Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Eps 14 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.Eps SEBELUMNYA HERE
Sebelumnya…
Seketaris Yoon dan Hyun Jo menjaga Pimpinan Kwon. Pimpinan Eun meminta Hyun Jo tidak khawatir.
Pimpinan Eun : Kami akan menyiapkan operasi berikutnya sambil melihat pemulihannya. Dia sudah melewati masa kritis.
Hyun Jo : Dia tidak boleh meninggal sekarang.
Pimpinan Eun : Tentu saja. Aku akan berusaha maksimal untuk menyelamatkannya.
Hyun Jo : Kau tidak perlu berusaha maksimal.
Pimpinan Eun kaget, apa?
Hyun Jo : Aku hanya perlu dia bernapas. Suksesinya belum selesai.
Pimpinan Eun : Baiklah.
Hye Soo ke rumah sakit. Bersamaan dengan itu, Pimpinan Eun keluar dari kamar Pimpinan Kwon. Pimpinan Eun memarahi Hye Soo.
Pimpinan Eun : Kenapa kau lama sekali? Seketaris Yoon bersikap seolah-olah dia menantunya, seolah-olah dia akan menggantikanmu begitu ayah mertuamu meninggal.
Hye Soo : Pasti begitu.
Pimpinan Eun : Kau tidak berpikir untuk melakukan hal bodoh, ‘kan?
Hye Soo : Ayah, ruangan Pimpinan kosong. Dia bisa menggantikanku.
Hye Soo beranjak pergi.
Hyun Jo mengajak Seketaris Yoon mengadakan rapat dewan darurat.
Hyun Jo : Aku harus menyelesaikan suksesinya.
Seketaris Yoon : Aku akan segera mengaturnya. Omong-omong, Hyun Jo…
Tapi Hye Soo masuk. Hyun Jo marah. Dan Seketaris Yoon menatapnya dengan tajam.
Hyun Jo : Kenapa kau tidak datang setelah ayah meninggal saja?
Hye Soo melihat Pimpinan Kwon, jadi, dia berhasil bertahan.
Hyun Jo : Jaga mulutmu, Eun Hye Soo! Kau masih menantunya.
Hye Soo menatap Hyun Jo, ini tidak terduga. Kukira kau yang paling ingin dia mati.
Hyun Jo : Kau benar-benar tidak tahu, ya? Begitu dia meninggal, aku tak punya alasan untuk mengampunimu.
Hye Soo : Kaulah yang tidak tahu apa-apa. Itu akan paling berbahaya untukmu, Kwon Hyun Jo. Kau akan baik-baik saja sendirian? Orang-orang patuh kepadamu hanya karena ayahmu. Kau tahu itu. Bukan begitu, Seketaris Yoon?
Hyun Jo : Aku akan mengurus mereka yang memberontak satu per satu. Giliranmu akan segera tiba.
Hye Soo : Aku akan siap.
Hyun Jo : Berhenti menggangguku dan enyahlah.
Hye Soo : Kenapa? Kau takut kepadaku?
Lalu Hye Soo bilang, dia pasti akan membunuh Hyun Jo.
Hye Soo beranjak keluar.
Hyun Jo marah, aku akan membunuhmu lebih dahulu!
Hyun Jo gregetan, kenapa harus sekarang! Sial!
Hyun Jo duduk dan mau menghisap obatnya, tapi dihentikan Seketaris Yoon.
Hyun Jo : Ini bukan saatnya untuk itu. Kau harus bertindak lebih dahulu. Kendalikan Tim A.
Kabag. Jung beranjak ke kantornya sambil bicara dengan seseorang di telepon.
“Ya, Pak. Aku sudah diberi tahu. Para penjaga sudah bersiap. Baik, Pak. Kami akan langsung ke rumah sakit. Baik, Pak.”
Sementara, Ketua Tim Lee sedang bersiap di depan cermin.
Agen Cha melapor padanya, sambil memegangi jasnya.
Agen Cha : Namanya Choi Tae Sung, mantan polisi. Tak ada yang mencurigakan darinya. Aku penasaran kenapa orang gila itu tiba-tiba menembak Pimpinan.
Ketua Tim Lee : Ya. Tapi kurasa aku berterima kasih kepadanya. Dia yang melemparku ke air, ‘kan? Aku berniat membunuhnya, tapi langit membantunya. Kaitkan dia dengan kasus lain dan masukkan ke DPO. Lalu selidiki dia.
