Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 4 Part 4, Yuk disimak daftar lengkap di tulisan yang ini. Silahkan lihat juga Episode sebelumnya baca di sini.
Woo Young di rumah sakit, sama Bu Ok. Si A masih belum sadar. Dokter menjelaskan, kalau Si A mengalami kejang perut yang disebabkan stres.
“Kau tidak perlu khawatir. Semua akan baik-baik saja selama dia melepaskan stres dan beristirahat. Dia bisa pergi setelah diinfus.” ucap dokter, lalu pergi.
Bu Ok bilang ke Woo Young kalau dia akan menghubungi seseorang.
Setelah Bu Ok pergi, Woo Young duduk dan menatap Si A.
Lalu dia melihat seorang bayi menangis dalam gendongan ibunya saat diperiksa dokter.
Woo Young : Aku tahu seperti apa rasanya.
Woo Young ingat masa lalunya, saat dia melarikan Si A yang masih bayi ke rumah sakit.
Si A terus menangis di gendongan ayahnya.
Dae Young ikut menangis melihat Si A kesakitan.
Dae Young : Bertahanlah Si A-ya. Maafkan ayah.
Si A terus meraung saat diperiksa dokter. Dae Young memegangi Si A.
Flashback end…
“Nak, kau sudah tumbuh besar. Kau terlalu muda untuk stress.” ucap Dae Young sambil membelai kepala Si A.
Tiba-tiba Si A bangun dan melihat Woo Young membelai kepalanya.
Dia sewot, apa yang kau lakukan?
“Kau sudah bangun?”
“Kutanya apa yang kau lakukan!” Si A menghempaskan tangan Woo Young, lalu duduk.
“Kenapa kau di sini, membelai rambutku?” tanyanya lagi.
“Karena aku menggendongmu di punggungku. Kau tidak ingat?” jawab Woo Young.
“Seharusnya kau pergi setelah mengantarkanku. Beraninya kau menyentuhku? Kau mau mati?” ucap Si A.
“Sebaiknya kau seperti ini kepada pria lain! Mengerti!” jawab Woo Young.
“Terserah.” balas Si A.
Deok Jin selift dengan Ae Rin.
Ae Rin : Deok Jin-ah, berapa batasan usia untuk menantumu?
Deok Jin : Menantuku? Dia tidak bisa seusiaku.
Ae Rin pun sebal mendengarnya.
Woo Young menghubungi Deok Jin.
Deok Jin : Ya, putraku?
Tahu itu Woo Young, Ae Rin langsung menatap Deok Jin penuh minat
Deok Jin : Begitukah? Sampai kapan Si A harus dirawat di rumah sakit?
Mendengar itu, Ae Rin kepo. Dia tanya Si A kenapa.
Deok Jin bilang pada Ae Rin, Si A kejang perut.
Deok Jin : Baiklah. Kalau begitu, jaga…
Deok Jin lalu mendengar suara Bu Ok.
Bu Ok sendiri bersama Si A sekarang.
Bu Ok : Si A-ya, kau sudah bangun? Kau baik-baik saja? Kau mau istirahat lagi?
Deok Jin pun tanya, apa Bu Ok ada disana?
Woo Young mengiyakan.
Deok Jin senang dan bilang akan segera ke rumah sakit.
Pintu lift terbuka. Deok Jin keluar sambil menelpon toko bunga.
Ae Rin ikut ke rumah sakit karena tahu Woo Young di rumah sakit.
Bu Ok masih memeriksa kondisi Si A.
Bu Ok : Kau tidak terlihat sehat. Apa masih sakit?
Si A : Tidak. Aku baik-baik saja sekarang.
Ponsel Si A berbunyi. Pesan masuk dari Ji Ho. Si A tersenyum saat Ji Ho bilang menggantikan Si A di toserba. Ji Ho menyuruh Si A istirahat.
Si A membalas. Dia mengucapkan terima kasih dan bilang akan mentraktir Ji Ho makanan enak nanti.
Ji Ho juga tersenyum baca pesan Si A.
Lalu Ja Sung datang. Ji Ho langsung kesal melihat Ja Sung.
Ji Ho : Kenapa kau disini?
Ja Sung : Itu juga pertanyaanku.
Ji Ho : Kau mencari Si A?
Ja Sung gak ngaku kalau dia memang nyariin Si A.
Ja Sung lalu pura-pura membeli sesuatu biar gak ketahuan mencari Si A. Dia mengambil permen karet dan meletakkannya di meja kasir.
