Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Ep 2 Part 2, Untuk bacaan daftar lengkap bisa Kamu baca di tulisan yang ini. Kamus juga bisa melihat dan membaca Episode sebelumnya baca di sini.
Da Jung dan kelompoknya mulai masuk ruang tes.
Di meja, ada 4 juri. Mereka adalah Lee Yoon Sang, Moon Sang Hwi, Bae Seung Hyun dan Heo Woong Gi.
Pria yang menyuruh mereka masuk, bilang kalau tes terakhir akan mengevaluasi refleks mereka. Saat membaca telepromter, itu akan berubah menjadi berita terkini. Anggap lah ini situasi nyata dan lakukan improvisasi sisa siaran.
Yang pertama dimulai dari Pak Jang yang ditertawakan tadi. Dia membaca tulisan di telepromter tentang modus penipu asuransi. Telepromter hilang, berganti dengan video bangkai babi yang diangkut oleh para petugas.
Pak Jang kebingungan. Tak lama kemudian, dengan terbata-bata ia mulai melaporkan berita berdasarkan situasi di video. Dia menyebut bangkai babi yang sedang diangkut itu sebagai karung beras.
Pak Bae kesal. Dia bilang itu babi, bukan karung beras.
Pak Jang terus melanjutkan beritanya.
Pak Bae menyuruh dia berhenti dan memanggil kandidat lain.
Pak Jang bilang tunggu sebentar karena dia punya bakat lain.
Pak Jang lalu bernyanyi dengan suara falsnya.
Pak Bae menyuruh dia berhenti.
“Jang Sung Kyu-ssi, kau punya panutan?” tanya Pak Bae.
Pak Jang bilang panutannya adalah pembaca berita Jeon Hyun Moo.
Pak Bae : Jang Suk Kyu-ssi, apa Jeon Hyun Moo adalah pembaca berita? Kau harus mencari audisi untuk Gag Concert berikutnya.
Pak Jang : Aku juga menyiapkan sesuatu untuk JBC.
Pak Jang memunggui mereka dan melepas jasnya, memperlihatkan tulisan di kaosnya.
Pak Jang : Aku akan menjadi putra JBC. Tolong pilih aku.
Pak Bae bicara dengan Pak Heo.
“Orang seperti dia selalu bekerja lepas.”
Pak Jang pun ditarik keluar oleh salah satu staff.
Berikutnya giliran Da Jung.
Pak Moon memuji wajah dan proporsional tubuh Da Jung.
Pak Moon lalu mempersilahkan Da Jung mulai.
Da Jung mulai membaca tulisan di telepromter.
“Ada berita bahwa seorang malaikat tanpa nama di Gunsan, Provinsi Jeolla Utara telah melakukan perbuatan baik selama 12 tahun terakhir. Menurut Balai Kota Gunsan, pada tanggal 17 bulan lalu, seorang donatur anonim datang memberi mereka amplop berisi tanda terima 20.000 balok, dan pergi tanpa mengatakan apapun.
Para Juri tampak terkesima dengan pembawaan Da Jung.
Rekaman video diputar. Tampak beberapa siswa sedang mengantri mengambil makanan di kantin sekolah.
Da Jung melihat di salah satu kotak piring, ada banyak sekali lalat.
Da Jung cepat tanggap.
“Berita terkini. Pagi ini, Polisi Yudisial Khusus menyelidiki perusahaan penyedia layanan makanan sekolah. Namun kabarnya mereka menemukan lalat buah, lumut dan bulu di beberapa sektor.
Pak Moon kagum.
“Dia tahu ini.”
Pak Heo bilang, Da Jung lebih baik saat praktek daripada teori.
Salah seorang staff tak sengaja menumpahkan minum. Staff itu minta maaf dan langsung pergi.
Da Jung yang sedang menyampaikan beritanya, melihat ada gangguan di layar yang menampilkan dirinya.
Da Jung sekali lagi cepat tangga. Dia minta maaf pada pemirsa atas gangguan mendadak selama siarannya berlangsung.
