Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 7 Part 1, Pastikan Kalian baca untuk daftar lengkap di tulisan yang ini. Sebaliknya, selain itu Kalian juga harus mengetahui Episode sebelumnya baca di sini.
Kamera menyoroti barang2 di kamar Ji Hoon.
Kemudian, Ji Hoon pulang dan bertemu pengasuhnya Seo Yeon.
“Kau sudah pulang?”
Ji Hoon mengangguk, lalu mengucapkan terima kasih pada pengasuh Seo Yeon karena sudah menjaga Seo Yeon hari itu.
Pengasuh Seo Yeon mau cerita.
“Begini…”
Ji Hoon masuk ke kamar Seo Yeon dan melihat Seo Yeon sudah tidur.
Ji Hoon terdiam, memikirkan cerita pengasuh Seo Yeon tentang Seo Yeon.
“Saat Seo Yeon pulang dari TK hari ini…”
Ternyata saat pengasuh Seo Yeon menjemput Seo Yeon yang baru turun dari bis sekolah, para reporter mengepung Seo Yeon.
Pengasuhnya bilang, Seo Yeon sangat terkejut. Ia menghibur Seo Yeon dan Seo Yeon bisa melupakan kejadian itu.
Ji Hoon mengelus kepala Seo Yeon.
Pengasuh Seo Yeon juga bilang, kalau dia cemas para reporter akan terus datang mengganggu Seo Yeon.
Sekarang, Ji Hoon duduk ranjangnya. Dia memeriksa ponselnya dan mendapati banyak pesan masuk.
Salah satunya dari Kim Jong Min, seorang produser program ‘Finding Love’, yang ingin tahu kebenaran soal Seo Yeon.
Ji Hoon lalu membaca pesan dari Da Jung.
Da Jung : Ye Ji Hoon-ssi, kau baik-baik saja? Aku hanya cemas. Aku mencemaskanmu dan putrimu. Bertahanlah.
Ae Rin yang lagi frustasi karena perasaannya pada Woo Young, tiba-tiba mendengar nama Dae Young disebut dengan keras.
Di sudut lain, masih di resto yang sama, Deok Jin lagi marah sama Dae Young. Deok Jin lah yang menyebut nama Dae Young keras-keras karena dia sedang marah.
Deok Jin : Bagaimana temanku bisa mengatakan seperti itu! Seharusnya aku yang jadi muda, bukan kau! Kenapa kau bisa beruntung seperti itu?
Deok Jin nangis.
Woo Young : Apa menurutmu ini baik bagiku? Bahkan aku tak bisa memberitahu Da Jung siapa aku. Yang bisa kulakukan hanya berada disekitarnya.
Tanpa mereka sadari, Ae Rin sudah berdiri di belakang mereka.
Deok Jin : Hong Dae Young, bisakah kau mabuk bersamaku malam ini?
Ae Rin tahu-tahu sudah berdiri disamping Woo Young.
“Kau Hong Dae Young?”
Woo Young dan Deok Jin kaget Ae Rin mendadak nongol di hadapan mereka.
Ae Rin tidak percaya Woo Young adalah Dae Young. Dia bahkan menyebut dirinya sudah gila.
Woo Young mau menjelaskan, tapi malah salah ngomong dengan langsung menyebut nama Ae Rin.
Ae Rin makin kaget, Ae Rin-ah?
Woo Young : Bukan begitu…. Aiish!
Woo Young kesal sendiri.
Da Jung tiba-tiba datang dan melihat Woo Young dan Deok Jin.
Da Jung : Aku tidak tahu kau disini.
Da Jung lalu minta maaf ke Ae Rin karena dia harus pergi. Ae Rin menahan Da Jung. Dia bilang, mau mengatakan sesuatu.
Tapi Deok Jin menyuruh Da Jung pergi.
Deok Jin : Kedengarannya itu mendesak. Kau harus pergi, Da Jung-ah.
Woo Young setuju.
Woo Young : Iya, cepatlah. Maksudku sampai jumpa.
Ae Rin yang tak rela Da Jung pergi sebelum mendengar kata-katanya kalau Woo Young adalah Dae Young, memanggil Da Jung.
Da Jung berbalik. Ae Rin bilang mau mengatakan sesuatu.
Da Jung : Apa?
Ae Rin menatap Woo Young dan bingung sendiri gimana ngejelasinnya.
Da Jung yang buru-buru, memutuskan pergi. Sebelum pergi dia bilang akan menghubungi Ae Rin nanti.
Woo Young menarik napas lega begitu Da Jung pergi.
