Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 12 Part 2, Langsung simak daftar lengkap ada di tulisan yang ini lho gaes. Jika Kalian ingin membaca Episode sebelumnya baca di sini.
Da Jung menghela nafas usai menerima telepon.
Ja Young dan Ki Tae senang melihatnya. Ja Young bilang, banyak sekali telepon yang Da Jung terima hari itu.
Dan Ki Tae mengatakan kalau Da Jung lah yang paling populer di seluruh tim.
Da Jung merendah. Dia bilang itu hanya sementara karena acara yang sedang dipandunya.
Pak Heo menatap lemas Da Jung.
“Ada masa saat aku sepopuler itu.” ucap Pak Heo.
Ponsel Da Jung berbunyi lagi. Kali ini telepon dari Deok Jin. Deok Jin tanya, apa Da Jung punya waktu nanti malam.
“Kenapa kau bertanya? Apa ada masalah?” tanya Da Jung.
Deok Jin bilang, tidak apa-apa. Mereka teman jadi masuk akal jika ia memberi Da Jung ucapan selamat untuk acara Da Jung.
Da Jung berterima kasih. Dia lalu mengerti dan mengucapkan ‘sampai nanti’ pada Deok Jin.
Malam pun tiba. Da Jung sendirian keluar dari gedung JBC.
Saat tiba di depan layar raksasa, dia melihat adegan pasangan yang sedang berciuman.
Sontak lah, Da Jung teringat mimpinya saat Woo Young menciumnya.
Da Jung panic sendiri. Dia heran kenapa mimpinya bisa terasa begitu nyata.
Pak Heo keluar dan melihat Da Jung lompat-lompat.
“Kau begitu senang hingga ini terasa seperti mimpi? Lihat dia, melompat-lompat. Dia sangat bersemangat. Beruntungnya.” ucap Pak Heo.
Da Jung kemudian pergi.
Da Jung pergi ke restoran mewah. Dia pikir hanya makan malam sederhana tapi ternyata tempatnya mewah.
Seorang pelayan mendekati Da Jung.
“Bu, kau sudah pesan tempat?” tanyanya.
Da Jung bilang, temannya yang bernama Deok Jin yang memesannya.
Pelayan mengerti dan langsung mengantarkan Da Jung ke meja.
Tapi yang menunggu Da Jung bukanlah Deok Jin, melainkan Woo Young. Tentu saja Da Jung kaget hanya ada Woo Young disana. Woo Young bilang, ayahnya ingin mentraktirnya makanan enak tapi mendadak dia membatalkannya.
Da Jung pun bilang akan menelpon Deok Jin.
Tapi Deok Jin tak bisa dihubungi.
Da Jung yang masih merasa terganggu dengan mimpinya, memutuskan membatalkan makan malam.
Tapi pelayan tiba-tiba datang membawa makanan.
“Kami belum memesan.” ucap Da Jung.
“Pak Go meminta restoran menghidangkan makanan tepat waktu. Dia sudah memesan dan membayar makan malamnya.” jawab pelayan.
Da Jung kaget, dia sudah membayar?
Sementara Woo Young tersenyum senang.
Woo Young lalu melirik makanannya, sayang sekali. Akan sia-sia jika kita pergi. Kenapa kita tidak makan saja?
Da Jung pun akhirnya setuju makan malam berdua sama Woo Young.
Da Jung memotong daging steaknya.
“Makan malam mewah yang kita dapat berkat Deok Jin. Lihat aku, memotong steik, dan sebagainya.” ucap Da Jung.
Namun dia seperti tercengang saat potongan daging steak sudah masuk ke mulutnya.
Woo Young yang melihat itu, mengira ada masalah dengan dagingnya. Tapi Da Jung bilang dagingnya meleleh di mulutnya.
Melihat Da Jung menyukainya, Woo Young mau memberikan bagiannya tapi Da Jung menolak.
Da Jung terus menikmati steaknya.
Dan Woo Young memandangi Da Jung.
Woo Young lalu berubah menjadi Dae Young.
Mata Dae Young berkaca-kaca menatap Da Jung.
Dae Young bicara dalam hatinya.
“Aku sudah lupa jika kuperlakukan seperti permata, dia bisa bersinar begitu terang seperti sekarang.”
Kita diperlihatkan flashback saat Da Jung dan Dae Young masih bahagia.
Da Jung dan Dae Young berjalan menyusuri jalanan malam-malam.
Da Jung menunjuk ke arah gedung tinggi yang berada di samping mereka. Da Jung bilang, suatu hari, mereka harus makan di restoran yang ada di gedung itu.
“Kudengar saat makan di malam hari, pemandangannya luar biasa.” ucap Da Jung.
“Da Jung-ah, haruskah kita ke sana di hari ulang tahunmu?” tanya Dae Young.
Da Jung senang, benarkah?
Da Jung lalu heboh sendiri memikirkan dia harus memakai baju apa untuk makan malam di restoran itu.
Dae Young kembali menjadi Woo Young.
Woo Young terus menatap Da Jung.
Sedangkan Da Jung menatap keluar jendela.
Terdengar narasi Dae Young.
“Aku ingin dia dicintai seumur hidupnya. Tapi aku menggunakan kesibukanku sebagai alasan dan membuatnya menjadi istri dan ibu dari anak-anakku.”
Da Jung menatap Woo Young. Woo Young langsung mengalihkan pandangannya dan berusaha keras menahan tangisnya agar tidak keluar.
Da Jung tanya, apa yang Woo Young lihat.
“Sungguh cantik.” jawab Woo Young.
Da Jung kaget, apa?
Woo Young menambahkan kata-katanya. Dia bilang maksudnya pemandangan di luar restoran yang cantik.
Da Jung membenarkan. Dan Da Jung pun kembali menatap keluar jendela. Da Jung bilang, cantik jika dilihat langsung.
Da Jung lalu jujur ke Woo Young kalau sebenarnya dia selalu ingin datang ke restoran itu. Raut wajah Da Jung berubah sedih.
Woo Young menatap Da Jung lagi.
Dari pantulan kaca, Da Jung melihat Woo Young tengah menatapnya.
Da Jung pun terkejut dan kembali menatap Woo Young.
Ponsel Da Jung berdering. SMS dari Deok Jin. Deok Jin minta maaf karena ada urusan mendesak dan menitipkan Woo Young pada Da Jung.
Setelah itu, gantian ponsel Woo Young yang bunyi. SMS dari Deok Jin. Deok Jin bilang Dae Young berutang padanya karena ia sudah membantu Dae Young agar Dae Young bisa makan malam sama Da Jung.
Woo Young tersenyum membaca pesan Deok Jin itu.
“Ayahmu pasti sangat sibuk.”
“Kurasa begitu.”
Da Jung kembali makan steaknya.
Deok Jin sibuk di pesta. Dia menghadiri pesta kostum. Kali ini dia memakai kostum Arabian Night.
Deok Jin nyari-nyari Bu Ok tapi karena gak melihat Bu Ok, Deok Jin akhirnya menghubungi Bu Ok.
“Bu Ok. Di mana kau?”
“Pak Go. Maafkan aku.Sekeras apa pun aku memikirkan ini, menurutku ini tidak benar. Aku tidak akan menjawab teleponmu mengenai masalah pribadi. Sampai jumpa.”
Bu Ok mutusin panggilan Deok Jin.
Deok Jin ditolak lagi.
Bersambung ke part 3…
