Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 16 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE
Sebelumnya…
Bala bantuan datang disaat genting. Tae Sung dan Pak Han lega setengah mati.
Pak Kang masuk bersama Seo Hee.
Pak Kang : Tae Sung-ah, Pak Han. Kalian baik-baik saja?
Seo Hee mendekati Woo Shin.
Kita diperlihatkan 15 jam lalu, alasan kenapa Pak Kang tiba2 muncul bersama Seo Hee. Ternyata Seo Hee lah yang membujuk Pak Kang. Seo Hee langsung pergi dari rumah sakit begitu menerima telepon dari Anggota SIH yang tertembak. Seo Hee menceritakan semuanya pada Pak Kang.
Seo Hee : Mereka berencana menggerebek pemakaman Pimpinan Kwon. Seolah-olah operasi mereka itu untuk menangkap Lee Chang Woo. Eun Hye Soo bekerja sama dengan mereka. Mereka mencoba memancing Ketua Tim Lee ke sana. Dia pasti akan mengerahkan seluruh tim. Sementara itu, kami hanya punya tujuh orang, termasuk Jaksa Song dan Lee Chang Woo. Menurutmu kami punya kesempatan?
Pak Kang terdiam.
Seo Hee : Mereka ke sana untuk dibunuh.
Pak Kang : Bujuk mereka untuk menghentikan operasi. Memohon kepadaku tak akan mengubah apa pun. Aku sudah tamat.
Seo Hee : Kau bilang 23 orang? Mereka yang dikorbankan untuk menjatuhkan Haesong dan Tim A. Jumlah itu akan segera menjadi 30 orang. Kau sungguh tak keberatan? Aku keberatan. Bantulah mereka.
Kita juga diperlihatkan saat Soo Hyun dan Tae Sung bicara empat mata malam itu, setelah Adamas ditemukan.
Tae Sung : Apa maksudmu, masuk ke markas mereka?
Soo Hyun : Benar. Mereka pikir kita akan berada di pemakaman untuk sebuah operasi, jadi, mereka semua mungkin akan berkumpul di sana. Lantas markas mereka tak akan dijaga. Saat itulah aku akan ke sana.
Tae Sung : Terlalu berbahaya melakukannya sendirian.
Soo Hyun : Mereka akan tahu jika kita pergi ke sana bersama. Jika Tim A meledakkan tempat itu, kita tak akan menemukan apa pun lagi.
Setelah berbicara dengan Tae Sung, Soo Hyun menghubungi Woo Shin.
Woo Shin tak setuju. Dia bilang itu berbahaya.
Woo Shin : Ada terlalu banyak variabel. Jika kedua rencana gagal…
Soo Hyun : Kami akan pastikan tak ada yang gagal. Omong-omong, berpura-puralah menjadi aku sekali lagi.
Woo Shin : Apa?
Soo Hyun : Selagi aku di sana, pergilah ke pemakaman dengan yang lain untuk mewakiliku. Bersikaplah sepertiku agar Tim A tak menyadari keberadaanku. Dan Woo Shin-ah, maafkan aku. Karena membuatmu mengetahui dan mengatasi yang tak tertahankan sendirian. Maafkan aku. Seperti katamu, kita akan menangkap Lee dan mengungkap semuanya untuk menghukumnya dengan benar. Jadi, percayalah kepadaku, dan mari kita akhiri ini.
Woo Shin cemas setengah mati.
Soo Hyun ke markas Tim A, sendirian!
Dia dihujani tembakan, entah darimana.
Woo Shin bilang pada Seo Hee, Soo Hyun dalam bahaya.
Bersamaan dengan itu, Soo Hyun tertembak. Omo! Soo Hyun-ah!!
Tim A diringkus. SIH sibuk mencari Ketua Tim Lee diantara jasad Anggota Tim A.
Tapi mereka tak menemukannya.
Woo Shin dan Seo Hee menghampiri Pak Kang. Dia memberitahu Pak Kang kalau Soo Hyun ada di markas Tim A sendirian.
