Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 4 Part 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE
Sebelumnya….
Tae Sung menghubungi Pak Kang.
Tae Sung bilang dia tahu alasan Woo Shin mencoba mencuri Adamas.
Pak Kang dan Bu Lee sedang melihat berita penangkapkan Pak Lee.
Tae Sung : Satu-satunya pemfunuhan yang dilakukan Lee Chang Woo 22 tahun lalu. Korbannya adalah ayah Ha Woo Shin. Senjata pemfunuhan menghilang dari TKP. Ternyata itu Adamas.
Pak Kang : Pimpinan Kwon memilikinya?
Tae Sung : Ha Woo Shin mencurigai Pimpinan Kwon.
Pak Kang : Ini bisa jadi pertanda baik bagi kita. Kita selalu kehilangan Kwon karena dia tak terlibat langsung dalam tindakan kriminal. Tapi jika dia benar-benar pelakunya, ceritanya berbeda. Apa itu bisa dipercaya?
Tae Sung : Kurasa begitu. Dia juga punya rekaman suara informannya.
Pak Kang : Siapa itu?
Tae Sung : Eun Hye Soo, menantu keluarga Grup Haesong.
Pak Kang : Ini pertanda bagus.
Tae Sung : Bagaimana jika Ha Woo Shin bergabung dengan tim kita?
Pak Kang : Untuk bekerja sama?
Tae Sung : Dia tahu tentang hubungan Haesong dan Hwang, bahkan tentang legalisasi senjata api.
Pak Kang : Ini darurat. Bukankah kita harus menyingkirkannya? Jika dia bergabung dengan kita, kita harus mengurusnya.
Tae Sung : Ayolah, aku tidak bilang kita harus bekerja sama dengannya. Jika kita bisa memanfaatkannya, proyek kita bisa sukses.
Woo Shin ke ruang kendali keamanan dan bertemu Sekuriti Kim.
Sekuriti Kim senang melihat Woo Shin, Penulis Ha. Halo.
Woo Shin : Ya, halo. Kau baik-baik saja?
Sekuriti Kim : Ya, berkat kau.
Woo Shin : Di mana Pak Choi?
Sekurit Kim : Dia pergi berburu.
Woo Shin : Dia sering melakukan itu selama sifnya. Bukankah dia bisa dipecat?
Sekuriti Kim : Tolong katakan alasanmu datang. Akan kusampaikan kepada Pak Choi.
Woo Shin : Begini…
Tae Sung datang, ada apa?
Sekuriti Kim : Pak Choi, Penulis Ha datang untuk menemuimu.
Tae Sung : Aku? Kenapa?
Woo Shin : Aku ingin mewawancaraimu untuk memoar Pimpinan.
Tae Sung : Baiklah. Itu bisa jadi alasan untuk bermalas-malasan.
Woo Shin dan Tae Sung pergi.
Sekuriti Kim bertanya-tanya, apa yang kemarin juga wawancara.
Tae Sung menyuruh Woo Shin bergerak secara alami, karena ada Kepala Pelayan Kwon yang mengawasi mereka.
Woo Shin : Kepala Pelayan Kwon?
Tae Sung : Aku akan berpura-pura tidak tahu jika kau tertangkap. Sebaiknya kau segera mencurinya.
Woo Shin : Sebelum itu, aku harus menyingkirkan faktor risiko.
Tae Sung : Faktor risiko apa?
Woo Shin : Apa sistem pemadam api di sini? Rumah ini hanya punya detektor api dan tidak ada alat penyiram.
Tae Sung : Sepertinya kau sudah tahu alasannya.
Woo Shin : Ada banyak karya seni mahal dan barang antik.
Tae Sung : Menyiramnya dengan air bisa menyebabkan kerusakan. Kami punya sistem pemadam api halogen. Begitu panas terdeteksi bersama dengan asap, alarm langsung berbunyi dan pengumuman dimulai.
Tae Sung juga bilang evakuasi akan dilakukan dalam tiga menit?
Woo Shin : 3 menit?
Tae Sung : Ya, semua orang harus evakuasi dalam tiga menit. Karena tembok api akan turun di setiap lantai. Lalu gas halogen dilepaskan. Sistem ini menghalangi oksigen untuk memadamkan api.
Woo Shin : Seseorang bisa mati lemas di dalam.
