Adamas Eps 7 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 7 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE

Sebelumnya….

Ketua Tim Lee ternyata di kantor Woo Shin!!

Dia tengah memeriksa laci di ruang rapat.Tak lama, dia menemukan amplop yang bertuliskan ‘Yayasan Budaya Haesong’.

Ketua Tim Lee memeriksanya. Ternyata di dalamnya, ada kontrak menulis Woo Shin.

Tahulah Ketua Tim Lee Woo Shin ada dimana.

Ketua Tim Lee : Bedebah itu, beraninya dia pergi ke sana.

Seseorang membunyikan bel rumah Woo Shin.

Seo Hee pun bertanya siapa itu.

Soo Hyun bilang dia tak menunggu siapa pun.

Soo Hyun menyuruh Seo Hee menunggu dan beranjak ke pintu. Tapi Seo Hee nya malah ikutin Soo Hyun. Mereka berdua ke layar intercom dan melihat seorang pria datang. Ternyata yang datang bukan polisi, pria itu mengaku sebagai petugas dari perusahaan perbaikan. Dia datang karena air bocor dari kamar mandi Woo Shin ke apartemen di bawah.

Soo Hyun : Tapi kami tidak pernah meneleponmu.

Pria itu bilang itu aneh, lalu dia meminta Soo Hyun menunggu sebentar.

Pria itu lantas menghubungi seseorang.

“Aku di apartemen studionya sekarang. Tapi penyewa bilang dia tidak tahu aku akan datang. Baiklah. Tunggu.Aku akan sambungkan dengannya.”

Pria itu mengarahkan ponselnya ke layar intercom. Dia bilang, ada yang mau bicara.

Soo Hyun membuka pasak pintu.

Lalu dia beranjak ke pintu, tapi hanya membuka sedikit pintu.

Pria itu memberikan ponselnya ke Soo Hyun. Soo Hyun menutup pintu dan berbicara di telepon.

Ternyata yang dihubungi pria itu adalah Bu Yeo.

Bu Yeo sendiri lagi di perjalanan.

Bu Yeo : Apa? Siapa ini? Jaksa Song. Tentu saja aku mengingatmu. Kantor pemeliharaan menelepon. Penghuni di bawah mengeluhkan kebocoran di langit-langit. Aku merasa aneh karena tahu Pak Ha tidak ada di rumah. Astaga, jangan minta maaf. Mari makan bersama kapan-kapan dengan Pak Ha. Baiklah. Sampai jumpa.

Bu Yeo selesai menelpon.

Lalu dia merasa aneh karena Soo Hyun ada di rumah Woo Shin.

Tapi tiba2, Bu Yeo mengalami kecelakaan.

Untungnya, Bu Yeo baik2 saja.

Bu Yeo menghubungi seseorang di kantornya.

Bu Yeo : Nona Lee, aku hampir sampai di kantor saat mengalami kecelakaan mobil. Kurasa aku akan pulang saja dari sini. Semua baik-baik saja? Apa? Siapa yang datang?

Nona Lee : Ada reporter yang datang untuk mewawancarai Pak Ha. Tampaknya kau sudah tahu soal itu.

Bu Yeo : Apa maksudmu? Sudah tahu?

Nona Lee : Baik, Bu.

Seorang pria menatap Bu Yeo dari belakang. *Nugu? Yang pasti sih anggota Tim A.

Nona Lee ke ruang rapat.

Dan dia heran reporter itu sudah pergi.

Reporter yang dimaksud adalah Ketua Tim Lee. Dia mengaku sebagai reporter agar bisa masuk ke sana. Ckckckckc…

Bu Oh menyidang Woo Shin dan Sekuriti Kim.

Woo Shin tanya, apa yang perlu dibicarakan di ruangan Pimpinan Kwon. Dia bilang jika Pimpinan Kwon tahu, mereka bisa dapat masalah.

Bu Oh : Jika kau tahu, kenapa kau melakukan itu?

Bu Oh lalu tanya, apa yang Woo Shin lakukan di ruangan Pimpinan Kwon jam sepuluh malam kemarin.