Tae Sung mendekati mereka, dia tak ada di sini.
Woo Shin : Ketua Tim Lee tak ada di sini. Aku tak bisa melihat. Soo Hyun dalam bahaya. Kita harus ke sana sekarang.
Woo Shin dan Seo Hee pergi duluan.
Tae Sung minta Pak Kang memberinya perintah.
Tae Sung : Pak Kang. Kirim tim lain ke markas mereka sekarang.
Pak Kang : Pergilah. Akan kutangani urusan di sini. Pak Han. Selamatkan Jaksa Song.
Tae Sung dan Pak Han bergegas pergi membantu Woo Shin.
Woo Shin dan Soo Hyun masuk ke mobil.
Woo Shin : Di mana Soo Hyun?
Seo Hee : Kurasa dia masih di sana.
Tae Sung dan Pak Han juga ke mobil.
Tae Sung marah, Lee, si berengsek itu.
Ketua Tim Lee akhirnya muncul. Dia menyalakan lampu.
Soo Hyun terkapar di lantai setelah lengannya tertembak. Ketua Tim Lee menendang pistol Soo Hyun yang jatuh ke lantai.
Ketua Tim Lee : Kau… Kau Song Soo Hyun, kan?
Soo Hyun : Ya, Berengsek.
Ketua Tim Lee : Akhirnya kita bertemu. Sudah lama aku ingin bertemu denganmu.
Ketua Tim Lee menginjak luka tembak Soo Hyun.
Soo Hyun menjerit.
Setelah itu, Ketua Tim Lee menarik baju Soo Hyun.
Ketua Tim Lee : Kau tahu kenapa kau akan mati? Lee Joon Ho, adikku! Dialah alasannya, Berengsek. Kau menyiksa adikku, menculiknya, dan membunuhnya! Kau ingat? Aku akan membuatmu mengalami hal yang sama.
Ketua Tim Lee memukuli Soo Hyun.
Tak hanya itu, dia juga mendorong Soo Hyun ke meja.
Soo Hyun mengambil keyboard komputer di meja, lalu memukul Ketua Tim Lee.
Lalu, Soo Hyun menggunakan kesempatan itu untuk kabur.
Ketua Tim Lee mengikuti Soo Hyun, mengikuti jejak darah Soo Hyun yang menetes di lantai.
Tiba2, Soo Hyun muncul di belakang Ketua Tim Lee. Dia memukul Ketua Tim Lee dengan besi.
Ketua Tim Lee jatuh. Soo Hyun pun menekan leher Ketua Tim Lee dengan besi.
Soo Hyun : Kau yang membunuh adikmu. Kau ingat nama-nama orang yang kau bunuh? Apa kau bahkan ingat wajah mereka? Matilah.
Ketua Tim Lee membalas. Dia menekan luka tembak Soo Hyun.
Soo Hyun terjatuh.
Ketua Tim Lee mengambil seutas kawat dan mencekik Soo Hyun.
Ketua Tim Lee : Song Soon Ho, aku ingat nama itu. Wajahnya juga. Ayahmu yang kubunuh. Aku akan membunuhmu seperti dia, dasar berengsek. Ha Woo Shin. Aku juga akan membunuhnya. Akan kucabik-cabik dia. Lihatlah yang kulakukan dari neraka. Beginilah caranya membalas dendam. Aku akan membunuhmu hari ini.
Tak lama kemudian, Soo Hyun sudah tak bergerak.
Dia meninggal! *Soo Hyun-ah!!!
Setelah Soo Hyun tewas, Ketua Tim Lee tertawa dan menari.
Dia senang karena berhasil menghabisi Soo Hyun.
Woo Shin masih di perjalanan.
Seo Hee menatap layar ponselnya. Dia melihat pergerakan Soo Hyun, berdasarkan alat GPS yang terpasang di tangan Soo Hyun.
Seo Hee : Dia bergerak.
