Adamas Eps 1 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 1 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE

Seo Hee menuju mobilnya sambil ngomel2 karena gagal menemui Soo Hyun.

Seo Hee : Sia-sia aku datang jauh-jauh kemari. Kudengar mereka kembar.

Tiba-tiba, hujan turun.

Seo Hee : Apa? Sekarang hujan?

Seo Hee mempercepat langkahnya menuju mobil, tapi seorang ibu datang membagikan selebaran Hwang Byung Chul.

“Permisi, tolong lihat ini. Para tahanan hukuman mati itu jahat. Mereka semua pantas mati. Kandidat Hwang Byung Chul berusaha membersihkan negara ini.”

“Apa? Bersih?”

“Benar. Pendosa harus dihukum.”

“Kalau begitu, dia harus dihukum lebih dahulu.” Dia orang paling kejam yang kukenal.”

Mendengar itu, si ibu sewot.

“Siapa kau? Siapa yang mengirimmu? Berapa mereka membayarmu untuk mengganggu kami? Berapa?”

Satpam langsung menjauhkan si ibu dari Seo Hee.

Seo Hee masuk ke mobilnya.

Dia menatap kartu nama Byung Chul dan kesal sendiri, sial. Bersih apanya? Jangan membuatku tertawa.

Seo Hee mengklakson para pendemo yang menghalangi jalannya.

Setelah itu, dia sengaja banget mencipratkan genangan air ke para pendemo dan pergi.

Woo Shin dan Soo Hyun makan di depan kantor kejaksaan.

Woo Shin : Kenapa kau makan siang di luar di hari yang suram ini?

Soo Hyun sewot karena cuma ditraktir burger.

Woo Shin menatap Soo Hyun.

Woo Shin : Kau makan dengan lahap.

Soo Hyun : Makan apa? Jaga ucapanmu kepada kakakmu.

Woo Shin : Kakak apanya? Aku muak mendengarnya.

Soo Hyun : Lihat saja nanti. Suatu hari, kau akan memberiku rasa hormat yang pantas kuterima.

Woo Shin : Tentu, akan kuberikan sekali sebelum kau mati.

Soo Hyun : Langsung saja ke intinya. Astaga. Aku sibuk. Jangan bersikap baik kepadaku saat kau butuh sesuatu.

Woo Shin : Ini bukan hal besar. Aku akan melakukan perjalanan selama sebulan.

Soo Hyun : Perjalanan? Itu saja? Kukira kau akan menikah.

Woo Shin : Aku meninggalkan ponselku. Aku akan meneleponmu jika mau.

Soo Hyun : Aku tidak peduli. Sebenarnya itu bagus. Kita tak punya banyak waktu untuk sembuh setelah ibu meninggal.

Wajah mereka berubah menjadi sedih.

Soo Hyun : Dia mungkin sudah cukup lama terbaring sakit, dan kita mungkin sudah siap untuk itu, tapi itu tetap menyedihkan dan menyakitkan. Mengucapkan perpisahan selalu menyedihkan.

Woo Shin ngajak ribut, aku tetap tidak akan memperlakukanmu seperti seorang kakak.

Soo Hyun : Dasar kau… Kau mau ke mana?

Woo Shin : Ke mana-mana.

Soo Hyun : Ke mana tepatnya!

Woo Shin : Makanlah punyaku. Sampai jumpa.

Soo Hyun ngedumel, dasar gila.

Tapi setelah Woo Shin pergi, dia bilang burgernya enak.

Sekarang, Woo Shin tengah di taksi.

Dia menuju kediaman Presdir Kwon.

Supir taksi menjelaskan, penghuni di area sana menyebut kediaman Presdir Kwon sebagai istana.

“Kau mungkin tidak tahu karena bukan dari sini. Tapi tampaknya, dia punya harta yang sangat mahal. Kau tahu apa itu, ‘kan?”

“Harta karun? Mendebarkan sekali.”

Woo Shin pun tiba di kediaman Presdir Kwon.

Begitu turun dari taksi, dia melihat ada kamera CCTV di kedua sisi gerbang.

Sekuriti Kim datang, Ha Woo Shin cakka-nim!

Sekuriti Kim mengajak Woo Shin masuk.

Woo Shin melirik penjaga gerbang. Ada semacam pin di kerah mereka.

Di halaman, Woo Shin melihat ada banyak sekali kamera CCTV.

Sekuriti Kim : Silakan lewat sini.

Di lobi, Woo Shin melihat dua keamanan lagi.

Sekuriti Kim menunjukkan Woo Shin harus pergi kemana.

Sekuriti Kim : Sebagai penggemar, aku sangat senang mendengar kau akan datang. Aku punya dua salinan dari semua karyamu. Satu untuk disimpan, dan satu lagi untuk dibaca.

Sekuriti Kim tiba-tiba berhenti melangkah dan menatap Woo Shin.

Sekuriti Kim : Hampir lupa. Biar kubawakan tasmu.

Woo Shin : Tidak usah.

Sekuriti Kim : Permisi.

Sekuriti Kim mengambil tas Woo Shin.

