Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 12 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE
Sebelumnya…
Dua polisi menjaga sebuah kamar di rumah sakit. Di dalamnya, ada Soo Hyun yang tengah menjaga Seo Hee. Seo Hee belum siuman. Soo Hyun melihat wajah Seo Hee yang luka2. Dia marah.
Soo Hyun : Astaga. Para bedebah itu.
Tak lama kemudian, Seo Hee sadar.
Soo Hyun : Kau sudah sadar?
Seo Hee : Ya.
Soo Hyun : Kau baik-baik saja?
Seo Hee lalu menemukan tangannya diborgol. Dia heran, apa ini?
Soo Hyun : Mereka menyatakan ini bom bunuh diri.
Seo Hee kesal mendengarnya.
Soo Hyun : Tapi aku senang kau selamat. Itu sudah cukup. Maaf sudah merepotkanmu. Dan terima kasih karena masih hidup.
Seo Hee : Itu saja?
Soo Hyun : Apa?
Seo Hee : Itu saja? Katakan lebih banyak. Aku hampir tidak bisa bertahan.
Soo Hyun tertawa mendengarnya. Seo Hee juga.
Seo Hee : Kau berbaring di ranjang dengan tangan diborgol. Apa yang lucu?
Seo Hee : Aku bahkan memakai rompi peledak. Aku harus tetap kuat.
Soo Hyun : Kim Seo Hee-ssi, dengar baik-baik. Ditemukan narkotika dalam darahmu.
Seo Hee : Apa?
Seo Hee pun ingat air yang dia minum sebelum dia pingsan.
Seo Hee : Benar juga. Kalau begitu, polisi mungkin berpikir aku melakukannya karena pengaruh narkotika.
Soo Hyun : Tidak, tak ada yang berpikir kau melakukannya sendirian. Mereka pikir ada yang mengendalikan. Tentu saja, mereka akan mencari tahu siapa dalangnya.
Seo Hee pun resah.
Soo Hyun melihat itu, ada apa?
Seo Hee : Untuk mengungkap bahwa aku diculik, aku harus menyebutkan Tim A. Tapi kemudian SIH pasti akan terungkap. Apa mereka akan aman?
Soo Hyun : Jangan khawatir. Mereka sudah diseret keluar, meski bukan karenamu. Sudah dimulai.
SIH menggelar konferensi pers.
Pak Kang : Pada pukul 19.23 kemarin, tersangka muncul dengan rompi bunuh diri di lobi gedung ini. Kami langsung memanggil Gegana dan bom berhasil dijinakkan dengan aman pada pukul 22.46. Bom akan dianalisis secara menyeluruh di lokasi yang aman. Setelah itu, kami akan membentuk satgas untuk fokus menyelidiki kasus ini.
Dua reporter bertanya, pak, ada laporan bahwa pelaku ini terkait dengan serangan teroris di kampanye Capres Hwang. Benarkah itu?
“Apa pendapatmu tentang argumen Hwang? Menurutmu itu bisa dipercaya?”
Pak Kang : Masalah itu sedang diselidiki.
Kandidat Hwang menggelar konferensi pers. Dia memanfaatkan itu untuk menaikkan namanya agar menang di pemilihan.
Kandidat Hwang : Itu jelas konspirasi untuk membunuhku! Hanya tiga hari sebelum pemilihan presiden, serangan teroris semacam ini terjadi. Ini hanya bisa berarti mereka melihatku sebagai calon potensial dan melakukan rencana keji ini untuk mencegahku menjadi presiden. Aku tahu ada dalang di balik ini.
Kandidat Hwang di perjalanan sekarang.
Kandidat Hwang : Kau yakin? Apa telepon itu sungguh dari Kang Hyuk Pil dari SIH?
Supirnya mengiyakan.
