Adamas Eps 13 Part 3

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 13 Part 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE

Sebelumnya….

Tae Sung menyupiri Pimpinan Kwon lagi.

Pimpinan Kwon terlihat gelisah.

Tae Sung : Kau baik-baik saja?

Pimpinan Kwon : Aku membuat kesalahan, ya?

Tae Sung : Apa?

Pimpinan Kwon : Tentang Pak Lee.

Tae Sung : Apa itu mengganggumu, Pak?

Pimpinan Kwon : Seharusnya aku memberinya makan malam. Seharusnya aku membunuhnya saat perutnya kenyang.

Kepala Pelayan Kwon dirawat di RS.

Begitu perawat pergi, dia membuka matanya.

Kepala Pelayan Kwon kabur.

Tapi, tak lama, dia melihat kehadiran seorang dokter. Dokter itu juga melihatnya.

Kepala Pelayan Kwon kabur. Ternyata di ada RS Gangwon Jian, bukan Eunkook.

Dokter itu membawa suntikan.

Kepala Pelayan Kwon lari ke tangga darurat. Tapi sialnya, dia jatuh dari tangga.

Kepala Pelayan Kwon tak sanggup berlari lagi.

Dokter itu mau mendekatinya.

Disaat genting, Agen Cha datang. Awalnya, dia mengarahkan pistolnya ke Kepala Pelayan Kwon seolah mau menembak Kepala Pelayan Kwon. Tapi di detik terakhir, dia menembak si dokter yang berusaha mencelakai Kepala Pelayan Kwon.

Hye Soo baru saja pulang.

Pelayan bilang dia akan menyiapkan makan malam nanti setelah Hyun Jo pulang.

Hye Soo : Tidak, aku mau sekarang. Aku tak bisa makan apa pun jika dia di depanku.

Pelayan : Baik, Nyonya.

Hye Soo menerima pesan dari Kabag. Jung.

Kabag. Jung : Kami mendapatkannya.

Agen Cha dan Kepala Pelayan Kwon di perjalanan.

Kepala Pelayan Kwon menatapnya sengit, kau mau membawaku ke mana?

Agen Cha : Aku diminta mengantarmu ke ruang VIP.

Soo Hyun masih bersama ayah kandungnya.

Soo Hyun : Baiklah. Ini pertanyaan terakhir. Di mana Adamas yang asli?

Pak Lee diam saja.

Soo Hyun : Lee Chang Woo-ssi? Kau tak akan menyerahkan barang tanpa dibayar lebih dahulu.

Pak Lee : Tidak ada lagi yang ingin kukatakan.

Soo Hyun : Kau sembunyikan di mana?

Pak Lee : Hati-hati di jalan. Senang bertemu denganmu.

Pak Lee mau pergi tapi ditahan Soo Hyun.

Soo Hyun : Pimpinan Kwon tak akan membiarkanmu lolos.

Pak Lee : Kau tidak terlalu mengenalnya. Dia tidak pernah membunuh siapa pun yang dia butuhkan. Aku bukti nyatanya.

Soo Hyun : Bagaimana dengan Woo Shin dan aku?

Pak Lee : Aku kenal Pimpinan Kwon. Begitu mendapatkan Adamas yang asli, dia akan membunuh kita semua.

Soo Hyun : Kau sangat keras kepala. Rupanya aku mirip denganmu. Baiklah. Kuharap ini bukan hari terakhir aku melihatmu hidup. Sampai jumpa lagi.

Soo Hyun pergi. Pak Lee teringat masa lalunya.

Bus tahanan berhenti di pinggir jalan.

Polisi keluar. Begitu polisi keluar, Ketua Tim Lee masuk ke dalam dan menemui Pak Lee. Ketua Tim Lee menatapnya tajam.

Pak Lee : Jangan menatapku seperti itu. Kau berencana membunuhku sejak awal. Setelah itu, kau berniat menyerahkan Adamas yang palsu kepada Pimpinan Kwon. Kau perlu mengulur waktu sebelum kabur ke luar negeri. Bahkan jika dia tahu, kau bisa saja menyalahkanku. Aku pasti tak akan bisa membela diri karena sudah lama mati. Namun, aku masih hidup dan sehat. Dan Adamas menghilang. Sedikit nasihat untuk juniorku tersayang. Kau tak akan bertahan lama di Tim A jika terus begini.

Ketua Tim Lee : Itu sebabnya aku di sini. Untuk mengambil Adamas, juga membunuhmu. Jika tak memberitahuku di mana Adamas, kau akan mati di kursi itu.

Pak Lee : Lalu? Bagaimana kau akan menemukan Adamas yang asli?

Ketua Tim Lee kesal, tapi dia tahu Pak Lee benar.

Ketua Tim Lee : Kau benar. Baiklah. Jika itu maumu, akan kukabulkan keinginanmu. Bersenang-senanglah membusuk di penjara. Entah itu 10 atau 20 tahun, kau tak akan pernah dibebaskan, kecuali memberitahuku di mana Adamas. Kita lihat sampai kapan kau akan bertahan, Seniorku.

