Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Ep 1 Part 1, Untuk melihat daftar lengkapnya bisa baca di tulisan yang ini.
[Pertandingan Final Tim Basket SMA Serim dan SMA Baejin]
Hong Dae Young berhasil mencetak skor baru untuk SMAnya, SMA Serim.
Sebelum pertandingan, Dae Young yang duduk di pinggir lapangan dihampiri oleh seorang pria. Pria itu tanya, Dae Young sudah tahu kan para pencari bakat akan datang? Dae Young menjawab, tentu. Pria itu memberitahu ada yang datang dari Universitas Hankuk juga.
Dae Young lalu berdiri sambil memegangi bolanya dan melihat tim pencari bakat itu.
“Kau harus bermain bagus. Hidupmu bergantung pada permainan ini.” ucap pria itu.
Dae Young bilang dia akan bermain seperti biasa.
Sekarang, Dae Young bersiap melakukan lemparannya tapi sayangnya dia gagal memasukkan bola ke dalam ring. Pria tadi, pelatihnya, meneriakinya, ada apa denganmu hari ini!
SMA Baejin berhasil mencetak skor lagi.
Pelatih meneriaki Dae Young lagi, menyuruhnya fokus. Dae Young terdiam.
Sebelum pertandingan, Dae Young sedang melakukan pemanasan ditemani sahabatnya, Deok Jin. Seorang gadis datang. Dia kekasih Dae Young. Dae Young bergegas menghampiri kekasihnya.
“Kenapa lama sekali?” tanya Dae Young.
Kekasihnya diam saja. Melihat ekspresi kekasihnya, Dae Young yakin terjadi sesuatu. Tapi saat ditanya, sang kekasih tidak menjawab.
Pelatih memanggil Dae Young.
“Dia memanggilmu. Kau harus pergi.” ucap sang kekasih.
“Jung Da Jung.”
“Pertandingan hari ini penting. Fokus saja pada permainanmu dahulu.”
“Tidak. Jika kau tidak memberitahuku, aku tidak akan bermain hari ini.”
Dan Dae Young terdiam menatap kekasihnya. Lalu dia beranjak pergi sambil mengusapi wajahnya.
Da Jung di lorong, mengusap tangisnya.
Pertandingan terus berlangsung. Dae Young memegang bola kali ini, tapi dia diam saja.
Di pinggir lapangan, ketiga teman ceweknya berteriak menyuruhnya mengoper bola.
Da Jung mulai beranjak pergi.
Dae Young masih diam sembari memegang bola. Tak lama kemudian, Dae Young mencampakkan bolanya dan beranjak pergi meninggalkan lapangan.
Dae Young mengejar Da Jung. Da Jung terkejut. Dia lalu menangis dan berkata kalau seharusnya Dae Young tak mengejarnya. Dae Young bilang itu keputusannya. Dae Young memegang bahu Da Jung.
Dae Young : Jangan menangis. Kau adalah masa depanku. Bayi kita adalah masa depanku. Jadi percayalah padaku.
Dae Young memeluk Da Jung.
Dae Young : Jangan menangis.
Terdengar narasi Dae Young.
“Jika cerita kita berakhir disini seperti akhir film, hidupku akan berakhir bahagia.”
18 tahun kemudian…
Dae Young membuka matanya. Dia lalu bangun dan mengacak-ngacak rambutnya serta menghela nafas beberapa kali. Narasi Dae Young kembali terdengar, yang menunjukkan bahwa dia dan Da Jung tidak bahagia.
“Namun kenyataan adalah rangkaian kisah terbuka. Kemalangan tida terduga tidak lagi mengejutkanku. Dan begitu saja, hidup terus berjalan.”
Dae Young mengingat saat dia dan Da Jung bertengkar.
Episode 1, Hidup Terus Berjalan.
Adegan setelah 18 tahun dibuka oleh Deok Jin yang berkeliling rumahnya dengan skateboard elektrik. Deok Jin membawa bantal wibu.
Di rak, ada foto dirinya bersama Dae Young saat mereka masih duduk di bangku SMA. Juga fotonya dirinya dan bantal wibunya.
Deok Jin lalu membersihkan mainan robotnya yang dipajangnya di rak.
Ada juga mesin game disana.
Deok Jin terus berkeliling dengan skateboard elektriknya.
Ternyata rumah yang ditiduri Dae Young tadi adalah rumah Deok Jin.
Deok Jin : Seketaris Jo, berapa yang harus kuselamatkan hari ini?
