Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 6 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE
Sebelumnya…
Hye Soo dan Hyun Jo menginap di Hotel Great, hotel yang didatangi Hyun Jo saat dia nge-fly karena narkoboy.
Hye Soo membelakangi Hyun Joo, dan memikirkan kata2 Hyun Jo tadi saat mereka baru datang.
Hye Soo : Nona Jang? Maksudmu yang terkenal itu…
Hyun Jo : Benar, aku menghubunginya sendiri. Karena Adamas.
Hye Soo : Apa yang akan kau lakukan?
Hyun Jo : Aku akan mengubur masa lalu.
Flashback end…
Hyun Jo bertanya, apa Hye Soo sudah tidur.
Hyun Jo lalu membicarakan Woo Shin.
Hyun Jo : Tentang penulis bayangan itu. Ayahku cukup menyukainya. Apa pendapatmu? Pasti ada alasannya.
Hye Soo : Entahlah. Aku tidak terlalu tertarik.
Hyun Jo : Aku agak penasaran.
Woo Shin dan Tae Sung berdebat di perpustakaan.
Woo Shin : Kau tidak bisa menghubungi mereka?
Tae Sung : Kurasa mereka digerebek. Tidak ada waktu lagi, Pak Ha. Kita harus pergi dari sini sekarang.
Woo Shin : Ke mana mereka memindahkan Adamas?
Tae Sung : Dalam situasi ini?
Woo Shin : Aku yakin ada alasannya. Aku harus mencari tahu.
Tae Sung : Jadi, kau akan tinggal di rumah ini?
Woo Shin : Haruskah aku pergi dengan tangan kosong?
Tae Sung : Kau sudah gila? Mereka menyerang SIH! Mereka akan segera tahu soal kita.
Woo Shin : Jadi, kau akan pergi? Aku juga tidak bisa.
Tae Sung : Kau tahu kita dalam situasi berbahaya.
Woo Shin : Kita tidak tahu pasti bagaimana keadaan di luar. Akan gegabah jika pergi begitu saja. Mari coba bertahan sampai kita kembali berhubungan dengan SIH.
Tae Sung : Kau akan baik-baik saja?
Woo Shin mengangguk.
Tae Sung : Maksudku, Jaksa Song. Kau pasti mencemaskannya.
Woo Shin : Dia akan baik-baik saja. Dia bisa mengurus dirinya sendiri.
Soo Hyun membawa Seo Hee ke rumah Woo Shin.
Mereka datang dengan menumpang truk buah.
Seo Hee takjub melihat cara Soo Hyun membuka pintu rumah Woo Shin.
Seo Hee : Pengenalan wajah? Itu teknologi canggih.
Soo Hyun : Dia sangat teliti.
Seo Hee : Tetap saja, kalian berdua pasti cukup dekat. Wajahmu ada di sistem.
Soo Hyun : Kami tetap berhubungan. Ayo masuk.
Mereka masuk.
Soo Hyun : Tempat ini atas nama penerbit, jadi, kurasa akan lebih aman daripada di rumah.
Seo Hee : Bukankah kita harus pergi ke kantor pusat SIH?
Soo Hyun : Tim penyusup tidak ada di atas kertas, jadi, kita tidak bisa meminta bantuan mereka. Untuk saat ini, mari istirahat di sini.
Seo Hee kemudian tertawa melihat banyak foto2 Woo Shin dipajang di dinding.
Seo Hee : Adikmu pasti sangat mencintai dirinya.
Soo Hyun : Dia orang aneh.
Lalu Soo Hyun memberitahu dimana letak kamar mandi.
Seo Hee mengerti.
Pak lee meninggal. Dokter yang takut, menjelaskan, kalau dia sudah berusaha keras menyelamatkan Pak Lee tapi saat tiba di RS, Pak Lee sudah tidak ada.
Ketua Tim Lee menyuruh dokter keluar.
Ketua Tim Lee menatap jasad adiknya.
Ketua Tim Lee : Beristirahatlah dengan tenang. Aku akan memastikan…
Kabag. Jung yang berdiri di belakang, mengaku tidak tahu harus mengatakan apa.
Ketua Tim Lee : Song Soo Hyun punya adik, kan?
Kabag. Jung : Ya, saudara kembar.
Ketua Tim Lee menatap Kabag. Jung.
Ketua Tim Lee : Tangkap dia. Aku harus membalas budi.
Ketua Tim Lee keluar.
Begitu Ketua Tim Lee keluar, Kabag. Jung menertawakan Pak Lee.