Para juri kembali memuji Da Jung.
Pak Moon : Jung Da Jung-ssi, bagaimana kau bisa terpikir mengatakan komentar terakhir?
Da Jung : Aku anggap ini siaran sungguhan dan mengatakan apa yang ada di benakku.
Pak Bae : Dia cukup terampil. Tidak boleh menanyakan usia, kan?
Pak Heo : Tentu saja tidak. Ini tes buta.
Tapi Pak Bae akhirnya menanyakan Da Jung angkatan tahun berapa.
Da Jung bilang dia angkatan 2011.
Mereka salah faham. Mengira usia Da Jung 28 tahun.
Pak Moon memberikan jempolnya pada Da Jung. Da Jung senang.
[SMA Serim]
Si Woo dan Dae Young berada di toilet. Si Woo melarang Dae Young memberitahu yang lain. Dia bilang, mereka akan akan balas dendam jika tahu Dae Young membantunya.
Dae Young kaget, apa? Balas dendam?
Si Woo memperingatkan Dae Young agar hati-hati.
Si Woo beranjak dari toilet.
Dae Young kesal tahu anaknya dibully.
Dae Young keluar, dia mencari Si Woo. Tapi malah ketemu Si A dan teman-temannya. Si A dan kedua temannya bergaya bak perisak.
Si A dan teman-temannya membawa Dae Young ke atap.
Dae Young : Apa begini sikapmu di sekolah?
Si A : Kau mengerti betapa serius situasi ini? Aku tidak bermain kotor dan menyerang lewat media sosial atau politik. Aku bisa menghabisimu dan meludahimu tanpa berusaha.
Dae Young : Menghabisiku?
Si A dan teman-temannya mendekati Dae Young. Dia minta Dae Young jujur kalau Dae Young sudah menaruh umpan sebelum pindah ke sekolah mereka.
Si A : Kau fikir aku akan takut kau beli minuman keras di toserba dan mengamuk?
Dae Young kesal. Dia menunjuk Si A, lalu menyebut nama Si Woo. Dia mau ngasih tahu kalau Si Woo dibully. Tapi Si A memotong kata-katanya. Dia fikir Dae Young menyelidiki latar belakangnya.
Dae Young melanjutkan kalimatnya. Dia tanya, apa Si A tahu Si Woo dibully?
Si A : Apa? Hong Si Woo dibully lagi?
Dae Young : Kau sudah tahu? Jika kau tahu, kau harusnya memberitahu ayahmu!
Si A : Kau memberitahu ayahmu hal seperti itu!
Dae Young : Jika bukan kau, siapa yang memberitahu ayahmu!
Si A : Beraninya kau terus membicarkan ayahku! Kuperingatkan kau. Sebaiknya kau tidak menunjukkan wajahmu lagi di dekatku.
Si A dan kedua temannya pergi.
Dae Young terdiam menatap kepergian Si A. Dia lalu bertanya-tanya dalam hatinya, apa Si A benar-benar putrinya?
Flashback, saat Si A menyemangati ayahnya. Si A menempelkan tulisan di baju ayahnya. Tulisan kalau dia mencintai ayahnya.
Si A : Ayah pasti bisa. Aku mencintai ayah.
Dae Young : Baik. Ayah akan kuat. Ayah sayang Si A.
Dae Young memeluk Si A. Mereka sangat bahagia.
Tapi sekarang Dae Young tidak mengerti kenapa Si A berubah. Padahal dulu Si A anak yang baik.Si A berbalik, menatap Dae Young dengan galak. Lalu dia membuat gerakan horizontal di lehernya, mengancam Dae Young.
Si A pergi.
Melihat itu, Dae Young tidak percaya itu Si A nya. Dia menduga, Si A nya ada di tempat lain.
Di tangga, Si A tanya bagaimana penampilannya pada dua temannya.
Temannya bilang Si A tampak seperti perundung sungguhan.
