Adamas Eps 7 Part 3

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 7 Part 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE

Sebelumnya….

Kepala Pelayan Kwon masuk ke kamarnya. Dan dia pun marah karena tirainya terbuka.

Kepala Pelayan Kwon : Anak-anak nakal itu. Sudah kubilang tutup tirainya dengan benar setelah bersih-bersih!

Kepala Pelayan Kwon mau menutup tirainya, namun dia terdiam saat melihat keluar jendela.

Woo Shin dan Tae Sung bicara diluar. Woo Shin bilang, Kepala Pelayan Kwon tahu dimana Adamas.

Tae Sung kesal karena tak bisa menyiska Kepala Pelayan Kwon agar bicara dimana Adamas.

Tae Sung : Bagaimanapun, kita harus bergegas. Akan kuberi tahu kantor pusat untuk melacaknya.

Woo Shin : Untungnya, kita masih punya waktu. Bu Eun bilang mereka belum menggambar desain barunya. Akan butuh waktu untuk membuat ulang. Tapi ada yang lebih penting.

Woo Shin menatap Tae Sung, Bu Kwon punya seorang putra, ‘kan?

Tae Sung : Ya. Bagaimana kau tahu?

Woo Shin : Dia sudah meninggal?

Tae Sung : Ya. Bagaimana kau tahu?

Woo Shin : Aku melihat album foto di kamarnya. Foto terakhir itu dari sepuluh tahun lalu.

Tae Sung : Aku tidak tahu banyak karena itu sebelum aku datang ke sini. Tapi kenapa kau bertanya?

Woo Shin : Kurasa mendiang putra Bu Kwon adalah kelemahannya. Kamarnya kosong. Dia tidak punya keinginan duniawi. Satu-satunya benda yang dia sayangi adalah album foto putranya.

Tae Sung : Apa rencanamu? Berpura-pura menjadi putranya dan membuatnya bicara? Mengingat kepribadiannya yang skeptis, kau akan gagal bahkan sebelum memulai apa pun.

Woo Shin : Bukan itu maksudku. Ini tidak terduga. Bukan hanya Pimpinan yang menerima cinta dan perhatiannya. Pimpinan Kwon dan Bu Kwon. Mereka memiliki hubungan yang aneh. Tapi aku tidak bisa memahaminya.

Tae Sung : Itu sudah jelas. Kepatuhan tanpa syarat.

Woo Shin : Kau salah. Itu bukan kepatuhan buta. Lebih seperti… naluri protektifnya.

Tae Sung : Jangan konyol. Pimpinan tak butuh perlindungan.

Woo Shin : Karena itulah ini aneh.

Tae Sung : Aku tahu seseorang yang mungkin punya jawabannya.

Orang itu adalah Bu Oh. Woo Shin menyalakan alat perekamnya.

Bu Oh : Wawancara? Selarut ini?

Woo Shin : Aku ingin mempercepat. Aku ingin menyelesaikan memoar itu secepat mungkin.

Woo Shin menaruh seikat uang di atas meja.

Bu Oh : Kau tidak perlu mewawancaraiku. Itu akan merepotkanmu.

Woo Shin : Akan menyenangkan mempelajari hal-hal baru tentang Pimpinan.

Bu Oh : Yang benar saja. Aku tidak bisa membicarakan kehidupan pribadinya. Apa aku tampak seperti orang yang dengan senang hati mengekspos kelemahan Pimpinan hanya demi uang?

Woo Shin : Kurasa kau salah paham. Aku hanya ingin tahu sisi lain dirinya. Mungkin hubungannya yang mengharukan dengan orang lain. Contohnya, hubungannya dengan Bu Kwon.

Woo Shin menaruh seikat lagi.

Bu Oh : Aku tidak yakin. Sepertinya mereka memiliki ikatan yang unik.

Woo Shin : Mungkinkah itu persahabatan? Atau jenis cinta tertentu?

Bu Oh : Mereka punya sejarah bersama. Begini, Bu Kwon seperti bayangannya sejak kecil.

Flashback…

Pimpinan Kwon terjatuh setelah memecahkan pajangan di ruangan yang menjadi ruangan kerjanya sekarang.

Kepala Pelayan Kwon langsung mendekati Pimpinan Kwon.

Kepala Pelayan Kwon : Tuan Muda, kau baik-baik saja?

Beberapa pelayan datang. Si Kepala Pelayan menatap tajam Kepala Pelayan Kwon.

Kepala Pelayan Kwon pun dipukuli dengan tongkat oleh si Kepala Pelayan. Si Kepala Pelayan juga pincang seperti Kepala Pelayan Kwon.

Kepala Pelayan Kwon minta ampun, dia memanggil si Kepala Pelayan dengan panggilan ‘ayah’.

Pimpinan Kwon nangis melihat Kepala Pelayan Kwon dipukuli.

Flashback end…

Bu Oh : Jika Pimpinan melakukan kesalahan, Bu Kwon sering dihukum sebagai gantinya. Itulah yang kudengar. Kepincangannya membuktikannya.

Woo Shin : Dia memperlakukannya seperti orang naif.