Agen Cha : Baik, Pak.
Agen Cha memberikan jas Ketua Tim Lee. Tapi Ketua Tim Lee menatapnya cukup tajam karena caranya memberikan jas.
Agen Cha : Bagaimana dengan Sun? Haruskah aku memanggil dan mengurusnya?
Ketua Tim Lee : Jangan sekarang. Tahan dia di lapangan. Dan jangan sampai dia tahu aku masih hidup.
Agen Cha : Baik, Pak.
Kabag. Jung datang, majikan baru ingin menemui kita.
Ketua Tim Lee : Kalau begitu, kita harus menemuinya. Aku harus bertanya kenapa dia juga memutuskan untuk mengampuniku.
Kabag. Jung : Kejadian di waduk… Kau tahu itu bukan masalah pribadi, ‘kan?
Ketua Tim Lee : Ya. Akan sangat buruk jika itu masalah pribadi.
Kabag. Jung : Astaga. Kau masih memikirkannya? Situasinya yang memintanya. Kau tahu tugas kita adalah mengikuti perintah.
Ketua Tim Lee : Setidaknya kau bisa saja memberitahuku. Maka aku akan ikut bermain.
Ketua Tim Lee menepuk2 pipi Kabag. Jung, lalu dia beranjak keluar.
Kabag. Jung mengikutinya.
Ketua Tim Lee berbalik dan memanggil Kabag. Jung.
Ketua Tim Lee : Hampir lupa. Pak Jung.
Lah Kabag. Jung melengos pergi gitu aja.
Para petugas keamanan Haesong bersiaga menjaga Pimpinan Kwon.
Tae Sung datang. Dia mengambil gunting dari meja perawat dan berjalan dengan cepat di belakang perawat. Tapi saat petugas lewat, dia bersembunyi.
Ketika kesempatan datang, dia mau masuk, tapi dihentikan Pak Kang.
Pak Kang dan Tae Sung bicara di dalam mobil, di parkiran basement Eunkook.
Pak Kang memberikan Tae Sung identitas baru.
Pak Kang : Ini identitas baru. Gunakan ini untuk ke luar negeri.
Tae Sung : Tidak.
Pak Kang : Haesong akan mencoba membunuhmu dahulu, entah Pimpinan Kwon bangun atau tidak. Sebenarnya, Tim A mungkin sudah bergerak. Negara ini bukan tempat kau bisa aman setelah menembak Kwon Jae Kyu.
Tae Sung : Aku sudah siap mati saat menarik pelatuknya. Lalu kau ingin aku menyerah seperti ini?
Pak Kang : Kau akan mati sia-sia.
Tae Sung : Hyungnim!
Pak Kang : Kita adalah organisasi. Ikuti perintahku.
Tae Sung : Sersan Ko dibunuh. Bersama seluruh keluarganya! Kau tidak marah sama sekali?
Pak Kang : Kita selalu kalah, selalu gagal, dan terbunuh! Kau sudah terbiasa? Kau tahu kenapa Sersan Ko tewas? Dia baru-baru ini menyerahkan laporan mengenai Lee Chang Woo. Kudengar itu perintahmu. Dia menggali terlalu dalam, meski tahu identitasnya bisa terungkap. Kurasa begitu cara mereka mendapatkannya.
Tae Sung terdiam mendengarnya.
Pak Kang : Ya. Bukan amarah, tapi rasa bersalah yang kau rasakan sekarang. Aku merasakannya berkali-kali. Apa aku sudah terbiasa? Tentu saja tidak. Aku hanya menahannya.
Pak Kang menghela nafas sejenak.
Setelah itu dia mengajak Tae Sung berhenti.
Pak Kang : Jika kita tidak berhenti di sini, mereka juga akan membunuhmu. Aku tidak ingin melihatmu mati juga.
Tae Sung : Hyungnim, aku melakukan ini untuk mereka. Mereka yang sudah mati. Jika kita berhenti di sini, pengorbanan mereka akan sia-sia. Ini bukan balas dendam. Ini tugas mereka yang belum mati.
Tae Sung turun dari mobil Pak Kang dan beranjak pergi.
Anggota SIH membahas Pak Kang. Mereka tak rela Pak Kang menanggung semua kesalahan. Tapi mau bagaimana lagi. Tiba2, mereka mendengar kehadiran seseorang. Mereka langsung bersiap dengan pistol mereka. Tapi yang datang Tae Sung.
Tae Sung : Long time no see.
