Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 3 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE
Sebelumnya…
Detektif menemui Seo Hee di pemakaman.
Seo Hee : Aku sudah memberikan kesaksian kemarin.
Detektif : Begini… Sepertinya ayahmu bunh setelah membu*h ibumu. Tapi secara pribadi, aku merasa motifnya terlalu lemah. Kudengar orang tuamu sungguh saling mencintai.
Seo Hee : Ya. Benar. Tapi ayah sangat kesulitan. Dia sudah mengurusnya selama 22 tahun terakhir. Jadi, aku mengerti keputusan yang dia buat.
Detektif : Begitu rupanya.
Seo Hee kembali ke dalam dan mendengar keluarga ibunya mengumpat ayahnya.
Lalu Soo Hyun datang.
Soo Hyun : Kau baik-baik saja?
Seo Hee : Sudah kubilang jangan datang.
Soo Hyun menatap foto kedua orang tua Seo Hee.
Soo Hyun : Kupikir sudah sepantasnya aku berbelasungkawa.
Woo Shin di perpustakaan, memikirkan pertanyaannya ke Hye Soo. Dia bilang, Hye Soo tahu pelaku sebenarnya dan bertanya siapa dia.
Hye Soo merobek surat dari Woo Shin.
Woo Shin : Dia akan menyesali ini.
Woo Shin membuang sobekan kertas itu ke tempat sampah.
Dong Rim menaruh beberapa tumpuk kertas di atas meja Woo Shin.
Woo Shin : Apa itu?
Dong Rim : Catatan wawancara Pimpinan. Sudah aku susun. Kau hanya perlu menunjukkannya dan mendapatkan konfirmasinya. Kalau begitu, aku permisi. Aku akan pergi setelah mandi.
Woo Shin : Baiklah.
Tapi Woo Shin terus mengoceh.
Woo Shin : Sulit sekali meninggalkanmu. Aku harus mencarikanmu wanita yang baik untuk dinikahi.
Woo Shin menatap galak Dong Rim.
Dong Rim mengoceh lagi, kau akan berakhir seperti Bu Kwon.
Woo Shin akhirnya mendorong Dong Rim keluar.
Woo Shin : Pergilah.
Dong Rim : Tidak punya anak atau suami telah mengubahnya menjadi wanita pemarah. Menurutmu dia pernah berkencan? Mungkin janda cerai? Melihat temperamennya yang buruk…
Woo Shin membuka pintu dan mereka langsung terkejut.
Kepala Pelayan Kwon sudah berdiri di depan mereka.
Kepala Pelayan Kwon : Kenapa kau sangat terkejut melihatku?
Woo Shin : Karena kau menerobos masuk ke sini.
Kepala Pelayan Kwon masuk, aku mengerti. Aku baru saja memergokimu menjelek-jelekkanku.
Dong Rim : Kau dengar itu? Omong-omong, kau pernah berkencan?
Kepala Pelayan Kwon : Omong kosong apa itu?
Dong Rim : Kurasa pernah. Sampai jumpa.
Woo Shin mendorong Dong Rim keluar, setelah itu dia menutup pintu dan beranjak ke Kepala Pelayan Kwon.
Woo Shin : Ada apa kau kemari?
Kepala Pelayan Kwon : Bukan apa-apa. Aku sudah terlalu keras kepadamu.
Woo Shin : Kau meminta maaf kepadaku? Yang benar saja.
Kepala Pelayan Kwon : Perselisihan kita hanya menyusahkan Tuan. Mari kita akhiri ini. Lagi pula, kau akan segera pergi.
Woo Shin : Tentu. Kuharap kita bisa akur selama sisa waktuku di sini.
Kepala Pelayan Kwon : Sisa waktumu di sini? Baiklah. Tentu.
Kepala Kwon lantas menyuruh Woo Shin pamitan.
Woo Shin : Berpamitan?
Kepala Pelayan Kwon : Kau belum dengar? Pimpinan akan pergi. Aku tak tahu ada apa dengan Nyonya Hye Soo, tapi mereka akan bepergian bersama.
Kepala Pelayan Kwon tersenyum penuh kemenangan. Lalu dia pergi.
Woo Shin bertanya2 ada apa dengan Hye Soo.
Woo Shin hendak menemui Hye Soo. Tapi Tae Sung mendadak datang.