Pak Lee : Ingat ini. Aku tak akan pernah hancur sendirian. Aku tak akan kesepian saat mati karena akan ada kau di sisiku.

Woo Shin menemui Im Duk Soo. Begitu Im Duk Soo datang, dia menyuruh tahanan mati itu menunggu sebentar.

Woo Shin membaca pesan Soo Hyun.

Soo Hyun : Sebaiknya kau berakting dengan baik.

Woo Shin : Aku baru saja bertemu Im Duk Soo.

Woo Shin meletakkan ponselnya ke meja dan memulai pembicaraan.

Woo Shin : Im Duk Soo-ssi, aku Jaksa Song Soo Hyun.

Duk Soo : Apa maumu?

Woo Shin : Aku datang terkait Pembantaian Penjara Kangchun yang kau lakukan. Aku membaca pernyataanmu dengan saksama dan mendengarkan deposisimu. Aku bingung tentang beberapa hal. Aku akan menghargai kerja samamu.

Duk Soo : Bagian mana yang membuatmu bingung? Aku yakin sudah memberikan pernyataan mendetail.

Woo Shin : Itulah yang menurutku aneh. Ini pendapatku. Kau memberikan informasi mendetail, bukan pernyataan. Seolah-olah kau mengarahkan penyelidikan.

Duk Soo : Kau benar-benar membuatku kesal. Inikah yang kudapatkan karena bekerja sama? Apa aku terlihat seperti berbohong?

Woo Shin : Ini tidak terduga.

Duk Soo : Apanya?

Woo Shin : Siapa pun dengan rasa percaya diri yang kuat sepertimu tak akan memedulikan pendapat orang lain. Kau tak akan mencoba membujukku seperti ini. Pernyataanmu atas kejahatanmu sebelumnya sangat teliti dan tepat. Kau hanya menyatakan fakta. Jadi, kenapa pernyataan ini berbeda? Pernyataan dan deposisimu mengatakan hal yang sama. “Aku berkata jujur.” “Percayalah kepadaku.” Seolah-olah kau memohon.

Duk Soo : Apa maksudmu? Singkat saja. Pertanyaan.

Woo Shin : Tentu. Apa motifmu atas kejahatan itu?

Duk Soo : Sebagai tahanan hukuman mati, membunuh beberapa orang lagi tak akan mengubah apa pun.

Woo Shin : Ada yang tidak biasa dengan salah satu korbanmu. Yang lehernya digorok. Laporan autopsi menyatakan itu dilakukan setelah korban tewas. Hanya kepadanya. Kenapa?

Duk Soo : Sudah kubilang. Dia membuatku kesal. Dia selalu menyombongkan betapa kayanya dia. Itu membuatku sangat kesal.

Woo Shin : Bukan karena kau harus memastikan dia mati? Dia penasihat keuangan sebuah perusahaan investasi. Anak perusahaan Haesong. Dia targetnya, ‘kan?

Duk Soo kesal mendengar itu, apa maksudmu?

Woo Shin : Singkatnya, apa Haesong yang memerintahkan pembunuhan itu?

Woo Shin juga menyebutkan putra Duk Soo.

Woo Shin : Aku yakin putramu mengambil imbalannya. Dia menghasilkan banyak uang dari saham dalam hitungan jam. Yang ingin kukatakan adalah aku tahu yang kau tahu.

Duk Soo marah, hei. Kau membuat kesalahan sekarang.

Woo Shin : Aku tahu. Mereka akan diberi tahu tentang pertemuan dan pembicaraan kita. Mereka mungkin akan membunuhmu.

Duk Soo : Lagi pula, aku tidak terlalu ingin keluar dari sini hidup-hidup.

Woo Shin : Bagaimana dengan putramu?

Woo Shin pun pergi. Dia tak sadar masih diikuti.

Woo Shin : Kasus Penjara Kangchun. Soo Hyun benar.

Soo Hyun menghubungi Woo Shin.

Soo Hyun sendiri tengah berjalan menuju mobilnya.

Soo Hyun : Bagaimana hasilnya?

Woo Shin : Haesong jelas terlibat. Ini lebih dari sekadar Haesong mendukung janji Hwang mengenai hukuman mati. Korban terlalu terlibat dengan Haesong. Haesong tidak pernah kebetulan. Bagaimana kau bisa tahu soal ini?

Soo Hyun : Seorang jaksa bernama Han tadinya menangani kasus Kangchun. Aku memanfaatkannya untuk masuk ke ARES. Dia berusaha menunjukkan kesetiaannya kepada Haesong. Tapi malah diturunkan pangkatnya. Dia seharusnya pura-pura tak tahu. Jadi, aku menyelidikinya…

Soo Hyun berhenti bicara.

Dia melihat Sun lagi tiduran di kap mobilnya sambil mainin dokumen.

Sun lalu turun dan melambaikan tangannya ke Soo Hyun.

Soo Hyun : Woo Shin-ah, kita bicara lagi nanti.

Soo Hyun mutusin panggilannya.

Woo Shin sendiri dalam bahaya. Sebuah mobil tangki tiba2 saja melintang di depannya.

Dan di belakangnya, mobil yang membuntutinya sejak tadi juga berhenti di belakangnya.