Setelah membayar, Ja Sung pergi. Tapi setiba diluar, dia menoleh lagi ke Ji Ho. Ji Ho kesal. Dia cemburu!!!
*Kasihan amat kamu naaak… Udah cemburu sama Woo Young, cemburu sama Ja Sung juga…..
Deok Jin dan Ae Rin akhirnya tiba di bangsal Si A. Deok Jin bawa sebuket bunga. Ae Rin membawa kotak panjang. Dua-duanya sok mencemaskan Si A.
Tapi ujung-ujungnya Deok Jin nanyain Bu Ok. Dia bilang Bu Ok harus melihat kesedihannya.
Woo Young kesal, itu menjelaskan perilakumu.
Ae Rin menepuk Deok Jin.
Ae Rin : Kau sudah dewasa. Bersikaplah seperti itu.
Ae Rin lalu mendekati Si A.
Ae Rin : Si A-ya, apa sakit sekali? Kau baik-baik saja sekarang?
Si A : Ya, aku baik-baik saja.
Ae Rin : Baiklah. Aku senang mendengarnya.
Ae Rin menatap Woo Young.
Ae Rin : Kudengar kau sangat membantu, Woo Young-ah. Aku mendengar semuanya. Kau terbang sambil menggendong Si A. Mungkin kau tidak tahu. Tapi tulangnya besar. Punggungmu terluka?
Woo Young : Tidak.
Ae Rin pun memberikan Woo Young minuman yang dibawanya.
Ae Rin : Pasti sulit membawanya kemari. Pulihkan kembali tenagamu.
Si A yang heran dengan sikap Ae Rin ke Woo Young, tanya apa Ae Rin datang untuk menjenguknya?
Ae Rin : Tentu saja.
Ae Rin lalu ngasih jus ke Si A.
Woo Young langsung meletakkan tangannya di depan mulut Si A.
Woo Young : Perutnya kejang, jadi, dia belum bisa minum jus.
Ae Rin : Astaga. Kalau begitu, aku akan meminumnya.
Woo Young mendekati Deok Jin. Dia tanya Deok Jin ngapain bawa bunga.
Woo Young mau menyentuh bunganya tapi tangannya langsung ditabok Deok Jin. Deok Jin bilang bunga itu untuk Bu Ok dan dia tidak butuh kesialan Woo Young.
Woo Young sewot, bukankah itu untuk Si A?
Deok Jin : Si A-ya, jangan menginginkan bunga ini.
Si A gak ngerti lagi. Dia bener-bener heran dengan sikap Deok Jin.
Da Jung datang. Woo Young berbisik, minta Deok Jin bersikap baik.
Da Jung : Si A-ya, kau baik-baik saja?
Si A : Astaga, aku baik-baik saja. Ibu meninggalkan pekerjaan karena aku?
Da Jung : Ibu sudah menyelesaikan wawancara. Kau pasti kesakitan tadi. Kenapa tidak memberi tahu ibu?
Si A : Aku tahu banyak yang ibu pikirkan. Ibu juga bekerja.
Da Jung : Apa itu penting? Jika kau sakit, kau harus beritahu ibu! Kau membuatku kesal.
Si A : Aku baik-baik saja. Aku bisa pulang setelah diinfus.
Da Jung : Tapi tetap saja. Sebaiknya kau tidak merahasiakan apa pun dari ibu.
Si A : Astaga. Baiklah.
Da Jung melihat Deok Jin dan Ae Rin. Dia heran sendiri dan tanya kenapa mereka bisa ada disana.
Ae Rin menjawab duluan kalau dia harus datang untuk memeriksa Si A.
Si A menyuruh Woo Young pergi.
Ae Rin : Dia tidak bisa pergi!
Semua bingung menatap Ae Rin. Ae Rin meralat ucapannya. Dia bilang Si A tak boleh membiarkan Woo Young pergi gitu aja setelah apa yang Woo Young lakuin.
Da Jung kaget mendengar Woo Young yang membawa Si A ke RS. Dia berterima kasih.
Woo Young : Ini bukan apa-apa.
Ae Rin dan Woo Young membuka tutup botol minuman mereka.
Da Jung memuji Deok Jin. Dia bilang Deok Jin sudah membesarkan putra yang hebat.
Ae Rin dan Woo Young mulai minum. Bersamaan dengan itu, Da Jung ngajak Deok Jin besanan. Sontak lah, Woo Young dan Ae Rin kaget, langsung menyembur Deok Jin.
