Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 11 Part 4, Jika mencari full Eps daftar lengkap langsung baca di tulisan yang ini. Kalian yang sedang mencari bagian tiganya baca di Episode sebelumnya baca di sini.
Di part sebelumnya, Dokter Park menyalahkan si perempuan sebagai penyebab masalah.
Da Jung penasaran, kenapa si perempuan yang salah.
Dokter Park : Jika dia tahu suami punya tiga kakak, seharusnya dia tidak menikah.
Si perempuan gak terima. Saking kesalnya dia bahkan memutuskan untuk benar-benar berpisah.
Tapi si Dokter Park melarang dan menyuruh si perempuan bertanggung jawab.
Si perempuan menolak dan kekeuh mau cerai.
Dokter Park juga kekeuh sama pendapatnya dan melarang si perempuan berpisah.
Dokter Park : Aku juga punya tiga kakak perempuan. Jika kau melakukannya, aku akan mendapat masalah.
Mendengar itu, si perempuan makin sewot.
Da Jung berusaha menenangkan si perempuan tapi si perempuan malah makin kesal.
Sesi pertama berakhir kacau. Pasangan suami istri itu malah berdebat sekarang. Si perempuan marah karena suaminya diam saja.
Si laki-laki tak mau disalahkan. Dia bilang, dia tak pernah mau tampil di tv.
Si perempuan makin marah.
“Kau benar. Ini semua salahku. Acara ini dan pernikahan kita semua salahku!”
Si laki-laki malah menyalahkan si perempuan.
Si perempuan kian kesal. Dia bilang tak mau lagi tampil di acara itu. Dia bahkan juga keluar dari balik tirai.
Kru berusaha mencegah si perempuan pergi tapi si perempuan mendorong kru dan langsung keluar dari studio.
Si laki-laki mengejar si perempuan, yeobo!!
Si A, Si Woo dan Nyonya Hong tentu saja cemas.
Rekan-rekan Da Jung juga cemas.
Para kru panik. Mereka gak tahu harus apa untuk mengendalikan situasi.
Da Jung pun berusaha mendinginkan situasi.
Da Jung : Aku ingin meminta maaf kepada semua pemirsa kita. Tamu kami tidak ingin melanjutkan syuting dan telah meninggalkan panggung. Kami minta maaf atas situasi tidak terduga] selama siaran langsung ini.
Si A, Si Woo dan Nyonya Hong menatap bangga pada Da Jung.
Woo Young yang juga masih nonton, juga tersenyum bangga.
Da Jung : Mereka bilang pernikahan adalah saat dua keluarga bersatu. Mereka bilang keadaan sudah membaik, tapi sering kali wanita berkorban saat menikah. Menantu pria adalah tamu selama 100 tahun, jadi, kalian tidak bisa mengabaikan mereka. Namun, seorang menantu bukan tamu tapi bagian dari keluarga. Atas nama keluarga, mereka menuntut pelayanan. Karena mentalitas seperti ini masih ada, inilah penyebab konflik semacam ini terjadi. Jika menantu dihormati seperti tamu, situasi menyedihkan ini tidak akan terjadi.
Da Jung pun mengumumkan kalau mereka akan bertemu pasangan berikutnya setelah jeda iklan.
Rekan-rekan Da Jung kecuali Yu Mi langsung memuji Da Jung.
Pak Heo dan Pak Moon juga memuji Da Jung. Mereka bilang Da Jung hebat.
Yu Mi tak suka Da Jung dipuji.
Yu Mi : Apa itu sulit? Kurasa aku akan melakukan hal yang sama.
Pak Moon, Pak Heo, Ki Tae dan Ja Young langsung menatap Yu Mi, apa!! Kau?
Berlanjut ke pasangan berikutnya. Kali ini, lebih banyak yang mendukung perceraian.
Da Jung : Seperti yang kalian lihat, lebih banyak orang setuju bercerai.
Da Jung lalu bicara pada juri wanita.
Da Jung : Bu Lee, perceraian pasangan pertangahan 30-an yang keduanya bekerja meningkat, bukan?
Bu Lee : Ya, dua alasan utama adalah satu pihak bekerja lebih keras membesarkan anak dan mengurus rumah.
Da Jung Sepertinya jika suami setuju melakukan hal itu bersama, mereka tidak perlu bercerai.
Da Jung lalu meminta penjelasan si suami, kenapa tidak membantu istrinya dalam pekerjaan rumah.
“Aku membantu.” jawab suami.
“Kau membantu?” tanya istrinya, kesal.
“Aku sangat stres dan lelah karena bekerja, tapi saat pulang, aku masih mengurus rumah dan menjaga anak kami.” ucap si istri.
Tapi suami kekeuh sudah membantu istrinya. Dia bahkan juga bilang, itu tidak cukup menurut istrinya dan istrinya terus mengomel dan membentaknya.
“Dia berbohong.” balas si istri.