Ae Rin pun tanya, kenapa Woo Young begitu lega? Apa Woo Young beneran Dae Young?
Woo Young menyangkal. Dia bahkan menyebut Ae Rin konyol karena berpikir dia Dae Young.
Ae Rin : Tapi tadi kau menyebutnya Hong Dae Young!
Deok Jin bilang, dia bicara lewat pengeras suara.
Ae Rin : Kau tak memegang telepon.
Deok Jin marah, kau ingin terus bersikeras!
Woo Young berusaha menghentikan Deok Jin.
Woo Young : Appa! Kendalikan dirimu. Bisa dimengerti kenapa dia salah paham begini.
Deok Jin : Bagaimana aku bisa menoleransi ini?
Deok Jin menatap Ae Rin.
Deok Jin : Choo Ae Rin, ini penghinaan.
Ae Rin : Benarkah? Kalau begitu mari kita periksa.
Ae Rin menghubungi ponsel Dae Young. Woo Young tak bisa berkelit lagi saat ponselnya berbunyi.
Deok Jin memarahi Woo Young.
Deok Jin : Sudah kubilang beli ponsel lain!
Woo Young : Kenapa membahasnya sekarang!
Ae Rin : Katakan sejujurnya sekarang!
Deok Jin dan Woo Young berhenti bertengkar.
Ae Rin ngancam akan memberitahu Da Jung jika mereka membuatnya bingung.
Dae Young pun tak bisa berbohong lagi. Dia mengaku kalau dia adalah Dae Young tapi belum sempat menjelaskan alasannya, Ae Rin udah histeris duluan. Ae Rin tak menyangka, Woo Young yang ditaksirnya adalah Dae Young.
Woo Young minta Ae Rin tak memberitahu Da Jung. Dia bilang dia punya alasan.
Ae Rin langsung teringat kata-kata Il Kwon saat Il Kwon mengantar dia, Da Jung dan Woo Young pulang malam itu.
Il Kwon bilang, dia sempat berpikir Dae Young kembali.
Ae Rin juga ingat kata-kata yang diucapkan Dae Young dan Woo Young sebagai ucapan terima kasih karena sudah diberi tumpangan payung.
Dae Young/Woo Young : Lain kali ayo makan bersama.
Terakhir dia ingat reaksi Woo Young saat Da Jung mengajak Deok Jin besanan.
Ae Rin pun tanya alasan Woo Young berbohong.
Ae Rin : Tunggu saja! Aku akan menemukan hukuman yang sesuai untuk kebohonganmu!
Ae Rin beranjak pergi.
Woo Young : Ae Rin-ah!
Ae Rin : Hiduplah dengan jujur!
Woo Young pun mendengus kesal, sial!
Da Jung dan Ji Hoon bicara di taman. Ji Hoon minta maaf karena pergi tiba-tiba tempo hari.
Da Jung bilang, tak perlu minta maaf. Da Jung lalu tanya, soal putri Ji Hoon. Dimana dia, tanya Da Jung.
Ji Hoon : Dia ada di kantor polisi. Dia mencari ibunya, lalu tersesat.
Da Jung : Kau pasti terkejut.
Ji Hoon : Ya. Singkatnya, dia gadis tersulit dalam hidupku.
Da Jung tanya, sudah berapa lama Ji Hoon membesarkan Seo Yeon.
Ji Hoon bilang belum lama.
Da Jung : Lalu apakah ibunya pernah membesarkannya?
Ji Hoon bilang bukan ibunya, tapi ayahnya.
Da Jung heran karena dia taunya Ji Hoon lah ayahnya.
Ji Hoon bilang dia ayah angkatnya.
Ji Hoon : Ini soal ayah kandungnya, kakakku.
Ji Hoon mulai cerita soal perjuangan keras kakaknya. Dia bilang kakaknya orang yang hebat.
Ji Hoon : Saat subuh dia mengantarkan koran, siangnya dia mengajar 2-3 anak, dan malamnya dia bekerja di restoran. Dia melakukannya selama kuliah.
Flashback…
Kakak Ji Hoon terkejut melihat Ji Hoon tiba-tiba saja muncul di restoran saat dia tengah bekerja.
Ji Hoon bilang dia takut sendirian.
Sang kakak lalu memberinya permen dan memintanya menunggu sambil makan permen.
“Bisa melakukannya?”
“Ya, aku bisa.”
Saat pulang berjalan kaki, mereka berhenti melangkah karena ada pesan masuk ke ponsel kakak Ji Hoon.