Kandidat Hwang tertawa, bagus. Ini akan menjadi gambaran yang bagus hanya dengan sedikit sentuhan. Kau tahu siapa Pak Kang. Dia anjing Presiden. Ini akan menjadi kesempatan sempurna untuk menyingkirkan mereka semua. Tolong pahami bahwa kami tidak bisa berbagi detail lain tentang penyelidikan.
Pak Kang mengakhiri konferensi pers nya.
Pak Kang : Sekian untuk hari ini.
Para reporter masih belum puas.
Pak Kang bicara dengan Soo Hyun di depan kamar Seo Hee.
Soo Hyun : Ini tidak hanya akan berakhir denganmu. Semua orang di bidang ini tahu siapa yang ada di belakangmu.
Pak Kang : Mereka akan memanfaatkanku untuk mengejar naratama?
Soo Hyun : Itu fakta tak terbantahkan bahwa naratama terhubung dengan SIH. Akibatnya, SIH baik-baik saja sementara pihak Hwang dibom. Kita bisa disalahkan untuk ini. Pak Kang, bom itu. Kau tahu dari mana asalnya jika itu perbuatan Tim A. Bandingkan dengan setiap bom yang diproduksi oleh ARES. Periksa apakah ada komponen yang cocok.
Sekarang, Soo Hyun kembali menemui Seo Hee.
Seo Hee : Itu sebabnya mereka membutuhkanku. Targetnya adalah Hwang Byung Chul yang kukejar secara obsesif. Mereka juga akan melibatkan SIH. Sial, itu jelas pukulan fatal.
Soo Hyun : Kita akan melawan balik. Katakan yang sebenarnya kepada polisi.
Seo Hee : Yang sebenarnya?
Soo Hyun : Tentang kasus ayahku. Bahwa kau menyaksikan kasusnya, dan Adamas adalah senjata pembunuhan yang hilang. Kau coba menyelidikinya, dan beberapa orang tak dikenal… Kau mengerti?
Seo Hee : Kau ingin melibatkan Pimpinan Kwon?
Soo Hyun mengangguk.
Di depan jendelanya, Pimpinan Kwon lagi membaca berita Kandidat Hwang di bom.
Sun duduk di sofa dan menaikkan kakinya yang masih memakai sepatu.
Lalu dia menatap Hyun Jo. Hyun Jo berdiri dengan wajah kesal.
Sun : Pak Lee yang memerintahkannya. Kau tidak tahu? Kudengar Hyun Jo sudah memberi izin.
Sun lalu beranjak ke jendela, mengambil bunganya tadi.
Sun : Boleh aku pergi?
Sun beranjak. Saat melewati Hyun Jo, dia pasang muka meledek Hyun Jo sambil menempelkan bunga ke rambutnya.
Hyun Jo minta maaf.
Hyun Jo : Kupikir ini akan membuka jalan untuk legalisasi senjata api…
Pimpinan Kwon marah, diam!
Hyun Jo terkejut, ayah.
Pimpinan Kwon : Dasar bodoh.
Kabag. Jung ngasih tahu Ketua Tim Lee kalau Pimpinan Kwon memanggil Sun.
Kabag. Jung : Apa tidak apa-apa? Dia mungkin akan marah karena insiden ini.
Ketua Tim Lee : Semua akan baik-baik saja. Pimpinan akan tahu kenapa putranya yang bodoh membutuhkanku. Dia menyebabkan kekacauan besar, dan dunia menggila karena itu. Seseorang harus membersihkannya demi kebaikannya.
Pimpinan Kwon memarahi Hyun Jo.
Pimpinan Kwon : Semua orang tahu Pak Lee membodohimu. Anjingmu menyerangmu, tapi kau bahkan tidak tahu kalau diserang. Bagaimana bisa menjadi pemilik Haesong jika tidak bisa mengendalikan bawahanmu? Beraninya kau!
Hyun Jo berlutut, ayah, itu semua demi ayah. Tikus-tikus dari SIH berani menggali masa lalu ayah. Aku ingin menghabisi mereka semua…
Pimpinan Kwon : Jadi, apa mereka sudah musnah?
