Adamas Eps 16 Part 3 (Last Eps)

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 16 Part 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE

Sebelumnya….

Seo Hee nyekar ke makam orang tuanya.

Seo Hee : Ibu. Ayah. Aku datang. Semuanya sudah berakhir sekarang. Tapi aku tak punya siapa pun. Sebenarnya, aku sangat menyesalinya. Maafkan aku. Maafkan aku, Ayah. Maafkan aku.

Seo Hee nangis.

Woo Shin masih berduka. Dia duduk diam di ruang meeting kepolisian.

Tae Sung masuk, membawakannya sebotol air.

Tae Sung : Minumlah. Aku tahu ini bukan waktu yang tepat, tapi aku akan mengatakannya.

Tae Sung lantas duduk, saat kudengar kau mengampuni Ketua Tim Lee, tebak bagaimana perasaanku. “Syukurlah.” Aku lega. Kau tahu kenapa aku menembak Pimpinan Kwon? Saat di waduk, kupikir aku telah membunuh Lee. Aku sama saja dengan Tim A. Sementara itu, tim penyusup dibubarkan. Keluarga Sersan Ko dibunuh. Pada akhirnya, aku menyerah. “Dasar iblis. Aku sendiri yang akan membunuhmu.” Itu sebabnya aku menembaknya. Meski aku tak bisa membunuhnya sendiri.

Tae Sung kemudian berdiri dan menasihati Woo Shin.

Tae Sung : Jangan bertindak bodoh sepertiku. Kematian Pimpinan Kwon tak mengakhiri apa pun. Kematian Ketua Tim Lee juga tak akan menyelamatkanmu dari rasa sakit.

Woo Shin : Pak Choi.

Tae Sung : Ya?

Woo Shin : Aku tak bilang akan menemui siapa. Dia secara alami menyebutkan Eun Hye Soo. Itu artinya dia yang membuat keputusan. Pemilik baru Haesong.

Kepala Pelayan Kwon kembali ke Haesongwon.

Bu Oh menahan kesal melihat Kepala Pelayan Kwon kembali.

Kepala Pelayan Kwon : Apa kau melihat hantu?

Bu Oh : Ada apa kau kemari?

Kepala Pelayan Kwon : Apa salahnya aku pulang ke rumahku? Apa kau mengurus rumah saat aku pergi?

Bu Oh : Itu…

Kepala Pelayan Kwon : Apa dia di lantai tiga? Aku harus menyapanya dahulu.

Kepala Pelayan Kwon pergi. Bu Oh seperti biasa, menatap dengan tatapan kepo.

Hye Soo di ruangan Pimpinan Kwon. Sekarang, itu menjadi ruangannya. Dia sedang membuat kopi.

Begitu kopinya selesai, dia duduk di kursi Pimpinan Kwon.

Lalu Kepala Pelayan Kwon masuk.

Hye Soo : Selamat datang.

Kepala Pelayan Kwon : Aku kembali, Tuan.

Hye Soo tersenyum mendengarnya.

Seo Hee kembali masuk bekerja. Dia terkejut melihat mejanya sudah dibersihkan.

Rekannya memanggilnya.

“Kim Seo Hee-ssi, kudengar kau meliput kasus itu dengan menyamar. Pantas saja kami tak bisa melihatmu.”

“Siapa yang membersihkan mejaku?”

“Direktur. Dia punya harapan tinggi untuk berita eksklusif.”

Seo Hee pergi menemui atasannya. Direktur memberikannya minuman kesehatan.

Seo Hee : Kau menjadi sangat baik.

Direktur : Mari mulai dengan berita eksklusif tentang Song Soo Hyun. Kudengar kalian berdua dekat dan menyamar bersama. Jadi, artikelnya harus tentang mendiang Jaksa Song…

Seo Hee kesal, dia menghilang. Mereka masih mencarinya.

Direktur : Baiklah. Dia menghilang. Pokoknya, untuk menghormati keinginannya…

Seo Hee : Aku tak mau.

Direktur : Hei, ini perintah langsung dari manajemen atas.

Seo Hee : Aku tak mau.

Direktur : Aku mengerti kau ingin menegakkan keadilan sosial. Jangan pikir kau bisa langsung menyelesaikannya. Kau harus melihatnya sebagai pertarungan jangka panjang.

Seo Hee berdiri, aku akan menulis artikel sendiri.

Seo Hee beranjak pergi tanpa menyentuh minumannya.

Seo Hee keluar dan melihat rekannya tengah menonton berita permintaan maaf Hye Soo.