Kabag. Jung : Dasar bodoh.
Beberapa anggota Tim A, menunggu diluar. Begitu Ketua Tim Lee lewat, Anggota Tim A yang ditugaskan mengawasi Seo Hee, meminta maaf.
Ketua Tim Lee marah, kau bilang kehilangan Kim Seo Hee?
Pria itu berusaha menjelaskan, ada serangan mendadak dari belakang.
Ketua Tim Lee mencekiknya.
Ketua Tim : Dasar berandal. Hanya itu yang ingin kau katakan?
Ketua Tim Lee terus mencekik pria itu.
Anggota lain berusaha mencegahnya tapi langsung diam saat ditatap tajam Ketua Tim Lee.
Pria itu jatuh dan kesulitan bernafas.
Ketua Tim Lee memij*k lehernya.
Ketua Tim Lee : Lacak setiap gerakan Song Soo Hyun dan temukan dia. Dan hubungi Sun.
Soo Hyun lagi milihin baju Woo Shin buat dipakai Seo Hee. Lalu dia menemukan koper kecil di dalam lemari.
Soo Hyun mengambilnya, apa ini?
Lalu dia kembali menaruh koper kecil itu lagi.
Seo Hee baru selesai mandi, dia menatap cermin.
Seo Hee : Jangan terintimidasi, Kim Seo Hee.
Soo Hyun mengetuk pintu.
Soo Hyun : Aku menaruh pakaian di luar pintu.
Seo Hee : Baiklah.
Seo Hee keluar dari kamar mandi. Soo Hyun langsung memanggilnya.
Soo Hyun : Seo Hee-ssi.
Seo Hee menatap ke layar televisi, yang menampilkan berita kebakaran yang terjadi di pondok pribadi dan menewaskan lima anggota klub sepeda gunung. Dulu, itu pondok di Cheongpa-gun,Ganggyeong-do. Bangunan itu hangus terbakar dan strukturnya hampir tidak tersisa. Pemadam kebakaran di Cheongpa menduga bahwa kebakaran itu disebabkan oleh ledakan gas petroleum cair. Kemungkinan besar sisa gas bocor dari pipa gas yang ditinggalkan di belakang pondok, menyebabkan ledakan gas ini. Akibat kecelakaan ini, Kim yang berusia 31 tahun dan empat orang lainnya dibawa ke rumah sakit terdekat, tapi akhirnya mereka meninggal.
*Pondok? Markas SIH kah? Terus anggota klub sepeda gunung itu anggota Tim A?
Bu Lee melaporkan pada Pak Kang, bahwa mereka sudah memastikan Seo Hee dan Soo Hyun masih hidup lewat rekaman CCTV dari pusat pelatihan di dekat sini, dan sedang menganalisis rekaman untuk mencari tahu ke mana mereka pergi.
Bu Lee : Kami akan bergegas, karena Tim A juga akan mengejar mereka.
Pak Kang : Aku yakin begitu. Tapi aku penasaran. Mereka selamat? Atau mereka diampuni?
Bu Lee : Maksudmu, Tim A sengaja tidak memfunuh mereka?
Pak Kang : Ini bisa menjadi umpan mereka untuk menangkap kita. Begitu menemukan keduanya, jangan hubungi mereka, tapi tunggulah. Sampai mereka bertindak lebih dahulu.
Bu Lee : Baik, Pak. Lalu bagaimana dengan Ha Woo Shin?
Pak Kang : Karena kini mereka tahu soal Jaksa Song, Pak Ha pasti dalam bahaya.
Bu Lee : Haruskah kita mengeluarkannya?
Pak Kang : Biarkan saja. Makin banyak umpan, makin baik. Itu akan beri kita kesempatan lebih baik untuk menangkap target.
Pak Kang makan nasinya, tapi wajahnya terlihat tegang.
Bu Lee tak setuju, tapi Pak…
Pak Kang : Bermurah hatilah dengan uang belasungkawa untuk orang-orang kita.
Bu Lee : Baik, Pak.
Dong Rim duduk di depan Woo Shin, membawa makanannya.
Woo Shin : Lee Dong Rim.
Dong Rim : Jangan sok akrab denganku. Itu tidak akan berhasil. Kau juga ingin mengacaukan hidupku?
Woo Shin : Kau terdengar kesal, tapi wajahmu menunjukkannya dengan jelas. Bahwa kau menyukaiku.
Dong Rim : Aku? Tidak.