Anggota SIH ingin tahu apa yang terjadi?
Tae Sung : Hadiah terakhir dari Pak Kang.
Flashback…
Ternyata saat turun dari mobil Pak Kang tadi, Pak Kang menyuruh Tae Sung ke markas baru SIH.
Pak Kang : Semua hal tentang tim penyusup sudah dihapus. Aku meninggalkan empat orang yang bisa dipercaya. Karena kita juga harus melindungi Jaksa Song.
Tae Sung : Hyungnim.
Pak Kang : Selesaikan itu.
Flashback end…
Seo Hee pergi menemui Pak Lee.
Seo Hee : Tak kusangka akan bertemu denganmu lagi di sini.
Pak Lee : Ya. Pada akhirnya, kau bertindak sejauh ini.
Seo Hee : Itu karena kau, Pak Lee. Aku percaya kau difitnah. Aku mengikuti kepercayaan itu. Namun…
Seo Hee ingat kata2 Pak Lee tadi.
Pak Lee : Dia anggota Tim A. Dia sudah mati.
Seo Hee pun tanya siapa Pak Lee sebenarnya.
Pak Lee : Aku sudah memperingatimu sejak awal. Aku sudah menyuruhmu berhenti.
Pak Lee mau pergi tapi ditahan Seo Hee.
Seo Hee : Jawab aku. Aku berhak tahu.
Soo Hyun menjaga Woo Shin. Napas Woo Shin terdengar tak beraturan. Woo Shin juga menggigil. Soo Hyun yang melihat itu, menyelimuti Woo Shin. Dia bertanya2, sampai kapan mereka akan hidup seperti itu.
Seo Hee datang dan menatap kesal Soo Hyun.
Mereka berdua bicara diluar.
Seo Hee marah, kenapa kau tidak memberitahuku?
Soo Hyun : Tentang apa?
Seo Hee : Bahwa Lee Chang Woo mantan anggota Tim A. Bagaimana bisa kau menyembunyikannya?
Soo Hyun : Aku baru tahu kemarin. Aku tak punya waktu untuk…
Seo Hee : Seharusnya kau langsung memberitahuku. Setidaknya kau harus memberitahuku. Aku mempertaruhkan segalanya untuk membuktikan dia tidak bersalah. Bahkan orang tuaku meninggal dalam prosesnya. Namun, aku tidak menyerah karena tahu aku benar.
Soo Hyun : Kim Seo Hee-ssi.
Seo Hee : Untuk menjatuhkan Tim A, aku diculik, dipakaikan rompi peledak, dan beberapa kali hampir mati. Setelah semua yang kulalui, ternyata pria itu juga mantan agen Tim A.
Soo Hyun : Tenanglah, Nona Kim. Kau tak pernah salah. Semuanya dimulai dengan Ketua Tim Lee, dan ini tak akan berakhir, kecuali kita menangkapnya.
Seo Hee : Kenapa kita harus menangkap Lee? Demi ayah kandungmu? Kau juga merahasiakan ini dariku? Kau tak punya waktu untuk memberitahuku?
Soo Hyun : Itu tidak penting. Aku hanya punya satu ayah. Dan aku berusaha menangkap pria yang membunuhnya dengan memanfaatkan Ketua Tim Lee dan Lee Chang Woo. Ayah kandungku? Itu tidak berarti apa pun bagiku sekarang.
Pak Lee mendengar itu dan mendekati mereka.
Pak Lee : Jaksa Song benar. Aku akan berusaha semampuku, dan setelah semuanya berakhir, aku akan kembali ke tempatku.
Soo Hyun : Ke penjara? Tentu saja. Aku akan mengungkap semuanya. Perbuatanmu di bawah perintah Pimpinan Kwon.
Tae Sung datang, aku mencari kalian.
Soo Hyun : Letnan Choi Tae Sung?
Tae Sung : Benar, Jaksa Song. Kau pasti Kim Seo Hee. Dan kau Lee Chang Woo. Kau bak dewa bagiku. Penyelamat yang tiba-tiba muncul untuk menyelamatkanku. Seperti yang mungkin sudah kalian dengar, SIH dibubarkan. Hanya beberapa juniorku dan kalian bertiga yang tersisa. Aku akan bergabung dengan kalian mulai hari ini. Jadi, apa rencananya?