Tae Sung : Tentu.
Woo Shin : Jika orang yang sakit ada di lantai tiga, mereka mungkin tidak bisa evakuasi dalam tiga menit.
Tae Sung : Itu masuk akal. Omong-omong, untuk apa ini? Kenapa kau menanyakan ini?
Woo Shin : Aku akan menyalakan api hari ini.
Tae Sung : Api?
Tanpa mereka sadari, Kepala Pelayan Kwon melihat mereka dari jendela.
Kepala Pelayan Kwon : Pemandangan macam apa ini?
Lalu Dong Rim datang, menghampiri Kepala Pelayan Kwon.
Dong Rim : Ada yang ingin kukatakan kepadamu.
Kepala Pelayan Kwon membawa Dong Rim ke kamarnya.
Kepala Pelayan Kwon : Jadi, kau ingin berterima kasih?
Dong Rim : Ya, kudengar kau memberi ayahku kamar VIP.
Kepala Pelayan Kwon : Soal itu. Aku kebetulan mengetahui situasimu dan itu membuatku merasa bersalah. Jadi, aku menggunakan sedikit pengaruhku.
Dong Rim : Terima kasih.
Kepala Pelayan Kwon : Kata-kata saja tidak cukup. Tidak ada yang gratis di dunia ini.
Dong Rim : Baik, berapa yang harus kubayar?
Kepala Pelayan Kwon : Lagi pula, kau tidak punya banyak uang.
Dong Rim cengengesan mendengarnya.
Kepala Pelayan Kwon lantas beranjak mendekati Dong Rim.
Kepala Pelayan Kwon : Tapi aku ingin kau melakukan sesuatu. Ayahmu harus menjalani operasi besar. Aku bisa membuat keadaan nyaman baginya. Aku punya pengaruh sebesar itu. Haruskah aku mempercepat operasinya?
Dong Rim : Kau ingin aku melakukan apa?
Tae Sung menolak melakukan rencana Woo Shin. Dia bilang, itu terlalu berisiko.
Tae Sung : Kau seharusnya bertindak diam-diam, tapi kebakaran?
Woo Shin : Dengarkan aku dulu.
Tae Sung : Tidak, mari kita perjelas. Aku bisa membantu rencanamu. Tapi bukan berarti aku bersedia mengambil setiap risiko. Lakukan sendiri. Aku tidak mau.
Tae Sung pergi.
Woo Shin menghela nafas.
Woo Shin : Tidak ada yang berjalan lancar, dan aku kehabisan waktu.
Ketua Tim Lee pergi ke apartemen seseorang. Seorang pria membukakan pintu.
Ketua Tim Lee : Lama tidak bertemu, Pak Cho.
Pak Cho : Ya, Pak.
Mereka makan siang bersama.
Pak Cho : Kau tidak melupakan ulang tahun ibuku yang ke-70 dan membantu adikku mendapatkan pekerjaan. Terima kasih, Pak.
Ketua Tim Lee : Sama-sama. Kau sudah ditugaskan, tapi kau tetap keluarga. Setidaknya itu yang bisa kulakukan. Bukankah sulit bekerja di luar kantor?
Pak Cho : Tidak, Pak.
Ketua Tim Lee : Bertahanlah sebentar lagi. Kau harus segera kembali ke Tim A.
Pak Cho : Baik, Pak.
Ketua Tim : Jadi Song Soo Hyun datang mengunjungi Lee Chang Woo?
Pak Cho : Ya, di tengah malam.
Ketua Tim Lee : Apa katanya?
Pak Cho : Dia mengamuk, mengatakan kesaksian palsu.
Ketua Tim Lee : Bedebah itu berusaha keras.
Pak Cho : Lee Chang Woo menyangkal semuanya, tapi dia bertanya apa itu untuk melindungi komplotannya…
Ketua Tim Lee : Tunggu. Komplotan?
Pak Cho : Masalahnya…
Flashback…
Soo Hyun menunjukkan sketsa wajah Ketua Tim Lee, dan bertanya ‘siapa itu’ pada Pak Lee.
Seorang sipir mengintip. Dia adalah Pak Cho.
Flashback end…
Ketua Tim Lee : Sketsa wajah?
Ponsel Ketua Tim Lee berdering.
Telepon dari Kabag. Lee.
