Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 8 Part 1, Langsung saja dibaca daftar selengkapnya artikel drakor ini pada di tulisan yang ini. Kalian pastikan juga untuk melihat dan baca lengkap Episode sebelumnya baca di sini.
Di episode sebelumnya, Woo Young menghubungi ponsel Da Jung lantaran tak bisa menemukan keberadaan Da Jung.
Il Kwon yang memegang ponsel Da Jung, tersenyum sinis menatap panggilan Dae Young.
Il Kwon lalu tanya pada Da Jung, apa Da Jung ingin tahu sesuatu yang menarik. Il Kwon bilang, tentang Dae Young.
Il Kwon mulai cerita. Entah apa yang dikatakannya pada Da Jung.
Woo Young yang cemas Da Jung tak menjawab ponselnya, berlari ke ruang guru olahraga. Disanalah Woo Young menemukan Da Jung. Tapi, Da Jung menangis saat Woo Young datang. Woo Young terkejut melihat Da Jung nangis.
Il Kwon pura-pura tak tahu.
“Sedang apa kau disini, Go Woo Young?”
“Apa yang kau lakukan?” tanya Woo Young.
“Bagaimana menurutmu? Ini pertemuan orang tua dan guru.” jawab Il Kwon.
Il Kwon kembali bicara pada Da Jung. Dia bilang, sudah cukup pertemuan mereka hari itu dan minta Da Jung menghubunginya setelah memikirkan kata-katanya.
Da Jung menyeka tangisnya dan pergi.
Woo Young : Apa yang kalian bicarakan?
Il Kwon : Kenapa kau penasaran? Ini antara aku dan Bu Jung. Apa ada hubungannya denganmu?
Woo Young : Tidak. Aku akan menanyakannya sendiri.
Woo Young pun pergi.
Il Kwon tertawa kesal.
Woo Young tanya ke Da Jung, apa hal buruk terjadi saat pertemuan orang tua dan guru. Da Jung bilang enggak. Woo Young tanya lagi, apa yang Da Jung dan Il Kwon bicarakan.
Tapi ponsel Da Jung berbunyi. Telepon dari Ae Rin. Da Jung pun menyuruh Woo Young pergi. Woo Young pergi.
Da Jung : Ae Rin-ah. Kau tahu, Ae Rin-ah….
Da Jung berhenti bicara. Setelahnya, dia memutuskan tak memberitahu Ae Rin apa yang terjadi dan mengajak Ae Rin bicara lagi nanti.
Setelah menutup panggilan Ae Rin, Da Jung menatap kepergian Woo Young.
Apa Il Kwon memberitahu Da Jung siapa Woo Young? Kayaknya enggak sih ya. Kalo iya, reaksi Da Jung ke Woo Young gak mungkin gitu.
-Ep 8, Cerita Yang Tidak Diketahui Hanya Olehku-
Da Jung minum-minum warung setelah mengetahui ‘kenyataan’ tentang Dae Young.
Ternyata Il Kwon memberitahu tentang perjuangan Dae Young di masa lalu.
Il Kwon bilang, dia melihat Dae Young di Draf Pemula KBU untuk non atlet 10 tahun lalu.
Il Kwon : Dia berhenti berlatih. Dia tidak bisa bersaing dengan pemuda yang sudah bersiap untuk draf. Tentu saja, dia tidak berhasil.
Para pelatih terkejut melihat Dae Young masih belum pergi.
Ya, Dae Young sedang membereskan ruang latihan.
Ternyata Dae Young sudah 2 bulan rajin datang ke tempat itu.
Malam harinya, Dae Young main sendirian.
Tanpa Dae Young sadari, ada pelatih yang memperhatikannya.
Il Kwon lalu lewat dan melihat pelatih.
Il Kwon : Pelatih, apa yang kau lihat?
Il Kwon lantas terkejut melihat Dae Young masih disana.
“Ya. Dia memang gigih. Setidaknya aku akan mengakui itu.” ucap pelatih.
“Il Kwon, kau bilang kau mengenalnya kan?” tanya pelatih lagi.
Dae Young berhenti bermain saat mendengar bunyi ponselnya.
Dia bergegas menjawab ponselnya dan terkejut, apa?
Dae Young lalu mengambil tasnya dan bergegas pergi.
Ternyata Si Woo sakit. Dokter menjelaskan pada Da Jung dan Dae Young kalau Si Woo mengidap asma.