Terdengar suara wanita yang mirip robot.
“Aku tidak yakin memahami pertanyaanmu.”
Dae Young keluar dari kamar dan melihat sahabatnya bicara dengan si robot wanita.
Deok Jin bilang dia harus menyelamatkan seseorang dan minta disiapkan jubahnya.
“Aku tidak paham.” jawab si robot.
“Seketaris Jo, jangan bercanda. Orang-orang menunggu bantuanku.”
“Aku tidak yakin memahami pertanyaanmu.” jawab Seketaris Jo.
Deok Jin lalu berhenti dan bilang dia harus membawa sesuati yang dia lihat di depannya. Yang dia lihat adalah palu mainan. Deok Jin berusaha mengangkat palu itu tapi ia tampak keberatan.
Dae Young yang melihat Deok Jin dari atras, menyebut Deok Jin gila.
Sekarang, Dae Young dan Deok Jin sedang sarapan bersama.
Dae Young : Aku sangat bersyukur kau mengizinkanku tinggal disini tapi bisakah kau membuka kaleng di dadamu itu? Astaga! Kapan kau akan dewasa?
Deok Jin : Aku mengerti kau diusir dan keadaan tidak berjalan dengan baik. Tapi aku tidak bisa melepas hatiku.
Dae Young kesal, astaga…
Dae Young kehilangan selera makannya. Dia kesal dan bertanya kenapa dia harus bercerai.
Deok Jin bilang dia tahu alasannya.
Dae Young : Kau tahu? Kenapa?
Adegan pindah pada Da Jung yang duduk di kafe bersama teman sekolah mereka, Choo Ae Rin. Mereka membahas Dae Young. Ae Rin tidak mengerti bagaimana Dae Young bisa tidak merawat diri. Ae Rin bilang Dae Young tampak seperti orang yang sangat berbeda.
Da Jung : Bukan karena penampilannya.
Ternyata itu karena kebiasaan buruk Dae Young yang suka mendengkur.
Da Jung bilang, ia tidak tahu harus bagaimana jika mereka terus tinggal bersama.
Ae Rin : Apakah seburuk itu? Apa yang terjadi?
Deok Jin melingkar-lingkari wajah Dae Young dengan telunjuknya. Dia bilang, Da Jung tidak suka wajah Dae Young yang semakin tua.
Dae Young mencengkram tangan Deok Jin.
Dae Young : Itu cukup untuk membunuhku?
Dae Young menghela nafas dan teringat malam itu saat dia tidur.
Da Jung yang tidak tahan dengan suara dengkuran Dae Young, berniat menutupi wajah Dae Young dengan bantal. Tepat saat itu, Dae Young bangun dan salah faham. Dia fikir Da Jung mau membunuhnya.
Deok Jin kaget mendengar cerita Dae Young.
Dae Young kesal, apa aku mengutuknya? Atau aku memukulnya? Aku tidak selingkuh! Kenapa dia melakukan itu?
Deok Jin yakin, ada perselingkuhan.
Dae Young : Sudah kubilang bukan begitu!
Deok Jin : Bukan kau, pasti Da Jung.
Dae Young kaget, Da Jung?
Ae Rin mendadak kesal. Dia menggebrak meja dengan tangannya.
Ae Rin : Si brengsek gila itu! Dia tidak mati setelah kau lihat itu? Kalau aku, dia pasti sudah mati.
Da Jung : Terima kasih sudah memahamiku.
Ae Rin : No! No! No! Ini bukan masalah pengertian seseorang.
Da Jung diam saja.
Ae Rin menghela nafas kesal, astaga…
Ae Rin lalu mengipasi dirinya yang mulai panas.
Dae Young mau pergi. Deok Jin menyuruh Dae Young tenang jika tidak mau mati kelelahan.
Dae Young masih sewot.
Dae Young : Meski mati, aku akan dipromosikan lebih dahulu. Jangan hentikan aku.
Deok Jin : Benar. Siapa peduli kau kehilangan keluargamu. Kau hanya perlu berhasil.
Dae Young : Jika aku dipromosikan, Da Jung juga akan berubah pikiran. Jangan cemaskan aku. Sampai jumpa!
Deok Jin : Sampai juma. Kerjamu bagus, kawan! Au mencintaimu!
Deok Jin kemudian bicara sendiri. Dia bilang dia mengerti alasan Dae Young dan Da Jung bercerai.
Bersambung ke part 2