Woo Shin : Itu benar. Atau kenapa kau memutar perekam suara yang kau curi? Kau bisa saja langsung memberikannya kepada Bu Kwon.
Dong Rim : Itu…
Woo Shin : Sebelum diberikan kepadanya, kau ingin menghapus hal penting apa pun. Tapi itu lebih serius daripada dugaanmu. Jadi, kau mengembalikannya kepadaku.
Dong Rim : Apa? Lalu kenapa?
Woo Shin : Apa pun yang kulakukan, berpura-puralah tidak tahu. Aku tidak akan menyakitimu.
Dong Rim : Kau sudah cukup menyakitiku.
Woo Shin melihat Tae Sung datang.
Woo Shin : Mau kuambilkan sesuatu lagi?
Woo Shin beranjak mendekati Tae Sung. Dia pura2 mengambil makanan agar bisa ngobrol dengan Tae Sung.
Woo Shin : Bagaimana hasilnya?
Tae Sung : Aku berhasil menghubungi mereka.
Woo Shin : Bagaimana keadaan Soo Hyun?
Tae Sung : Dia baik-baik saja. Dia tak terluka.
Woo Shin : Senang mendengarnya.
Tae Sung : Tapi kita masih punya masalah yang harus diselesaikan. Aku tak tahu kenapa Adamas menghilang dan ke mana perginya.
Woo Shin : Aku berencana menyelinap ke kantor Pimpinan lagi.
Tae Sung : Lagi?
Woo Shin : Aku harus menemukan Adamas. Ada yang harus kuperiksa.
Tae Sung : Kau akan berusaha habis-habisan, ya? Sistem pengawasan menyala 24 jam sehari. Jadi, bagaimana bisa melakukannya di siang bolong?
Woo Shin : Kau yakin 24 jam? Tidak mungkin drone itu terbang di langit seharian. Butuh waktu untuk mengisi ulang.
Tae Sung : Kau akan menyelinap saat drone itu mendarat untuk mengisi ulang? Itu terlalu singkat.
Woo Shin melihat Bu Oh datang.
Woo Shin : Bu Oh datang.
Woo Shin kembali ke mejanya.
Sekuriti Park mendekat Bu Oh.
Sekuriti Park : Kau harus lebih tepat waktu.
Bu Oh : Apa?
Sekuriti Park : Kau melakukan pemeriksaan terakhir setelah pukul 22.00 lagi. Jika Bu Kwon tahu, kamilah yang akan mendapat masalah.
Bu Oh : Apa maksudmu?
Sekuriti Park : Semalam. Pak Kim memberitahuku. Seseorang masuk ke ruangan Pimpinan. Jadi, aku bertanya siapa dia, dan dia bilang itu kau. Apa aku salah?
Bu Oh : Kau benar. Aku bermalas-malasan karena Bu Kwon tidak ada. Maaf.
Sekuriti Park pergi.
Bu Oh langsung menatap Sekuriti Kim.
Dia bertanya2, kenapa Sekuriti Kim berbohong.
Sekuriti Kim menatap Woo Shin.
Dia penasaran rencana Woo Shin.
Seseorang menyibak selimut Hye Soo.
Hye Soo kaget, ayah?
Pimpinan Eun : Matahari sudah terbit berjam-jam.
Hye Soo kembali menarik selimutnya.
Hye Soo : Ayah sudah pikun? Ayah tidak boleh masuk ke kamarku diam-diam seperti ini.
Pimpinan Eun : Berhentilah mengeluh dan bangun.
Hye Soo : Aku tidak mau. Aku masih mengantuk.
Pimpinan Eun : Bagaimana kau bisa begitu santai? Kau sudah menikah lebih dari tiga tahun. Kenapa kau belum hamil? Bagaimana jika akhirnya suamimu punya anak di luar nikah?
Hye Soo : Itu akan menjadi berita bagus.
Pimpinan Eun : Hye Soo-ya.
Hye Soo akhirnya bangun dan turun dari ranjangnya.
Hye Soo : Aku tidak mau orang lain hidup dalam mimpi buruk ini. Terutama anakku.
Pimpinan Eun : Kau tak akan beri keluarga Kwon pewaris?
Hye Soo menatap tajam ayahnya, tidak akan. Aku butuh sesuatu untuk hidup, ‘kan?
Pimpinan Eun menampar Hye Soo.
Pimpinan Eun : Mandilah. Kita akan makan siang dengan ayah mertuamu.
Hye Soo masuk ke kamar mandi, namun dia teringat saat dia menikah dengan Hyun Jo.