Soo Hyun : Pak Lee tahu lebih banyak tentang Tim A daripada kita semua di sini. Kita akan mulai dari masa lalu untuk mencari petunjuk. Yang kita incar adalah lokasi rahasia Tim A. Omong-omong, bagaimana kau bisa kemari? Apa Haesongwon memecatmu?
Tae Sung : Aku pergi sebelum mereka memecatku. Aku menembak Pimpinan Kwon. Tapi aku gagal membunuhnya.
Soo Hyun : Kau menembaknya?
Tae Sung : Seharusnya kulakukan lebih awal. Seharusnya kutembak saja mereka semua.
Woo Shin terbangun.
Dia masih pucat.
Tae Sung membagikan pistol pada semuanya.
Soo Hyun hanya melihat.
Tae Sung melihat Soo Hyun.
Tae Sung : Jangan hanya berdiri di situ. Cobalah memegangnya. Kalian harus terbiasa sekarang.
Seo Hee : Apa saranmu dengan senjata ini?
Tae Sung : Apa lagi yang akan kau lakukan dengan senjata selain membunuh orang? Jika kau tidak yakin, mundurlah sekarang. Dalam pekerjaan kita, terkadang kita harus melewati batas. Pikirkan apa yang terjadi setiap kali kita ragu.
Seo Hee : Itu sebabnya Pak Kang gagal. Dia bersikap seperti Tim A untuk mendapatkan mereka. SIH harus menjadi diri sendiri.
Tae Sung : Dengan mengikuti hukum? Apa itu menjadikan kita diri sendiri? Kami mempertaruhkan nyawa untuk menangkap mereka, dan mereka dibebaskan karena kurang bukti. Kami membawa mereka ke pengadilan, dan mereka dinyatakan tidak bersalah. Sementara itu, rekan-rekanku dibunuh, dan tim sepenuhnya dibubarkan. Aku sudah muak dengan itu.
Soo Hyun : Cukup.
Tae Sung : Jaksa Song. Pilihlah. Kembali menjadi jaksa yang sangat memedulikan hukum, atau bergabung denganku.
Seo Hee : Jaksa Song.
Soo Hyun : Aku tahu. Aku mengerti maksudmu, Nona Kim. Tapi orang-orang ini siap melewati batas. Dan kau menentangnya. Hanya itu perbedaannya. Pada akhirnya, tujuan kita sama.
Seo Hee : Jadi, maksudmu kita harus bekerja sama dan melewati batas bersama?
Soo Hyun : Ya, jika perlu.
Seo Hee : Setelah itu, kita tak bisa mundur lagi.
Soo Hyun : Kita sudah mencoba segala cara. Jika ada cara lain…
Woo Shin masuk, ada. Ada cara lain. Caranya sangat sederhana. Kita hanya perlu menangkap Lee. Maka, sidang ulang…
Tae Sung : Bedebah itu sudah mati. Aku sendiri yang melemparnya ke air.
Woo Shin : Tidak. Dia masih hidup.
Woo Shin menceritakan kesepakatannya dengan Hye Soo.
Flashback…
Hye Soo mendatangi Woo Shin malam itu. Dia ke rumah Woo Shin.
Hye Soo : Lee Chang Woo. Kau tidak ingin menyelamatkannya?
Woo Shin : Bagaimana caranya?
Hye Soo : Kau harus memberitahuku. Sepertinya kau tahu caranya.
Woo Shin : Pelaku yang sebenarnya harus ditangkap untuk menyelamatkan Lee Chang Woo.
Hye Soo : Maksudmu, aku harus menangkapnya, ‘kan?
Woo Shin : Pimpinan Kwon menghancurkan Adamas yang memiliki noda darah. Semua informasi kasus juga hilang. Kini yang tersisa hanyalah…
Hye Soo : Pelaku yang sebenarnya.
Woo Shin : Itu benar. Pimpinan Kwon akan mencoba membunuh Ketua Tim Lee. Kau harus menyelamatkannya. Selamatkan dia dan serahkan kepadaku.
Flashback end…
Soo Hyun marah, apa kau gila!
Soo Hyun mau menghajar Woo Shin tapi dihentikan Tae Sung.
Soo Hyun : Kenapa kau membiarkannya hidup, padahal dia pantas mati? Kenapa?
Tae Sung dan satu lagi anggota SIH membawa Soo Hyun keluar.
Soo Hyun masih ngamuk, lepaskan aku. Dasar orang gila yang bodoh. Seharusnya kau membiarkannya mati!
Tae Sung membawa Soo Hyun keluar.