Hyun Jo : Ini belum berakhir.
Pimpinan Kwon : Cukup! Apa yang terjadi di masa lalu bukan urusanmu.
Pimpinan Kwon kembali beranjak ke jendela.
Pimpinan Kwon : Adamas sudah hancur. Senjata pembunuhannya sudah tak ada lagi.
Hyun Jo berdiri. Dia kaget, Adamas hancur? Apa maksud ayah?
Hye Soo yang hendak masuk ke ruangan Pimpinan Kwon, tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
Hyun Jo : Aku tak mengerti. Kenapa hancur? Bagaimana bisa berlian… Adamas itu palsu? Lantas, di mana yang asli? Ayah.
Pimpinan Kwon : Hanya Lee Chang Woo yang tahu.
Hyun Jo : Bedebah itu menukarnya? Pada saat itu, 22 tahun lalu? Lalu?
Pimpinan Kwon : Apa maksudmu?
Hyun Jo : Bedebah itu masih hidup. Dia berani mengganggu Adamas, dan ayah membiarkannya hidup?
Pimpinan Kwon : Haruskah aku membunuhnya?
Hyun Jo : Tentu saja! Dan pastikan dia tetap mati!
Pimpinan Kwon : Lalu bagaimana kita menemukan yang asli? Kita harus menemukan Adamas yang asli dan membawanya ke sini. Bukan kebetulan… Pak Ha datang ke rumah ini.
Flashback….
Setelah menembak desainer Adamas, Pimpinan Kwon memanggil Seketaris Yoon.
Pimpinan Kwon : Aku ingin menulis memoar. Seketaris Yoon, carilah orang yang memenuhi syarat untuk menulisnya.
Pimpinan Kwon mengarahkan pistolnya ke sampingnya.
Pimpinan Kwon : Namanya Ha Woo Shin.
Flashback end….
Hye Soo terkejut mendengar itu.
Sun menemui Seketaris Yoon. Seketaris Yoon ketakutan setengah mati. Sun memeluk kakaknya.
Sun : Kau baik-baik saja?
Sun lalu menatap kakaknya.
Sun : Sudah lama tidak bertemu, tapi kau tidak senang melihatku. Aku sering memikirkanmu. Setiap kali aku membunuh seseorang, aku membayangkan itu kau. Kak. Kau harus bahagia. Pada momen paling bahagiamu, kita akan bertemu lagi.
Di kamarnya, Hye Soo memikirkan soal Adamas yang sudah hancur.
Pimpinan Kwon : Senjata pembunuhannya sudah tak ada lagi.
Hye Soo : Itu palsu. Dia mengampuni Ha Woo Shin untuk menemukan Adamas.
Dong Rim di rumah Woo Shin. Dia masuk ke kamar Woo Shin mencari Woo Shin tapi Woo Shin nya tidak ada.
Dong Rim : Ke mana dia pergi?
Dong Rim menghubungi Woo Shin.
Dong Rim : Pak Ha, di mana kau? Kau baik-baik saja, ‘kan?
Woo Shin nya lagi di jalan. Dia meminta Dong Rim bicara pelan2.
Dong Rim : Syukurlah. Aku terkejut karena kau tidak di rumah.
Dong Rim duduk di kasur Woo Shin.
Dong Rim : Kukira Pimpinan membunuhmu.
Woo Shin : Sedang apa kau di rumahku?
Dong Rim : Aku takut sendirian di rumah. Bagaimana jika mereka datang untuk membalas?
Woo Shin : Bukankah akan lebih berbahaya di sana?
Dong Rim : Tetap saja, ada keamanan dalam kerumunan. Jika terjadi sesuatu, aku akan menelepon polisi selagi kau menghadapi mereka. Atau haruskah aku pergi ke kamar rumah sakit orang tuaku?
Woo Shin : Terserah kau saja.