Sekuriti Kim : Biar kujelaskan. Akan kukembalikan saat kau pergi. Barang pribadi tidak diizinkan.

Woo Shin : Hanya ada pakaian dan peralatan tulis.

Sekuriti Kim : Itu aturannya. Kami akan menyediakan semua yang kau butuhkan.

Sekuriti Kim membawa Woo Shin ke sebuah ruangan.

Sekuriti Kim : Kau tahu apa itu biometrik?

Woo Shin : Sedikit. Bukankah itu digunakan untuk mengidentifikasi seseorang?

Sekuriti Kim : Kau tahu banyak. Itu sistem keamanan kami. Kami mendaftarkan karakteristik fisik kami ke dalam sistem. Dengan begitu, kami bisa tahu jika seseorang adalah orang luar di CCTV. Jika seseorang yang tidak terdaftar mendekat, alarm berbunyi.

Woo Shin : Jadi, itu sebabnya semua kamera itu ada di luar.

Sekuriti Kim mengangguk.

Woo Shin : Aku penasaran dengan sistem keamanan di dalam rumah. Beginikah cara melakukannya?

Sekuriti Kim : Sama sekali tidak. Kami tidak punya akses ke dalam ruangan. Pimpinan sangat ketat soal kehidupan pribadinya.

Woo Shin : Mungkin dia punya banyak rahasia.

Sekuriti Kim : Apa?

Woo Shin : Bukan apa-apa. Apa yang harus kulakukan sekarang?

Sekuriti Kim : Benar juga. Silakan masuk ke mesin ini.

Woo Shin : Masuk ke sana?

Sekuriti Kim : Namun, kau harus membuka pakaianmu.

Woo Shin : Sepenuhnya?

Sekuriti Kim : Tentu saja.

Woo Shin : Astaga.

Sekuriti Kim lantas tertawa, aku hanya bercanda. Silakan.

Woo Shin : Syukurlah.

Woo Shin melepas mantelnya dan masuk ke dalam mesin yang ada di depannya.

Sistem mulai memindai Woo Shin.

Tak lama, pemindaian selesai.

Sekuriti Kim mengambil agendanya dari dalam loker.

Sekuriti Kim : Terakhir, ini agenda yang paling penting. Boleh aku minta tanda tanganmu? Ini bukuku yang paling berharga.

Woo Shin memberikan tanda tangannya.

Setelah itu, Woo Shin melihat bagan organisasi tim keamanan Haesong yang tergantung di dinding.

Kepala Keamanannya adalah Choi Tae Sung.

Woo Shin selanjutnya dibawa berkeliling menggunakan buggy car oleh sekuriti lain.

Sekuruti Kim dadah-dadah di belakangnya.

Lalu Tae Sung datang karena melihat Sekuriti Kim dadah-dadah. Dia membawa bangkai ayam dan juga senapan.

Sekuriti Kim melihat buruan Tae Sung. Sontak lah dia sedikit menjauh.

Sekuriti Kim : Astaga. Mereka akan punah jika terus begini.

Tae Sung : Apa itu dia? Penulis bayangan pimpinan kita?

Sekuriti Kim : Ya. Bukankah dia tampan?

Tae Sung : Benar. Dia mirip seseorang.

Sekuriti Kim : Siapa?

Tae Sung : Kau tidak akan tahu.

Tae Sung pun beranjak masuk.

Woo Shin dibawa ke kediaman Presdir Kwon yang letaknya cukup jauh dari lobi tadi.

Sekuriti yang membawanya adalah Sekuriti Park.

Sekuriti Park : Silakan lewat sini.

Woo Shin berjalan sendiri. Sekuriti Park menatap dingin Woo Shin.

Woo Shin berjalan menuju pintu gerbang.

Jalan yang dilaluinya dikelilingi danau.

Beberapa orang sudah menunggu di dekat gerbang.

Woo Shin : Senang bertemu denganmu. Aku Ha Woo Shin.

Kepala Pelayan Kwon : Kau tidak tahu cara memberi hormat? Lancang sekali. Aku, Kepala Pelayan Kwon.

Woo Shin : Haruskah aku menyapa Pimpinan dahulu? Bisa antar aku kepadanya?

Kepala Pelayan Kwon : Maksudmu, kau tamu bosku, jadi, aku harus memperlakukanmu dengan baik?

Woo Shin : Tidak juga.

Kepala Pelayan Kwon : Sayang sekali. Dia sedang pergi dan baru akan kembali besok. Saat harimau tidak ada di gunung, rubah adalah sang alfa.

Woo Shin : Begitu rupanya.

Kepala Pelayan Kwon : Jika kau mengerti, jangan berani membantahku lagi selagi kau di sini.

Kepala Pelayan Kwon menghentakkan tongkatnya ke bawah.

Woo Shin : Baik, Bu. Aku mengerti.

Kepala Pelayan Kwon menyuruh asistennya mengantar Woo Shin.

Bu Oh : Baik. Silakan lewat sini.

Woo Shin dibawa masuk sama Bu Oh.

Woo Shin : Dia sama mengesankannya dengan rumah ini.

Bersambung ke part 3…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Read More

Grid Ep 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Grid Episode 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek…