dan membunuhnya, itu adalah pilihanku. Kau sudah berjanji akan mengikuti keputusanku.

Flashback end…

Guru Lee : Jang Uk dulu menyayanginya. Jika Uk tahu, dia akan membantumu melindunginya.

Puan Jin : Tak mau. Orang yang punya hubungan spesial dengan Jang Uk adalah Naksu. Aku hanya akan membuatnya hidup sebagai Bu Yeon. Pada akhirnya, dia takkan mengetahuinya. Lagi pula, Jang Uk sama sekali tak tahu wajah asli wanita itu. Sekalipun mereka bertemu dan saling bertatapan, mereka tidak akan bisa saling mengenali. Itu bayaran dari penderitaan yang harus kurasakan dengan hidup melihat wajah anak itu.

Guru Lee : Aku mengikuti keputusanmu dan tak memberi tahu siapa pun mengenai anak itu. Namun, akhirnya hari ini keberadaan Bu Yeon diketahui oleh seluruh dunia.

Puan Jin : Hal yang terpenting sekarang adalah menemukannya. Dia pernah keluar diam-diam beberapa kali, tapi kami selalu menemukannya. Kali ini pun kami akan menemukannya.

Pelayan Lee membukakan gerbang untuk Bu Yeon.

Bu Yeon pun pergi, namun dia berpapasan dengan pemindah jiwa.

Saat berpapasan, Bu Yeon menutup hidungnya.

Dia bertanya2, apa ini? Apa bau amis air?

Bu Yeon yang tak tahu itu apa, berbalik dan melihat energi hitam di sekitar pemindah jiwa.

Bu Yeon : Ada energi aneh yang mengitarinya.

Pemindah jiwa mendekati Pelayan Lee.

Pelayan Lee : Kau penjaga malam? Apa ada masalah?

Pemindah jiwa mencekik Pelayan Lee.

Setelah mengambil alih tubuh Pelayan Lee, dia masuk.

Bu Yeon kembali ke rumah Uk dan menemukan tubuh seorang pria di depan gerbang.

Dia memeriksanya dan tak menemukan yang aneh2.

Bu Yeon : Aku yakin dia ada di sini.

Bu Yeon masuk, mengikuti jejak2 air di lantai.

Dan dia melihat Pelayan Lee tak sadarkan diri di lantai.

Bu Yeon mencoba menyadarkannya, hei sadarlah! Kau tak apa?

Namun dia tak menemukan ada yang aneh di dalam tubuh Pelayan Lee.

Bu Yeon : Tak ada dalam orang ini. Ke mana perginya energi tadi?

Bu Yeon masuk ke dalam dan melihat ada energi hitam di dalam bak mandi.

Bu Yeon : Aku tahu kau bersembunyi di sana. Kenapa kau masuk ke sini?

Bu Yeon menunjukkan gelangnya yang sudah putus.

Bu Yeon : Meski sudah putus, ini adalah relik milik Jinyowon. Ambil ini dan pergilah.

Bu Yeon melemparkan gelang itu ke kolam.

Lalu dia berbalik mau pergi tapi si pemindah jiwa menariknya masuk ke kolam.

Pemindah jiwa berusaha mengambil alih tubuh Bu Yeon.

Bu Yeon meronta namun dia kalah dan tak sadarkan diri di dalam air.

Energi hitam masuk ke tubuhnya.

Bu Yeon pun terangkat ke atas. Uk datang dan langsung menangkap Bu Yeon.
Lalu dia menebas air dengan pedangnya.

Pemindah jiwa sudah menghilang.

Uk pun menatap Bu Yeon yang pingsan.

Uk membawa Bu Yeon ke kamarnya. Dia membaringkan Bu Yeon di kasurnya.

Pelayan Lee bertanya, apa ada makhluk aneh lagi masuk ke dalam rumah.

Pelayan Lee : Haruskah kubangunkan Kim Do Joo?

Uk : Sudah kusingkirkan. Tak perlu ganggu orang yang sudah tidur. Kau pasti akan kedinginan karena menyentuh makhluk tadi. Minum arak keras sebelum tidur.

Pelayan Lee : Baik. Aku mengerti.

Pelayan Lee menatap Bu Yeon.

Pelayan Lee : Dia berusaha menolongku dan menyelamatkanku. Dia pasti akan kedinginan juga. Aku akan membawakan perapian dan arak.

Pelayan Lee pergi.

Uk terdiam memandangi Bu Yeon.

Sepanjang malam, Uk menjaga dan merawat Bu Yeon.

Dia memeluk, lalu meminumkan arak ke Bu Yeon, agar Bu Yeon tetap hangat. Setelah itu, Uk membaringkan Bu Yeon pelan2.

Uk lantas duduk dan meminum arak dari cawan yang sama. Tapi kemudian, dia ingat perkataan Bu Yeon tadi.

Bu Yeon : Jika kau teguk itu, kita benar-benar jadi suami istri. Anggap itu arak pernikahan kita.

Uk sedikit kesal, sudah tak berguna, malah merepotkan.