“Apa?” suami gak terima.
“Kau tidak berusaha. Kau hanya berbaring saat di rumah. Saat pulang, aku memberi makan anak kita dan mengurus rumah! Bukan hanya kau yang punya pekerjaan.”
“Itu sebabnya, aku membantu setiap hari!”
“Tidak, kau tidak boleh “membantu.” Lagi pula, kau harus melakukannya bersama! Dan apa aku dioperasi karena kau berusaha keras?”
Semua mulai heboh, dia dioperasi?
Istri cerita, kalau dia operasi angkat rahim karena miom enam bulan lalu.
“Aku bertanya kepada dokter apa penyebab mioma itu dan dia bilang itu karena stres.”
Si suami kaget mendengarnya.
Da Jung lalu bertanya pada suami, apa dia tahu soal itu.
Suami mengaku tidak tahu.
“Bagaimana aku bisa tahu jika dia tidak memberitahuku?”
“Bagaimana aku bisa memberitahumu saat suasana hatimu selalu buruk setelah bekerja?”
Da Jung pun mulai mengerti dimana masalahnya.
Da Jung lalu menyuruh para pemirsa di studio membuat keputusan akhir.
Da Jung : Tekan O untuk bercerai dan X jika kalian menentangnya.
Hasilnya suara imbang.
Pria yang duduk di sebelah Dokter Park, menyuruh Da Jung yang memutuskan mereka bercerai apa tidak.
Produser setuju.
Da Jung memberi jawabannya. Dia menentang perceraian mereka.
Pria disebelah Dokter Park penasaran dan tanya alasan Da Jung.
Da Jung : Mendengarkan pembicaraan keduanya, aku menyadari bahwa mereka tidak saling jujur. Ini adalah kesalahan umum pada pasangan. Awalnya, orang tidak memberi tahu pasangan mereka apa yang mereka alami karena tidak mau mereka khawatir.
Da Jung mengatakan itu berdasarkan pengalamannya sendiri.
Dia ingat cerita Il Kwon soal Dae Young yang menolak bergabung di klub basket karena mau mencari uang untuk Si Woo yang sakit.
Dia juga ingat saat menemukan Dae Young tengah minum. Saat itu, dia bertanya apa Dae Young ada masalah. Tapi Dae Young bilang, bukan apa-apa.
Da Jung : Saat mereka menyembunyikan apa yang mereka alami dan saat pasangannya berkomentar menyakitkan, mereka kecewa. Mereka ingin pasangan mereka tahu dan mereka ingin dimengerti. Tapi ironisnya, mereka tidak jujur kepada pasangan mereka.
Kita lalu diperlihatkan flashback, saat Dae Young baru selesai memperbaiki mesin cuci di rumah pelanggannya. Dia lalu terdiam melihat bola basket di dalam kotak di dekat mesin cuci.
Pelanggannya lalu menyeretnya keluar.
“Pak, kau harus membayar biaya perjalanan. Produk itu sudah lama dihentikan, jadi, suku cadang tidak ada.”
“Untuk apa kubayar jika tidak diperbaiki? Keluar!”
Woo Young mengingat semua itu.
Woo Young lalu ingat saat dia dimarahi atasannya karena dia tidak mendapat biaya perjalanan.
Da Jung ingat saat dia yang baru pulang, mendapati Dae Young tengah minum.
Da Jung pun mencerca Dae Young.
Da Jung : Kau tidak malu menghadapi anak-anak?
Dae Young sewot, kau malu karena aku?
Da Jung : Kau pikir aku akan bangga? Astaga, kau menyedihkan sekali.
Da Jung : Untuk sementara, hanya tersisa kesunyian di antara keduanya, serta kemarahan dan kekecewaan semakin bertambah. Begitu saja, kita sering saling salah paham, dan melupakan tentang niat tulus satu sama lain. Jika kalian bercerai karena alasan ini, kalian mungkin akan menyesalinya nanti.
Woo Young mulai berkaca-kaca.
Pasangan suami istri itu juga mulai menangis.
Pria yang duduk di sebelah Dokter Park ingin tahu apa Da Jung menyesal sudah bercerai.
Nyonya Hong cemas, kita harus bagaimana? Sementara Si A dan Si Woo sorot matanya nampak sedih.
Jawaban Da Jung membuat Woo Young terkejut. Da Jung bilang dia menyesal bercerai.
Da Jung : Aku menyesal tidak bersikap jujur. Sebagai pasangan menikah, jika kita duduk dan berbicara jujur, dan seandainya aku tahu bahwa pasanganku kesulitan seperti yang kuhadapi selama ini, aku akan berterima kasih kepadanya dan bisa menghiburnya.
Woo Young berubah menjadi Dae Young. Dia terdiam mendengar jawaban Da Jung.
Pria di sebelah Dokter Park tetap tak puas dengan jawaban Da Jung.
