Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 5 Part 4, Yuk baca juga daftar lengkap Kdramanya di tulisan yang ini. Kalian bisa lihat Episode sebelumnya baca di sini.
Di rumah Deok Jin, Woo Young lagi ngelamun. Woo Young lalu beranjak ke kulkas. Dia mau mengambil air minum biasa, tapi saat melihat bir, dia mutusin mengambil bir saja.
Bel berbunyi. Deok Jin yang lagi main game di lantai atas, menyuruh Woo Young buka pintu. Dia pikir itu pesenan ayam gorengnya.
Tapi pas pintu dibuka, yang masuk Bu Ok.
Bu Ok terkejut melihat Woo Young megang bir.
Bu Ok : Go Woo Young, kau!
Sadar Bu Ok melihat dirinya megang bir, Woo Young langsung bilang bir itu bukan punya dia.
Deok Jin datang.
“Lihat? Sudah kubilang, kau tidak akan bisa berhenti minum. Tapi tidak apa-apa. Kau layak mendapatkan bir setelah hari ini.” ucap Deok Jin santai.
Woo Young pun kesal.
Deok Jin tanya alasan Bu Ok ke rumahnya.
Bu Ok : Bagaimana kau bisa minum saat ayahmu di rumah?
Deok Jin : Dia hanya sedang kesulitan.
Woo Young : Ini milik ayahku.
Deok Jin : Kau pasti terkejut. Terkadang kami minum bersama. Hanya bir ringan untuk bersulang untuk cinta dan persahabatan kita.
Woo Young : Ikatan ayah dan anak kami, bukan sahabat.
Deok Jin : Ya, ikatan ayah dan anak kami.
Bu Ok : Jadi, siswa di bawah umur sudah punya masalah minum?
Deok Jin langsung meralat ucapannya. Dia bilang dia hanya bercanda.
Woo Young : Ya tentu saja. Aku hanya duduk dan melihatnya minum. Aku merasa menyedihkan saat dia minum sendiri. Hanya aku temannya.
Deok Jin : Ya, aku tidak punya teman.
Tapi Deok Jin lalu marah saat sadar Woo Young barusan bilang dia gak punya teman.
“Ikuti saja.” ucap Woo Young sambil mengatupkan giginya.
Bu Ok mengajak Deok Jin bicara. Bu Ok bilang dia hanya mau menanyakan sesuatu.
Bu Ok beranjak keluar duluan.
Deok Jin dengan semangat 45 mengikuti Bu Ok.
Bu Ok : Ada apa hari ini sampai Woo Young tidak masuk sekolah dan harus minum?
Deok Jin keceplosan, hari perceraian.
Bu Ok : Hari perceraian?
Deok Jin : Ya.
Deok Jin lalu sadar dia keceplosan.
Deok Jin : Tidak, maksudku bukan Woo Young. Bukan aku juga. Kau tahu? Aku juga penasaran. Kenapa dia tidak sekolah hari ini?
Bu Ok makin marah.
Bu Ok : Pak Go, kau tidak tahu hidup Woo Young atau kau diam saja karena tidak memercayaiku?
Deok Jin : Bukan keduanya. Tapi jika aku harus memilih, aku akan memilih yang pertama.
Bu Ok : Kalau begitu, aku sangat kecewa padamu.
Deok Jin : Apa?
Bu Ok : Tidak peduli sesibuk apa pun kau, aku mohon sebagai ayahnya, setidaknya kau mengurus masalah minumnya dan dia harus bersekolah. Aku juga akan mengawasinya. Sampai jumpa.
Bu Ok pergi. Deok Jin pun nyesel gak milih pilihan kedua.
Deok Jin masuk. Woo Young tanya apa baik-baik saja dengan Bu Ok.
Deok Jin sebal, terserah!
Deok Jin lalu masuk kamarnya. Dia juga membanting pintu kamarnya. Tapi kemudian Deok Jin keluar lagi cuma buat ngomelin Woo Young.
Deok Jin : Kenapa kau bolos sekolah? Kau masih sekolah!
Deok Jin masuk lagi ke kamarnya.
Woo Young bingung Deok Jin marah-marah.