Kakak Ji Hoon membaca pesan masuknya. Tiba-tiba, ada keluarga kecil lewat di depan mereka. Anak mereka yang seumuran Ji Hoon, digendong di pundak oleh ayahnya.
Melihat itu, Ji Hoon pun langsung menunduk sedih.
Kakak Ji Hoon yang tahu Ji Hoon iri, langsung menggendong Ji Hoon di pundaknya.
Ji Hoon senang.
Flashback end…
Ji Hoon : Orang tua kami meninggal saat usianya 20 tahun. Dia pasti kesulitan dengan uang sekolah dan biaya hidupnya sendiri, tapi dia harus membesarkan adiknya juga. Dia melalui banyak kesulitan. Bagiku, dia adalah kakaku juga orang tuaku.
Suatu hari, saat Ji Hoon remaja baru pulang sekolah, dia mendapati sang kakak tengah bertengkar dengan kekasihnya.
“Sudah cukup. Jadi kapan Ji Hoon akan menjadi pemain bisbol profesional? Atau dia akan gagal?” tanya kekasih kakaknya.
“Kenapa kau mengatakan itu? Seolah berharap dia akan gagal.” protes sang kakak.
“Apa aku mengatakannya tanpa alasan! Kau terus menunda pernikahan kita untuk membesarkannya. Kenapa adikmu selalu didahulukan? Bukankah seharusnya itu aku? Aku sudah tak tahan lagi. Ayo putus saja!”
Kekasih sang kakak pergi tanpa merasa bersalah sedikit pun saat melihat Ji Hoon berdiri di depan pintu kamar.
Sang kakak keluar, menyusul kekasihnya tapi terdiam saat melihat Ji Hoon berdiri di depan pintu.
Ji Hoon : Aku merasa bersalah. Dia putus pacarnya karena aku. Kupikir semua itu sudah berakhir, tapi itu masih jelas teringat.
Ji Hoon mulai bergabung dengan Seum Wolves.
Ji Hoon buru-buru pulang. Dia mau ngasih tahu kakaknya kalau dia lolos masuk klub, tapi terkejut melihat kakaknya tengah mengasuh bayi.
“Siapa bayi ini?” tanya Ji Hoon.
“Cantik, ‘kan? Dia putriku.” jawab sang kakak.
Ji Hoon kaget, dia putrimu? Apa Mi A ibunya?
“Kuputuskan untuk membesarkannya.”
Ji Hoon protes, hyung!
Teriakan Ji Hoon membuat bayi lucu itu kaget.
“Hei, nanti bayinya kaget.” tegur sang kakak.
Sang kakak lalu tanya, Ji Hoon mau bicara apa.
Ji Hoon ngasih tahu dia lolos masuk klub.
Gantian kakaknya yang teriak, serius!
Bayi itu kaget, kali ini sampai nangis.
Sang kakak lalu memelankan suaranya dan memberikan ucapan selamat padanya. Dia senang Ji Hoon berhasil.
Ji Hoon : Kakakku selalu seperti itu. Yang terjadi padaku lebih penting dari masalah apa pun yang dia hadapi. Jika sesuatu yang baik terjadi padaku, dia lebih bahagia dariku.
Malam itu, kakak Ji Hoon menyetir mobilnya sambil meninggalkan pesan suara untuk Ji Hoon.
“Ji Hoon-ah, kau lagi latihan? Ponselmu mati. Makan yang enak selagi kau di Amerika, dan jangan terlalu memaksakan diri. Selamat Natal!”
Tiba-tiba saja, sebuah truk menabrak mobil kakaknya Ji Hoon.
Kakak Ji Hoon meninggal. Ji Hoon sangat terpukul dengan kematian sang kakak.
Di tengah dukanya, Ji Hoon melihat seorang gadis kecil tengah menangis di pojokan.
Ji Hoon : Kupikir, “apa ini rasanya tiba-tiba menjadi yatim piatu?” Aku hanya memikirkan diri sendiri, lalu, aku melihat Seo Yeon.
Ji Hoon lantas memeluk Seo Yeon.
Ji Hoon : Saat itu kuputuskan, sama seperti kakakku yang menjadi orang tuaku, aku akan menjadi ayahnya.
Da Jung memuji Ji Hoon. Dia bilang Ji Hoon luar biasa.
Ji Hoon : Bukan apa-apa. Meski keinginanku banyak, aku belum melakukan hal sebagai ayahnya. Dan dengan publik mengetahuinya, aku hanya menyakiti hatinya.
Ji Hoon lalu memberitahu Da Jung kalau dia mempertimbangkan untuk pensiun.