Tae Sung : Kita harus bicara.
Woo Shin : Jangan sekarang. Nanti saja.
Tae Sung : Sekarang.
Terpaksalah Woo Shin mengikuti Tae Sung.
Mereka bicara di landasan heli.
Woo Shin : Kenapa kau mengajakku ke sini? Aku agak sibuk sekarang.
Tae Sung : Helikopter ini adalah keunikan Haesong. Ini satu-satunya grup yang berafiliasi dengan pedagang senjata terbesar di negara ini. Kau tahu itu?
Woo Shin : Jika maksudmu ARES, aku kurang lebih tahu.
Tae Sung : Kau benar. Mereka memproduksi semuanya dari peralatan pertahanan diri hingga senjata militer. Berkat itu, rumah ini memiliki sistem keamanan canggih. Semua pegawai sudah mendaftarkan karakteristik fisik mereka.
Woo Shin : Ya, aku juga.
Tae Sung : Itu lebih dari sekadar tindakan keamanan. Mereka bisa mengenalimu. Kita semua punya nomor seri sendiri.
Woo Shin : Mereka mengawasi kita.
Tae Sung : Setiap gerakan kita. Dari atas sana. Kau mengerti?
Tae Sung menunjuk ke langit.
Ada sebuah drone yang mengawasi mereka.
Tae Sung : Kecerdasan buatan biometrik. Mata di langit. Mereka bisa melihat setiap gerakan kita. Termasuk aku.
Sekuriti Park dan Sekuriti Kim baru selesai makan siang.
Mereka balik ke ruangan mereka dan melihat nomor seri Tae Sung dan Woo Shin.
Sekuriti Park : Bukankah itu Pak Choi? Dia bersama siapa?
Mereka melihat nomor seri orang yang bersama Tae Sung.
Sekuriti : Itu Penulis Ha.
Woo Shin bertanya, apa ini artinya Tae Sung mau naik kapal yang sama dengannya.
Tae Sung : Kau pasti terlalu bersemangat, melihat kau terburu-buru.
Woo Shin : Lalu kenapa memberitahuku ini?
Tae Sung : Kau pikir Pimpinan Kwon bertanggung jawab atas kematian ayahmu, ‘kan?
Woo Shin : Apa pendapatmu?
Tae Sung : Dia tersangka utama. Jika Adamas adalah senjatanya, maka pemiliknya pasti tersangka.
Woo Shin : Kita punya target yang sama. Pimpinan Kwon Jae Kyu.
Tae Sung : Jangan bodoh. Kematian ayahmu terjadi sebelum Agustus 2000, sebelum batas waktu penuntutan dihapuskan. Singkatnya, batas waktu penuntutan kasusnya sudah berlalu. Pimpinan Kwon bisa mengaku dan tetap tidak dihukum. Tapi kau datang ke sini. Apa yang kau rencanakan?
Woo Shin : Batas waktunya belum berlalu. Pimpinan sudah cukup lama di luar negeri. Masih ada 18 hari lagi. Kau ingin tahu hal lain? Kasus ayahku 22 tahun lalu adalah satu-satunya kejahatan yang pernah dilakukan Lee Chang Woo.
Tae Sung : Lee Chang Woo?
Woo Shin : Lee Chang Woo dan Pimpinan Kwon. Ini kombinasi yang menarik. Kunci kasus ini adalah titik kontak mereka. Kurasa kita bisa saling membantu.
Tae Sung : Kau ingin aku membantumu mencuri Adamas agar kau bisa membandingkannya dengan laporan autopsi?
Woo Shin : Jika cocok, aku bisa meminta persidangan ulang.
Tae Sung : Bagaimana jika tidak?
Woo Shin : Maka…
Tae Sung : Maka proyek tim kami akan gagal. Kita melawan kekuatan yang jauh lebih kuat daripada dugaanmu. Aku tidak bisa membantumu hanya berdasarkan kecurigaan.
Woo Shin : Sebenarnya, proyek apa itu? Kau sudah dua tahun di sini, tapi masih belum menyelesaikannya. Bukankah lebih baik menyerah?
Tae Sung : Diam. Bawakan aku bukti bahwa itu berkaitan dengan Pimpinan Kwon. Jika tidak, pergilah sebelum kuganggu kakakmu.
Bersambung ke part 3…