Woo Shin: Jika dia mati, pelaku yang sebenarnya tak akan pernah terungkap. Jika membunuhnya saja cukup, aku tak akan ke rumah itu sejak awal.
Soo Hyun : Tutup mulutmu. Bedebah itu membunuh banyak orang. Jadi, kita harus menangkapnya dan membuatnya membayar. Kau mencegahnya membayar, Bodoh. Lepaskan. Lepaskan aku. Lepaskan!
Tae Sung : Tenanglah!
Soo Hyun : Bagaimana aku bisa tenang sekarang? Lepaskan. Aku akan memberinya pelajaran.
Tae Sung : Jaksa Song. Jika kau tidak berhenti, aku akan mengeluarkanmu dari operasi! Dengar baik-baik. Reporter itu benar. Kita akan melewati titik tanpa jalan kembali. Kau bisa terbunuh, tapi juga bisa membunuh seseorang. Kau tidak keberatan?
Soo Hyun : Kau bertanya apa aku tidak keberatan membunuh orang? Tentu saja aku keberatan.
Tae Sung dan Soo Hyun saling bertatapan.
Soo Hyun : Bisakah kau berhenti memelukku?
Tae Sung dan Soo Hyun saling menjauh.
Soo Hyun : Baiklah, mari kita lakukan. Kita harus menyelesaikannya.
Tae Sung : Astaga, panas.
Pak Lee bilang pada Woo Shin, kalau Woo Shin membuat kesalahan.
Pak Lee : Seharusnya kau membunuhnya selagi bisa.
Woo Shin : Di mana Adamas?
Pak Lee : Apa wanita itu memberitahumu dia akan menyerahkan Ketua Tim Lee sebagai ganti Adamas? Tidak, dia akan membunuhmu.
Woo Shin : Itu tak akan terjadi.
Pak Lee : Kau memercayainya? Kita akan menemukan Adamas setelah Tim A hancur. Itu tak akan terlambat. Tapi sekarang, itu hanya akan membuat keadaan lebih berbahaya.
Woo Shin pun perlahan2 beranjak ke meja. Dia mengambil pistol, semua orang terkejut.
Woo Shin mengarahkan pistolnya ke Pak Lee.
Woo Shin : Dimana Adamas?!
Seo Hee : Pak Ha!
Woo Shin : Aku hanya mencoba akhiri pertarungan ini.
Pak Lee berdiri.
Woo Shin : Jika seseorang dari Tim A menodongkan pistol ini kepadamu kau pasti sudah mati. Kau akan membiarkan ini terus terulang? Akan ada momen saat seseorang menodongkan pistol ke Soo Hyun. Kenapa kau tak tahu itu? Kenapa?
Pak Lee pun berbalik merebut pistol dari tangan Woo Shin.
Situasi makin kacau.
Woo Shin : Dimana Adamas?
Pak Lee mulai menembak. Tapi dia menembak dinding.
Soo Hyun yang mendengar itu, langsung kembali ke dalam. Dia marah melihat Pak Lee memegang pistol.
Soo Hyun : Kau baru saja menembak Woo Shin?
Pak Lee : Ini yang akan kita lakukan.
Soo Hyun : Kau tak perlu membuktikan dirimu karena kami sudah tahu kau orang jahat. Jadi, hentikan.
Soo Hyun lalu melarang Woo Shin dan Seo Hee ikut campur.
Seo Hee : Jaksa Song.
Soo Hyun : Kau bisa memegang pistol?
Seo Hee : Kau bilang jalan yang kupilih adalah yang benar. Mari lakukan yang kita bisa.
Woo Shin dan Seo Hee beranjak ke dalam. Soo Hyun menyusul mereka.
Soo Hyun : Woo Shin-ah, jangan marah karena kakakmu memarahimu. Aku mengirim rekaman suara ke ponselmu. Wawancara dengan Lee Chang Woo.
Woo Shin : Kau sungguh akan tetap di sini?
Soo Hyun : Jika dia menyembunyikan Adamas, pasti saat malam itu. Temukan Adamas selagi aku menjatuhkan Ketua Tim Lee.
Soo Hyun beranjak pergi. Seo Hee memanggil Soo Hyun.
Seo Hee :Jaga dirimu.
Soo Hyun : Sampai jumpa lagi.
Orang2 dari kantor pusat ke rumah sakit.
“Kami dari kantor pusat. Kami akan mengawal Pimpinan mulai saat ini.”
Sekuriti Park tak bisa apa-apa.