Dae Young : Kudengar itu tidak bisa disembuhkan.
Dokter bilang, jika Si Woo tidak diurus, maka Si Woo tidak akan tumbuh normal.
Usai bicara dengan dokter, Dae Young dan Da Jung menjaga Si Woo yang masih terlelap.
Dae Young : Si Woo-ya, tolong jangan sakit.
Dae Young kemudian bekerja keras, mencari uang untuk Si Woo.
Il Kwon datang saat Dae Young tengah bekerja.
Il Kwon bilang, Dae Young bisa ikut latihan bersama mereka karena pelatihnya sudah menyetujuinya. Tapi Dae Young menolak. Dia juga tak lupa berterima kasih atas tawaran itu.
Il Kwon tanya, alasan Dae Young menolak.
Dae Young bilang Si Woo sakit dan dia harus mencari uang untuk itu.
Il Kwon : Kau akan menyerah hanya karena putramu?
Dae Young : Hanya karena putramu?
Dae Young kesal dengan ucapan Il Kwon.
Ternyata itulah yang dikatakan Il Kwon pada Da Jung. Da Jung tidak percaya cerita Il Kwon.
Il Kwon : Kau tinggal dengan pria itu. Kau tidak tahu? Aku mengerti. Kau tidak tahu, itu menjelaskan sikapmu.
Il Kwon lalu bilang ke Da Jung, Da Jung harus punya uang untuk mencapai impian.
Il Kwon : Lihat Dae Young, jika dia tidak bertahan dengan pekerjaan kecil demi Si Woo, dia akan menjadi atlet yang hebat. Da Jung-ah, pikirkan baik-baik. Kau ingin putramu menyerah soal basket karena uang? Seperti Dae Young?
Flashback end…
Air mata Da Jung keluar lagi. Da Jung tak menyangka Dae Young berjuang sampai sebegitunya.
Terdengar narasi Da Jung.
“Kukira dia sudah berubah?”
Bersamaan dengan itu, kita diperlihatkan lagi masa lalu Dae Young dan Da Jung.
Flashback…
Di rumah, Da Jung heran sendiri melihat Dae Young minum-minum.
Da Jung tanya, apa terjadi sesuatu.
Da Jung : Kenapa kau minum? Kau jarang minum.
Dae Young : Tidak ada yang terjadi. Biarkan aku minum sedikit lagi.
Dae Young kemudian dimarahi atasannya.
“Ada apa denganmu? Ada keluhan lain yang diajukan padamu. Berapa banyak keluhanmu? Apa keahlianmu? Apa ada sesuatu yang kau kuasai?
Narasi Da Jung terdengar lagi.
Da Jung : Tapi aku tidak sadar dia menuangkan energi dan semangat yang pernah dia pakai untuk meraih impiannya ke dalam keluarganya.”
Dae Young bekerja sangat keras. Dia mengangkat mesin cuci seorang diri, menuju lantai atas dengan tangga.
Flashback end…
Woo Young berubah lagi jadi Dae Young. Dari kejauhan, Dae Young menatap Da Jung yang masih menangis.
Cobaan demi cobaan dilalui Dae Young.
Salah satu pelanggan tak mau membayar biaya kedatangannya dengan alasan Dae Young tak memperbaiki apapun.
Di kantornya, Dae Young masih harus menerima omelan atasannya.
Malamnya, masih di hari yang sama, Da Jung yang baru pulang mendapati Dae Young tengah minum. Da Jung mengomel tanpa mengetahui dan bertanya, apa yang dihadapi Dae Young hari itu.
Da Jung : Kau minum lagi? Kau tak malu menghadapi anak-anak kita?
Dae Young : Kau malu karena aku?
Da Jung : Kau pikir aku akan bangga? Astaga, kau menyedihkan sekali.
Da Jung masuk ke kamar mereka.
Flashback end…
Tangis Da Jung kian deras. Dia menyesal dengan semua perlakuannya terhadap Dae Young.
Diluar, Dae Young juga menangis melihat Da Jung menangis.
Dengan langkah gontai, Da Jung menyusuri jalanan. Dia berjalan selangkah demi selangkah.
Tanpa Da Jung sadari, Dae Young menjaganya dari kejauhan.
Dae Young menemani Da Jung, sampai Da Jung tiba di rumah.
Paginya, Ji Hoon menggelar konferensi pers soal Seo Yeon.
Reporter yang menerbitkan berita Ji Hoon dan Seo Yeon, juga ada disana.