Dong Rim : Omong-omong, di mana kau? Berbahaya jika sendirian. Pulanglah.
Woo Shin : Tidurlah di sofa, jangan di ranjang.
Dong Rim : Di mana kau? Haruskah aku pergi ke tempatmu?
Woo Shin : Kubilang, jangan di ranjang.
Woo Shin mutusin panggilan Dong Rim.
Dong Rim : Dia benar-benar tidak kenal takut. Astaga, aku lelah.
Dong Rim merebahkan dirinya di kasur Woo Shin.
Tae Sung di hutan, lagi mencari sinyal ponsel satelitnya tapi tak ada. Akhirnya dia melemparkan ponselnya ke tanah.
Sekuriti Park datang.
Sekuriti Park : Bagaimana?
Tae Sung : Sinyalnya diblokir.
Sekuriti Park : Punyaku juga. Mereka sengaja memblokirnya untuk melindungi agen penyusup. Setelah kejadian di upacara itu, tempat ini hampir tidak bisa didekati sekarang. Apa yang akan kau lakukan?
Tae Sung : Markas akan melakukan tugas mereka, dan kita akan melakukan tugas kita. Kita juga punya masalah tak terduga di sini.
Kepala Pelayan Kwon masih diinterogasi.
Kepala Pelayan Kwon : Tanyakan apa saja. Akan kuberi tahu semuanya.
Dan yang menginterogasi adalah polisi dari SIH.
“Jadi, maksudmu bukan Lee Chang Woo yang membunuh Song Soon Ho 22 tahun lalu, tapi sebenarnya Pimpinan Kwon?”
“Benar.”
“Bisakah kau membuktikannya?”
Tae Sung pun masih di hutan bersama Sekuriti Park.
Tae Sung : Surat penangkapan mungkin dikeluarkan dengan kesaksian Bu Kwon. Mata panahnya mungkin rusak tapi mungkin ada noda darah tertinggal di bagian dalam panahnya. Jika ternyata itu darah Song Soon Ho, permainan akan berakhir. Meskipun bukan ini masalahnya, kita bisa membandingkan bukti dengan bekas luka di kerangka Song. Kita masih punya kesempatan.
Tak lama, Tae Sung menerima panggilan dari Pak Lee.
Pak Lee : Pak Ha datang. Dia ingin bertemu Pimpinan.
Tae Sung kaget mendengar itu.
Woo Shin mengetuk pintu, tak lama kemudian, dia masuk ke ruangan Pimpinan Kwon.
Hyun Jo terkejut Woo Shin berani datang.
Woo Shin menyuruh Hyun Jo keluar. Dia bilang, dia perlu bicara empat mata dengan Pimpinan Kwon.
Hyun Jo kesal, beraninya kau…
Pimpinan Kwon : Hyun Jo, dia tamuku.
Terpaksalah Hyun Jo keluar.
Woo Shin : Aku bertemu pria yang kau kirim. Dan aku menerima pesanmu.
Pimpinan Kwon berbalik, menatap Woo Shin.
Pimpinan Kwon : Mirip sekali. Mata itu…
Hyun Jo ke kamar Hye Soo. Begitu Hyun Jo masuk, Hye Soo langsung meletakkan ponselnya di atas meja.
Hye Soo : Apa yang kau lakukan?
Hyun Jo : Penulis itu datang. Kau senang, ‘kan? Kalian berdua tampak cukup dekat.
Hye Soo : Aku tahu kau tidak cemburu, jadi, apa maksudnya ini?
Hyun Jo : Kau wanita cerdas. Kau sungguh tidak tahu? Alasan penulis itu datang ke rumah ini.
Hyun Jo duduk di kasur, di depan Hye Soo.
Hyun Jo : Mungkin dia mendekatimu. Wanita kesepian adalah mangsa yang mudah.
Hye Soo : Kau ada benarnya. Tapi sayangnya, dia tidak tertarik kepadaku. Meskipun aku tertarik. Jangan salahkan aku. Seketaris Yoon yang merekomendasikannya.