Woo Shin : Dia bergerak? Ke arah mana?
Tae Sung dan Pak Han mengikuti di belakang.
Pak Han : Pak Choi, mereka menuju ke arah yang berbeda.
Tae Sung : Ikuti mereka. Mereka mungkin mengejar sinyal GPS.
Kepolisian tiba di markas Tim A. Mereka mengikuti jejak darah Soo Hyun. Mereka sampai di ruang bawah tanah. Jejak darah semakin banyak!! Omo…
“Pak, kami sudah memeriksa CCTV.” seorang polisi melapor ke Ketua Tim nya.
Di kamera CCTV, terlihat Ketua Tim Lee memasukkan Soo Hyun ke dalam bagasi mobil.
Tae Sung di perjalanan, menerima telepon dari rekannya.
“Dia kabur?” tanya Tae Sung.
“Kami pikir dia membawa Song Soo Hyun.”
Tae Sung resah.
Sun menodongkan pistolnya ke Hye Soo.
Sun : Ada kata-kata terakhir?
Hye Soo : Yoon Sun.
Sun : Kau memanggil namaku? Kau tak akan memohon ampun kepadaku, ‘kan? Itu tak cocok denganmu.
Hye Soo : Kenapa kau tak melakukan sesuatu yang akan membuatmu bahagia?
Sun : Apa itu nasihat?
Hye Soo : Bukan, tawaran. Itu mungkin lebih menggoda daripada tawaran Kwon Hyun Jo. Kau ingin membunuh Seketaris Yoon, ‘kan? Kwon Hyun Jo tak akan melakukannya. Karena dia mencintainya. Setelah selesai memanfaatkanmu, dia mungkin akan menyingkirkanmu.
Sun berdiri dan menodong pistol ke kepala Hye Soo.
Sun : Bukankah kau juga begitu? Karena aku membunuh Min Jo.
Hye Soo memegang pistol Sun dan berdiri.
Hye Soo : Jadi, kali ini selamatkan aku. Maka Min Jo akan memaafkanmu.
Sun menyingkirkan tangan Hye Soo dari pistolnya. Dia duduk di meja dan tanya apa tawaran Hye Soo.
Hye Soo : Kalau begitu, langsung ke intinya saja. Aku yakin ada yang lebih menarik daripada membunuh Seketaris Yoon.
Woo Shin cemas karena Soo Hyun tak menjawab teleponnya.
Tae Sung dan Pak Han masih mengikuti. Mereka juga cemas.
Pak Han : Kenapa jauh-jauh kemari? Apa dia mau membuang jasadnya?
Tae Sung : Jangan membawa sial, ikuti saja mereka.
Hyun Jo kesal karena Sun tak bisa dia hubungi.
Penasaran, Hyun Jo pergi memeriksa. Dia masuk ke kamar penginapan dan menemukan Hye Soo masih sehat wal afiat.
Hye Soo : Kau terkejut aku masih hidup?
Hyun Jo : Ini tak terduga. Mengecewakan sekali. Aku penasaran apa yang terjadi.
Hye Soo : Aku membuat tawaran.
Hyun Jo kesal, tawaran? Yoon Sun… Dia bisa menimbang pilihannya sekarang?
Hye Soo : Salah satu dari kita akan tamat.
Hye Soo berdiri. Dia mau pergi, tapi Hyun Jo menghentikan langkahnya.
Hyun Jo : Bukankah kau terlalu santai? Sepertinya kau akan sibuk.
Hyun Jo menyalakan televisi. Ada berita Tim A yang diringkus polisi.
Hyun Jo : Tim A. Mereka hancur.
Di televisi, disebutkan bahwa Pak Lee terlibat dalam baku tembak dengan sebuah sindikat kriminal besar. Polisi mengumumkan bahwa mereka langsung memulai penyelidikan.
Hyun Jo : Astaga. Bantuanmu hilang sekarang.