Dia terkejut, apa? Apa maksudnya?
Ketua Tim Lee bergegas kembali ke kantor. Kabag. Jung dan Kabag. Lee mengikutinya. Kabag. Lee membawa sesuatu. Kabag. Jung berdiri di samping Ketua Tim Lee.
Ketua Tim Lee : Seniman sketsa wajah?
Kabag. Lee langsung beranjak ke depan Kabag. Jung dan memberikan beberapa foot.
Itu adalah foto Soo Hyun yang menemui seniman sketsa wajah di pemakaman saksi.
Kabag. Lee : Pria berkacamata yang dipanggil Song ke pemakaman. Aku memeriksa identitasnya, dan dia bekerja untuk kejaksaan.
Kepala Tim Lee : Saksinya sudah tidak ada tapi dia menghubungi ahli komposit? Dia mengunjungi Lee Chang Woo dengan sketsa komposit dan mengamuk kepadanya soal kaki tangan.
Kepala Tim Lee menatap Kabag. Jung.
Kepala Tim Lee : Kepala Jung, menurutmu apa artinya ini?
Kabag. Jung : Kim Won Joong menipu kita.
Ketua Tim Lee : Itu putrinya.
Seo Hee mengunjungi Pak Lee.
Pak Lee : kau siapa?
Seo Hee : Aku saksinya. Ayahku memberikan kesaksian palsu untuk menggantikanku. Untuk melindungiku. Maafkan aku.
Pak Lee : Tidak perlu minta maaf. Atau mengunjungiku setelah bertahun-tahun. Lagi pula, aku pelakunya.
Seo Hee : Tidak, aku melihatnya. Pria di malam itu bukan kau. Aku ingat dengan jelas.
Flashback…
Pria yang dilihat Seo Hee malam itu adalah Kepala Tim Lee.
Kepala Tim Lee membawa sesuatu.
Flashabck end…
Pak Lee : Kau yakin dengan ingatanmu?
Seo Hee : Ya.
Pak Lee : Berapa usiamu saat itu?
Seo Hee : Usiaku tujuh tahun.
Pak Lee : Sayang sekali. Ingatan anak tujuh tahun 22 tahun lalu. Tidak akan ada yang percaya.
Seo Hee : Tapi…
Pak Lee :Pergilah dan tinggalkan semuanya.
Pak Lee berdiri. Dia mau pergi dan Seo Hee pun bilang, ayahnya funuh diri setelah memfunuh ibunya.
Seo Hee : Pada malam yang sama putra Song Soon Ho datang berkunjung.
Pak Lee berbalik, dia terkejut.
Pak Lee : Kau kenal Jaksa Song?
Seo Hee : Dia tidak funuh diri. Dia difunuh. Aku harus mencari tahu siapa pelakunya.
Pak Lee marah, apa… yang kalian berdua lakukan?
Seo Hee : Kukira kau dijebak. Jadi, aku menemui Pak Song sendiri.
Pak Lee : Hentikan imajinasi gilamu dan sadarlah. Semua itu sudah berlalu, untuk apa?
Seo Hee : Kita harus memperbaikinya.
Pak Lee : Cukup! Kubilang aku pelakunya. Aku melakukannya.
Pak Lee lantas beranjak dan memberitahu sipir bahwa dia sudah selesai bicara.
Seo Hee : Kau alasanku memulai ini, tapi aku tak bisa mundur. Aku akan menyelesaikannya. Kau bukan pelakunya.
Sipir membawa Pak Lee keluar dari ruang jenguk.
Pak Lee teringat malam itu, ketika dia menemukan Pak Song sudah tewas.
Pak Lee celingukan, mencari pelakunya.
Flashback end….
Pak Lee : Tidak.
Dong Rim dan Woo Shin di perpustakaan sekarang. Dong Rim terus melirik Woo Shin.
Woo Shin yang tahu itu, tanya ada apa.
Dong Rim : Apa maksudmu?
Woo Shin : Kau terus melirikku.
Dong Rim : Aku hanya penasaran kenapa Bu Kwon membencimu.
Woo Shin : Entahlah. Kau tidak perlu alasan untuk membenci seseorang.
Dong Rim : Mungkin kau melakukan sesuatu yang menyebabkan kesalahpahaman.
Woo Shin : Entahlah. Kenapa kau tidak mencari tahu?