Hyun Jo kaget mendengar itu.
Hye Soo : Bukankah seharusnya kau sibuk sekarang? Bu Kwon sepertinya tahu sesuatu. Aku penasaran apa yang akan dia katakan kepada polisi.
Kembali ke Woo Shin dan Pimpinan Kwon.
Pimpinan Kwon : Ayahmu sama sepertimu. Menjadi anjing pemburu tidak cocok dengannya.
Woo Shin : Apa yang terjadi?
Pimpinan Kwon : Aku dikhianati.
Flashback….
Pak Lee menemui Pimpinan Kwon di pinggir laut.
Ya, Pak Lee mantan Ketua Tim A.
Pimpinan Kwon : Kau makin populer dari hari ke hari. Media menyebutmu Robin Hood. Kini pencuri terkenal itu menjadi bintang nasional. Berkat itu, apa pun yang kau curi akan langsung dicap kotor dan korup. Departemen dukungan manajemen akan diperluas menjadi tim khusus. Tentu saja, kau ketuanya.
Tapi Pak Lee ingin berhenti.
Pak Lee : Kurasa bagianku berakhir di sini.
Pimpinan Kwon : Karena wanita itu? Apa dia hamil?
Flashback end…
Pimpinan Kwon : Aku tidak tahu anaknya kembar.
Woo Shin : Dia ingin pergi, ‘kan?
Flashback….
Pak Lee berlutut, aku yakin aku lebih setia kepadamu daripada orang lain. Aku melakukan semua yang kau minta. Dan aku melakukannya sampai akhir. Sekarang aku ingin dilupakan.
Pimpinan Kwon : Akankah kau dilupakan hanya karena kulupakan? Seluruh organisasi mengingatmu. Semua orang yang kita buang dikirim ke makam mereka, ‘kan? Tidak boleh ada pengecualian. Kembalilah.
Pimpinan Kwon memberikan pistol ke Pak Lee.
Pak Lee mengambil pistol itu, berjanjilah satu hal kepadaku. Bahwa kau akan mengakhirinya denganku.
Pak Lee mengarahkan pistol itu ke kepalanya.
Tapi pistol itu tak ada peluru.
Pimpinan Kwon : Seharusnya kau menembakku. Maka aku pasti ingin membunuhmu. Polisi akan menerima informasi anonim. Kau akan tertangkap basah lain kali. Lima belas tahun seharusnya cukup. Saat itu, mungkin aku sudah bisa melupakanmu.
Flashback end…
Woo Shin : Apa kau ingin mengampuninya?
Pimpinan Kwon : Bahkan kau tahu itu. Aku penasaran kenapa ayahmu tidak bisa. Membusuk di penjara selama 15 tahun, dia mungkin punya keinginan membalas dendam. Bagaimana dia bisa mencuri Adamas? Bahkan saat itu, aku berusaha menepati janjiku. Dengan hanya membunuhnya. Sebagai gantinya, Song Soon Ho akhirnya mati. Lagi pula, ayahmu mendapatkan banyak hal dari ini. Selama 22 tahun, dia benar-benar menipuku. Sekarang kau harus melunasi utang itu.
Woo Shin : Jadi, kau merencanakan semuanya dari awal. Kau memancingku ke rumah ini, dan tahu aku akan mencoba mencuri Adamas. Untuk menemukan Adamas yang asli. Tapi ada satu hal. Tindakan Bu Kwon tak terduga.
Kepala Pelayan Kwon menjelaskan, kejadiannya 22 tahun lalu. Sekitar pukul 03.00 pada tanggal 5 Mei.
Saat itu, Min Jo ada di kamar Kepala Pelayan Kwon. Dia menangis. Kepala Pelayan Kwon memeluknya.
Kepala Pelayan Kwon : Astaga, itu mimpi buruk yang mengerikan.