Ji Hoon : Jika tak kujelaskan sejelas-jelasnya, orang hanya akan berasumsi. Sebelum Seo Yeon tumbuh dewasa untuk mengerti, kurasa pensiun keputusan yang tepat.
Da Jung : Kau yakin takkan menyesal?
Ji Hoon : Menyesal? Mungkin sesekali.
Da Jung : Kalau begitu, jangan pensiun. Kau pensiun karena dirinya dan sesekali menyesalinya. Jika Seo Yeon menyadarinya. Bisakah kau membayangkan perasaannya? Melihat seseorang berkorban untuk dirinya, dia akan merasa bersyukur, juga bersalah. Dia juga akan tertekan karena dia akan merasa… dia adalah beban bagimu. Orang tua yang bahagia membesarkan anak-anak yang bahagia. Jika kau merasa akan menyesal, jangan pensiun. Tetaplah bermain. Untuk Seo Yeon dan dirimu sendiri.
Ji Hoon : Terima kasih sudah mengatakan itu.
Da Jung : Bukan apa-apa. Aku hanya menawarkan bantuan sebagai penggemarmu.
Ji Hoon : Kau bilang kau bukan penggemarku.
Da Jung : Mulai hari ini, aku penggemarmu. Ayah Seo Yeon, Ye Ji Hoon, benar-benar luar biasa. Jadi, entah apa kata orang, aku akan selamanya menjadi penggemarmu.
Ji Hoon merasa dejavu dengan kata-kata Da Jung barusan.
Dulu kakaknya juga pernah mengatakan hal yang sama.
Ji Hoon : Kalian berdua mirip. Kau dan kakakku.
Da Jung lantas tersenyum menatap Ji Hoon.
Ji Hoon balas tersenyum.
- Episode 7: Seseorang yang Memberi Keberanian Padaku-
Il Kwon ke bar kakaknya. Dia melihat sekeliling bar.
Il Kwon : Semuanya tampak bagus hari ini.
Il Kwon terus berjalan ke meja bartender.
Seorang pegawai menghampirinya dan memanggilnya ‘Bos’.
Il Kwon : Sudah kubilang jangan panggil aku bos. Berapa kali aku harus bilang?
Pegawainya langsung minta maaf.
Il Kwon lalu memeriksa penjualan hari itu.
Ae Rin tiba-tiba muncul di belakangnya tapi Ae Rin setengah mabuk.
Ae Rin : Choi Il Kwon? Kau pemilik tempat ini? Kau bekerja sangat keras. Kau guru, dan pemilik bar?
Il Kwon : Hei. Hentikan omong kosong itu. Apa kau mabuk?
Ae Rin : Tentu saja! Hong Dae Young mengacaukanku!
Il Kwon : Aku tak tahu apa itu, tapi dia pasti tak sengaja melakukannya.
Ae Rin : Dia pasti sengaja melakukannya! Kau juga pasti tertipu.
Ae Rin kembali ke mejanya tadi.
Il Kwon penasaran, aku? Aku sudah bertahun-tahun tak bertemu Dae Young.
Ae Rin : Kau sudah bertemu. Go Woo Young.
Il Kwon : Memangnya Woo Young kenapa?
Ae Rin : Dasar bodoh. Go Woo Young adalah Hong Dae Young! Hong Dae Young adalah Go Woo Young!
Setelah mengatakan itu, Ae Rin pun teler.
Ji Hoon dan Da Jung berjalan dibawah bunga sakura yang berguguran.
Ji Hoon : Aku tak tahu bagaimana cara bermain dengan Seo Yeon.
Da Jung : Mengobrol seperti ini juga bagus.
Ji Hoon : Benarkah?
Da Jung : Tapi yang terpenting melakukan sesuatu yang aktif.
Ji Hoon : Bagaimana?
Da Jung : Misalnya, kau bisa bilang bahwa harapannya akan terwujud jika dia bisa menangkap kelopak bunga di sini. Hanya itu dan dia akan lari-lari. Dia mungkin akan menghabiskan setidaknya setengah jam untuk menangkap kelopak bunga.
Ji Hoon : Kupikir itu mudah ditangkap.
Da Jung : Cobalah. Ini lebih sulit dari yang kau duga.
Tapi Ji Hoon langsung berhasil sekali tangkap.
Da Jung tanya, apa harapan Ji Hoon.
Ji Hoon : Harapanku adalah…. rahasia.
Da Jung langsung cemberut, itu tak menyenangkan.
Keduanya lalu tertawa.
Dua orang lewat dan melihat mereka.
“Bukankah itu Ye Ji Hoon. Wah, hebat.”