Agen Cha dan Kabag. Jung membawa Ketua Tim Lee ke Haesongwon.
Bu Oh penasaran apa yang sebenarnya terjadi?
Mereka membawa Ketua Tim Lee ke ruangan Pimpinan Kwon.
Kabag. Jung : Kami membawanya.
Dan Hye Soo duduk di kursi pimpinan.
Hye Soo : Bagus. Kalian berdua bisa menunggu di luar sebentar. Ada yang ingin kubicarakan dengannya.
Kabag. Jung dan Agen Cha keluar.
Ketua Tim Lee : Haruskah aku berterima kasih dahulu? Kau menyelamatkan hidupku.
Hye Soo : Dengan senang hati. Kau bisa menyelamatkanku suatu hari nanti.
Ketua Tim Lee : Maksudmu…
Hye Soo : Pimpinan Kwon berusaha menyingkirkan Tim A. Dia mungkin berpikir mereka berbahaya karena mereka akan lepas kendali begitu putranya mengambil alih.
Ketua Tim Lee : Kau bisa membaca pikirannya.
Hye Soo : Tapi aku berbeda. Aku akan menerima Tim A sebagai rekanku.
Ketua Tim Lee : Tim A sebagai rekanmu? Rekan Tim A adalah pemilik Haesong. Kau tahu itu, ‘kan?
Hye Soo : Ya. Itu sebabnya aku memanggilmu.
Ketua Tim Lee : Kau ingin aku membunuh Pimpinan Kwon?
Hye Soo : Tidak. Jika ingin Pimpinan Kwon mati, aku tidak perlu ikut campur.
Ketua Tim Lee : Lantas, siapa yang harus kubunuh?
Hye Soo pun beranjak mendekati Ketua Tim Lee.
Hye Soo : Menurutmu apa ancaman terbesar bagi Haesong?
Ketua Tim Lee : Itu…
Tak lama kemudian, Ketua Tim Lee sadar siapa yang dimaksud Hye Soo.
Ketua Tim Lee : Astaga, SIH?
Hye Soo : Aku ingin mereka menghilang tanpa jejak secepat mungkin.
Ketua Tim Lee : Tapi kenapa aku harus melakukan itu? Aku tahu aku harus membalas budimu, tapi kau meminta terlalu banyak. Aku tidak sesetia itu.
Hye Soo : Apa yang kau inginkan?
Ketua Tim Lee : Entahlah. Ada bedebah yang sangat ingin kubunuh.
Hye Soo : Begitu rupanya.
Ketua Tim Lee : Mungkin kau bisa membantuku.
Hye Soo : Itu mudah. Aku harus memeriksa satu hal terakhir. Tim A jelas terlibat dalam kematian Min Jo. Siapa itu? Orang yang mendapat perintah dari Kwon Hyun Jo.
Ketua Tim Lee : Perintah itu tidak diberikan secara resmi kepada Tim A. Perintah untuk membunuh putra kedua tersayang Pimpinan Kwon diberikan langsung oleh Kwon Hyun Jo kepada orang yang bisa mengabaikan semua ini tanpa melaporkannya kepada Pimpinan.
Hye Soo : Sun.
Sun mencolek2 kening Pimpinan Kwon.
Sun : Dia masih hidup atau sudah mati?
Hyun Jo mendekatinya, hei, keluarlah.
Hyun Jo dan Sun keluar.
Sun terus berjalan menuju ke pintu keluar. Seketaris Yoon hanya berdiri di depan pintu keluar.
Sun : Kenapa kau memanggilku? Dia sudah hampir mati. Kau bisa membunuhnya sendiri dengan mudah.
Hyun Jo : Berhenti bicara seperti orang gila. Lakukan sesuatu untukku.
Sun balik lagi ke Hyun Jo. Dia menolak melakukan perintah Hyun Jo.
Hyun Jo : Sebaiknya kau pikirkan baik-baik. Pak Lee sudah mati. Pak Jung mungkin akan kembali bekerja sama dengan Eun Hye Soo kapan saja. Wanita itu akan membunuhmu.
Sun : Aku tidak sabar. Dia cantik saat marah. Tapi dia mungkin akan membunuhmu lebih dahulu. Dia tidak bisa membunuhku. Kau memanggilku karena takut, ‘kan? Tidak, aku tidak mau.
Sun mau pergi. Tapi ditahan Seketaris Yoon.
Sun pun langsung mengancam Seketaris Yoon dengan pisau.