Mendengar itu, Dong Rim langsung berdiri. Dia beralasan, akan menelpon ibunya.
Dong Rim : Hasil tes ayahku seharusnya sudah keluar. Kondisinya sedikit memburuk.
Dong Rim pergi.
Woo Shin : Itu sebabnya suasana hatinya buruk.
Dong Rim menghubungi ibunya.
Sang ibu nangis dan bilang ayahnya dalam kondisi kritis.
Nyonya Lee : Dia baik-baik saja sampai pagi ini. Dia mungkin harus segera dioperasi.
Dong Rim : Segera? Tapi kenapa? Ini terlalu mendadak!
Nyonya Lee : Dong Rim-ah.
Dong Rim : Apa? Ibu bilang apa? Kondisinya memburuk setelah pindah ke kamar VIP?
Dong Rim teringat kata2 Kepala Pelayan Kwon tadi.
Kepala Pelayan Kwon : Atau haruskah aku mempercepat operasinya?
Dong Rim : Tidak mungkin…
Dong Rim menutup telepon. Kebetulan Hye Soo melihatnya. Dong Rim pergi ke arah kamar Kepala Pelayan Kwon.
Hye Soo : Kenapa dia ke sana?
Dong Rim marah, ini maksudmu? Apa kau benar-benar… Ini perbuatanmu.
Kepala Pelayan Kwon : Apa maksudmu?
Dong Rim : Aku tahu semuanya. Kondisi ayahku memburuk setelah dipindahkan ke kamar VIP. Kau sengaja melakukannya untuk memanfaatkanku…
Kepala Pelayan Kwon : Jika kau tahu, menurutmu apa yang harus kau lakukan?
Dong Rim : Kenapa kau melakukan ini kepadaku? Aku tidak bisa mengkhianati Pak Ha.
Kepala Pelayan Kwon : Bagaimana kau bisa tahu sebelum mencobanya? Itu tidak sulit.
Dong Rim : Saat Pimpinan datang, aku akan memberitahunya. Bahwa kau memerasku.
Kepala Pelayan Kwon : Cukup. Kau harus memikirkan keluargamu. Apa kesetiaan lebih penting bagimu daripada nyawa ayahmu?
Dong Rim : Tidak, aku tidak mau.
Dong Rim ke pintu. Bersamaan dengan itu, Tae Sung membuka pintu kamar Kepala Pelayan Kwon. Hidung Dong Rim pun terbentur pintu.
Dong Rim langsung pergi.
Tae Sung melihat Dong Rim.
Tae Sung : Kau baik-baik saja?
Kepala Pelayan Kwon menyuruh Tae Sung cepat masuk.
Dong Rim kembali ke perpustakaan, tapi Woo Shin tak ada di sana.
Dong Rim : Aku bisa gila. Dia tidak tahu apa yang terjadi kepadaku. Ke mana dia pergi kali ini?
Woo Shin sendiri ada di lantai 3. Dia lagi melihat2.
Woo Shin : Aku harus mulai pukul 16.00.
Woo Shin pergi.
Kamera menyorot ke langit2.
Kepala Pelayan Kwon ingin tahu kenapa belakangan ini Tae Sung sering terlihat bersama Woo Shin.
Tae Sung : Sudah kubilang sebelumnya bahwa aku akan menindaklanjutinya. Dia ingin mewawancaraiku, jadi, kupikir aku akan memanfaatkannya.
Kepala Pelayan Kwon : Benarkah? Kau menemukan hal mencurigakan?
Tae Sung : Tidak juga.
Kepala Pelayan Kwon : Dengar, Pak Choi. Kau terlalu kompeten untuk bekerja di sini. Kau pantas mendapatkan lebih dari ini.
Tae Sung : Apa maksudmu?
Kepala Pelayan Kwon : Dulu kau andalan di kepolisian. Sebaiknya kau tetap pada keahlianmu.
Tae Sung : Dengan senang hati.
Kepala Pelayan Kwon : Pendahulumu menjadi manajer di tempat bagus berkat pengaruhku. Terus awasi penulis itu.
Tae Sung : Baik, Bu. Tapi kenapa kau begitu penasaran tentangnya? Dia akan pergi setelah menyelesaikan memoar itu.