Bu Ok di depan rumahnya ketemu tetangganya.
“Halo! Lama tidak berjumpa.” sapa Bu Ok.
“Aku juga sudah lama tidak bertemu teman sekamarmu.”
“Apa? Aku tinggal sendiri. Aku akan masuk sekarang.” jawab Bu Ok, lalu masuk ke rumahnya.
Tetangganya tidak percaya. Dia yakin melihat wanita lain keluar dari rumah Bu Ok.
Sampai di kamar, Bu Ok membuka pintu lemari tapi itu bukan lemari biasa. Diluarnya memang terlihat seperti lemari tapi pas pintunya dibuka, ada ruangan besar di dalamnya. Ruangan game.
Bu Ok mulai di kursinya. Tapi temennya tiba-tiba nelpon.
Bu Ok diajakin temennya minum.
Bu Ok senang, tunggu disana.
Bu Ok keluar. Dengan pakaian olahraga, kacamata besar, rambut dikuncir serta topi yang dipakai terbalik.
Tetangga Bu Ok melihat Bu Ok dengan penampilan lain.
“Dia memang punya teman sekamar.” ucap tetangganya.
Bu Ok sampai di warnet.
Temennya protes.
“Kenapa lama sekali? Apa kau yang terakhir tiba karena kau yang tertua?”
Bu Ok mulai duduk. Kemudian, dia melihat gamer lain bernama Tony Star sedang on juga.
Bu Ok : Tony Starku memasuki ruangan.
Bu Ok mengajak Tony Star main. Tapi Tony Star menolak.
Bu Ok tanya kenapa tidak.
Tony Star :Kurasa aku tidak memberikan jawaban tepat untuk orang yang kusukai.
Tony Star ternyata adalah Deok Jin. Wkwkwkw…
Bu Ok : Dia pasti memancing jawaban tertentu. Kedengarannya merepotkan. Aku akan membantumu.
Tony Star : Kalau begitu, aku ingin tahu. Apa yang disukai wanita sebagai hadiah?
Bu Ok : Jika kau memberinya hadiah, pilih edisi terbatas. Sesuatu seperti helm emas. Hanya ada tiga helm emas di Korea. Jika dia mendapatkannya, dia akan pingsan.
Tony Star : Aku punya satu.
Bu Ok : Kenapa kau tidak memberitahuku? Kenapa kau tidak memacariku saja?
Tony Star : Apakah selangka itu?
Deok Jin melihat helm emasnya.
Paginya, Woo Young tak semangat masuk sekolah. Dia berjalan menuju gerbang.
Bo Bae yang juga baru datang, melihat Woo Young di depannya.
“Go Woo Young.” panggil Bo Bae, lalu berlari mendekati Woo Young.
“Kenapa kau tidak sekolah kemarin? Aku khawatir.” ucap Bo Bae.
Mereka lalu mendengar dua siswi membicarakan Si A.
“Kau tahu, Hong Si Adi Kelas 2-7? Aku kasihan kepadanya. Satu sekolah tahu orang tuanya cerai.”
Bo Bae kesal dan langsung membentak mereka.
Bo Bae : Kenapa kau tertarik sekali dengan kehidupannya?
Dua siswi itu melawan. Mereka bilang Bo Bae makin membuat keadaan memburuk.
Bo Bae tambah sewot, hei!
Dia mau mengejar dua siswi itu tapi dihentikan Woo Young.
Woo Young : Bagaimana mereka tahu orang tuanya berpisah?
Bo Bae : Bagaimana menurutmu? Mereka membacanya di artikel berita.
Woo Young kaget, artikel berita?
Bo Bae pergi.
Woo Young langsung lemes.
Woo Young : Kau menyedihkan sekali, Hong Dae Young. Kau tidak tahu bahwa Da Jung dan anak-anakmu mengalami kesulitan. Kau pikir hanya kau yang begitu.
Woo Young lalu melihat Ja Sung menghampiri Si A.
Ja Sung menghampiri Si A yang menarik kantung sampah. Tapi Si A menarik kantung sampah sambil ngelamun.
Ja Sung melihat itu.
Ja Sung : Hei, Hong Si A.
Si A menoleh, apa?