Yoon O menunjukkan lukisan Bu Yeon ke Dang Gu dan Yul. Dia bilang, itu lukisan yang dia terima sebelum menikah. Yoon O lalu tanya, apa Dang Gu yakin bisa menemukan Bu Yeon.

Dang Gu : Jika ditempel di papan pengumuman, semua orang di Kota Pertahanan Daeho akan melihat wajahnya dalam hari ini.

Dang Gu jadi bersemangat karena itu menyangkut Cho Yeon. Dia bilang, akan menemukan kakak Cho Yeon.

Lukisan itu pun dipasang di papan pengumuman. Siapa yang menemukan Bu Yeon, akan diberi imbalan besar.

Para warga heboh.

“Katanya itu Jin Bu Yeon, putri sulung Jinyowon.”

“Semua wanita Jinyowon cantik.”

“Jadi, jika kita menemukannya, akan mendapatkan hadiah?”

“Ya. Tertulis di sebelah sana. Hadiahnya banyak sekali.”

Penyihir Cheonbugwan juga membahas Bu Yeon. Mereka menatap lukisan Bu Yeon di depan mereka.

Cha Beom : Kalau begitu, apa Jin Bu Yeon akan menjadi pemimpin Jinyowon?

Penjaga bilang. sepertinya begitu.

Yeol : Dia dikenal memiliki kekuatan yang luar biasa sejak masih kecil. Karena kekuatan Puan Jin melemah, orang-orang berpikir relik dan artefak di Jinyowon harus dipindahkan.

Cha Beom : Keluarga Jin sungguh beruntung.

Yoon O menghadap Raja dan Ratu.

Raja : Jadi, ada pembicaraan pernikahan antara Keluarga Jin dan Seo?

Yoon O : Ya, Yang Mulia.

Ratu : Yoon O, kau adalah sepupuku. Kenapa tak memberitahuku mengenai pernikahan ini? Apa keluargaku sendiri mengabaikanku karena kini aku terlihat seperti ini?

Yoon O : Tak ada seorang pun yang tahu. Aku merahasiakannya atas permintaan Puan Jin. Mohon jangan emosi dahulu.

Ratu kesal, rupanya pemimpin Jinyowon mengabaikanku juga. Padahal mendiang suaminya yang membuatku terlihat seperti ini.

Ratu kemudian marah, tunggu. Kau akan menikahi wanita dari keluarga yang membuatku begini!

Yoon O : Tolong ampuni aku. Pernikahan sudah dibatalkan. Harap tenang.

Ratu lalu minta Raja mencarikan cara agar dia bisa keluar dari tubuh si dukun.

Raja : Sudah tak bisa diapa-apakan lagi. Kau tak bisa pindahkan jiwa hanya demi Ratu. Lagi pula, penyihir perempuan penerus Jinyowon kembali hidup. Kita bisa menentukan penerusnya di Pertemuan Umum kali ini.

Yeom Soo memberikan lukisan wajah Bu Yeon ke Jin Mu.

Jin Mu : Jadi, ini adalah wajah Jin Bu Yeon yang hidup kembali?

Yeom Soo : Ya. Bahkan Songrim juga ikut membantu. Sepertinya bukan putri palsu.

Jin Mu ingat itu wajah Naksu. Dia bilang, orang lain mungkin tak tahu tapi dia tahu itu wajah Naksu, tapi kenapa wajah Naksu bisa menjadi Bu Yeon. Dia berniat mencari tahu.

So I juga melihat lukisan wajah Bu Yeon di papan pengumuman.

So I : Itu Jin Bu Yeon? Bukan. Jin Bu Yeon adalah Mudeok.

Do Joo menuangkan teh untuk Bu Yeon.

Do Joo : Kau harus jaga tubuhmu tetap hangat. Pelayan Lee sudah menceritakan apa yang terjadi kemarin malam. Untung tak kenapa-kenapa.

Bu Yeon : Maaf sudah membuatmu khawatir.

Do Joo : Omong-omong, kudengar kau berniat untuk pergi kemarin malam.

Bu Yeon : Tuan Muda Uk tak mengatakan apa-apa?

Do Joo : Dia menjaga kau, yang pingsan, sepanjang malam, lalu pergi setelah memintaku mencarikan obat yang bagus untuk membuatmu tetap hangat. Makanya aku akan ke Sejukwon untuk minta dibuatkan obat.

Bu Yeon : Kim Do Joo, kau diminta mendapatkan obat untuk berapa hari?

Do Joo : Dia minta untuk tiga hari.

Mendengar itu, Bu Yeon senang.

Bu Yeon : Rupanya aku harus tetap di sini dan minum obat untuk tiga hari ke depan.

Do Joo : Kau pasti sangat kaget kemarin. Arwah jahat seperti itu sering mengerumuni Tuan Muda Uk. Makanya dia tak bisa tidur nyenyak.

Bu Yeon : Kenapa bisa berkerumun begitu?

Do Joo : Karena kekuatan besar yang ada di dalam tubuhnya. Seperti lalat yang mengerubungi kekuatan.