Si A : Aku tidak akan bisa melakukannya tanpa kalian. Aku takut di toserba.
Tapi salah satu temannya berfikir Dae Young itu anak baik.
Si A : Kau fikir semua orang tampan itu baik ya?
Tapi kemudian Si A ingat soal Si Woo yang dirundung lagi oleh Goo Ja Sung.
Si Woo sendiri ada di kantin. Dae Young mendekatinya dan tanya kenapa dia dirundung. Tapi Si Woo tak mau memberitahu Dae Young.
Dae Young : Jika kau terjebak, seharusnya kau minta bantuan. Kenapa kau diam saja?
Si Woo : Kenapa aku harus minta bantuan? Itu memalukan.
Dae Young : Memalukan? Apa yang memalukan? Orang seperti kakakmu yang seharusnya merasa malu.
Si Woo bingung dengan kata-kata Dae Young. Lalu dia minta Dae Young tidak membicarakan yang jelek-jelek soal Si A kalau tidak tahu apa-apa.
Ja Sung dan teman-temannya datang. Melihat Ja Sung, Si Woo langsung mengalihkan pandangannya karena takut.
Dae Young menatap ke belakang, mencari tahu apa yang ditakuti Si Woo. Dia melihat Ja Sung.
Dae Young : Apa dia orangnya?
Si Woo : Jangan lihat matanya.
Dae Young terus menatap Ja Sung.
Si Woo : Sudah kubilang jangan lihat dia.
Ja Sung dan ketiga temannya mendekati mereka.
Ja Sung menggebrak meja dengan bola basketnya. Membuat semua yang ada di kantin langsung menoleh padanya.
Ja Sung memegang bahu Si Woo dan menatap Dae Young.
Ja Sung : Ini teman barumu?
Ja Sung lalu memukul-mukulkan bola basket ke kepala Si Woo.
Ja Sung : Sungguh mengejutkan.
Ja Sung dan ketiga temannya pergi begitu saja.
Dae Young kesal.
Bersamaan dengan itu, Si A dan kedua temannya datang.
Dae Young teriak, memanggil Ja Sung. Semua kaget dan langsung menoleh ke Dae Young.
Dae Young : Kemarilah.
Ja Sung mulai berjalan ke arah Dae Young. Dia ingin coba membully Dae Young. Dia melemparkan bola basketnya ke Dae Young. Tapi dia terkejut melihat Dae Young menangkap lemparannya hanya dengan satu tangan.
Ja Sung minta bolanya dibalikin.
Dae Young : Tentu.
Dae Young mengayunkan tangannya yang memegang bola, seperti hendak melempar.
Ja Sung dan yang ada di kantin langsung merunduk. Tapi Dae Young menangkap bolanya dengan tangannya yang satu lagi.
Ja Sung pun kesal.
Dae Young : Kau harus diberi pelajaran.
Ja Sung : Bagaimana kau akan mengajariku?
Dae Young : Pertama, aku akan menelpon ayahmu.
Sontak semua tertawa mendengarnya, termasuk Ja Sung.
Ja Sung : Kau sangat kuno.
Dae Young melanjutkan perkataannya.
Dae Young : Lalu melapor ke Komite Perundungan dan Pelecehan dan bilang bahwa kau merundung teman sekelasmu. Bukan hanya itu, kau pengecut dan memanfaatkan temanmu.
Ja Sung : Kau tahu apa?
Dae Young : Aku tahu semuanya. Anak-anak yang mengalami pertumbuhan lebih cepat dari yang lain dan merundung orang karena lebih tinggi dan besar. Aku sudah sering melihat itu. Tinggi dan besar tapi tidak dewasa. Kau fikir hidup berjalan baik untukmu karena teman-temanmu takut, kan? Yang tidak kau ketahui adalah kau terlihat seperti orang bodoh yang memohon perhatian semua orang.
Dae Young melirik bagian bawah Ja Sung.
Dae Young : Maaf, apa kau masih anak-anak dibawah sana?