Hye Soo : Luruskan situasinya. Apa yang dilakukan Tim A tak ada hubungannya denganku. Kaulah yang dalam masalah.
Hyun Jo : Mereka tak akan bisa menemukan apa pun untuk mengaitkanku. Tim A berada di bawah perintah Pak Lee. Tidak ada yang menunjukkan bahwa aku yang memerintahkannya.
Hye Soo : Begitu rupanya. Syukurlah. Kau tak perlu dipenjara.
Hyun Jo : Omong-omong, kita kembali ke awal. Entah apa yang bisa kau lakukan tanpa Tim A.
Hye Soo beranjak pergi.
Woo Shin masih di perjalanan.
Woo Shin : Nona Kim, apa kita hampir sampai?
Seo Hee diam saja, dia membeku menatap layar ponsel.
Woo Shin : Kim Gija-nim.
Seo Hee tersadar, ya.
Woo Shin : Di mana?
Seo Hee : Kurasa kita hampir sampai. Cakka-nim. Ada yang tak beres. Itu berhenti. Tak bergerak.
Woo Shin : Di mana itu berhenti?
Tae Sung dan Pak Han terkejut melihat kemana mobil Woo Shin berbelok.
Mereka merinding. Yang mereka takutkan, terjadi.
Mereka semua tiba di lokasi Soo Hyun.
Dan, itu laut!!
Woo Shin membeku melihat lautan di depannya.
Seo Hee nangis menyadari apa yang sudah terjadi pada Soo Hyun.
Tae Sung menatap Woo Shin, “Cakka-nim.”
Pak Han menerima telepon. Lalu dia memberitahu Tae Sung, bahwa mobil Soo Hyun sudah ditemukan.
Tae Sung dan Pak Han langsung pergi.
Seo Hee lemas. Kamera menyorot ponsel yang dipegang Seo Hee.
Tidak ada sinyal lagi dari Soo Hyun.
Ketua Tim Lee di terminal feri Pesisir Mokpo. Sepertinya dia mau kabur.
Tae Sung dan Pak Han tiba. Mereka menemukan mobil Soo Hyun di depan terminal.
Karena tak ada siapapun di mobil, mereka mencari ke dalam dan berpencar.
Tak lama kemudian, Tae Sung menemukan Ketua Tim Lee.
Mereka bahu hantam.
Tae Sung mau menembak Ketua Tim Lee, tapi Ketua Tim Lee dengan cepat mengarahkan pistol Tae Sung ke atas.
Pak Han yang mendengar itu, bergegas lari ke bawah.
Ketua Tim Lee berhasil menjatuhkan Tae Sung.
Lalu dia menekan leher Tae Sung ke gagang kursi.
Pak Han datang dan menendang Ketua Tim Lee.
Ketua Tim Lee membalas dan menendang Pak Han.
Tae Sung mencekik Ketua Tim Lee dari belakang.
Ketua Tim Lee yang terdesak, menekan mata Tae Sung.
Tae Sung : Mataku.
Ketua Tim Lee lalu memukuli Tae Sung.
Setelah menjatuhkan Tae Sung dan Pak Han, dia kabur tapi ketemu Woo Shin di depan.
Woo Shin menodongkan pistol kepadanya.
Ketua Tim Lee mendekati Woo Shin.
Ketua Tim Lee : Ha Woo Shin? Ada apa dengan pistol itu? Kau akan menembakku? Bisakah?
Woo Shin : Dimana Soo Hyun?
Ketua Tim Lee : Entahlah. Di mana dia?
Woo Shin : Kau benar-benar melemparnya ke laut?
Ketua Tim Lee : Kau tak mau menembakku?
Ketua Tim Lee memasukkan ujung pistol Woo Shin ke mulutnya.
Ketua Tim Lee : Silakan. Tembak aku. Di kepala? Lakukanlah.
Ketua Tim Lee mengarahkan pistol Woo Shin ke kepalanya.