Ja Sung : Kantongnya sobek.
Si A memeriksa kantong sampahnya dan melihat sampah berserakan karena kantongnya sobek.
Si A kesal, sial. Aku harus mengambil kantong baru.
Si A pergi tapi langkahnya terhenti saat Ja Sung menyinggung perceraian orang tuanya. Si A pikir Ja Sung ngajak dia ribut. Tapi Ja Sung menyemangati Si A. Dia minta Si A bertahan.
Ja Sung : Kita hanya tidak membicarakannya. Tapi banyak keluarga berpisah belakangan ini. Sama seperti orang tuaku. Setiap keluarga punya masalah. Jangan terpengaruh.
Si A bilang dia baik-baik saja. Si A lalu pergi.
Ja Sung melihat kepergian Si A.
Ja Sung : Mana mungkin.
Flashback…
Ternyata saat Si A nangis di bilik karaoke, Ja Sung ada di sana.
Ja Sung lagi ngemal sama kedua sohibnya. Ja Sung lalu berkeliling sendirian dan menemukan Si A sedang menangis di dalam bilik itu.
Kedua sohib Ja Sung mendekati Ja Sung. Mereka tanya apa biliknya kosong. Ja Sung bilang ada orang dan menyuruh kedua sohibnya pergi.
Si A terus menangis. Ja Sung menatap iba Si A.
Flashback end…
Ja Sung : Kau hanya berlagak tangguh. Aku tahu apa yang kau alami.
Guru datang dan melihat sampah berserakan.
Dia sewot, kerjaan siapa ini?
Ja Sung pun mengakui itu kerjaannya.
“Astaga. Kau lagi? Cepat bereskan sekarang!”
Ja Sung minta maaf dan segera membereskannya.
Woo Young terdiam menatap sikap Ja Sung.
Da Jung membaca komentar di artikelnya.
“Saat melihatnya di TV, aku hanya ingat bahwa dia sudah bercerai.”
“Citranya bagus. Aku makin tidak menyukainya.”
“Bercerai bisa dimengerti. Orang-orang terlalu ikut campur.”
“Perceraian di muka umum? Dia memang jujur atau bodoh?”
Ponsel Da Jung berdering.
Da Jung : Ya, Ae Rin-ah?
Ae Rin di kantornya, asstaga. Kau terdengar sangat sedih. Apa karena artikel berita itu?
Da Jung : Aku khawatir anak-anakku mungkin membaca komentar.
Ae Rin : Aku akan memberikan dokumenmu. Mau bertemu di mana?
Da Jung : Aku akan ke kantormu sepulang kerja.
Deok Jin ke ruangan Bu Ok. Dia bilang, membawa hadiah untuk Bu Ok sebagai permintaan maaf.
Deok Jin : Aku mengerti kau kecewa padaku kemarin. Ini helm emas. Edisi terbatas. Hanya ada 3 di Korea. Dan aku punya ketiganya.
Bu Ok pun sadar Deok Jin adalah Tony Star nya.
Tapi Bu Ok menolak hadiah Deok Jin, padahal dia kepengen menerimanya.
Deok Jin : Kenapa? Kau tidak suka?
Bu Ok : Bukan begitu. Aku tidak bisa menerima apa pun dari orang tua karena alasan hukum. Maafkan aku.
Padahal Bu Ok kepengen banget helm emas itu.
Lalu Il Kwon datang. Tak mau Il Kwon melihat dirinya, Deok Jin langsung memakai helm emasnya buat nyembunyiin wajahnya.
Il Kwon menatap aneh Deok Jin. Deok Jin menatap Il Kwon juga, lalu dia pergi secepat kilat.
Il Kwon : Siapa orang aneh itu?
Bu Ok : Dia agak aneh. Aku ada kelas. Jadi, aku harus pergi.
Il Kwon memulai aksinya. Dia menghalangi Bu Ok yang mau pergi.
Il Kwon lalu berusaha menyentuh rambut Bu Ok. Bu Ok sontak menghindar.
Il Kwon : Ada sesuatu di rambutmu.
Bu Ok : Begitu rupanya.
Bu Ok pergi.
Il Kwon kesal, astaga. Gadis kecil itu jual mahal. Aku mengerti. Ini akan lebih menyenangkan.