Bu Oh : Itu karena keluarganya telah melayani keluarga ini selama beberapa generasi. Bisakah seseorang memahami kesetiaan tanpa syarat yang dia miliki untuknya?

Woo Shin : Mungkinkah itu alasannya? Itu lebih dari kesetiaan sederhana. Lebih seperti wali yang terlalu melindungi anaknya.

Woo Shin menaruh seikat lagi.

Bu Oh mulai menelan ludahnya melihat 3 ikat uang di depannya.

Bu Oh : Ada kisah menyedihkan di balik itu.

Woo Shin : Jelaskan.

Bu Oh pun mendekati meja dan mengambil uang itu. Dia juga mematikan alat perekam.

Bu Oh : Kurasa aku harus mengambil ini.

Woo Shin : Bu Kwon tidak menganggapnya naif. Tapi lebih seperti anaknya. Putranya.

Bu Oh : Pimpinan pernah menjalani transplantasi jantung.

Woo Shin : Ya. Aku tahu itu. Lalu?

Bu Oh : Donornya adalah…

Bu Oh menatap Woo Shin. Dia menyuruh Woo Shin menebak.

Woo Shin : Donornya…

Tak lama kemudian, Woo Shin sadar siapa donornya.

Woo Shin : Donornya adalah putranya?

Bu Oh mengangguk.

Woo Shin terkejut.

Bu Oh : Jadi, dia pasti merasa bak bertemu kembali dengan mendiang putranya setiap kali melihat Pimpinan. Lagi pula, jantungnya pernah menjadi milik putra tunggalnya.

Woo Shin ingat bagaimana Kepala Pelayan Kwon memperlakukan Pimpinan Kwon.

Bu Oh : Astaga, aku hanya bisa membayangkannya.

Woo Shin : Tapi bagaimana itu bisa terjadi? Ada urutan prioritas dalam daftar tunggu.

Bu Oh : Pak Ha, kita membicarakan Haesong. Mereka bisa dengan mudah menempatkannya di puncak daftar. Sejujurnya, sayang sekali. Putranya masih sangat muda saat gagal bunuh diri. Dia mengalami koma.

Woo Shin : Tunggu. Bunuh diri? Putranya?

Bu Oh : Ya. Dia gantung diri. Di pohon di depan kamar Bu Kwon. Lalu, akhirnya dia mati otak dan jantungnya didonasikan.

Woo Shin : Jadi, itu sebabnya dia selalu menutup tirainya.

Kepala Pelayan Kwon menatap pohon di depan kamarnya.

Sekarang, Woo Shin sendirian di perpustakaan memikirkan cerita Bu Oh tadi.

Woo Shin : Dia bukan berusaha menyembunyikan sesuatu. Dialah yang bersembunyi. Itu kasih sayang ibu, bukan kasih sayang biasa. Pimpinan Kwon menerima jantung putranya. Mungkinkah itu berarti…

Woo Shin pun ke kamar Hye Soo.

Hye Soo kaget Woo Shin tiba2 datang ke kamarnya.

Woo Shin : Apa Pusat Medis Eunkook menangani transplantasi jantung Pimpinan?

Hye Soo : Ya. Karena itukah kau…

Woo Shin : Bu Oh memberitahuku bahwa putra Bu Kwon adalah donornya.

Hye Soo : Putra Bu Kwon?

Woo Shin : Kau tidak tahu itu?

Hye Soo : Ya.

Woo Shin : Kau pernah bilang tidak ada yang terjadi secara kebetulan di sini. Tapi kebetulan saja rumah sakitmu yang melakukan prosedurnya, dan putra Bu Kwon adalah donornya.

Hye Soo : Jika perkataan Bu Oh benar dan donor anonim itu memang putra Bu Kwon, maka ayahku terlibat. Orang yang menyatakan dia mati otak bekerja di rumah sakit kami. Mungkin, ayahku dan Pimpinan telah membuat kesepakatan.

Flashback…

Pimpinan Eun memanggil Hye Soo ke ruangannya.

Hye Soo terkejut, apa kata ayah? Ayah ingin aku melakukan apa?

Pimpinan Eun : Menikahlah.

Hye Soo : Ayah serius? Aku masih berduka atas kematian Min Jo!

Pimpinan Eun : Lalu? Apa menunggu akan membuatnya hidup kembali?

Hye Soo : Appa!

Pimpinan Eun : Pimpinan Kwon berjanji kau akan menjadi menantu Haesong. Kita harus menerima tawaran itu. Kau akan menolak karena Min Jo meninggal?

Hye Soo yang kesal, beranjak dari duduknya. Dia mau pergi tapi ayahnya bilang ada Hyun Jo.

Hye Soo menatap ayahnya, siapa?

Pimpinan Eun : Jika dipikir-pikir, ini sebenarnya jauh lebih baik. Lebih baik menikah dengan putra sulung.

Hye Soo : Dia kakak Min Jo! Bagaimana aku bisa menikahinya?

Pimpinan Eun : Kenapa tidak? Kau dan Min Jo tidak menikah. Lakukan tahun ini.