Ketua Tim Lee : Tembak aku. Lakukan, Berengsek! Jika kau tak bisa menembakku, tembaklah dirimu sendiri. Kakakmu mati karenamu. Andai kau tak membuat keributan tentang mencuri Adamas, semua ini tak akan terjadi, ‘kan?
Woo Shin : Tutup mulutmu.
Ketua Tim Lee : Aku memberi tahu Song Soo Hyun tepat sebelum dia mengembuskan napas terakhirnya. “Kau akan mati karena adikmu yang bodoh.”
Wo Shin : Kubilang tutup mulutmu.
Ketua Tim Lee : Tebak apa kata-kata terakhirnya.
Ketua Tim Lee memegangi lehernya, seolah2 sedang mencekik Soo Hyun.
Ketua Tim Lee : Dia memohon dengan menyedihkan agar aku mengampuninya. “Tolong ampuni aku. Kumohon, kasihanilah aku.”
Ketua Tim Lee tertawa, seharusnya kau melihat pemandangan itu. Itu terlalu tak keren untuk seorang jaksa berengsek.
Woo Shin benar-benar emosi kali ini.
Dia menembak paha Ketua Tim Lee.
Ketua Tim Lee mengerang kesakitan.
Woo Shin menembak paha Ketua Tim Lee yang satu lagi.
Tangisnya perlahan turun.
Tak lama, polisi datang. Disusul kemudian dengan Tae Sung dan Pak Han.
Pak Han meringkus Ketua Tim Lee.
Tae Sung memegangi tangan Woo Shin yang memegang pistol.
Disinilah tangis Woo Shin pecah.
Tae Sung memeluk Woo Shin.
Tae Sung : Tidak apa-apa. Semuanya sudah berakhir. Sudah tak apa-apa.
Polisi langsung melakukan olah TKP dan melakukan penyitaan di markas Tim A.
Reporter melaporkan.
“Seiring polisi terus menyelidiki sindikat kriminal besar yang melibatkan kasus pelarian Lee Chang Woo, detail mengejutkan terungkap. Jika ternyata itu benar, Haesong akan menghadapi kerusakan yang tak terelakkan. Jaksa Song Soo Hyun diculik saat melacak sindikat kriminal, dan diduga jasadnya dibuang ke laut. Dia masih menghilang, dan pihak berwenang menyatakan akan berusaha keras mencarinya. Presdir Kwon Hyun Jo menolak diselidiki sebagai saksi dan menyangkal setiap kemungkinan. Dengan pernyataan bahwa Haesong juga menjadi korban tindak kejahatan afiliasinya, ARES, dia menuntut penyelidikan yang ketat. Pak Kwon berjanji jika kasus ini dialihkan ke kejaksaan, dia akan bekerja sama penuh begitu kesehatannya pulih.”
Woo Shin di perjalanan.
Hyun Jo bicara dengan presiden terpilih di telepon.
Hyun Jo : Selamat telah memenangkan pemilihan. Bagaimana jika makan bersama dalam waktu dekat? Kita harus menyelesaikan masalah. Atau haruskah kuungkap semuanya? Aku tak bisa melakukan yang kuinginkan begitu saja. Karena kau sudah menjadi rekan Haesong, sebaiknya aku mendengar pendapatmu. Kalau begitu, aku akan menunggu teleponmu.
Selesai menelpon, Hyun Jo mengajak Seketaris Yoon mengirim siaran pers.
Hyun Jo : “Kwon Hyunjo tak tahu apa-apa. Dia akan bekerja sama dengan sungguh-sungguh.” Media juga akan menerima diagnosisku. Itu keberuntungan dalam arti tertentu. Gelarku hanya nama saja. Semuanya terserah ayahku. Semua orang tahu itu.
Seketaris Yoon : Prioritas kita adalah membungkam Pak Lee.
Hyun Jo tiduran di paha Seketaris Yoon.
Hyun Jo : Dia tak sebodoh itu. Aku yakin dia tahu harus bagaimana.
Bersambung ke part 2…