Woo Young mau pulang, melihat Si Woo jalan sendirian. Dia bergegas mendekati Si Woo.
Si Woo : Kau tidak masuk selama dua hari. Apa yang terjadi?
Woo Young : Bukan apa-apa. Kau baik-baik saja?
Si Woo : Aku? Aku baik-baik saja.
Woo Young terdiam.
Woo Young lalu menyuruh Si Woo bersiap karena mereka akan uji coba.
Woo Young : Mari latihan hari ini.
Si Woo setuju. Mereka jalan menuju gerbang tapi langkah Woo Young terhenti saat melihat sosok ayahnya berdiri di depan gerbang.
Si Woo langsung lari ke kakeknya.
Sementara Woo Young teringat masa lalu.
Flashback…
Dae Young ditampar ayahnya. Ayahnya bilang, jika Dae Young mau hancur, hancur saja sendiri jangan bawa-bawa Da Jung.
Pak Hong : Telepon gadis itu sekarang. Ayo bawa dia ke rumah sakit.
Dae Young membawa kopernya. Dia berniat pergi dari rumah.
Pak Hong : Hei! Tidak ada orang tua yang mau menghancurkan hidup anak-anak mereka!
Dae Young : Ayah terdengar sungguh peduli padaku.
Pak Hong menampar Dae Young.
Pak Hong : Dasar berandal!
Dae Young pergi.
Pak Hong : Jika kau pergi sekarang, aku tidak akan mengakuimu lagi!
Flashback end…
Si A menghampiri kakeknya.
Pak Hong : Kemarilah. Kalian sudah besar. Hari kalian menyenangkan?
Woo Young mulai berjalan, sembari menatap ayahnya dengan tatapan tajam.
Pak Hong melihat Woo Young. Dia pun kaget.
Pak Hong : Siapa dia?
Si Woo : Dia temanku.
Pak Hong memperhatikan wajah Woo Young dari jarak dekat.
Pak Hong : Kau….
Woo Young mulai tegang. Dia takut ayahnya mengenalinya.
Pak Hong : Sepertinya, kau anak yang suka membantah.
Si Woo mengajak Woo Young latihan besok saja. Woo Young mengerti.
Si Woo dan Si A lalu pergi dengan kakeknya.
Pak Hong membawa dua cucunya makan karena mereka ingin makan kudapan bar.
Pak Hong : Kakek sudah dengar dari ibumu. Ini pasti berat bagi kalian.
Si Woo dan Si A tersenyum.
Si Woo : Tidak apa-apa.
Si A : Jangan mengkhawatirkan kami.
Pak Hong menyuruh mereka makan.
Mereka berpisah di depan bar.
Si Woo dan Si A bilang akan sering mengunjungi kakeknya.
Si Woo dan Si A pergi.
Pak Hong mulai berjalan ke arah yang berlawanan.
Kamera menyorot pria yang melintas di depan Pak Hong. Pria itu, si pengendara mobil yang ketakutan pas Woo Young ngaca di kaca mobilnya.
Woo Young terdiam menatap ayahnya.
Woo Young melihat ayahnya naik bis. Woo Young mengikutinya.
Woo Young lalu berubah menjadi Dae Young. Dae Young yang berseragam sekolah, melihat ayahnya duduk di kursi prioritas.
Dae Young mengikuti ayahnya sampai ke pangkalan bus. Hari sudah malam. Dae Young melihat ayahnya bekerja sebagai supir bis.
Dae Young kembali menjadi Woo Young. Woo Young menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca.
Ponsel Woo Young berdering. Telepon dari Deok Jin yang menyuruhnya datang ke ruangannya. Deok Jin bilang Woo Young akan nyesel kalau tidak datang.
Ternyata ada Ji Hoon di ruangan Deok Jin. Ji Hoon sedang menandatangani kontrak.
Deok Jin lalu minta Ji Hoon tinggal sedikit lebih lama. Dia bilang anaknya fans garis keras Ji Hoon.
Ji Hoon : Kapan dia akan datang?
Deok Jin bingung sendiri. 10 menit? 20 menit? 30?