Kepala Pelayan Kwon : Dia punya motif tersembunyi. Tampaknya, dia datang untuk mendapatkan informasi untuk karya berikutnya. Aku penasaran informasi apa yang dia incar. Aku yakin dia menyelidiki kasus helikopter Tuan Min Jo.
Tae Sung pun melaporkan hal itu pada Woo Shin.
Tae Sung : Wanita itu benar-benar salah paham. Dia pikir kau berencana menulis soal kecelakaan itu di artikel berikutnya.
Woo Shin : Itu bagus.
Tae Sung : Apa ini sudut pandangmu?
Woo Shin : Kau bilang Bu Kwon mencurigaiku. Jadi, aku memberinya sesuatu yang berbeda dari tujuan awalku.
Tae Sung : Kenapa?
Woo Shin : Kukira dia akan terpancing. Dia akan melakukan apa pun untuk melindungi Pimpinan Kwon.
Tae Sung : Kenapa kau membahasnya di sini?
Woo Shin : Kwon Min Jo. Pimpinan lebih menyayanginya daripada anak sulungnya. Semua orang percaya dia akan menjadi pewaris Haesong. Tapi dia tewas dalam kecelakaan helikopter. Ada landasan helikopter di rumah ini. Bukankah itu aneh? Ayahnya masih menggunakan helikopter saat putranya meninggal karena itu.
Tae Sung : Maksudmu Pimpinan memfunuhnya? Kau tidak tahu betapa dia mengasihi Kwon Min Jo. Kau salah.
Woo Shin : Bagaimana dengan ini? Bu Kwon bilang, “Aku yakin dia menyelidiki kasus helikopter Minjo,” ‘kan?
Tae Sung : Ada apa dengan itu? Aku tidak…
Tae Sung pun menyadari ada yang aneh.
Tae Sung : Kasus helikopter. Bukan kecelakaan, tapi kasus.
Woo Shin : Saat aku menunjukkan minat pada Kwon Min Jo, Bu Kwon bereaksi ofensif. Itu artinya dia tahu sesuatu. Jangan khawatir. Itu hanya insiden kecil. Aku akan bilang mendengar soal kecelakaan helikopter saat wawancara dengan Nona Eun. Itu benar.
Tae Sung : Tidak, itu langkah yang bodoh. Bu Kwon yang kukenal akan segera melaporkannya kepada Pimpinan. Dan kau akan diusir. Namun, dia menahan diri karena mencari mata-mata.
Tae Sung ingat kata2 Kepala Pelayan Kwon tadi.
Kepala Pelayan Kwon : Dia punya informan di rumah ini. Kau sendiri yang bilang bahwa di hutan, penulis itu mencari seseorang.
Tae Sung : Semua itu sudah berlalu.
Kepala Pelayan Kwon menunjukkan surat dari Woo Shin untuk Hye Soo.
Kepala Pelayan Kwon : Tidak, lihat catatan ini. Apa? Mencatat ide bagus? Mana mungkin aku memercayai kebohongan itu. Siapa pun itu, aku akan menemukannya, apa pun yang terjadi.
Flashback end…
Tae Sung : Kau tidak tahu betapa gigihnya dia. Dia bisa mengetahui semuanya jika terus begini.
Woo Shin : Kalau begitu, sebaiknya aku bergegas. Sebentar lagi pukul 16.00.
Tae Sung : Kau sungguh akan melakukannya?
Woo Shin : Kau akan membantuku, ‘kan?
Tae Sung : Pukul 16.00?
Woo Shin : Saat itulah Pimpinan kembali. Bu Kwon akan keluar ke landasan helikopter untuk menyapanya.
Tae Sung : Jadi, kau tidak mau dia terluka?
Woo Shin : Dia mungkin tak bisa dievakuasi dalam tiga menit.
Tae Sung : Sungguh humanis.
Woo Shin : Hari ini, aku hanya akan memeriksa apakah Adamas ada di sana sementara yang lain dievakuasi. Tidak ada yang boleh terluka.
Tae Sung : Kau bilang akan menyebabkan kebakaran.
Woo Shin : Kebakaran palsu. Detektor panas dan asap harus diaktifkan bersama agar alarm menyala. Tapi jika salah satu detektor mati dan sinyal api dinyalakan secara manual, semua orang akan menganggapnya sebagai malafungsi.
Bersambung ke part 4….