Flashback…
Hye Soo menunggu sendirian di aula. Dia tampak cantik dengan balutan gaun pengantinnya, tapi wajahnya murung.
Hyun Jo masuk.
Hyun Jo : Kau terlihat cantik. Pengantin wanita bergaun putih. Min Jo pasti akan sangat senang melihatmu.
Hye Soo menatap tajam Hyun Jo.
Hyun Jo : Dia mungkin melihat dari atas, ‘kan?
Hyun Jo mendekati Hye Soo. Dia bilang pernikahan mereka hanyalah transaksi bisnis.
Hyun Jo : Anggap saja pemasaran atas nama ayahmu.
Hye Soo : Tepati saja janjimu.
Hyun Jo : Janji apa? Bercerai? Kubilang aku akan menceraikanmu begitu ayahku meninggal. Jadi, gunakan waktumu untuk berdoa alih-alih membenciku. Berdoalah agar dia segera mati.
Hye Soo : Aku masih tidak mengerti. Kenapa kau ingin menikahiku.
Hyun Jo emosi, kau masih tidak mengerti? Aku tidak bisa menikahi sembarang orang hanya karena ingin. Kecuali itu keinginan ayahku.
Hye Soo : Jadi, kenapa Pimpinan…
Hyun Jo : Ini masalahmu. Kau terlalu rumit. Kenapa kau bertanya? Jika aku memberitahumu, apa kau akan memilih untuk tidak menikah?
Hyun Jo menendang rok gaun pengantin Hye Soo.
Hyun Jo : Ayahku tidak punya belas kasihan untuk hal-hal yang membuatnya tidak senang, bahkan anak-anaknya. Jadi, beraninya kau…
Hye Soo terdiam kesal menatap Hyun Jo.
Hyun Jo : Tersenyumlah. Ini hari yang bahagia.
Hyun Jo dan Hye Soo menikah.
Hye Soo diantar ayahnya, menuju ke Hyun Jo.
Hye Soo sama sekali tidak bahagia. Dia terpaksa.
Flashback end…
Di dinding ruang tengah Hye Soo, terpajang foto pernikahan Hye Soo dan Hyun Jo.
Di foto, Hyun Jo tersenyum lebar sementara Hye Soo menundukkan wajahnya.
Pimpinan Eun duduk di dekat foto pernikahan Hye Soo-Hyun Jo. Dia sedang bicara di telepon dengan seseorang.
Pimpinan Eun : Pokoknya, datang saja. Aku menyuruhmu datang. Sebelum makin kehilangan dukungannya, kau harus terus menemuinya.
Pimpinan Eun menyudahi teleponnya.
Dia pun heran Hye Soo lama sekali. Dia pun pergi ke kamar Hye Soo, tapi Hye Soo tak ada.
Pimpinan Eun : Dimana Hye Soo?
Pelayan bilang Hye Soo baru saja pergi.
Pimpinan Eun kesal, dasar…
Hyun Jo lagi membaca proposal pemasaran legalisasi senjata api.
Lalu dia menatap ke arah fotonya dan Hye Soo.
Hyun Jo : Ini seperti penyakit. Kenapa aku jatuh cinta kepadamu?
Tapi yang dia lihat bukanlah fotonya dengan Hye Soo, tapi ponselnya yang berisi foto2nya dengan Seketaris Yoon.
Seketaris Yoon datang.
Mereka berpelukan. Seketaris Yoon juga mencium Hyun Jo.
Lalu Hyun Jo mengajak Seketaris Yoon makan siang.
Seketaris Yoon : Aku harus bersama Pimpinan. Aku hanya datang untuk menemuimu sebelum pergi.
Hyun Jo : Aku benci ini.
Seketaris Yoon : Mari makan siang lain kali. Kita akan makan sesuatu yang kau suka.
Hyun Jo beranjak ke sofanya.
Hyun Jo : Ayahku sengaja melakukan ini. Selalu membuatmu berada di sisinya. Itu untuk menghukumku.
Seketaris Yoon mendekati Hyun Jo.
Hyun Jo memeluk erat Seketaris Yoon.
Pimpinan Kwon lagi makan siang dengan Pimpinan Eun.
Seketaris Yoon sibuk melayani Pimpinan Kwon.
Pimpinan Kwon : Bagaimana sendi pinggulmu?
Pimpinan Eun : Tidak apa-apa.
Pimpinan Kwon : Kau harus segera pulih agar kita bisa minum bersama.
Pimpinan Eun : Tentu saja.