Deok Jin berbalik dan melihat Bu Ok. Malu karena Bu Ok melihatnya disembur, Deok Jin nangis dan langsung lari meninggalkan bangsal Si A.
Da Jung mau membayar tagihan Si A, tapi tagihan Si A sudah dibayar. Da Jung tak percaya.
SMS dari Il Kwon masuk. Il Kwon sendiri di lapangan mengawasi anggota tim basket berlatih. Il Kwon bilang dia sudah membayar tagihan RS Si A dan menyuruh Da Jung istirahat. Dia yakin Da Jung sangat kaget karena Si A mendadak sakit.
Da Jung : Dia membuatku merasa tidak nyaman.
Da Jung mengeluarkan bukti resign Dae Young dari dompetnya.
Da Jung duduk di ruang tunggu dan membaca lagi surat resign Dae Young.
Dia lalu menghubungi Dae Young dan marah-marah.
Awalnya dia tanya Dae Young dimana.
Dae Young bilang dia lagi di Busan, sedang perjalanan bisnis.
Da Jung kesal, perjalanan bisnis?
Da Jung lalu ngasih tahu Dae Young kalau Si A sakit dan dirawat di rumah sakit karena kejang perut.
Dae Young : Begitu rupanya. Perut kejang.
Jawaban Dae Young bikin Da Jung sewot. Dia pikir, Dae Young tak khawatir.
Dae Young menjelaskan. Dia bilang banyak koleganya yang kejang perut dan dia cukup tahu hal itu.
Dae Young : Begitu dia berhenti stres dan beristirahat dengan baik, itu akan hilang. Jangan khawatir.
Da Jung : Hei Dae Young! Putrimu sakit. Alih-alih menanyakan keadaannya dan bilang akan ke sini, kau bilang dia tidak apa-apa jika istirahat dan tidak cemas? Kau sebut dirimu ayah?
Dae Young : Da Jung-ah, kau tidak tahu semuanya.
Da Jung : Tidak, itu tidak benar. Aku tahu sekali. Setiap kali ada masalah, kau bilang kau sibuk dan lelah. Memberiku alasan dan menghindar adalah keahlianmu. Kau tidak pernah ada saat kami membutuhkanmu!
Dae Young : Itukah yang kau pikirkan tentangku?
Da Jung : Jangan khawatir. Mulai sekarang, kami tidak akan membutuhkanmu.
Da Jung mutusin panggilannya gitu aja.
Dae Young beranjak keluar rumah sakit. Dia kesal.
“Tidak ada saat mereka membutuhkan? Kita lihat apa kau bisa merasa tenang setelah tahu siapa aku.”
Ae Rin menghampiri Da Jung. Da Jung tanya, kapan Ae Rin datang?
Ae Rin tersenyum. Jika kesal, menangislah. Jika memendamnya, itu akan menumpuk.
Da Jung : Aku baik-baik saja. Aku serius. Aku baik-baik saja.
Ae Rin : Astaga. Kau selalu bersikap tangguh.
Si A dan Ji Ho duduk di atap rumah sakit.
Ji Ho : Apa yang membuatmu sangat stres hingga membuatmu pingsan?
Si A : Bukan apa-apa. Aku tidak stres.
Ji Ho : Si A-ya. Setiap kali ada masalah, kau selalu menanganinya sendiri.
Si A : Apa itu membuatmu kesal?
Ji Ho : Ya. Aku tidak bisa menyelesaikan masalahmu tapi aku bisa mendengarkanmu. Beritahu aku jika kau punya masalah.
Si A : Kau benar. Itu tindakan yang tepat.
Ji Ho : Apa?
Si A : Maksudku ibuku. Dia terus berpura-pura baik-baik saja. Kukira akhirnya dia bisa beristirahat dan hidup bahagia dengan pekerjaan impiannya. Tapi kenyataan bahwa dia sudah menikah dan dia punya anak menahannya lagi. Aku tahu dia pasti kesulitan, tapi dia tidak menunjukkannya. Ini maksudku. Dia membuat kesalahan fatal menikahi ayahku.
Ji Ho : Tapi kenapa kau hanya membenci ayahmu?
Si A : Bukankah sudah jelas? Dia bahkan tidak ada di sini di hari seperti ini. Ayahku tidak pernah ada saat kami membutuhkannya.
Tanpa Si A sadari, Dae Young mendengar semua yang dikatakannya. Ia sedih lalu beranjak pergi tanpa menghampiri putrinya.