Ji Hoon : Maafkan aku. Kita harus menunda untuk kejutanmu.
Deok Jin minta tanda tangan Ji Hoon. Dia menyodorkan kaus agar Ji Hoon menandatanginya di sana.
Ji Hoon : Siapa namanya?
Deok Jin : Hong Dae Young. Tunggu, bukan. Go Woo Young? Apa aku harus minta untuk Hong Dae Young?
Deok Jin bingung sendiri mau minta tanda tangan Ji Hoon untuk Dae Young apa Woo Young. Tapi akhirnya dia minta tanda tangannya untuk Woo Young.
Di lift, Ji Hoon ketemu Da Jung. Da Jung yang lagi ngelamun, gak menyadari dia selift sama Ji Hoon.
Ji Hoon : Jung Da Jung-ssi?
Da Jung kaget.
Ji Hoon tanya kenapa Da Jung kesana.
Da Jung : Aku akan pulang setelah menemui temanku.
Ji Hoon : Astaga, dunia yang kecil. Lucu bertemu denganmu di sini.
Da Jung dan Ji Hoon tiba diluar. Bersamaan dengan itu, Woo Young datang. Woo Young terdiam melihat keduanya.
Ji Hoon : Ada banyak artikel berita tentangmu. Kau sudah membacanya?
Da Jung : Bagaimana tidak?
Ji Hoon : Setiap orang melihatku, hanya itu yang mereka bicarakan.
Da Jung : Orang-orang membicarakan itu denganmu? Ini masalahku. Kenapa?
Ji Hoon : Kau juga ada di video itu. Tapi aku menjadi sorotan video itu.
Da Jung : Begitu rupanya. Maksudmu artikel tentang wawancara itu? Maafkan aku. Aku salah paham dengan artikel lain.
Ji Hoon : Ada artikel lain?
Ji Hoon baru ingat artikel Da Jung yang lain.
Ji Hoon : Ya, aku sudah membacanya.
Ji Hoon lalu memberi ucapan selamat atas perceraian Da Jung.
Ji Hoon : Semua pemain yang memulai dari awal, melakukan debut atau pindah ke tim lain dengan restuku sukses. Aku yakin kau juga akan baik-baik saja.
Da Jung : Itu berlaku untuk perceraian juga, bukan?
Ji Hoon : Ya. Perceraian juga permulaan baru.
Da Jung : Belakangan ini, aku dikritik karena perceraianku. Ini baru.
Woo Young yang kesal, akhirnya teriak memanggil Da Jung.
Woo Young : Ajumma!
Woo Young bergegas mendekati mereka.
Da Jung tanya kenapa Woo Young datang.
Woo Young : Menemui ayahku.
Ji Hoon : Siapa dia?
Woo Young : Dia teman putraku.
Ponsel Da Jung berbunyi. Da Jung pun menjauh sebentar untuk menerima telepon.
Ji Hoon : Jika kau sibuk, kau boleh pergi. Nanti kuberi tahu Bu Jung kau pamit.
Woo Young : Aku harus mengatakan itu kepadamu. Jika kau sibuk, kau boleh pergi. Aku yang akan memberitahunya.
Ji Hoon : Itu tidak penting. Aku akan pergi bersamanya.
Woo Young : Tapi, kenapa kau terus memanggilku tanpa bahasa formal?
Ji Hoon : Apa?
Da Jung selesai menelpon dan melihat mereka.
Woo Young : Jangan terlalu santai padahal kita baru bertemu hari ini.
Ji Hoon sedikit kaget dengan kata-kata Woo Young.
Begitupula Da Jung. Dia merasakan atmosfer panas diantara keduanya.
Bersambung…
EPILOG
Di dinding, penuh foto-foto Dae Young dan keluarganya. Tapi juga ada foto Woo Young.
Ternyata itu dinding milik di kutek hitam.
Si kutek hitam mulai menulis e-mail.
“Laporan observasi 12. Pada pukul 22.05, dia tampak depresi setelah bercerai. Pukul 07.48, dia pergi ke sekolah. Aku tidak bisa mengetahui kehidupan sekolahnya. Pukul 17.15, dia bertemu karakter baru. Mungkin keluarganya.”