“Jadi kau mau bilang bahwa semua orang akan bersama jika mereka bicara? Apa itu solusi akhirnya?”
“Ini bukan solusi terbaik, tapi setidaknya, kalian tidak akan menyesal. Karena itulah kuharap bahwa sebelum keduanya membuat keputusan, mereka bisa berbincang dari hati ke hati. Mereka bilang, pernikahan memberi kalian satu-satunya keluarga yang tidak sedarah. Jika mereka satu-satunya, kenapa kalian tidak bisa memberi tahu mereka? Bicaralah. Entahlah. Kalian mungkin mendengar sesuatu yang kalian tunggu.”
Dae Young tampak menyesal. Tersirat dari wajahnya.
Para pemirsa di studio setuju dengan Da Jung. Mereka semua menentang perceraian.
Ji Hoon yang masih menonton teringat saat dia mengajak Da Jung makan malam, tapi Da Jung menolak karena sedang menunggu seseorang.
Ji Hoon curiga, kalau Da Jung sedang menunggu mantan suaminya malam itu.
Da Jung : Sekian untuk “Pasangan Dalam Krisis”. Terima kasih sudah menonton acara kami.
Semua kru lega.
Si Woo, Si A dan Nyonya Hong juga lega. Mereka bangga punya ibu seperti Da Jung.
Rekan-rekan Da Jung juga bangga pada Da Jung. Pak Moon yakin, sulit sekali bicara jujur seperti itu di TV pula.
Pak Heo bahkan menangis. Tapi dia menyangkal saat ditanya Pak Moon.
Ki Tae mengecek internet. Dia memberitahu semuanya kalau Da Jung berada di urutan teratas dalam mesin pencari.
Pak Moon : Dia pilihan tepat. Dia mendapatkan banyak perhatian.
Tapi enggak dengan Yu Mi yang merasa iri.
Dae Young memikirkan kata-kata Da Jung tadi.
Da Jung dan para kru serta tim nya sedang merayakan keberhasilan mereka atas suksesnya program ‘Pasangan Dalam Krisis’.
Pria yang duduk di sebelah Dokter Park saat acara berlangsung, minta maaf pada Da Jung karena perkataannya selama acara berlangsung. Dia berdalih, mengatakan itu untuk hiburan dan berharap Da Jung gak tersinggung.
Da Jung : Tidak apa-apa.
Pria itu lantas menyendokkan banyak kerang untuk Da Jung.
Melihat kerang Da Jung langsung ingat Dae Young.
Ternyata Da Jung bukan pecinta kerang, tapi Da Jung memang tak suka kerang.
Tapi Da Jung kekeuh mau menyantap kerang itu.
Dae Young melarang. Dia bilang biar dia saja yang makan kerangnya.
Dae Young kemudian mengeluarkan semua kerang dari dalam sup.
Da Jung tersenyum menatap Dae Young.
Flashback end…
Pria itu menyadarkan Da Jung dari lamunannya. Dia menuangkan minuman untuk Da Jung. Dia juga memuji Da Jung. Dia bilang, Da Jung sudah menyelamatkan acara mereka hari itu.
Usai makan-makan, Da Jung pulang dengan bis. Dalam perjalanan, Da Jung kembali ingat pada Dae Young.
Ya, Da Jung ingat saat Dae Young datang menjemputnya di halte di hari dimana ia gagal menjadi pembaca berita di JBC karena dia seorang ibu.
Dae Young menyemangati Da Jung. Dia bilang, Da Jung sudah melakukannya dengan baik.
Da Jung juga ingat saat Dae Young menyemangatinya di tangga, ketika ia menyendiri disana. Ini adalah hari dimana Dae Young melihat Da Jung dibentak produser di depan umum.
Dae Young : Kau sudah hebat. Tidak apa-apa. Kau sudah hebat.
Itu membuat Da Jung menangis.
Da Jung berjalan menyusuri jalan, menuju rumahnya.
Tanpa ia sadari, Dae Young menjaganya dari seberang jalan sebagai Woo Young. Woo Young melihat Da Jung berjalan lesu.
Woo Young lalu menghampiri Da Jung di tangga.
Woo Young : Kau baik-baik saja?
Tapi Da Jung diam saja dengan wajah menunduk.
Woo Young bergumam sendiri, berapa banyak yang dia minum?
Woo Young lalu mengangkat wajah Da Jung.
Dia terdiam melihat Da Jung menangis.
Tapi tiba-tiba, Da Jung manggil Woo Young Dae Young.
Da Jung tanya, kenapa lama sekali. Da Jung juga bilang dia sudah menunggu Dae Young.
Woo Young terdiam, menahan perasaannya.
Woo Young lantas mendekat ke Da Jung. Dia ingin mencium Da Jung tapi ragu-ragu, tapi pada akhirnya Woo Young tetap mencium Da Jung. Dan Da Jung membiarkan Woo Young menciumnya.
Bersambung…