Sun : Kau gila? Haruskah kubunuh kau sekarang?
Hyun Jo : Yoon Sun!
Seketaris Yoon menyuruh Hyun Jo diam dengan isyarat tangannya.
Lalu dengan bahasanya, dia meminta bantuan pada Sun.
Sun : Lihatlah siapa yang lebih gila. Kau benar-benar sudah gila, ya? Membantumu? Apa kau membantuku saat itu?
Flashback….
Sun : Setelah memutuskan bahwa kita harus mati bersama, kau memberi kami susu yang dicampur pestisida. Tapi kau takut dan mundur.
Sun yang sudah meminum susu dicampur pestisida, merangkak mendekati Seketaris Yoon yang hanya diam saja melihatnya. Seketaris Yoon berdiri di dapur, sambil memegang segelas susu. Dia takut.
Sementara seorang bocah seumuran mereka, sudah terkapar di lantai.
Sun minta tolong, tolong aku, Kak. Kumohon.
Flashback end…
Sun : Apa kau membantu Yoon Mi saat dia terbaring sekarat di sana?
Seketaris Yoon : Maafkan aku. Saat itu…
Sun : Aku hanya bisa membantumu dengan satu hal. Kematianmu. Jangan lupa.
Sun ingin pergi tapi Hyun Jo terus membujuknya.
Hyun Jo : Aku akan memberikan apa pun yang kau inginkan.
Sun balik lagi ke Hyun Jo, apa pun yang kuinginkan? Jangan menarik kata-katamu.
Sun melirik Seketaris Yoon.
SIH mulai bekerja. Mereka membawa semua dokumen tentang Tim A.
“Ini semua yang kami miliki tentang Tim A.” ucap Anggota SIH.
“Ini lebih dari dugaanku.” jawab Pak Lee.
“Mereka hampir tidak meninggalkan jejak. Dan Haesong ada di belakang mereka, jadi, kami tidak bisa mengakses banyak informasi. Jadi, jika menyelidiki ini lagi, kami bisa menemukan lokasi rahasia yang kau ketahui, ‘kan?” tanya Tae Sung.
“Ya, mungkin.” jawab Pak Lee.
“Kau harus yakin, tak boleh berasumsi. Kami kehabisan waktu dan kesempatan.” ucap Tae Sung.
Lalu Soo Hyun datang membawa koper.
Soo Hyun : Ternyata kalian semua di sini.
Soo Hyun melihat salah satu berkas tentang Tim A.
Soo Hyun : Apa ada kemajuan? Apa ini soal Tim A?
Tae Sung : Banyak sekali.
Soo Hyun : Kalian pasti sudah bekerja sangat keras.
Tae Sung : Kalian anak kembar memiliki sikap kasar yang sama.
Soo Hyun menaikkan kopernya ke atas meja.
Tae Sung : Apa itu?
Soo Hyun : Aku berniat tinggal bersama Woo Shin karena khawatir. Tapi sepertinya aku akan tetap di sini.
Soo Hyun melirik Pak Lee. Lalu dia memberinya kaus.
Soo Hyun : Pakai ini. Jangan mengejar Tim A dengan pakaian kotor itu.
Pak Lee mengganti bajunya.
Lalu dia terduduk di ranjang dan teringat pertengkarannya tadi dengan Woo Shin.
Woo Shin : Di mana Adamas?
Woo Shin di koridor apartemennya. Dia bersama Seo Hee.
Seo Hee memperhatikan luka Woo Shin.
Seo Hee : Itu tampak menyakitkan. Mungkin kau harus ke dokter.
Woo Shin : Masih bisa ditahan.
Seo Hee : Kau harus mengobati lukamu dengan benar.
Woo Shin : Aku baik-baik saja. Omong-omong, kita mungkin merasa tidak nyaman, tapi akan aman jika bersama. Dengan begitu, Soo Hyun juga akan tenang.
Seo Hee : Baiklah, aku akan bersamamu.
Mereka akhirnya tiba di depan apartemen Woo Shin.
Woo Shin membuka pintunya. Bersamaan dengan itu, Dong Rim keluar.
Dong Rim : Pak Ha, kenapa lama sekali?
Dong Rim terkejut melihat tangan Woo Shin yang terluka.
Mereka masuk.
Woo Shin membersihkan lukanya dengan air mengalir.
Dia sekuat tenaga menahan rasa pedih di lukanya.
Seo Hee tak bisa tidur.