Min Jo : Itu bukan mimpi. Hyun Jo dan aku melihatnya. Ayah kami menggunakan Adamas pada seseorang…
Kepala Pelayan Kwon : Apa maksudmu?
Kepala Pelayan Kwon : Lee Chang Woo Dia menyebut nama Lee Chang Woo.
Polisi : Kau mendengar ini?
Kepala Pelayan Kwon : Dengan jelas. Saat itu, aku tidak mengerti. Tapi keesokan harinya, aku melihat koran dan menyadari bahwa Adamas adalah senjata pembunuhan yang hilang. Pimpinan Kwon memerintahkan Lee Chang Woo untuk membunuh pria itu. Lee Chang Woo adalah tangan kanannya yang setia.
Hyun Jo menatap Hye Soo.
Hyun Jo : Jangan bilang kau sungguh berpikir ayah membunuhnya.
Hye Soo : Kurasa itu cukup masuk akal. Bagaimana denganmu?
Hyun Jo : Kau melewati batas tanpa rasa takut.
Hye Soo berdiri dan menatap Hyun Jo.
Hye Soo : Aku tak takut apa pun. Pengecut adalah kata yang tepat untuk menggambarkanmu. Kau selalu takut pada ayahmu.
Hyun Jo : Begitu rupanya. Itu sebabnya kau mengajukan pertanyaan ini. Kau bahkan merekam percakapan ini.
Hyun Jo mengambil ponsel Hye Soo. Ya, Hye Soo merekam pembicaraan mereka. Hyun Jo menyudahi rekaman itu.
Hye Soo merebut ponselnya.
Hyun Jo : Kumohon, Hye Soo-ya. Tolong jangan lakukan ini. Jika kau terus bertingkah, ayah akan benar-benar membunuhmu.
Hye Soo tertawa.
Hyun Jo : Apa ini lucu bagimu?
Hye Soo : Pimpinan tidak bisa membunuhku. Karena hanya aku yang mengingatkannya pada Min Jo. Dia harus membunuh putra tersayangnya sendiri. Dan aku wanita yang dicintai putranya. Aku lebih baik darimu, pengganti yang bodoh dan menyedihkan. Bukan begitu?
Hyun Jo : Benar. Min Jo adalah alasan kau masih hidup. Hye Soo, menurutmu siapa yang paling menderita jika kau hidup?
Hye Soo : Apa maksudmu?
Hyun Jo : Aku. Kau masih tidak mengerti? Kau adalah salibku. Salib yang harus kutanggung. Sebagai harga dari membunuh Min Jo. Aku membunuh Min Jo. Bukan ayah pelakunya. Tapi aku, Bodoh.
Hye Soo syok mendengar itu.
Hyun Jo : Kurasa kau benar-benar tidak tahu. Sayang sekali orang lain tidak bisa melihat ekspresi ini.
Hye Soo mau menampar Hyun Jo tapi dihentikan Hyun Jo.
Hye Soo menyuruh Hyun Jo melepaskan tangannya. Hyun Jo pun mendorong Hye Soo ke kasur.
Hye Soo : Kenapa kau membunuh Min Jo? Kenapa?
Hyun Jo : Salahkan ayah! Dia yang membuatku seperti ini!
Flashback…
Ketua Tim Lee memukuli Hyun Jo, atas perintah Pimpinan Kwon.
Pimpinan Kwon : Sebagai seorang ayah, aku tidak bisa memaafkanmu, tapi aku memujimu karena menyingkirkan musuhmu untuk bertahan.
Flashback end…
Hyun Jo : Itu kali pertama dia memujiku. Andai Min Jo mengambil alih Haesong, apa dia akan membiarkanku hidup? Tidak. Dia pasti akan membunuhku lebih dahulu. Jadi, lampiaskan kepadanya. Tanyakan kenapa dia membuatku membunuh Min Jo.
Kembali ke Woo Shin dan Pimpinan Kwon.