“Benar, kan? Siapa wanita yang bersamanya? Dia pacaran?”
“Tidak mungkin.”
Ji Hoon langsung melepas topinya dan… dia memakaikannya ke Da Jung agar bisa menutupi wajah Da Jung.
Setelah itu, dia menyembunyikan Da Jung di belakangnya.
“Mereka pasti pacaran.” dua orang itu masih bergosip, sambil berjalan pergi.
Da Jung yang masih sembunyi di belakang Ji Hoon, tanya, apa mereka udah pergi.
Tapi Ji Hoon bilang belum. Ji Hoon bohong agar bisa lebih lama memegang tangan Da Jung.
Ji Hoon lantas tersenyum.
Paginya, Ae Rin yang hampir tiba di kantornya, dihubungi Dae Young. Tapi Ae Rin yang masih kesal, tak menjawab panggilan Dae Young.
Ae Rin terus berjalan. Tapi Woo Young datang dengan Deok Jin, mencegat Ae Rin.
Ae Rin : Kenapa kau disini?
Woo Young bilang untuk minta tolong supaya Ae Rin gak ngasih tahu Da Jung.
Ae Rin : Kenapa tidak? Aku temannya, bukan temanmu!
Woo Young : Aku memintamu melakukannya untuknya.
Ae Rin : Untuk dia? Bagaimana bisa semua ini untuk dia?
Woo Young : Aku bisa membantunya saat dia membutuhkannya.
Ae Rin : Setelah bercerai?
Woo Young mengangguk.
Ae Rin : Seharusnya kau bersikap lebih baik sebelumnya.
Ae Rin mau pergi tapi ditahan oleh Woo Young. Sosok Woo Young lalu berubah menjadi Dae Young.
Dae Young : Memang seharusnya, tapi kini aku sadar. Aku selalu bilang aku sibuk agar bisa pulang terlambat dan selalu mabuk di rumah, dengan alasan aku lelah. Aku melewatkan semuanya. Waktu saat keluargaku sangat membutuhkanku. Aku berusaha bersikap baik sekarang. Aku juga berhenti minum miras. Namun jika dia tahu kalau aku adalah Hong Dae Young, jelas dia akan merasa tidak nyaman.
Ae Rin akhirnya mengalah. Dia bilang akan memikirkannya.
Dae Young berterima kasih karena Ae Rin sudah mau mengerti.
Ae Rin : Aku masih memikirkannya, jadi, jangan berterima kasih dulu.
Ae Rin beranjak pergi, masuk ke dalam gedung kantornya.
Dae Young kembali menjadi Woo Young. Woo Young resah. Deok Jin menepuk punggung Woo Young, lalu lari menyusul Ae Rin.
Deok Jin menyusul Ae Rin sampai ke lift.
Deok Jin : Tolong rahasiakan. Dia mencoba yang terbaik.
Ae Rin gak percaya Dae Young berusaha yang terbaik.
Deok Jin : Kau tak tahu Si Woo mulai bermain basket lagi?
Ae Rin ketus, tidak! Kenapa kau tiba-tiba membahas itu!
Deok Jin : Si Woo hebat dalam basket, tapi dia kurang percaya diri. Dia membohongi Dae Young kalau dia tak tertatik pada basket. Tapi, saat dia mendekati Si Woo sebagai temannya, Go Woo Young, mereka berlatih bersama dan memutuskan untuk mengikuti tes. Ini menunjukkan dia bekerja keras. Tidak bisakah kau mengerti alasan Dae Young terus berbohong? Jadi bisakah kau membantunya juga? Ya?
Deok Jin merengek pada Ae Rin, ya? Ya?
Ae Rin yang benci dengan rengekan Deok Jin akhirnya mengatakan iya. Dia lalu menyuruh Deok Jin keluar dari lift.
Ae Rin masuk ke ruangannya. Saat mau duduk, dia melihat sandal yang diberikan Woo Young. Sandal yang sempat membuatnya baper.
Teringat hari itu, Ae Rin frustasi sendiri dan langsung membanting sandal dari Woo Young ke tong sampah.
Ae Rin lalu memukul2 mejanya cukup keras.
Ae Rin : Kenapa hanya aku yang harus dipermalukan seperti ini?
Ae Rin kemudian menghubungi Da Jung.
Ae Rin : Da Jung-ah, aku akan ke rumahmu malam ini. Ada sesuatu yang harus kau ketahui.
Da Jung : Baiklah. Sampai jumpa.
Akankah Ae Rin memberitahu Da Jung?? Jawabannya di part berikutnya ya guys…
Bersambung ke part 2….