Ji Hoon : Telah terungkap bahwa meski belum menikah, aku punya anak berusia tujuh tahun, dan aku tahu banyak orang yang terkejut dan kecewa padaku. Namun, orang yang paling terkejut adalah anakku.
Ji Hoon lalu cerita, bahwa sampai saat ini putrinya masih memanggilnya Paman Ji Hoon.
Para reporter pun bingung mendengarnya.
Ji Hoon menjelaskan, bahwa putrinya adalah putri kakaknya yang sudah meninggal karena kecelakaan dua tahun lalu.
Ji Hoon mengaku, bahwa dia sudah mengadopsi putri kakaknya.
Orang-orang di JBC yang menonton konferensi pers itu, mulai memuji Ji Hoon.
Reporter yang menerbitkan berita Ji Hoon dan Seo Yeon, mengangkat tangannya.
“Kudengar kau bersiap untuk pensiun.”
Reporter lain heboh karena belum mendengar berita itu.
Da Jung penasaran dengan jawaban Ji Hoon.
Ji Hoon bilang, untuk menjadi orang tua, dia harus mempelajari tanggung jawab daripada menyerah.
Ji Hoon : Akan kutunjukkan padanya. Aku akan menginjak gundukan, melempar bola, dan bagaimana aku bertanggung jawab. Aku akan terus bermain demi anakku.
Da Jung lega.
Ja Young yang juga menonton itu bersama Ki Tae dan Yu Mi memuji Ji Hoon. Dia bilang Ji Hoon sangat keren.
Ki Tae : Ini belum waktunya dia pensiun. Dia melakukan itu demi anaknya.
Si reporter rese terus menggali kehidupan pribadi keluarga Ji Hoon. Dia mengaku dapat informasi soal ibu putri Ji Hoon yang masih hidup. Dia tanya, siapa ibu putri Ji Hoon.
Ji Hoon menatap kesal si reporter rese, lalu pergi tanpa memberi jawaban.
Mi A yang menonton konferensi pers Ji Hoon di rumahnya kian resah.
Il Kwon memberi pengarahan pada semua anggota tim basketnya. Dia ingin semua anggota bersiap-siap karena waktu pertandingan sebentar lagi.
Lalu dia menyuruh Woo Young dan Si Woo membereskan ruang latihan sebelum pergi karena mereka masih berada di regu cadangan.
Woo Young mencoba protes. Menurutnya, bukan cuma mereka yang harus beres-beres, tapi semua anggota.
Il Kwon : Kenapa? Ada masalah dengan itu? Begitulah semua orang memulai di awal.
Woo Young tak bisa protes lagi.
Il Kwon pergi sambil mengatai mereka.
Il Kwon : Orang tua dan anak sama-sama tidak berkelas.
Woo Young sedang mengikat kantong sampah. Sementara Si Woo lagi mengepel.
Lalu Woo Young menyuruh Si Woo membuang sampah itu dan pulang.
Si Woo menolak. Menurutnya mereka harus membereskan semuanya sama-sama.
Tapi Woo Young memberikan kantong sampah ke Si Woo, juga mengambil tangkai pel dari tangan Si Woo.
Woo Young : Itu akan lebih lama. Mari selesaikan dan segera istirahat.
Si Woo akhirnya nurut dan pulang.
Ja Sung dan sohibnya menuju gerbang. Tapi Ja Sung melihat mobil ayahnya datang. Ja Sung menyuruh sohibnya duluan dan melihat ayahnya turun dari mobil.
Ja Sung mengikuti ayahnya. Dia melihat ayahnya memberi uang pada Il Kwon.
Ja Sung marah.
Begitu sang ayah keluar dari ruangan Il Kwon, Ja Sung pun minta penjelasan. Tapi sang ayah bilang mereka akan membahasnya nanti.
Sang ayah pergi. Ja Sung mengikuti ayahny
Mereka ribut di depan ruang latihan. Woo Young yang sedang beres-beres, terdiam melihat mereka.
Ja Sung : Ayah membayarnya agar aku bisa bermain? Katakan!
Pak Goo : Ayah hanya mengisi kekuranganmu.
Ja Sung : Apa itu sesuatu yang harus dikatakan seorang ayah?
Pak Goo menampar Ja Sung.
Pak Goo : Jika kau bisa bermain dan kuliah sendiri, ayah tidak akan memberinya uang!
Ja Sung : Jangan beri dia uang. Aku juga tidak mau kuliah. Aku malu karena ayah.
Ja Sung ditampar lagi, kali ini membuat Ja Sung jatuh.
Pak Goo : Kau selalu merengek sama seperti ibumu. Lakukan saja perintah ayah! Jika tidak, ayah akan mengusirmu dari rumah seperti ayah mengusir ibumu!
Il Kwon juga melihat pertengkaran ayah dan anak itu tapi dia tak peduli dan beranjak pergi dengan wajah menyebalkannya.
Sang ayah pergi.
Ja Sung yang udah emosi tingkat dewa, mengambil pemukul kasti. Dia mau memukul ayahnya tapi berhenti karena Woo Young berteriak memanggil namanya.
Ja Sung duduk di tangga sendirian.
Woo Young lalu datang membawa bungkusan.
Woo Young : Apa itu sakit? Kau baik-baik saja?
Ja Sung ngegas, kenapa kau peduli! Kau dan Hong Si Woo selalu muncul pada saat seperti ini.
Woo Young : Hong Si Woo?
Woo Young lalu balik ngegas, kau merundung Si Woo karena ini!
Ja Sung : Memalukan sekali. Hei, Go Woo Young. Kuperingatkan kau. Jaga bicaramu.
Woo Young menyodorkan bir ke Ja Sung.
Woo Young berubah menjadi Dae Young.
Dae Young : Minum ini. Kau bisa minum di hari seperti ini.
Ja Sung makin ngegas, sudah kubilang jangan ikut campur! Kenapa kau menggangguku!
Dae Young : Aku tidak ingin kau menyesal. Aku juga dipukul ayahku beberapa kali. Dia tidak selalu seperti itu, tapi setelah ibuku meninggal, itulah awalnya. Bukan kau yang melakukan kesalahan, jadi kenapa kau melakukan hal yang akan kau sesali? Aku tidak bermaksud melihat apa yang terjadi, tapi aku tetap bersimpati. Aku akan merahasiakan kejadian hari ini.
Dae Young lalu bilang kalau sebenarnya dia udah berhenti minum, tapi khusus hari itu dia akan minum dengan Ja Sung.
Ja Sung : Berhenti menggertak. Kau mencoba menghiburku? Kenapa? Setelah mendengar aku tidak cukup baik dan bermain berkat uang ayahku, kau mengasihaniku?
Dae Young : Kau pemain yang bagus. Kau sendiri sudah cukup bagus, tapi ayahmu bertemu orang yang salah. Jangan pernah berpikir bahwa kau tidak cukup baik. Dan jangan lakukan hal yang akan kau sesali nanti. Bahkan jika itu seseorang yang kau benci berpaling dari seseorang selamanya akan membuatmu lebih sedih daripada dugaanmu.
Ja Sung minum birnya tapi baru seteguk dia udah teler.
Dae Young pun bingung Ja Sung teler padahal minum bir tanpa alkohol.
Tanpa Dae Young sadari, dia salah ngasih birnya.
Dae Young kebingungan gimana caranya bawa Ja Sung pulang.
Dae Young akhirnya menggendong Ja Sung ke rumah Deok Jin. Dia masih gak ngerti kenapa Ja Sung mabuk minum bir tanpa alkohol.
Dae Young berubah menjadi Woo Young. Dia membawa Ja Sung ke kamarnya.
Setelah membaringkan Ja Sung di kasur, dia sedikit tertawa menatap Ja Sung.
Woo Young : Dia memang masih anak-anak.
Ji Hoon sedang memasukkan barang2nya ke bagasi.
Lalu dia menerima pesan masuk.
“Sudah kuduga. Aku memercayaimu sejak awal. Semua berkumpul karena kami tahu kau sedang kesulitan. Kau harus datang. Kami ingin kau menjadi model Bank KD lagi. Tolong hubungi aku saat kau senggang.”
Ji Hoon heran. Dia gak ngerti kenapa semuanya bisa berubah dalam sekejap. Orang-orang yang tadi menghujatnya kini balik mendukungnya.
Ji Hoon kepikiran Da Jung. Dia yakin Da Jung sudah menonton konferensi pers itu.
Ji Hoon lalu menerima kiriman foto.
Ji Hoon : Kami semua hadir. Kau tidak akan datang?
Ji Hoon men-zoom foto itu. Dia tersenyum saat melihat ada Da Jung disana.
Bersambung ke part 2…