Woo Shin membunyikan klakson tapi mobil tangki tak mau pergi.

Tak lama, Woo Shin melihat mobil di belakangnya. Dia pun akhirnya sadar, kalau kedua mobil itu memang mengikutinya.

Soo Hyun beranjak mendekati Sun sambil menyimpan ponselnya.

Soo Hyun : Nugu?

Sun : Sun.

Dan, Soo Hyun mencek1k Sun.

Soo Hyun : Matilah. Matilah.

Sun : Kaulah yang akan mati. Tapi tidak hari ini.

Soo Hyun : Tutup mulutmu.

Sun : Adamas punya jejak darah Song Soon Ho atau tidak?

Soo Hyun melirik kertas di kap mobilnya. Dia melepaskan cek1kannya dan membaca kertas itu.

Ternyata itu surat dari Badan Forensik Nasional.

Di surat itu tertulis, tidak ditemukan darah Pak Song di ujung panah atau batang panah.

Sun : Darah ayahmu tidak ada di sana. Kudengar Pimpinan memberimu dua hari untuk menemukan Adamas yang asli. Waktumu satu hari lagi. Sampai jumpa besok.

Soo Hyun menahan Sun.

Soo Hyun : Kau pikir akan kubiarkan pergi? Dari mana kau mendapatkan keberanian untuk datang ke sini sendirian?

Sun : Dia bilang tidak hari ini. Tunggulah satu hari lagi, dan aku akan membunuhmu.

Soo Hyun : Ada apa? Terlalu takut untuk membunuhku sekarang?

Sun : Kau punya waktu untuk ini? Kau harus menemui Kim Seo Hee.

Sun beranjak pergi.

Polisi selesai menginterogasi Seo Hee.

Polisi : Kami sudah memastikan bahwa kau diculik dan menemukan tersangka utama yang bertanggung jawab atas pengeboman.

Seo Hee : Tersangka utama? Siapa?

Polisi : Itu rahasia karena kami masih menyelidikinya.

Seo Hee : Kau berharap aku percaya?

Polisi : Sebaiknya kau pergi selagi kami biarkan.

Seo Hee : Bagaimana dengan kasus Pak Lee Chang Woo?

Polisi : Itu tidak masuk yurisdiksi kami.

Polisi mau beranjak keluar dari ruang interogasi. Seo Hee kesal, tunggu!

Tapi Soo Hyun tiba2 menerobos masuk.

Soo Hyun : Aku Jaksa Song dari SIH.

Soo Hyun mengajak Seo Hee pergi.

Diluar, Soo Hyun nunjukin berita soal SIH.

Pak Kang dari SIH mengundurkan diri!

Soo Hyun mengajak Seo Hee pergi.

Kabag. Jung menolong Ketua Tim Lee.

Ketua Tim Lee sudah di speed boat.

Ketua Tim Lee : Terima kasih.

Kabag. Jung : Berterima kasihlah kepada orang yang menyelamatkanmu, bukan aku.

Hye Soo lagi menikmati spaghetti nya. Lalu Hyun Jo pulang. Hye Soo menjatuhkan sendok dan garpunya ke piringnya dengan keras.

Hye Soo : Kau terlambat.

Hyun Jo : Aku sibuk. Apa maumu? Kenapa kau ke apartemen studio?

Hye Soo : Itu?

Hyun Jo : “Itu?” Aku ragu kau mengira aku tidak akan tahu. Apa rencanamu?

Hye Soo : Karena Adamas. Aku ingin menemukannya.

Hyun Jo : Apa yang kau lakukan? Untuk apa kau melakukan itu?

Hye Soo : Karena kini aku menginginkannya.

Hyun Jo tertawa, Hye Soo-ya. Kau tahu apa yang kau katakan? Kau mau Adamas?

Hye Soo : Bukan Adamas. Aku mau Haesong. Aku mempertimbangkan untuk menjadi penerus Haesong. Tak ada alasan aku tak bisa melakukannya.

Hyun Jo : Kau menggemaskan. Begitu rupanya. Pasti ini alasan Min Jo sangat mencintaimu.

Hye Soo : Teruslah mengoceh. Pada akhirnya, aku akan mengambil semuanya darimu. Entah itu Haesong atau Adamas, kau tak akan mendapatkan milik Min Jo.

Hyun Jo : Begitukah? Kalau begitu, semoga berhasil. Tapi kau tahu? Kau harus bergegas. Karena aku akan mendapatkan Adamas hari ini.

Hye Soo : Hari ini?

Hyun Jo : Hari ini.

Pak Lee di perjalanan. Hanya dia sendiri bersama para sipir di mobil tahanan.

Pak Lee tanya, dia mau dibawa kemana.

Sipir yang duduk menemaninya diam saja.

Pak Lee marah, kutanya kita mau ke mana!

Sipir itu mendekati Pak Lee.

Dia menyetrum Pak Lee! Pak Lee pingsan.

Kamera menyorot alat kejut itu. Buatan Ares!

Soo Hyun mengirimi Woo Shin pesan.

Soo Hyun : Aku di SIH. Kau dimana?

Bersambung ke part 4…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like