Woo Shin terdiam mendengarnya.

Bu Oh : Kau tidak bisa bicara? Aku bertanya apa yang kau lakukan di sini pukul 22.00 semalam. Jangan mencoba berbohong. Pak Kim di sana melihat semuanya secara langsung.

Sekuriti Kim : Aku tidak bermaksud mengadukanmu. Tapi dia sudah tahu soal itu. Maaf, Pak.

Bu Oh : Kau minta maaf? Kenapa minta maaf? Apa kalian merencanakan sesuatu?

Sekuriti Kim : Tidak, Bu.

Bu Oh : Lalu kenapa kau berbohong untuknya? Kenapa kau berbohong dan memberi tahu Pak Park bahwa itu aku?

Sekuriti Kim : Karena…

Woo Shin : Ini tidak ada hubungannya dengannya.

Bu Oh : Jadi, kau merencanakan sesuatu. Baiklah. Lalu apa yang kau lakukan di sini… sendirian? Jawab aku.

Woo Shin : Charles XIII Rare Cask.

Kamera menyorot miras yang dimaksud Woo Shin.

Woo Shin : Raja konyak. Aku ingin mencicipi edisi terbatas itu.

Bu Oh : Jadi, maksudmu kau diam-diam meminum minuman keras Pimpinan?

Woo Shin : Hanya sesesap. Kau bahkan tidak akan sadar.

Sekuriti Kim tertawa mendengarnya.

Sekuriti Kim : Aku tidak tahu. Aku mencemaskanmu.

Bu Oh sewot, apa yang lucu? Seharusnya kau segera melaporkannya kepadaku. Beraninya kau merahasiakannya dariku. Kau bisa dipecat karena ini.

Sekuriti Kim : Dipecat?

Bu Oh pergi. Woo Shin minta Bu Oh melepaskan mereka sekali ini saja.

Bu Oh tidak mau. Dia bilang dia akan mengikuti peraturan.

Bu Oh : Bu Kwon akan mendengar soal ini begitu dia kembali.

Woo Shin : Aku tidak memintamu memaafkanku.

Sekuriti Kim : Tolong pura-pura tidak tahu sekali ini saja. Kau selalu menyukaiku.

Bu Oh : Benar. Tapi ini urusan pekerjaan.

Bu Oh pergi.

Sekuriti Kim panic, apa yang harus kulakukan?

Woo Shin : Kapan waktu kedatangannya?

Sekuriti Kim : Bu Kwon akan tiba sekitar pukul 18.00.

Woo Shin : Bukan dia.

Si tukang reparasi mencoba memperbaiki toilet. Dia bilang, toilet biasanya menjadi masalah.

“Kebocoran terjadi saat silikon di bawah lepas.”

Soo Hyun curiga, kau tahu persis di mana kamar mandinya. Kau bahkan tidak bisa melihatnya dari pintu depan.

Pria itu terkejut, apa? Semua gedung di sekitar sini mirip. Aku sering datang ke lingkungan ini untuk perbaikan.

Lalu Soo Hyun melihat tato di belakang leher pria itu.

“Tentara Aksi Tunggal”.

Melihat itu, sadarlah Soo Hyun pria itu bukan tukang reparasi biasa.

Pria itu yang merasa terganggu, menyuruh Soo Hyun menunggu diluar. Dia bilang, perbaikan akan memakan waktu lama.

Soo Hyun tak percaya. Dia langsung mengambil tindakan dengan membe*turkan kepala pria itu ke dinding.

Seo Hee kaget melihatnya. Soo Hyun menyeret pria itu keluar dan berkata tidak memercayainya.

Pria itu tanya kenapa Soo Hyun melakukan itu padanya.

Pria itu lantas meminta Seo Hee menghubungi polisi.

Soo Hyun mencopot kabel telepon, lalu mengikat tangan pria itu dengan kabel telepon.

Seo Hee : Jaksa Song, kenapa kau melakukan ini?

Soo Hyun : Mereka bahkan menyerang SIH. Mereka juga akan menyerang kita.

Seo Hee : Tapi dia hanya datang untuk memperbaiki. Dia hanya tukang reparasi.