Semua tertawa.
Ja Sung kesal, coba kau bicara sekali lagi.
Dae Young menyuruh Ja Sung minta maaf pada Si Woo.
Ja Sung yang udah kesal setengah mati, mau meninju Dae Young tapi pak guru datang.
Ja Sung pun hanya bisa terdiam kesal menatap Dae Young. Dia mengambil bolanya dan beranjak pergi.
Setelah Ja Sung pergi, Dae Young kembali duduk di depan Si Woo.
Si Woo masih terkejut menatap Dae Young yang membelanya tadi.
Dae Young menyuruh Si Woo makan.
Dae Young beranjak keluar sambil ngomel-ngomel.
Dae Young : Berani sekali dia memukul anak kesayangan seseorang. Andai aku bisa memukulinya sebagai diriku yang dulu.
Dae Young lalu melihat ke arah samping sekolah.
Dae Young bilang sudah lama dia tidak kesana.
Dae Young pun beranjak kesana.
Flashback, saat Dae Young kesana, dia melihat Deok Jin sedang dipalak oleh temannya yang lain.
Dae Young menggeplak kepala salah satunya.
Dae Young : Choi Il Kwon, kau fikir bisa menjadi pemain basket seperti ini? Go Deok Jin, kemarilah.
Deok Jin langsung bersembunyi di belakang punggung Dae Young.
Dae Young : Tidak mau bermain di pertandingan berikutnya?
Il Kwon : Apa? Kau akan mengadu ke pelatih?
Dae Young : Kenapa aku melakukan itu saat bisa menyelesaikannya disini?
Il Kwon : Dasar berandal menyebalkan.
Il Kwon dan kedua temannya pergi.
Dae Young : Sadarlah!
Flashback end…
Dae Young bilang, seperti itulah dia dulunya tapi sekarang dia akan kesana untuk merokok. Dae Young geli sendiri.
Tapi sampai sana, dia nemuin Si A nya lagi menghisap rokok elektrik.
Dae Young marah dan meneriaki Si A.
Si A kaget tapi berikutnya lega karena yang datang Dae Young bukan guru.
Dae Young : Hong Si A, kau…
Si A : Berhenti disana! Sudah kubilang jangan sampai terlihat oleh mataku.
Dae Young : Kau merokok sekarang?
Dae Young mendekati Si A tapi Si A menjauh.
Si A : Kau tidak pantas bicara begitu. Kau disini untuk merokok juga.
Dae Young : Kenapa sikapmu seperti itu! Ada apa denganmu?
Tiba-tiba saja Si A terdiam, lalu kabur secepat kilat.
Ternyata ada guru yang datang. Pak Guru langsung menggeplak kepala Dae Young.
Dae Young menoleh.
“Kau… Kau tampak tidak asing.” ucap Pak Guru.
“Choi Il Kwon?” ucap Dae Young.
“Apa? Choi… Beraninya kau memanggil gurumu seperti itu.” Il Kwon menjewer Dae Young.
“Kau guru sekarang?” tanya Dae Young, membuatnya makin dijewer Il Kwon.
Il Kwon lalu tanya, sedang apa Dae Young disana.
Dae Young yang bingung jelasinnya, akhirnya bilang kalau dia siswa baru.
Il Kwon melepas jewerannya.
“Kau siswa baru dan mau merokok di hari pertama?”
Dae Young menyangkal kalau dia merokok.
“Lalu apa di tanganmu?”
Dae Young melihat tangannya yang memegang sebungkus rokok.
Dae Young : Aku tidak merokok. Ini bahkan belum dibuka.
Il Kwon menyita rokok Dae Young.
Lalu dia melihat beberapa puntung rokok di tanah.
Il Kwon minta Dae Young jujur siapa lagi yang merokok. Il Kwon bilang dia akan memaafkan Dae Young jika Dae Young mengaku.
Dae Young tersenyum kesal, astaga….
Bersambung ke part 3….