Hye Soo : Apa aku binatang bagi ayah? Itu impian semu. Pimpinan tak akan pernah…

Pimpinan Eun : Itu yang dia inginkan.

Hye Soo : Apa maksud ayah…

Pimpinan Eun : Ini hal sepele. Ini bukan apa-apa dibandingkan yang ayah lakukan untuknya.

Flashback end…

Hye Soo : Akhirnya aku mengerti sekarang. Alih-alih Min Jo, suamikulah yang harus membayar.

Pimpinan Eun : Membayar?

Hye Soo : Menjadi menantu Haesong pasti ada harganya.

Woo Shin keluar. Dia terdiam saat langkahnya tiba di koridor menuju kamar Pelayan Kwon.

Woo Shin : Apa putra Bu Kwon benar-benar bunuh diri? Itu sudah direncanakan.

Hye Soo ingat malam harinya usai menikah dengan Hyun Jo.

Flashback…

Hye Soo yang melamun di kasurnya, terkejut tiba-tiba Hyun Jo masuk.

Hye Soo : Sedang apa kau di sini?

Hyun Jo rebahan di kasur.

Hyun Jo : Ini malam pernikahan kita. Bagaimana bisa pengantin baru tidur di kamar lain saat berbulan madu? Bayangkan rumor yang akan menyebar.

Hye Soo : Bangun!

Hyun Jo : Jangan berpikir terlalu jauh. Aku juga tidak tertarik padamu. Sejak kecil, aku tidak pernah menyentuh barang-barang Min Jo.

Hye Soo : Dasar sampah.

Hye Soo mau pergi. Hyun Joo berdiri. Dia marah.

Hyun Joo : Aku…! Aku juga tidak mau menikah. Aku hanya memenuhi… tugas Min Jo. Kenapa aku menikahimu? Kau ingin tahu kenapa kita menikah? Tidak ada alasan. Itu keinginan ayahku. Jika menolak, aku akan berakhir seperti Min Jo.

Sontak Hye Soo kaget, apa maksudmu? Apa itu tadi? Jawab aku.

Hyun Jo : Apa bertanya itu kebiasaanmu? Bagaimana jika kuberi tahu artinya? Lalu apa? Kau akan membalas dendam? Begitu rupanya! Semoga berhasil! Kuharap kau bisa membalas dendam. Tapi kau tahu? Aku bisa menjamin itu tidak akan pernah terjadi.

Hye Soo : Hentikan omong kosong itu dan jawab aku. Berakhir seperti Min Jo…

Hyun Jo : Persis seperti yang kau pikirkan. Itu jawabannya.

Flashback end…

Hye Soo pun marah.

Soo Hyun dan Seo Hee mau kabur dari kantor SIH, tapi tak bisa.

Tangga darurat tak bisa digunakan. Jadi mereka butuh kartu akses.

Seo Hee : Bagaimana dengan lift?

Soo Hyun : Kita harus melewati ruangan itu.

Seo Hee : Serahkan padaku. Ikuti aku.

Seo Hee kembali ke ruangan itu dan menghampiri Bu Lee yang masih bekerja.

Bu Lee : Kenapa kau belum tidur? Apa ruang jaga malam tidak nyaman?

Seo Hee : Tidak, aku hanya ingin bertanya. Pria yang kulihat itu. Pak Lee. Jika dia yang memfunuh Pak Song, apa itu berarti Pimpinan bukan pemfunuhnya? Apa itu berarti dia bersalah karena membantu dan bersekongkol? Aku tidak familier dengan hukum. Jika hanya itu kesalahannya, batas waktu penuntutannya pasti sudah berlalu. Akan merepotkan jika Lee pemfunuhnya karena kita tidak tahu kapan batas waktu penuntutannya akan habis. Jika Pimpinan hanya bersalah karena membantu dan bersekongkol, tidak ada alasan bagi kalian untuk menjalankan misi ini. Benar juga. Tim A juga targetmu. Kalau begitu, apa itu tidak penting? Atau ada hal lain yang kalian sembunyikan dari kami?

Sementara Seo Hee mengajak Bu Lee mengobrol, Soo Hyun mengendap2 menuju lift.

Tapi sampai di depan lift, liftnya gak bisa dibuka.

Bu Lee menatap Seo Hee, Kim Seo Hee-ssi. Apa Jaksa Song menyuruhmu melakukan ini? Untuk alihkan perhatianku?

Pak Kang memergoki Soo Hyun.

Soo Hyun : Ketahuan.

Soo Hyun beralasan dia harus keluar. Ada yang harus dia lakukan.

Pak Kang membuka pintu lift hanya dengan menempelkan tangannya.

Soo Hyun : Benar juga. Biometrik.

Pak Kang : Ayo makan.

Soo Hyun : Tidak ada waktu untuk kemewahan seperti itu.

Pak Kang : Apa kau benar-benar jaksa? Semua hal penting terjadi saat makan.

Soo Hyun menghela nafas. Lalu berpikir sejenak dan setelah itu dia setuju makan dengan Pak Kang.

Bersambung ke part 4…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like