Soo Hyun : Dia mencurigakan, dan waktunya aneh. Percayalah pada instingmu.

Seo Hee : Bagaimana jika kita salah?

Soo Hyun : Itu mungkin saja. Tapi aku lebih sering benar.

Pria itu memohon ampun. Dia bilang itu tidak benar.

Soo Hyun menatapnya tajam.

Soo Hyun : Hei, kau dari Tim A, ‘kan?

Pria itu tetap mengaku bekerja di perusahaan perbaikan.

Soo Hyun : Jangan bohong.

Soo Hyun memukuli wajah pria itu.

Pria yang mengawasi Soo Hyun dari gedung sebelah, kaget melihat si tukang reparasi dipukuli.

Dia pun mengeker untuk melihat apa yang terjadi.

Setelah itu, pria itu menghubungi seseorang. Dia bilang ini darurat.

“Aku akan masuk.”

Pria itu bergegas menuju rumah Woo Shin.

Seo Hee mengambil tas tukang milik pria itu.

Dia membongkarnya di depan Soo Hyun.

Seo Hee : Lihat, tak ada yang mencurigakan disini!

Soo Hyun makin curiga melihat barang2 pria itu.

Soo Hyun : Apa ini? Itu komponen untuk toilet.

Si tukang reparasi mengaku membawanya untuk berjaga-jaga.

Soo Hyun : Bukankah kau mencoba memasang penyadap? Kau tak bisa membodohiku.

Seo Hee terus berusaha menghentikan Soo Hyun.

Seo Hee : Hentikan ini! Gunakan akal sehatmu!

Soo Hyun : Kita harus menjadi orang gila untuk hadapi orang gila. Ini bukan saatnya memikirkan sopan santunku!

Seo Hee : Jika terus begini, aku akan keluar.

Soo Hyun gregetan, astaga.

Soo Hyun minta si tukang reparasi mengaku jika mau hidup.

Si tukang reparasi minta maaf.

Soo Hyun : Siapa kau? Jawab aku.

Dia masih aja ngaku tukang reparasi.

Soo Hyun : Jadi, ingin begini sampai akhir? Baiklah.

Soo Hyun menendang si tukang reparasi.

Si tukang reparasi tertawa.

Soo Hyun : Kau tertawa? Lihat kau memelototiku.

Si tukang reparasi menyebut Woo Shin. Dia bertanya, apa menurut Soo Hyun, Woo Shin akan aman.

Soo Hyun : Kau menyebut adikku?

Soo Hyun makin emosi.

Pria itu datang.

Seo Hee membuka pintu.

Seo Hee : Kenapa SIH lambat sekali?

Pria itu masuk.

Soo Hyun : Astaga, kau lamban sekali. Kami tidak ingin memercayainya. Apa kami umpan? Kau ingin Tim A menemukan kami? Kau bisa dengan mudah melacak kami dengan kamera di sekitar pondok, tapi kau tidak terlihat di mana pun. Begitulah kami tahu kau mengamati kami. Kau menunggu Tim A menyerang kami lebih dahulu. Anak ini pasti salah satu anak buahmu.

Pria itu memeriksa kondisi anak buahnya.

Si anak buah minta maaf gagal menjalankan tugas.

Seo Hee : Tunjukkan jalan ke markas.

Pria itu bilang itu bukan keputusannya.

Seo Hee :Aku tidak bicara denganmu.

Seo Hee melihat ke arah alat komunikasi yang ada diantara barang2 si tukang reparasi.

Soo Hyun : Kau dengar, Pak Kang? Kau ingat Jembatan Kereta Dangsan? Aku tidak akan tertipu dua kali.

Pak Kang melepas earphone nya dan menyuruh Bu Lee membawa Soo Hyun dan Seo Hee ke tempat mereka.

Pak Kang : Singkirkan semua rekaman tentang Song karena operasi kita gagal.

Bu Lee : Baik, Pak.

Bu Lee langsung bergerak.

Pak Kang : Apa gunanya membantu Tim A? Mereka lebih lambat dari dugaanku.