Mendengar itu, Bu Yeon bertanya2 dalam hatinya, apa Uk butuh kekuatannya untuk mengusir makhluk-makhluk itu?

Bu Yeon : Dia pernah tanya apa aku bisa mengeluarkan batu es. Apa dia akan merasa damai jika itu dikeluarkan?

Uk ada di depan makam Mudeok.

Jin memasukkan kacang merah ke dalam air. Setelah itu, dia mengaduk kacang merah memakai kekuatannya.

Tak lama, Do Joo datang dan duduk disampingnya.

Do Joo : Tuan Park. Apa yang kau lakukan hari ini?

Do Joo melihat yang diaduk Jin.

Do Joo : Ternyata kacang merah. Mau buat bubur kacang merah?

Jin : Aku akan mencoba untuk membuat meju dari kacang merah.

Do Joo : Kau mau membuat meju dari kacang merah, bukan kedelai?

Jin : Aku tahu orang-orang mentertawakan dan mengabaikanku saat kubilang akan membuat meju dengan kacang merah. Namun, jika aku berhasil membuatnya, orang-orang tak akan berpikir seperti itu lagi. Aku akan menghancurkan stereotipe yang ada di dalam pikiran kebanyakan orang. Mari kita lihat siapa yang menang.

Do Joo : Tak mungkin menang. Meju terbuat dari kedelai.

Jin : Menurutku kacang merah.

Do Joo : Kedelai.

Jin : Kacang merah.

Do Joo : Kedelai.

Jin : Kacang merah.

Do Joo : Kedelai.

Jin : Kacang merah.

Do Joo : Kacang merah.

Jin : Kedelai.

Jin lalu tersadar.

Jin : Kurasa harmoni kita bagus.

Do Joo : Astaga. Aku bahkan tak kaget melihatmu membuat meju dengan kacang merah karena kemarin malam ada hal yang lebih mengejutkan.

Jin : Apa?

Do Joo : Tuan Muda Uk tiba-tiba bilang akan menikah dan membawa wanita ke rumah.

Jin kaget, Uk bilang apa? Akan menikah?

Do Joo : Lebih mengejutkan daripada buat meju dari kacang merah, ‘kan?

Jin : Bukankah Uk masih memikirkan anak itu?

Do Joo : Benar. Anak itu masih memenuhi hatinya. Tuan Park. Kuharap kau berhasil membuat meju dengan kacang merah. Tunjukkan bahwa yang mustahil kadang terwujud.

Jin : Uk bilang akan menikah dan membawa wanita ke rumah?

Bu Yeon lagi melihat pakaian pengantinnya.

Bu Yeon : Makan obat untuk tiga hari. Jika pria dan wanita tinggal bersama selama tiga hari, itu namanya suami istri. Masih ada harapan.

Tak lama, Yun Ok dan Sun I datang.

Bu Yeon : Kau siapa?

Yun Ok : Aku tabib yang mengobati Tuan Muda Uk. Aku mampir setelah dengar Kim Do Joo minta dibuatkan obat.

Bu Yeon : Rupanya dia memanggil tabib untuk merawatku. Padahal tak perlu repot-repot begini.

Yun Ok : Kau siapa?

Sun I : Nona, wajahnya sama persis seperti lukisan orang yang sedang dicari oleh Tuan Muda Dang Gu dan Yul.

Yun Ok : Benar juga. Apa namamu Jin Bu Yeon?

Bu Yeon : Bagaimana kau bisa tahu? Padahal tak ada yang mengenalku.

Sun I : Apa yang kau bicarakan? Wajahmu sudah tersebar luas di seluruh penjuru kota. Semua orang sibuk mencarimu. Kenapa kau di rumah Tuan Muda Uk? Kau harus segera keluar.

Yoon Ok : Sun I-ya.

Sun I pun diam.

Bu Yeon bertanya2, apa identitasnya sengaja diungkapkan untuk mencariku?

Bu Yeon : Ibu tak mungkin melakukan itu. Kalau begitu, siapa yang mencariku?

Yoon Ok melihat pakaian Bu Yeon yang lagi dijemur.

Yoon Ok : Apa pakaian itu milikmu? Itu pakaian pengantin, ‘kan?

Bu Yeon : Kau bilang Seo Yul yang mencariku?

Sun I : Ya.

Bu Yeon : Pria bermarga Seo dari Kota Pertahanan Seoho yang tak punya kekurangan apa pun. Benar dia?

Sun I : Benar.

Mendengar itu, Bu Yeon langsung mengambil pakaiannya dan pergi.

Sun I : Kenapa Jin Bu Yeon ada di sini?

Yun Ok : Entahlah.

Bu Yeon papasan dengan Pelayan Lee.

Pelayan Lee : Kau mau pergi ke mana lagi?

Bu Yeon : Aku pamit. Beri tahu Jang Uk bahwa aku tak butuh obat.

Bu Yeon bergegas pergi.

Bersambung ke part 3…

Rahmi Iza