Woo Shin tengah mendengarkan rekaman tentang Pak Lee yang dikirimkan Soo Hyun. Tangannya sudah diperban.
Soo Hyun : Bagaimana ayahku bisa menjadi korban pembunuhan?
Pak Lee : Itu semua karena keserakahanku.
Soo Hyun dan SIH lagi mendengarkan penjelasan Pak Lee soal Tim A.
Pak Lee : Lokasi rahasia mengelola dana mereka sebagai berikut. Mereka mendirikan organisasi dan menghujaninya dengan donasi. Separuh uangnya digunakan untuk mempertahankan markas Tim A. Dan setengahnya digunakan untuk membangun gedung atas nama Haesong. Lokasi rahasia tidak bertahan lama karena alasan keamanan. Mereka tidak tinggal lama di satu tempat. Begitu gedungnya tak lagi digunakan, mereka menyuap seseorang dengan itu seandainya itu layak dilakukan. Jika tidak, mereka meledakkannya. Dahulu mereka sering mendirikan markas di rumah ibadah karena lokasinya di area terpencil dengan banyak orang asing yang datang.
Woo Shin masih mendengarkan rekaman percakapan ayah dan kakaknya.
Soo Hyun : Ayahku pergi ke rumah itu karena foto itu? Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya? Pelaku yang sebenarnya bisa saja tertangkap, jadi, kenapa?
Pak Lee : Pimpinan Kwon tidak tahu bahwa itu palsu.
Soo Hyun : Baiklah. Ini pertanyaan terakhir. Di mana Adamas yang asli?
Kembali ke SIH, Soo Hyun dan Pak Lee.
Soo Hyun mengeluarkan permen Kopiko dari saku jasnya.
Soo Hyun : Aku membawa ini dari rumah. Kau mau?
Soo Hyun menaruh permen itu di meja.
Soo Hyun : Sekarang aku tak terlalu mengantuk.
Soo Hyun berdiri dan terus membaca dokumen. Dokumen itu ditulis oleh Sersan Ko, laporan mengenai Pak Lee.
Soo Hyun : Ini laporan terbaru. Ini tentang Lee Chang Woo. Apa semua ini benar?
Soo Hyun menunjukkan laporan itu pada ayahnya.
Laporan itu tentang perampokan di kediaman Presdir Bank Sangsu.
Pak Lee : Ini mendekati kebenaran. Siapa yang melaporkan ini?
Tae Sung : Dia sudah mati. Tim A membunuhnya. Mungkin dia menggali terlalu dalam dan akhirnya tertangkap.
Pak Lee : Atau laporan ini bisa saja bocor dari sini.
Anggota SIH : Maksudmu SIH?
Tae Sung : Itu masuk akal. Konferensi pers Pak Kang juga merupakan informasi rahasia. Tidak ada yang tahu, kecuali SIH.
Anggota SIH : Maksudmu, ada mata-mata di dalam SIH?
Semua saling mencurigai.
Tae Sung : Jangan saling menatap seperti itu. Itu tidak sepenuhnya mustahil. Agen penyusup biasanya tetap tidak dikenali seperti Pak Park dan aku. Itu sebabnya aku menyuruh dia merahasiakannya dari kantor pusat. Kenapa dia melaporkan ini, padahal dilarang?
Soo Hyun : Mungkin Sersan Ko berusaha melaporkan sesuatu selain masa lalu Lee Chang Woo.
Soo Hyun melihat ada yang aneh dengan nomor halaman dokumen.
Soo Hyun : Ada apa dengan nomor halamannya? Nomor halamannya berantakan.
Tae Sung berdiri dan melihat nomor halaman yang dimaksud Soo Hyun.
Lalu dia teringat sama buku Woo Shin.
Flashback…
Tae Sung : Persona Non Grata.
Soo Hyun : Apa?
Tae Sung : Novel Pak Ha. Sersan Ko membaca buku itu kali terakhir aku bertemu dengannya. Karakter utama dalam ceritanya bertukar pesan dalam kode.
Soo Hyun menuliskan nomor halaman dokumen yang tidak berurutan itu.
Soo Hyun : “Tiga, tujuh, satu, enam, nol, satu, dua, sembilan, nol, empat, tiga”, “Tiga, tujuh, satu, dua, sembilan.” Lintang dan bujur.
Tae Sung : Periksa lokasinya.
Mereka mulai memeriksa.
Tak lama, mereka menemukannya.
Bersambung ke part 3…