Hye Soo : Pertama-tama, aku ingin meminta maaf dengan tulus. Dahulu Pimpinan Kwon Jae Kyu menangani masalah secara umum, tapi dia sudah meninggal. Meski aku tak tahu banyak tentang kasus ini, aku akan memercayai polisi dan kejaksaan dan bekerja sama dengan sungguh-sungguh.

Seo Hee kesal, dia menyalahkan Pimpinan Kwon. Pimpinan Kwon tak bisa dituntut karena sudah mati.

Satu per satu pengacara menemui Anggota Tim A.

Terakhir, mereka menemui Ketua Tim Lee.

Ketua Tim Lee : Perintah telah diberikan.

Pak Han kesal menonton berita Hye Soo.

Pak Han : Mereka menyalahkan orang yang sudah mati atas segalanya?

Hyun Jo juga menonton itu.

Hye Soo : Aku sangat mengutuk sistem manajemen sebelumnya yang, alih-alih mengikuti hukum, menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan perebutan kekuasaan dengan melibatkan jaringan kejahatan terorganisasi. Presdir Kwon Hyun Jo yang seharusnya memimpin grup menggantikan mendiang Pimpinan mengalami syok berat karena kejadian baru-baru ini. Dia harus mundur dari manajemen dan menjalani pengobatan saat ini.

Hyun Jo marah, apa yang dia katakan? Sial! Aku harus mundur dari manajemen? Baiklah, mari kita lihat siapa yang unggul di rapat dewan direksi mendatang.

Seo Hee menghubungi Tae Sung.

Seo Hee : Kau menonton konferensi persnya? Apa yang hendak dilakukan Eun Hye Soo?

Tae Sung : Aku juga tak menduganya. Kukira dia akan bersahabat karena dahulu membantu Pak Ha.

Seo Hee : Kurasa dia memang bagian dari Haesong.

Tae Sung : Dia tak bersama kita. Itu sudah pasti. Dia ingin melindungi Haesong. Mungkin itu sebabnya Pak Ha bicara dengan Ketua Tim Lee.

Seo Hee : Apa maksudmu?

Tae Sung : Dia bilang Eun Hye Soo yang membuat keputusan. Dia bicara soal bernegosiasi menggunakan Adamas sebagai imbalan membunuh Ketua Tim Lee.

Seo Hee langsung pergi. Dia ke laut tempat jasad Soo Hyun dibuang.

Seo Hee turun dari mobilnya dan mencari Woo Shin.

Tak lama, dia melihat Woo Shin duduk di tepi pantai.

Mata Woo Shin berkaca-kaca. Dia memanggil-manggil Soo Hyun.

Woo Shin : Hyung, hyung.

Tak lama, Seo Hee datang.

Seo Hee : Dong Rim bilang kau datang ke sini setiap hari.

Woo Shin : Tidak setiap hari.

Seo Hee lalu duduk disamping Woo Shin.

Seo Hee : Aku datang ke sini setiap hari, sejak hari itu.

Woo Shin kaget mendengarnya.

Seo Hee : Kudengar kau bicara dengan Lee.

Woo Shin : Ya. Aku tak yakin dengan keinginanku.

Seo Hee : Jadi, kau sudah menemukan jawabannya?

Woo Shin : Apa pun pilihanku, aku tak akan merasa bersalah. Aku menjadi yakin soal itu.

Seo Hee : Cakka-nim, aku mungkin salah, tapi jangan lakukan itu. Kuharap kau tak akan melakukannya. Jangan goyah. Ingatlah yang kita perjuangkan.

Woo Shin : Tak ada yang tersisa untuk menggoyahkanku. Kini tak ada artinya karena Soo Hyun sudah tiada.

Seo Hee : Jika kau membunuh Lee, apa itu akan menjadi berarti?

Woo Shin : Aku bukan pahlawan sepertimu. Aku memulai ini untuk meringankan rasa bersalah Soo Hyun. Dan akibatnya… aku sendiri… yang mendorongnya ke laut itu. Kau mengerti perasaanku?

Seo Hee : Tidak. Bagaimana bisa? Aku hanya ingin menghiburmu. Aku juga bukan pahlawan. Aku hanya berada dalam situasi itu pada saat itu. Seseorang harus bertindak dan kebetulan saja aku orangnya. Soo Hyun juga tak akan menginginkannya.

Woo Shin : Aku menginginkannya.

Seo Hee : Akankah dia ingin kau membalas dendam?

Tangis Woo Shin akhirnya pecah.