Ji Ho tanya, apa Si A yakin baik-baik saja? Seharusnya kau memberitahuku lebih awal. Ayo turun. Ayo lakukan tes lagi.
Si A : Ini bukan soal kesehatanku. Ini soal perceraian orang tuaku. Setiap kali orang tuaku bertengkar, aku menyalahkan diriku karena telah dilahirkan. Saat akhirnya aku melihat mereka bercerai, rasanya ini benar-benar salahku dan aku merasa tidak enak. Ini sulit bagiku, tapi sejujurnya, aku tidak mau mereka bercerai demi kebaikanku.
Da Jung juga curhat ke Ae Rin. Dia bilang, dia kesal karena Dae Young tidak khawatir pada Si A sama sekali.
Da Jung : Selain itu, dia berbohong kepadaku.
Ae Rin bingung, dia bohong?
Da Jung menunjukkan surat resign Dae Young pada Ae Rin.
Da Jung : Dae Young berhenti bekerja. Tapi si bodoh ini bahkan tidak tahu ini datang ke rumah. Dia terus mengatakan berada di Busan. Katanya perjalanan bisnis.
Ae Rin : Tapi dia tidak pernah berbohong kepadamu.
Da Jung : Tidak. Tapi dia juga berubah. Perceraian. Pengunduran diri. Dia membohongiku soal semuanya seperti situasinya dan perasaannya. Aku sungguh tidak bisa memercayainya lagi.
Dae Young beranjak menyusuri jalanan. Kata-kata Da Jung dan Si A kalau dia tak pernah ada untuk mereka, sangat memukulnya.
Dae Young semakin tersudut saat SMS Da Jung masuk, memintanya hadir di sidang cerai mereka besok.
Dae Young pun merasa sudah salah menjalani hidupnya selama ini.
Besoknya, karena Dae Young tidak datang, hakim berniat langsung membaca putusan. Tapi tiba-tiba saja, pintu terbuka.
Da Jung terkejut karena yang datang adalah Woo Young.
Bersambung…
EPILOG.. *Mengandung bawang lagi epilognya…
Ja Sung dan Ji Ho disidang gurunya karena berkelahi.
Ja Sung bilang Ji Ho yang mukul dia duluan.
Guru tanya alasan Ji Ho memukul Ja Sung.
Ji Ho : Dia melarangku menerimanya.
Guru pun tanya siapa yang begitu pada Ji Ho.
Ji Ho ingat saat Si A memukuli anak-anak yang merundungnya sewaktu mereka kecil.
Dae Young datang. Dia berdiri di belakang Ji Ho.
Dae Young mengajak mereka ke kebun binatang.
Si A dan Si Woo asik melihat gajah.
Sementara Dae Young duduk menemani Ji Ho.
Dae Young : Jika ada tempat yang ingin kau kunjungi, kau bisa memberitahuku. Mengerti?
Si A menghampiri mereka. Dia mengajak Ji Ho melihat gajah.
Tapi Ji Ho masih sedih karena dirundung tadi.
Si A : Kau masih sedih? Dasar para pengacau itu. Aku tidak akan membiarkan mereka melakukan itu lagi.
Ji Ho : Kudengar kekerasan adalah hal yang buruk.
Si A : Ayahku bilang, aku tidak boleh menerimanya.
Dae Young : Tentu saja, Ji Ho-ya. Kekerasan bukan cara yang tepat. Tapi ada saatnya kau tidak boleh menerima perundungan.
Ji Ho : Kapan waktunya?
Dae Young : Saat kau harus melindungi sesuatu yang berharga bagi hatimu.
Si A mengajak mereka berfoto.
Ae Rin masih di Amerika. Saat itu tahun 2012.
Dia menatap fotonya bersama Dae Young dan teman-temannya.
Terdengar narasi Da Jung.
Da Jung : Pria yang kita cintai saat itu adalah kenangan bagi seseorang.
Da Jung sedang di rumah, dihubungi Dae Young. Dae Young bilang dia dan anak-anak di kebun binatang dan akan pulang setelah makan malam.
Da Jung berterima kasih karena dia bisa bersantai di rumah.
Terdengar lagi narasi Da Jung.
Kamera menyoroti Ji Ho dan Dae Young.
Da Jung : Bagi seseorang, dia adalah hadiah. Bagi seseorang, dia adalah impian.
Mereka berfoto bersama.
Da Jung : Kemudian lelaki dari masa lalu menjadi pria dengan dua anak. Tapi dia masih lelaki yang sama yang dahulu kami cintai.