Pimpinan Kwon : Apa yang bisa dilakukan Bu Kwon? Apa yang dia saksikan?
Woo Shin : Bahkan tanpa kesaksian Bu Kwon, akan terungkap bahwa Adamas digunakan untuk pembunuhan.
Pimpinan Kwon : Tapi bisakah itu menjelaskan bahwa aku pelakunya? Itu tidak bisa membuktikan bahwa aku ada di sana.
Woo Shin terdiam mendengarnya.
Pimpinan Kwon : Kurasa kau mengerti maksudku. Aku akan memberimu dua hari. Temukan Adamas yang asli.
Woo Shin : Bagaimana jika aku menolak?
Pimpinan Kwon : Kau akan aman. Karena kakakmu akan menggantikanmu.
Woo Shin beranjak keluar. Tae Sung udah menunggunya.
Tae Sung : Apa kau gila? Bagaimana kau bisa menemui Pimpinan dalam situasi ini?
Woo Shin : Itu satu-satunya cara untuk datang ke sini tanpa dicurigai. Aku datang untuk menemuimu.
Tae Sung : Aku?
Woo Shin : Kau punya video Bu Kwon dari upacara itu?
Tae Sung : Apa SIH mengirimmu?
Woo Shin : Ya, Soo Hyun memintaku. Kurasa dia merencanakan sesuatu dengan SIH.
Kandidat Hwang di mobilnya, bersama Soo Hyun. Dia mencoba menghubungi Ketua Tim Lee, tapi tidak dijawab.
Soo Hyun : Lihat? Dia tidak menjawab. Kau targetnya. Aku mengetahuinya dan menghentikanmu dengan mobilku. Begitulah caramu selamat.
Kandidat Hwang : Tidak mungkin. Untuk apa Haesong…
Soo Hyun : Aku melihat capres nomor lima saat upacara. Kau bahkan tidak diundang, ‘kan?
Kandidat Hwang : Itu karena aku ada urusan penting…
Soo Hyun : Ayolah. Kau politikus, tapi tidak tahu apa-apa tentang politik. Siapa pun bisa melihat kau sudah diusir. Haesong jelas memegang dua kartu di tangan mereka. Masing-masing satu. Kau kabur sendirian saat mendengar soal bom itu, ‘kan? Jika itu diketahui publik, ratingmu akan anjlok. Jadi, bagaimana menurutmu? Haruskah kita mencobanya?
Kandidat Hwang : Kau mengancamku?
Soo Hyun : Tidak, aku meminta kerja samamu.
Kandidat Hwang tertawa.
Soo Hyun : Astaga, kau setia bahkan dalam situasi ini. Kau memang jantan.
Kandidat Hwang : Kau mau macam-macam denganku?
Soo Hyun : Tidak, Haesong yang begitu. Kau bisa saja mati.
Kandidat Hwang : Tunggu… Aku masih hidup. Jika mereka berencana membunuhku, seharusnya aku sudah mati.
Soo Hyun : Itu karena aku berhasil menyelamatkan…
Kandidat Hwang : Tidak. Bahkan jika aku selamat, seharusnya aku sudah mati sekarang. Apa itu sulit dimengerti? Baiklah, anggap saja kau menyelamatkanku. Sebagai balasan kebaikanmu, aku akan memberimu informasi. Bukan aku targetnya. Kau mendengarku.
Kandidat Hwang mengembalikan kartu nama Soo Hyun.
Kandidat Hwang : Kita tidak akan pernah bertemu lagi, ‘kan?
Soo Hyun turun dan Kandidat Hwang pergi.
Soo Hyun lalu menghubungi Pak Kang.
Soo Hyun : Aku salah soal bom itu. Kita tidak bisa mendapatkan Haesong dengan itu.
Soo Hyun menyudahi panggilannya.
Pak Kang makin stress.
Di layar proyektornya, tertulis hasil pencocokan bom dengan Ares.
Hasilnya tidak cocok.
Bersambung ke part 3…