Woo Shin : Aku sangat merindukan Soo Hyun.

Seo Hee lebih tegar, aku juga.

Woo Shin pulang. Dong Rim mengajak Woo Shin makan. Dia mencoba menghibur Woo Shin.

Dong Rim : Aku mencari resep dan membuat pesanan khusus. Ayolah. Aku meletakkan surat di mejamu. Satu dari penggemar. Tapi entah siapa yang mengirimnya.

Woo Shin duduk, kau tak pulang?

Dong Rim : Aku akan pulang, saat kau sudah membaik.

Woo Shin : Berhenti mengganggu dan pulanglah.

Dong Rim : Aku tak bisa meninggalkanmu sendirian. Kau tahu? Aku terbangun saat tidur untuk memeriksamu. Setiap malam, kau melamun di ranjangmu. Apa yang kau pikirkan?

Hari sudah larut. Woo Shin memikirkan kata2 Tae Sung dan Seo Hee.

Tae Sung : Kematian Pimpinan Kwon tak mengakhiri apa pun. Kematian Ketua Tim Lee juga tak akan menyelamatkanmu dari rasa sakit.

Seo Hee : Akankah dia ingin kau membalas dendam?

Besoknya, semua bersiap untuk rapat dewan direksi.

Seketaris Yoon masuk ke kamar Hyun Jo, membawakan stelan jas. Namun dia terkejut melihat Sun duduk disamping Hyun Jo.

Hyun Jo sendiri, kejang2 dengan mulut berbusa.

Seketaris Yoon menjatuhkan stelan jas Hyun Jo dan mendekati mereka.

Sun : Kau datang untuk rapat dewan? Pak Kwon tak bisa pergi. Aku melihat diagnosisnya. Tak akan aneh jika dia terkena strok. Jadi…

Sun melihat raut wajah Seketaris Yoon.

Sun : Jangan khawatir. Dia masih bernapas. Aku hanya akan melumpuhkannya sebentar. Koma yang dipaksakan.

Sun berdiri. Dia mau pergi tapi roknya dipegang Hyun Jo.

Sun : Karena takut aku akan melakukan sesuatu kepadamu, dia membuat keributan. Itu agak menyentuh. Sementara itu, kau sibuk mundur lagi.

Seketaris Yoon melangkah mundur.

Sun menghempaskan tangan Hyun Jo dari roknya dan beranjak mendekati Seketaris Yoon.

Sun pun teringat masa lalu, saat dia meminta pertolongan Seketaris Yoon. Tapi Seketaris Yoon malah pergi meninggalkannya begitu saja.

Sun lantas merangkul Seketaris Yoon.

Sun : Kau tahu? Aku memutuskan untuk membiarkanmu hidup. Aku mungkin akan lebih bahagia jika melihatmu hidup dan tak bahagia. Ini pesan dari Eun Hye Soo. “Setidaknya orang yang kau cintai masih hidup.” Tetaplah di sisinya seumur hidupmu, merawatnya saat dia sakit. Di sinilah… “tempatmu.”

Sun beranjak pergi.

Tangis Seketaris Yoon pecah.

Suaranya akhirnya keluar.

Diluar, Sun tertawa keras.

Hye Soo resmi menjadi Pimpinan Haesong Group yang baru.

Pak Han dan Tae Sung di ruang interogasi.

Pak Han : Kita diperintahkan untuk segera memindahkannya ke kejaksaan.

Tae Sung : Itu artinya mereka sudah memutuskan cara menanganinya.

Pak Han : Investigasinya dilakukan dengan sempurna. Kita juga punya cukup bukti. Kini sisanya…

Tae Sung : Bukan keputusan kita.

Woo Shin ke Haesongwon, dia membawa tasnya. Kepala Pelayan Kwon dan Bu Oh menyambutnya.

Kepala Pelayan Kwon : Kita bertemu lagi, Pak Ha. Hubungan kita memang erat, benar?

Woo Shin : Akhirnya kau kembali.

Kepala Pelayan Kwon : Hidup berjalan apa adanya. Semua ada tempatnya.

Woo Shin : Kau sudah menemukan tuan baru?

Kepala Pelayan Kwon : Tidak, aku memilih tuan baruku. Pergilah ke kantor. Tuan ada di sana.

Kepala Pelayan Kwon menyuruh Bu Oh mengantar Woo Shin.

Tapi Woo Shin pergi sendiri.

Bu Oh dan Kepala Pelayan Kwon menatap kepergiannya.

Bersambung ke part 4…..

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like