Ketua Tim Lee baru saja tiba di kantornya. Kabag. Jung langsung minta maaf karena dia terlambat sedetik.

Ketua Tim Lee : Kau gagal mendapatkan rekaman terakhir keberadaan Song Soo Hyun?

Kabag. Jung : SIH mendapatkannya lebih dahulu. Maafkan aku.

Ketua Tim Lee beranjak ke ruangannya.

Ketua Tim Lee : Baiklah. Semua baik-baik saja.

Kabag. Jung mengikutinya, segalanya menjadi lebih sederhana.

Ketua Tim Lee : Kita hanya perlu melacak SIH untuk mendekati Song Soo Hyun.

Kabag Jung : Baik, Pak. Ini berkas kasus Lee Chang Woo.

Ketua Tim Lee : Apa ini? Kau dapat semuanya?

Kabag. Jung : Kami dapat berkas kasus, catatan hukum, dan bukti. Kami dapat semuanya.

Ketua Tim Lee membongkar amplop yang berisi materi kasus Pak Lee.

Dan dia menemukan foto si kembar di sana.

Ketua Tim Lee mengambil foto si kembar dan menyuruh Kabag. Jung menyingkirkan materi kasus Pak Lee.

Kabag. Jung mengerti.

Ketua Tim Lee menatap foto si kembar.

Flashback…

Polisi melakukan olah TKP di rumah Pak Lee.

Kamera menyorot tangan Pak Song yang menyentuh foto si kembar.

Flashback end…

Ketua Tim Lee : Aku masih belum punya jawaban jelas. Aku mengerti itu tugasnya sebagai jaksa. Tapi bagaimana dengan penulis itu? Kenapa dia begitu terpakupada kasus 22 tahun lalu? Mendiang ayahnya tidak akan kembali. Dia bahkan bukan ayah kandung mereka.Lalu kenapa?

Lalu Ketua Tim Lee membalik foto itu. Ada tulisan di belakangnya.

KIRI, Woo Shin – ADIK
KANAN, Soo Hyun – KAKAK

Ketua Tim Lee : Sang ayah tidak bisa membedakan si kembar? Song Soon Ho membawa foto ini saat menemui Lee Chang Woo. Tapi kenapa?

Tak lama kemudian, Ketua Tim Lee mendapatkan jawabannya.

Sekuriti Kim menerima telepon di mejanya.

Sekuriti Kim : Ini Keamanan. Begitu rupanya. Baiklah.

Sekuriti Kim menaruh telepon dan bergegas pergi.

Tae Sung melihat itu, ponsel tiga terhubung ke kantor pusat.

Sekuriti Kim bergegas pergi dengan buggy car.

Tae Sung menyusul Sekuriti Kim.

Tae Sung : Telepon tentang apa itu sampai kau bergegas ke wastu?

Sekuriti Kim berbohong, itu? Itu tak penting.

Woo Shin lagi mengetik di perpustakaan. Dong Rim datang bawain teh.

Woo Shin : Apa itu?

Dong Rim : Minumlah. Ini teh kamomil.

Woo Shin : Ada apa lagi kali ini?

Dong Rim : Astaga. Jangan minum jika tak mau.

Dong Rim mengambil lagi cangkir tehnya.

Woo Shin : Letakkan.

Woo Shin menaruh cangkir teh lagi ke meja.

Dong Rim : Pak Ha. Soal Adamas… Bagaimana jika kau mencurinya dan ternyata itu bukan senjata pembunuhan?

Woo Shin minum teh nya, maka itu operasi yang gagal.

Dong Rim : Kenapa kau bilang begitu? Justru sebaliknya.

Dong Rim mendekati Woo Shin.

Dong Rim : Tidak bisakah kita menjualnya dan membagi uangnya?

Woo Shin kesal, Lee Dong Rim.

Dong Rim : Helikopter. Pimpinan pasti sudah kembali.

Woo Shin : Salah. Bu Kwon tidak akan terlambat jika itu Pimpinan. Dia pasti sudah datang.

Woo Shin menutup laptopnya.

Bersambung ke part 2…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like