Pimpinan Kwon : Bagaimana keadaan rumah sakitmu?
Pimpinan Eun : Baik-baik saja, berkat kau. Bagaimana sashiminya?
Pimpinan Kwon : Enak.
Pimpinan Eun : Itu ikan kerapu alami dari Pulau Jeju.
Pimpinan Kwon : Kau mau dipuji?
Pimpinan Eun terdiam mendengarnya.
Tapi kemudian, dia bertanya jika benar, apa Pimpinan Kwon akan memujinya.
Pimpinan Kwon : Ini yang kusuka darimu. Kau tidak terintimidasi bahkan saat bersamaku. Kurasa kita sudah cukup bertukar kabar. Apa yang ingin kau katakan?
Pimpinan Eun : Begini…
Pembicaraan mereka terganggu karena bunyi ponsel.
Ternyata itu bunyi ponsel Kandidat Hwang. Kandidat Hwang berlutut di depan pintu, mendengarkan pembicaraan mereka.
Kandidat Hwang buru-buru mematikan ponselnya.
Pimpinan Eun minta maaf karena tidak memberitahu Pimpinan Kwon bahwa dia mengundang Kandidat Hwang.
Pimpinan Eun menyuruh Kandidat Hwang masuk.
Kandidat Hwang masuk, membawa tongkatnya. Dia menyapa Pimpinan Kwon sambil berdiri. Tapi Pimpinan Kwon tak menjawab dan terus menatapnya. Kandidat Hwang pun terpaksa berlutut dengan susah payah karena pahanya masih sakit.
Pimpinan Kwon : Apakah sakit?
Kandidat Hwang : Aku tidak apa-apa.
Pimpinan Kwon : Duduklah dengan nyaman.
Kandidat Hwang susah payah berdiri, namun karena Pimpinan Kwon menatapnya, dia pun terpaksa diam dan tetap berlutut.
Pimpinan Kwon : Melihatmu mengingatkanku pada masa lalu. Ada anjing yang dahulu kusayangi saat masih kecil. Kau sama seperti anjing itu.
Mereka berdua terdiam mendengar kata2 Pimpinan Kwon.
Kandidat Hwang : Benarkah? Itu suatu kehormatan. Sudah ditakdirkan. Pasti silsilahnya bagus.
Pimpinan Kwon : Tidak, itu hanya anjing kampung.
Kandidat Hwang : Anjing kampung menggemaskan. Mereka juga pintar.
Pimpinan Kwon : Ini pendapatku. Anjing adalah keluarga. Mereka makan dan tinggal bersamamu. Pikirkan bagaimana orang memelihara anjing. Anjing-anjing itu diberi makanan sisa sang pemilik. Tapi anjingku istimewa karena dia menolak makan kecuali aku memberinya makan. Jadi, tentu saja, aku sangat menyayanginya.
Pimpinan Kwon memanggil Pimpinan Eun.
Pimpinan Eun maju membawa piringnya dan menerima sashimi dari Pimpinan Kwon.
Lalu Pimpinan Kwon memanggil Kandidat Hwang. Tapi untuk Kandidat Hwang, dia mengambil sashimi pakai tangannya.Tidak pakai sumpit, seperti diberikan ke Pimpinan Eun tadi.
Kandidat Hwang terpaksa merangkak maju dan menerima sashimi dengan mulutnya, seperti anjing.
Pimpinan Eun : Pastikan untuk menjaga sikap saat kau menjadi presiden.
Lalu Pimpinan Eun meminta Pimpinan Kwon menjaga menantunya.
Kandidat Hwang : Tentu saja. Aku akan melayaninya sebaik mungkin.
Kandidat Hwang tertawa.
Seketaris Yoon menatapnya dengan tatapan kasihan.
Mereka berempat lalu beranjak keluar dari restoran.
Pimpinan Kwon : Kandidat Hwang, aku akan memberimu hadiah.
Kandidat Hwang : Hadiah? Tidak, terima kasih. Tidak perlu.
Pimpinan Kwon : Jangan menolak. Aku sudah memberikannya kepada semua orangku.
Kandidat Hwang : Kalau begitu, aku akan menerimanya dengan senang hati.
Pimpinan Kwon : Aku butuh nama darimu.
Kandidat Hwang : Nama?
Pimpinan Kwon : Kau tahu, nama orang yang kau harap akan menghilang. Siapa yang harus kubunuh untukmu?
Kandidat Hwang terkejut mendengar itu.
Bersambung ke part 3…